Professional Documents
Culture Documents
=
Gambar 1. Kurva karakteristik fluidisasi ideal
Garis A - B didalam grafik menunjukan hilang tekan pada daerah unggun diam
(porositas unggun).
Garis B - C menunjukkan keadaan dimana unggun telah terfluidakan.
Garis D - E menunjukkan hilang tekan dalam daerah unggun diam pada waktu
menurunkan kecepatan alir fluida.
Harga penurunan tekanannya, untuk kecepatan alir fluida tertentu sedikit lebih
rendah dari pada saat awal operasi.
2.4 Penyimpangan dari keadaan ideal
- Interlock
Karakteristik fluidisasi seperti digambarkan didalam gambar 1 hanya terjadi pada
kondisi yang betul-betul ideal dimana butiran zat padat dengan mudah saling
melepaskan pada saat terjadi kesetimbangan antara gaya seret dengan berat
partikel. Pada kenyataannya keadaan diatas tidak selamanya bisa terjadi karena
adanya kecenderungan partikel-partikel untuk saling mengunci satu dengan
lainnya (interlock), sehingga akan terjadi kenaikan hilang tekan (-AP) sesaat
sebelum fluidisasi terjadi (Gambar 2).
Gambar 2. Kurva Karakteristik Fluidisasi
- Fluidisasi Heterogen (aggregative Fluidization)
Jenis penyimpangan yang lain adalah kalau pada saat fluidisasi partikelpartikel
padat tidak terpisah-pisahkan secara sempurna tetapi berkelompok membentuk
suatu agregat. Keadaan yang seperti ini disebut sebagai fluidisasi heterogen atau
(aggregative fluidization). Tiga jenis fluidisasi heterogen yang biasa terjadi adalah
karena timbulnya :
a. Penggelembungan ((bubbling), Gambar 5a)
b. Penorakan (slugging, Gambar 5b)
c. Saluran-saluran fluida yang terpisah (channeling, Gambar 5c)
Gambar 3. Penyebab timbul fluidisasi heterogen
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. Manometer
b. Kolom
c. Termometer
d. Jangka sorong
e. Beker gelas
f. Gelas ukur
g. Stopwatch
h. Kompor
i. Labu leher tiga
j. cKomdensor
3.2 Bahan
a. Aquades
b. Bahan isian silinder
Gambar 4. Rangkaian Alat Percobaan
IV. LANGKAH KERJA
a. Suhu aquades diukur.
b. Diameter benda silinder , diameter kolom , dan panjang susunan bahan diukur.
c. Massa benda silinder ditimbang.
d. Alat dirangkai seperti pada Gambar 4.
e. Labu leher tiga diisi aquades secukupnya.
f. Kompor listrik dan pendingin dinyalakan.
g. Waktu saat mendidih hingga air menetes pertama dicatat.
h. Waktu saat tetes pertama hingga mencapai 10 mL dicatat.
V. DATA PERCOBAAN
T aquades = 29C
aquades = 0,995945 g/mL
aquades = 1,845 cp
m silinder = 0,1391 g
silinder = 1
D silinder = 0,635 cm
L hamparan silinder = 6 cm
Ah manometer = 0,5cm
t mendidih hingga tetes air pertama =15 menit 40 detik
t tetes pertama hingga volume 10mL = 43 menit 10 detik
VI. PERHITUNGAN
ft
cm
ft
cm cm L 1969 , 0
48 , 30
1
6 6 = = =
2
174 , 32
s
f t
g =
2
.
.
174 , 32
s lbf
ft lbm
g
c
=
ft
cm
ft
cm cm D D
p bola
0208 , 0
48 , 30
1
635 , 0 635 , 0 = = = =
3 3 3
134 , 0 ) 3175 , 0 )( 14 , 3 (
3
4
3
4
cm cm r v
bola
= = = t
3 3
3
3 3
3
8003 , 64 )
/
/
428 , 62 )( / 0380 , 1 ( / 0380 , 1
1340 , 0
1391 , 0
ft
lbm
cm g
ft lbm
cm g cm g
cm
g
v
m
bola
bola
s bola
= = = = = =
3
3
1749 , 62 )
g/mL
lbm/ft
mL)(62,428 0,995945g/ ( g/mL 0,995945
ft
lbm
aquades
= = = =
s ft lbm
cp
s ft lbm
cp cp
aquades
. / 10 23984 , 1 )
. /
000672 , 0 )( 845 , 1 ( 845 , 1
3
= = =
6.1 Penentuan Porositas Fluida
1 =
bola
VII. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan porositas fluidisasi , penurunan
tekanan (pressure drop) untuk fluidisasi (-AP
m
) dan kecepatan semu fluidisasi
berdasarkan percobaan ( V
m
). Fluidisasi merupakan salah satu teknik pengontakan fluida
baik gas maupun cairan dengan butiran padat.
Pada praktikum ini fluida yang dikontakkan dengan butiran padat adalah gas. Gas
diperoleh dari aquades yang didihkan kemudian menguap ke permukaan atas. Uap ini
kemudian akan menjadi uap air dan menghasilkan tetesan air. Waktu yang dibutuhkan
aquades untuk mendidih hingga tetes air pertama adalah 15 menit 40 detik sedangkan
waktu tetes pertama hingga volumenya mencapai 10mL adalah = 43 menit 10 detik.
Waktu ini dapat dikatakan cukup lama. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya lubang pada
kran ( bocor ) sehingga air tidak melewati jalur yang semestinya dan bahkan air susah
untuk keluar.
Hal yang berpengaruh dalam menentukan kecepatan minimum fluidisasi adalah
porositas dan penurunan tekanan. Berdasarkan teori porositas hamparan sebelum
fluidisasi dianggap berubah namun setelah mulai terfluidisasi maka porositas hamparan
akan naik dan merupakan fungsi bilangan Reynoldnya. Dalam praktikum ini, kami tidak
menggambarkan hubungan antara porositas dengan bilangan Reynold melainkan hanya
menentukan besarnya porositas bahan isian. Bahan isian yang digunakan adalah bahan
berbentuk bola yang berdiameter 0,0208 ft. Dari tabel hubungan ukuran ayakan dengan
derajat kebundaran dapat diketahui bahwa spherecity bola adalah 1 sehingga diperoleh
porositas sebesar 0,38 berdasarkan grafik hubungan porositas dengan derajat kebundaran
dalam kondisi normal packing berdasarkan buku Brown.
Penurunan tekanan terjadi karena adanya fluida yang mengalir. Pada saat
hamparan partikel bergerak maka penurunan tekanan akan meningkat sebanding dengan
kecepatan semunya. Praktikan pada praktikum ini tidak menunjukkan hubungan antara
penurunan tekanan dengan kecepatan semu karena waktu yang diperlukan cukup lama.
Namun jika kita liat dari rumus :
2 2
3
2 2
3
150
)
) (
(
) 1 ( 150
) (
p
c
p
s
m
D
X
g
g
L
P
g
D
X
X g
v
A
=
=
dapat dilihat bahwa nilai penurunan tekanan berbanding lurus dengan kecepatan
minimum fluidisasi. Berdasarkan perhitungan penurunan tekanan yang terjadi adalah
sebesar 0,3205 lbf/ft
2
dan kecepatan semu minimum fluidisasi adalah 3,6174 ft/s.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan diperoleh hasil sebagai berikut :
a. porositas fluidisasi =
2
/ 3205 , 0 ft lbf
b. pressure drop ( - AP
m
) = 0,38
c. kecepatan semu fluidisasi ( V
m
) = s ft / 6174 , 3
IX. DAFTAR PUSTAKA
Putra , Sugili dkk . 2006 . Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia 1. Yogyakarta :
STTN-BATAN
Soetedjo. 1986. Fluid Flow . Bandung : Penerbit Angkasa Bandung
che.ft-untirta.ac.id diakses pada tanggal 4 Desember 2012
Yogyakarta, 9 Desember 2012
Asisten,
Praktikan
Kartini Megasari , SST
Rida Ferliana