You are on page 1of 14

Sasaran Belajar LI 1. Memahami dan menjelaskan perpindahan aliran darah didalam dan diluar kapiler darah LO 1.

1 Menjelaskan pengertian kapiler darah 1.2 Menjelaskan struktur kapiler darah 1.3 Menjelaskan sirkulasi kapiler darah 1.4 Menjelaskan tentang hubungan tekanan koloid dengan tekanan hidrostatik 1.5 Menjelaskan tentang fungsi kapiler darah LI 2. Memahami dan menjelaskan aspek biokimiawi dan fisiologi kelebihan cairan dalam tubuh LO 2.1. Menjelaskan pengertian CES dan CIS 2.2 Menjelaskan macam macam gangguan keseimbangan CES dan CIS 2.3. Menjelaskan mekanisme gangguan keseimbangan CES dan CIS 2.4. Menjelaskan penyebab gangguan keseimbangan CES dan CIS LI 3. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan tubuh (edema dan asites) LO 3.1. Menjelaskan edema 3.1.1 Menjelaskan definisi edema 3.1.2 Menjelaskan penyebab terjadinya edema 3.1.3. Menjelaskan klasifikasi edema 3.1.4. Menjelaskan manifestasi edema 3.1.5. Menjelaskan mekanisme edema 3.1.6. Menjelaskan penanggulangan edema 3.1.7. Menjelaskan pemeriksaan edema LO 3.2. Menjelaskan asites 3.2.1. Menjelaskan definisi asites 3.2.2. Menjelaskan etiologi asites 3.2.3. Menjelaskan patofisiologi asites 3.2.4. Menjelaskan manifestasi asites 3.2.5. Menjelaskan mekanisme asites

3.2.6. Menjelaskan klasifikasi asites 3.2.7. menjelaskan pemeriksaan asites 3.2.8. Menjelaskan penanggulangan asites

LI. 1 Memahami diluar kapiler darah

dan menjelaskan perpindahan

aliran darah didalam dan

1.1 Menjelaskan pengertian kapiler darah Kapiler adalah tempat pertukaran antara darah dan jaringan, memiliki percabangan yang luas sehingga terjangkau ke semua sel. Kapiler merupakan saluran mikroskopik u n t u k pertukaran nutrien dan zat sisa diantara darah dan jaringan. Dindingnya bersifat semi permeable untuk pertukaran berbagai substansi. 1.2. Menjelaskan struktur kapiler darah Pada rangkaian mesentrium, darah memasuki kapiler melalui arteriol dan meninggalkan arteri melalui venula. Darah yang berasal dari arteriol akan memasuki metarteriol atau arteriol terminalis dan yang mempunyai struktur pertengahan antara arteriol dan kapiler. Sesudah meninggalkan metarteriol, darah memasuki kapiler yang berukuran besar disebut saluran istimewa dan yang berukuran kecil disebut kapiler murni. Sesudah melalui kapiler, darah kembali ke dalam sistemik melalui venula. Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa kali lipat. Metarteriol tidak mempunyai lapisan otot yang bersambungan, namun mempunyai seratserat otot polos yang mengelilingi pembuluh darah pada titik-titik yang bersambungan. Pada titik dimana kapiler murni berasal dari metarteriol, serat otot polos mengelilingi kapiler yang disebut dengan Sfingter prekapiler yang dapat membuka dan menutup jalan masuk ke kapiler. Venula ukurannya jauh lebih besar daripada arteriol tapi lapisan ototnya lebih lemah. Kapiler darah dibagi menjadi 3 jenis utama : 1. Kapiler sempurna Bayak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susundan saraf pusat dan kulit. Sitoplasma sel endotel menebal di tempat yang berinti dan menipis di bagian lainnya. 2. Kapiler bertingkat Kapiler bertingkat dijumpai pada mukosa usus, glomerulus, ginjal dan pancreas. Sitoplasma tipis dan tempat pori-pori. 3. Kapiler sinusoidal Kapiler sinusidal mempunyai garis tengah, lumen lebih besar dari normal. 1.3.Menjelaskan sirkulasi kapiler darah 1.Definisi sirkulasi kapiler darah Sistem sirkulasi adalah sistem transpor yang menghantarkan oksigen dan berbagai zat yang diabsorbsi dari traktus gastrointestinal menuju ke jaringan serta melibatkan karbondioksida ke paru dan hasil metabolisme lain menuju ke ginjal. Sistem sirkulasi berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan mendistribusi hormon serta berbagai zat lain yang

mengatur fungsi sel. setiap pembuluh halus yang menghubungkan aneriol dan venol membentuk suatu jaringan pada hampir seluruh bagian tubuh. Dindingnya berkerja sebagai membran semipermeable untuk pertukaran berbagai substansi. 2. Struktur Sirkulasi Kapiler darah Struktur dinding kapiler : 1. Dinding kapiler : Satu sel endotel 2. Tebal dinding kapiler: 0,5 mikrometer 3. Diameter kapiler: 4-9 mikrometer 4. Pori-pori : celah interseluler 5. Banyak vesikel plasmalemal : terdapat pada sel endotel 6. Terbentuk pada salah satu permukaan sel dengan menyerap paket-paket plasma kecil atau cairan ekstraseluler 7. Adanya penghubung celah antar sel untuk menghubungkan kapiler bagian dalam dengan bagian luar 3.Bagian fungsional dari sirkulasi: Arteri berfungsi untuk mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, dinding arteri kuat dan darah mengalir kuat di arteri. Kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon, dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstisial. Vena berfungsi untuk saluran darah dari jaringan kembali ke jantung. Dindingnya sangat tipis, punya otot, dan dapat menampung darah sesuai kebutuhan Pori - pori kapiler pada beberapa organ mempunyai sifat khusus: - Di dalam otak yaitu sel endotel kapiler sangat rapat, jadi hanya molekul yang sangat kecil yang dapat masuk / keluar dari jaringan otak. - Di dalam hati yaitu celah antara sel endotel kapiler lebar terbuka sehingga hampir semua zat yang larut dalam plasma dapat lewat dari darah masuk ke hati. - Di dalam berkas glomerulus ginjal yaitu terdapat fenestra ( lubang) yang langsung menembus bagian tengah sel endotel sehingga banyak zat yang dapat di filtrasi melewati glomerulus tanpa harus melewati celah di antara sel endotelia. 4.Mekanisme Pertukaran Cairan dalam Kapiler Darah Pertukaran zat antara darah dan jaringan melalui dinding kapiler terdiri dari 2 tahap: - Difusi pasif Dinding kapiler tidak ada sistem transportasi, sehingga zat terlarut berpindah melalui proses difusi menuruni gradien konsentrasi mereka. Gradien konsentrasi adalah perbedaan konsentrasi antara 2 zat yang berdampingan. Difusi zat terlarut terus berlangsung independen hingga tak ada lagi perbedaan konsentrasi antara darah dan sel di sekitarnya. Bulk flow

Merupakan suatu volume cairan bebas protein yang tersaring ke luar kapiler, bercampur dengan cairan interstisium disekitarnya, dan kemudian direabsorpsi. Bulk flow bgsangat penting untuk mengatur distribusi CES antara plasma dan cairan interstisium. Proses ini

disebut bulk flow karena berbagai konstituen cairan berpindah bersama sama sebagai satu kesatuan. a. Tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan diluar sehingga cairan terdorong keluar melalui pori-pori tersebut dalam suatu proses yang disebut ultrafiltrasi b. Tekanan yang mengarah ke dalam melebihi tekanan keluar, terjadi perpindahannetto cairan dari kompartemen interstitium ke dalam kapiler melalui pori-pori,yang disebut dengan reabsorpsi. Bulk flow dipengaruhi oleh perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid antara plasma dan cairan interstitium. 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan menembus dinding kapiler adalah: 1. Tekanan darah kapiler 2. Tekanan osmotik koloid plasma 3. Tekanan hidrostatik cairan interstitium 4. Tekanan osmotik koloid cairan interstitium 2 . Aliran darah dalam kapiler Mengalir secara intermiten yang mengalir dan berhenti setiap beberapa detik atau menit. Penyebab timbulnya gerakan ini adalah vasomotion, yang berarti kontraksi intermiten pada metarteriol dan sfingter prekapiler. Faktor penting yang mempengaruhi derajat pembukaan dan pentutupan kapiler adalah konsentrasi oksigen dalam jaringan. Bila jumlah pemakaian oksigen besar, aliran darah yang intermiten akan makin sering terjadi dan lamanya waktu aliran lebih lama sehingga dapat membawa lebih bnayak oksigen LI.II Memahami dan Mempelajari Kelebihan Cairan LO.II.I Memahami dan Mempelajari Aspek Biokimia dan Fisiologi Cairan di dalam Tubuh LO.II.II Memahami dan Mempelajari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Metabolisme Air Definisi Cairan intraseluler (CIS ) Semua cairan di dalam sel secara keseluruhan disebut cairan intraseluler sekitar 28 dari 42 L cairan tubuh ada didalam 75 triliun sel dan disebut CIS, jadi CIS merupakan 40 % dari berat badan total pada orang rata-rata Definisi cairan ekstrasel Semua cairan dikuar sel secara keseluruhan disebut CES. Cairan ini merupakan 20 % dari berat badan atau sekitar 14 L pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg. 2 kompartemen terbesar dari cairan ekstrasel adalah cairan intersisial yang berjumlah lebih dari 3/4 bagian cairan ekstrasel dan plasma yang berjumlah hampir 1/4 atau 3 L Cairan ekstrasel terdiri dari: Cairan interstisium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel

Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah. Cairan trans -seluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan transeluler relatif sedikit. Cairan ekstrasel berperan sebagai : Pengatur keperluan semua sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals, dan regulator hormon/molekul) Pengangkut CO 2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Cairan Intraseluler terdiri dari : Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. cairan intrasel berperan pada proses perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berfungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel. Dalam cairan intrasel, kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein.

FAKTOR Tekanan hidrostatik plasma kapiler meningkat

AKIBAT Darah yang terhambat kembali ke vena dapat menyebabkan peningkatan tekanan kapiler. Akibatnya cairan akan banyak masuk kedalam jaringan edema Konsentrasi plasma protein berkurang tekanan osmotik koloid plasma menurun air berpindah dari plasma masuk ke dalam jaringan edema Peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan terjadinya kebocoran membran kapiler sehingga protein dapat berpindah dari kapiler masuk ke ruang interstitial Ginjal mengatur ion natrium di cairan ekstrasel oleh. Fungsi ginjal dipengaruhi oleh aliran darah yang masuk. Bila aliran darah tidak adekuat akan terjadi retensi natrium dan air edema

KONDISI KLINIS Gagal jantung Gagal ginjal Obstruksi vena Kehamilan

Tekanan osmotik koloid plasma menurun

Malnutrisi Diare kronik Luka bakar Sindroma nefrotik Sirosis Infeksi bakteri Reaksi alergi Luka bakar Penyakit ginjal akut : nefriris Gagal jantung Gagal ginjal Sirosis hati Trauma (fraktur, operasi, luka bakar) Peningkatan produksi

Permeabilitas kapiler meningkat

Retensi Natrium meningkat

Drainase menurun

limfatik

hormon kortikoadrenal : (aldosteron, kortison, hidrokortison) Drainase limfatik berfungsi untuk Obstruksi limfatik mencegah kembalinya protein ke (kanker sistem limfatik) sirkulasi. Bila terjadi gangguan limfatik maka protein akan masuk ke sirkulasi, akibatnya tekanan koloid osmotik plasma akan menurun edema

Faktor-faktor penentu terhadap terjadinya kelebihan cairan: Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan intravaskular ke dalam jaringan interstisium. Hemodinamik dipengaruhi oleh : Permeabilitas kapiler Selisih tekanan hidrolik dalam kapiler dengan tekanan hidrolik dalam intersisium Selisih tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan onkotik dalam intersisium.

Retensi natrium di ginjal Retensi natrium dipengaruhi oleh : Sistem renin angiotensin-aldosteron Aktifitas ANP Aktifitas saraf simpatis Osmoreseptor di hipotalamus

Edema di kapiler terjadi bila terjadi peningkatan permeabilitas dinding kapiler yang memungkinkan lebih banyak protein plasma keluar dari kapiler ke cairan intersitium disekitarnya terjadi penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang menurunkan tekanan cairan intersitium yang menurunkan tekanan ke arah dalam sementara peningkatan tekanan osmotik koloid cairan intersitium yang disebabkan oleh kelebihan protein dicairan intersitium meningkatkan tekanan ke arah luar edema lokal. Edema terjadi di limfe bila terjadi penyumbatan pembuluh limfe karena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan intersisium dan tidak dapat dikembalikan ke dalam melalui sistem limfe. Penyebab dan koreksi kelebihan air Kelebihan volume ECF dapat terjadi jika Na dan air tertahan dengan proporsi yang lebih kurang sama seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik berlebihan di ECF (hypervolemia) maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstitial > edema. Kelebihan cairan volume

selalu terjadi sekunder akibat peningkatan kadar Na tubuh totalyang akan menyebabkan terjadinya retensi air. Penyebab volume ECF berlebihan : 1. 2. 3. 4. 5. Gejala: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Distensi vena jugularis Peningkatan tekanan yang sentral Peningkatan tekanan darah Denyut nadi penuh /kuat Edema perifer dan periobita Asitesis Efusi pleura Edema paru akut Penambahan berat badan secara cepat Mekanisme pengaturan yang berubah Gagal jantung Sirosis hati Sindrom nefrotik Gagal ginjal

LO 2.3 Memahami dan Mempelajari Aliran Limfa Sistem Limfatik Fungsi system limfatik adalah mengembalikan cairan dan protein yang difiltrasi kapiler ke system sirkulasi. System limfatik didisain hanya 1 jalan, yaitu dari jaringan ke system sirkulasi. Ujung pembuluh limf (kapiler limf) berada dekat kapiler darah. Penyumbatan pembuluh limfa dapat menyebabkan edema Jalur tambahan cairan dari ruang interstitial ke dalam darah Dapat mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar dari jaringan yang tidak dapat dipindahkan dengan proses absorpsi langsung ke dalam kapiler

Kapiler Limfe dan permeabilitasnya - Cairan merembes dari ujung arteriol kapiler darah ke dalam ujung vena dari kapiler darah kembali ke darah melalui sistem limfatik dan bukan melalaui kapiler vena - Cairan kembali ke limfe 2-3 liter/hari Cairan Limfe - Cairan limfe berasal dari cairan interstitial yang mengalir ke dalam sistem limfatik - Cairan limfe yang masuk ke pembuluh limfe, komposisinya hampir sama dengan cairan interstitial. - Sistem limfatik jalur utama untuk reabsorpsi zat nutrisi dari saluran cerna (terutama absorpsi lemak tubuh)

Kecepatan Aliran Limfe 1. Efek tekanan cairan interstitial terhadap Aliran cairan Limfe Peningkatan tekanan cairan interstitial akan berakibat pada peningkatan aliran limfe, faktor yang mempengaruhi : a. Peningkatan tekanan kapiler b. Penurunan tekanan osmotik koloid plasma c. Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial d. Peningkatan permeabilitas kapiler Faktor tersebut menyebabkan keseimbangan pertukaran cairan di membran kapiler untuk membantu pergerakan cairan ke dalam interstitial yang meningkatkan : - Volume cairan interstitial, - Tekanan cairan interstitial, - Aliran limfe 2. Pompa Limfe - Katup-katup terdapat di saluran limfe terdapat di saluran limfe pengumpul tempat bermuaranya kapiler-kapiler limfe. - Saluran limfe cairan, otot polos pada dinding pembuluh berkontraksi segmen pembuluh limfe di antara katup (pompa otomatis). Cairan di pompa melalui katup berikutnya ke dalam segmen pembuluh segmen kontraksi sehingga bermuara dalam sirkulasi darah. Peran Sistem Limfatik Peran sentral dalam mengatur: 1. Konsentrasi protein dalam cairan interstitial - Protein terus keluar dari kapiler darah lalu msuk ke dalam interstitium. Jika asa protein yang bocor kembali ke sirkulasi melalui ujung-ujung vena kapiler darah - Protein berakumulasi di cairan interstitial peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial 2. Volume cairan interstitial - Peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstitial menggeser keseimbangan daya pada membran kapiler darah dalam membantu filtrasi cairan ke dalam interstitium - Sehingga terjadi peningkatan volume cairan interstitial dan tekanan cairan interstitial 3. Tekanan cairan interstitial - Meningkatnya tekanan cairan interstitial membuat terjadinya peningkatan kecepatan liran limfe sehingga membawa keluar kelebihan volume cairan interstitial dan kelebihan protein terakumulasi dalam ruang interstitial.

LI.3 Memahami dan Mempelajari Gangguan Kelebihan Cairan LO.3.1 Memahami dan Mempelajari Definisi Edema dan Asites Edema merupakan suatu keadaan dengan akumulasi cairan di jaringan interstisium secara berlebih akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh limfe. Akumulasi cairan di jaringan interstisium dapat dideteksi secara klinis sebagai suatu pembengkakan. Pembengkakan akibat akumulasi cairan ini disertai atau tanpa terjadi penurunan volume intravaskular (sirkulasi). Asites adalah Penimbunan cairan bebas secara abnormal di rongga peritoneum disebabkan oleh banyak penyakit. Asites merupakan kelebihan cairan dalam ruang antara selaput yang melapisi perut dan organ-organ perut. LO. 3.2 Memahami dan Mempelajari Etiologi edema dan Asites Etiologi asites 1. Normal peritoneum - Hipertensi portal (albumin serum-asites gradien [saag]> 1,1 g / dl) Gagal jantung kongestif, constrictive perikarditis, tricuspid insufisiensi, sindrom Budd-Chiari Penyakit hati, sirosis, hepatitis alkoholik, kegagalan hepatik fulminan, besar hepatik metastasis - Hipoalbuminemia (saag <1,1 g / dl) Nefrotik sindrom Gizi buruk dengan anasarca - Kondisi Miscellaneous (saag <1,1 g / dl) Pankreas asites Empedu asites Nephrogenic asites Urine asites Penyakit ovarium 2. Peritoneum tidak normal (saag <1,1 g / dl) - Infeksi Peritonitis bakteri Peritonitis tuberculosis Jamur peritonitis peritonitis Human immunodeficiency virus (HIV) -terkait peritonitis - Kondisi ganas Peritoneal carcinomatosis Primer mesothelioma Pseudomyxoma peritonei Hepatocellular carcinoma

LO.III.III Memahami dan Mempelajari Klasifikasi Edema dan Asites LO.III.IV Memahami dan Mempelajari Gejala Edema dan Asites LO.III.V Memahami dan Mempelajari Mekanisme Terjadinya Edema dan Asites LO.III.VI Memahami dan Mempelajari Penanganan Edema dan Asites LO.III.VII Memahami dan Mempelajari Nilai Laboraturium

Kegagalan jantung dalam menjalankan fungsinya Kegagalan ginjal dalm menjalani fungsi ekskresi Kegagalan atau kelainan sistem pembuluh limfatik Gangguan permiabilitas kapiler dan hipoproteinemia berat yang menyebabkan gangguantekanan osmotik koloid. 3.1.2.Penyebab terjadinya edema 1. Berkurangnya protein dari plasmaP e n u r u n a n k o n s e n t r a s i p r o t e i n p l a s m a m e n ye b a b k a n p e n u r u n a n t e k a n

a n k o l o i d osmotik plasma. Penurunan tekanan ini menyebabkan filtrasi cairan berlebihan keluar dari pembuluh sedangkan jumlah cairan yang direabsorbsi kurang dari normal. Edema karenahal ini dapat terjadi melalui berbagai cara yaitu pengeluaran berlebihan protein plasma diurin akibat penyakit ginjal, penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati. Edemay a n g d i s e b a b k a n o l e h p e n u r u n a n k o n s e n t r a s i p r o t e i n p l a s m a d a p a t t e r j a d i m e l a l u i beberapa cara : gangguan hati, gangguan ginjal, malnutrisi protein tekanan onkotik (OPc) menurun pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal ; 12 penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati ( hatimensintesis hampir semua protein plasma ); makanan yang kurang mengandung protein ; atau pengeluaran protein akibat luka bakar yang luas. 2. Meningkatnya tekanan darah kapiler Tekanan darah kapiler merupakan daya untuk menginfiltrasi cairan melalui dindingkapiler. Edema karena peningkatan tekanan darah kapiler dapat ditemukan pada : Ketika darah terbendung di vena, akan disertai dengan peningkatan tekanandarah kapiler karena kapiler mengalirkan isinya ke vena. Akibat kegagalanaliran vena paling sering ditemukan pada ekstremitas bawah, sekunder akibattrombosis abstruktif, edema yang terjadi pada tungkai bawah. Edema kardial terjadi karena tekanan vena meningkat akibat sirkulasi darahterganggu pada penderita payah jantung. Peningkatan ke arah luar dindingk a p i l e r i n i t e r u t a m a b e r p e r a n p a d a e d e m a ya n g t e r j a d i p a d a g a g a l j a n t u n g kongestif. Kegagalan jantung ini sering dikaitkan dengan pengurangan curah jantung dan pengurangan aliran darah ginjal. Pengurangan tekana n perfusimengawali aksis renin angiotensi aldosteron yang mengakibatkan ion retensiair natrium dan air dalam ginjal. Edema postural terjadi pada orang yang terus menerus berdiri untuk waktuyang cukup lama maka terjadi edema pada kaki dan pergelangan kaki. Edemaini terjadi jika orang bergerak aktif karena aktivitas otot ikut memperlancar aliran dalam pembuluh. gagal jantung, kegagalan pompa vena : paralisis otot, latihan, peningkatan c u r a h jantung

tekanan hidrostatik (HPc) meningkat Edema regional juga dapat terjadi karena restriksi lokal aliran balik vena.contoh : pembengkakan di tungkai dan kaki yang pada masa kehamilan.U t e r u s m e m b e s a r m e n e k a n v e n a y a n g m e n g a l i r k a n d a r a h d a r i ekstremitas bawah vena masuk ke rongga abdomen.P e m b e n d u n g a n d a r a h d i v e n a k a k i t e r j a d i e d e m a r e g i o n a l d i ekstremitas bawah. 3. Meningkatnya permeabilitas kapiler Apabila permeabilitas bertambah mengakibatkan protein plasma akan keluar darik a p i l e r s e h i n g g a t e k a n a n k o l o i d o s m o t i k d a r a h m e n u r u n d a n s e b a l i k n ya t e k a n a n koloid cairan interstisium bertambah. Kesetidakimbangan ini mengakibatkan edemalokal yang berkaitan dengan cedera misalnya lepuh dan alergi. Edema setempat akibat bertambahnya permeabilitas kapiler yang disebabkan oleh radang disebut edemainflamat oris sedangkan edema yang sering timbul dalam waktu singkat tanpa sebaby a n g j e l a s s e r i n g t e r j a d i p a d a a n g g o t a t u b u h a k i b a t a l e r g i d i s e b u t e d e m a angloneurotik. 13

respon inflamasi, trauma peningkatan OPi dan penurunan Opc 4. Hambatan pembuluh limfatik filariasis limfatik, sumbatan kelenjar getah bening peningkatan OPi 5. Obstruksi saluran limfeObstruksi saluran limfatik merupakan penyebab primer lain edema. Hal ini terjadikarena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak d a p a t d i k e m b a l i k a n k e s i s t e m l i m f e . A k u m u l a s i p r o t e i n d i c a i r a n i n t e r s t i s i u m memperberat masalah melalui efek osmotiknya. Sebagai akibatnya terjadi limfedemad a n b i a s a n y a t e r j a d i s e c a r a l o k a l d a n m u n g k i n k a r e n a p e r a d a n g a n a t a u o b s t r u k s i n e o p l a s m a . P e n yu m b a t a n l i m f e ya n g l e b i h m e l u a s t e r j a d i p a d a f i l a r i a s i s , s u a t u penyakit parasit akibat nyamuk terutama pada daerah tropis. Contoh: Pada sirosis hepatis dan gagal jantung kongestif

Penyumbatan limfe lokal :Di lengan wanita yang saluran drainase limfenya dari lengan yang tersumbata k i b a t p e n g a n g k a t a n k e l e n j a r l i m f e s e l a m a p e m b e d a h a n u n t u k k a n k e r payudara. Penyumbatan limfe yang lebih meluas : T e r j a d i p a d a f i l a r i a s i s , p e n ya k i t p a r a s i t i c ya n g d i t u l a r k a n m e l a l u i n ya m u k banyak dijumpai di daerah tropis. Pada penyakit, cacing-cacing filaria kecilmenginfeksi pembuluh limfe sehingga terjadi gangguan aliran limfe. Bagian tubuh yang terkena, terutama skrotum dan ekstremitas, mengalamie d e m a h e b a t . K e l a i n a n i n i s e r i n g d i s e b u t s e b a g a i e l e p h a n t i a s i s , k a r e n a ekstremitas yang membengkak seperti kaki gajah. 6. Retensi air dan NaRetensi natrium terjadi jika ekskresi natrium dalam urin lebih kecil daripada yangmasuk. Karena konsentrasi natrium yang tinggi akan terjadi hipertonik. A k t i v i t a s S R A A e r a t k a i t a n n ya d e n g a n b a r o r e s e p t o r d i a r t e r i a f e r e n glomerul us ginjal Aktifitas ANP erat kaitannya dengan baroreseptor atrium jantung Aktivitas saraf simpatis, ADH dengan baroreseptor sinus karotiks 14

You might also like