You are on page 1of 2

1. Pemeriksaan makoskopik Pemeriksaan dengan mata telanjang atas luka dapat memperkirakan berapa umur luka tersebut.

Pada korban hidup, perkiraan dihitung pada saat trauma sampai saat diperiksa pada korban mati, mulai saat trauma sampai saat kematiannya. Pada kekerasan dengan benda tumpul, umur luka dapat diperkirakan dengan mengamati perubahan perubahan yang terjadi. Mula-mula pada daerah yang terkena trauma akan terlihat pembengkakan akibat ekstravasai dan inflamasi, berwarna merah kebiruan. Sesudah sampai 4-5 hari warna tersebut berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih dari seminggu menjadi kekuningan. Pada luka robek dan terbuka juga dapet diperkirakan umurnya dengan mengamati perubahan-perubahannya. Dalam selang waktu 12 jam sesudah trauma akan terjadi pembengkakan pada tepi luka. Selanjutnya kondisi luka akan didominasi oleh tanda-tanda inflamasi dan kemudian disusul tanda-tanda penyembuhan. 2. Pemeriksaan mikroskopik (histology) Mengingat hasil makroskopik sangat variatif dan jauh dari ketepatan maka perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada korban mati. Selain berguna bagi intravitalis luka, pemeriksaan mikroskopik juga untuk menentukan umur luka secara lebig teliti. Caranya ialah dengan mengamati perubahan-perubahan histologiknya. Infiltrasi periveskuler dari leukosit polymorfonuklear dapat dilihat dengan jelas pada kasus-kasus dengan periode survival sekitar 4 jam atau lebih. Dilatasi kapiler dan marginasi leukosit mungkin dapat dilihat lebih dini lagi, bahkan beberapa menit setelah trauma. Leukosit yang mula-mula masuk kejaringan adalah jenis polymorfonuklear jenis ini jarng ditemukan pada eksudat kurang dari 12 jam sesudah trauma. Pada trauma dengan inflamasi aseptic, proses eksudasi akan mencapai puncak 48 jam. Epitalisasi akan terjadi pada hari ketiga, sedangkan sel-sel fibroblast mulai menunjukan perubahan reaktif (dalam bentuk proliferasi) sekitar 15 jam sesudah trauma. Tingkat proliferati tersebut serta pembentukan kapiler-kapiler baru yng variatif, tapi biasanyajaringan granulasi lengkap dengan vaskularisasinya akan terbentuk sekitar 3 hari. Serabut-serabut kolagen yang baru juga mulai terbentuk4 atau 5 hari setelah trauma. Pada luka-luka kecil, kemungkinan jaringan parut tampak pada akhir minggu pertama. Biasanya 12 hari setelah trauma, aktifitas sel-sel epitel da jaringan dibawahnya mengalami tahap regresi. Akibatnya jaringan epitel akan mengalami atrofi, vaskuarisasi jaringan dibawahnya juga berkurangan dengan serabut-serabut kolagen. Sampai beberapa minggu sesudah penyembuhannya, serabut-serabut elastic masih tampak banyak dari jaringan tak terkena trauma. Perubahan perubahan histologic pada luka ini sangat dipengaruhi ada tidaknya infeksi. Perlu diketahui bahwa infeksi akan memperlambat proses penyembuhan luka. Peningkatan aktifitas adenosine triposphatase dan amino peptidase dapat dilihat lebih dini, yaitu setengah jam setelah trauma. Peningkatan aktifitas aminopeptidase dapat dilihat sesudah 2 jam, sedangkan peningkatan acid photasphatase dan alkali phosphatase sesudah 4 jam.

4. Cara melakukan kekerasan Untuk senjata tajam, cara senjata itu dapat di bedakan, yaitu : 1. Diiriskan Diiriskan dapat mengandung pengertian bahwa mata tajam dari senjata tersebut ditekankan lebih dahulu kesuatu bagian dari tubuh dan kemudian digeser kearah yang sesuai dari senjata. Luka yang ditimbukan meruakan luka iris(incised wound) yang ciri-cirinya : Sesuai ciri-ciri umum luka akibat senjata tajam Panjang luka lebih besar dari dalamnya luka 2. Ditusukan Artinya bagian dari senjata tajam ditembakan pada suatu bagian dari tubuh dengan arah tegak lurus atau miring kemudian ditekan kedalam tubuh sesuai arah tadi. Luka-luka yang ditimbukan merupakan luka tusuk(stab wound) yang ciricirinya : Sesuai ciri-ciri umum luka senjata tajam Dalam luka lebih panjang dari

You might also like