You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Perawatan bayi dengan Colostomy Di Ruang 11 RSU Dr.

Saiful Anwar Malang

Disusun oleh: Mahasiswa Praktikan R.15

KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Waktu Tanggal Jam Tempat

: pencegahan corpus alienum dan Pemberian Makan Melalui NGT : NGT, Tujuan pemasangan, Alat dan bahan, Cara pemberian makan : Keluarga pasien di R.15 RSU Dr. Saiful Anwar Malang : 15 menit : 20 Maret 2014 : 11.00- 11.15 : Ruang 15 RSU Dr.Saiful Anwar Malang

I.

Tujuan Institusional Meningkatkan derajat kesehatan klien.

II. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti proses penyuluhan, keluarga mampu memahami tentang corpus alienum.

III. Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mampu : 1. 2. 3. 4. 5. Menyebutkan kembali pengertian corpus alienum Menyebutkan kembali penyebab corpus alienum Menyebutkan kembali gejala corpus alienum Menyebutkan kembali pencegahan corpus alienum Menyebutkan kembali cara pemberian makan melalui NGT

IV. Karakteristik Sasaran Sasaran dalam penyuluhan ini adalah keluarga pasien di R. 15 RSU Dr. Saiful Anwar Malang

V. ANALISA TUGAS 1. Know a. Mengetahui pengertian corpus alienum b. Mengetahui penyebab corpus alienum c. Mengetahui gejala corpus alienum d. Mengetahui pencegahan corpus alienum e. Mengetahui cara pemberian makan melalui NGT

2. Do Menjelaskan secara lancar dan benar tentang pengertian corpus alienum, penyebab corpus alienum, gejala corpus alienum, pencegahan corpus alienum, cara pemberian makan melalui NGT . 3. Show a. Memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh penyuluh. b. Menjawab pertanyan yang diajukan.

VI. Pokok Bahasan Pemberian Makan Melalui NGT dan pencegahan corpus alienum.

VII.Sub Pokok bahasan a. Pengertian corpus alienum b. Penyebab corpus alienum c. Gejala corpus alienum d. Pencegahan corpus alienum e. Cara pemberian makan melalui NGT

VIII. MATERI PENGAJARAN Terlampir.

VIII.ALOKASI WAKTU Apersepsi/set : 2 menit

Penjelasan/uraian materi : 10 menit Evaluasi : 2 menit

Rangkuman/penutup Total

: 1 menit : 15 menit

IX. STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan materi-materi pelajaran. 2. Menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman sasaran. 3. Memberikan kesempatan bertanya pada sasaran. 4. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

X. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahap Pra Kegiatan Pendidik Menyiapkan perlengkapan. Menyiapkan sasaran. Kegiatan Pembuka Menjelaskan pembelajaran. Menjelaskan cakupan Memperhatikan Ceramah tujuan Memperhatikan Ceramah 2 menit Kegiatan Peserta Metode Waktu

materi yang akan dibahas. Uraian materi Menjelaskan pengertian corpus alienum Menjelaskan penyebab corpus alienum Gejala corpus alienum Pencegahan corpus alienum Menjelaskan pemberian makan melalui NGT Penutup Memberi pertanyaan pada Menjawab klien tentang materi yang pertanyaan telah dibahas. Menarik kesimpulan. Salam penutup. Memperhatikan Membalas salam Ceramah Tanya jawab 3 menit Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Ceramah Ceramah Memperhatikan Ceramah Memperhatikan Ceramah 10 menit

XI. MEDIA PENGAJARAN LCD

XII. METODE PENGAJARAN 1. Ceramah 2. Tanya jawab

XIII. EVALUASI 1. 2. 3. 4. Jelaskan pengertian NGT Jelaskan tujuan pemasangan NGT Sebutkan alat dan bahan yang harus disiapkan Jelaskan cara pemberian makan melalui NGT

XIV. DAFTAR PUSTAKA

Wuryanano. 2008. Berlatih Pemberian makan melalui NGT-Perrnafasan. Jakarta diakses dari http://wuryanano.com/ pada tanggal 18 Maret 2014. Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC. Smeltzer, S. & Tolsma M. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart, Volume 3. Jakarta: EGC. Junizaf,Mariana H.2007. Benda Asing Di Saluran Nafas.Dalam: Buku Ajar IlmuKesehatan tenggorok Kepala Leher. Ed.Keenam. FKUI2. Adams GL, : Penyakit Jalan Nafas Bagian Bawah, Esofagus dan Mediastinum: Buku Ajar Penyakit THT. Ed.Keenam.EGC

LAMPIRAN MATERI 1. Definisi Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Dari semua kasus benda asing yang masuk kedalam saluran cerna dan pernapasan anak-anak, sepertiganya tersangkut di saluran pencernaan.

2. Etiologi Pada anak penyebabnya antara lain anomali kongenital, termasuk stenosis kongenital, web, fistel trakeoesofagus, dan pelebaran pembuluh darah. Pada orang dewasa sering terjadi akibat mabuk, pemakai gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa palatum, gangguan mental, dan psikosis.

3. Faktor-Faktor Predisposisi Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran cerna, antara lain : 1) Faktor individual; umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal. 2) Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain: keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi. 3) Faktor fisik: kelainan dan penyakit neurologik. 4) Proses menelan yang belum sempurna pada anak. 5) Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang dari 4 tahun. 6) Faktor kejiwaan, antara lain: emosi, gangguan psikis. 7) Ukuran, bentuk dan sifat benda asing. 8) Faktor kecerobohan, antara lain; meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molar nya belum tumbuh.

4. Gejala Klinis Gejala sumbatan akibat benda asing esophagus tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing, lokasi tersangkutnya benda asing (apakah berada didaerah penyempitan esophagus yang normal atau patologis), komplikasi yang timbul akibat benda asing tersebut dan lama benda asing tersebut tertelan. Gejala permulaan benda asing esophagus adalah rasa

nyeri didaerah leher bila benda asing tersangkut didaerah servikal. Bila benda asing tersangkut di esophagus bagian distal timbul rasa tidak enak didaerah substernal atau nyeri dipunggung. Gejala disfasia bervariasi tergantung, pada ukuran dan benda. Disfagia lebih berat bila telah terjadi edema mukosa yang memperberat sumbatan, sehingga timbul rasa sumbatan esophagus yang persisten. Gejala lain ialah odinofagia yaitu nyeri menelan makanan atau ludah, hipersalivasi, regurgitasi dan muntah. Kadang-kadang ludah berdarah. Nyeri di punggung menunjukkan tanda perforasi atau mediastinitis. Gangguan nafas dengan gejala dispneu, stridor dan sianosis terjadi akibat penekanan trakea oleh benda asing.

5. Pemeriksaan Penunjang Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan radiologis dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. Benda asing yang bersifat radioopak dapat dibuat: 1) Rongent Foto segera setelah kejadian, benda asing radiolusen dibuatkan. a) Rongent Foto setelah 24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian belum menunjukkan gambaranradiologis yang berarti. Biasanya setelah 24 jam baru tampak tanda-tanda atelektasis atauemfisema. b) Video fluoroskopi Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secarakeseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi

parsial.Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbanganasam basa, serta tanda-tanda infeksi saluran napas.

6. Komplikasi Laserasi mukosa perdarahan, perforasi local dengan abses leher atau

mediastinitis.Perforasi dapat menyebabkan selulitis local, dan fistel esofagus. Benda asing bulat atau tumpul dapat menimbulkan perforasi sebagai akibat sekunder dari inflamasi kronik dan erosi. Jaringan granulasi disekitar benda asing timbul bila benda asing berada di seofagus dalam waktu yang lama. Gejala dan tanda perforasi esophagus servikal dan torakal oleh karena benda asing atau alat, antara lain emfisema subkutis atau mediastinum, krepitasi di daerah leher atau dada, pembengkakan leher, kaku leher, demam dan menggigil, gelisah, nadi

dan pernapasan cepat,nyeri yang menjalar ke punggung, retrosternal dan epigastrium. Bila terjadi perforasi ke pleura dapat menimbulkan pneumothoraks.

7. Penatalaksanaan Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan tepat, perludiketahui dengan baik lokasi tersangkutnya benda asing tersebut. Secara prinsip benda asing disaluran napas dapat ditangani dengan pengangkatan segera secara endoskopik dengan traumaminimum. Umumnya penderita dengan aspirasi benda asing datang ke rumah sakit setelah melalui fase akut, sehingga pengangkatan secara endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari segi alat maupun personal yang telah terlatih. Penderita dengan benda asing di laring harus mendapat pertolongan segera, karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit. Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total ialah dengan cara perasat dari Heimlich (Heimlich maneuver), dapat dilakukan pada anak maupun dewasa. Menurut teori Heimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat inspirasi. Dengan demikian paru penuh dengan udara, diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka sumbatnya akan terlempar keluar. Komplikasi perasat Heimlich adalah kemungkinan terjadinya ruptur lambung atau hati dan fraktur kosta. Oleh karena itu pada anak sebaiknya cara menolongnya tidak dengan menggunakan kepalan tangan tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan. Pada sumbatan benda asing tidak total di laring perasat Heimlich tidak dapat digunakan. Dalam hal ini penderita dapat dibawa ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas endoskopik berupa laringoskop dan bronkoskop.

1. Pengertian NGT NGT merupakan singkatan dari nasogastric tube yaitu suatu selang pendek yang dimasukkan ke dalam lambung melalui hidung pasien yang mengalami gangguan fungsi menelan atau mengunyah. 2. Tujuan Pemasangan Tujuan Pemasangan NGT adalah sebagai berikut : Memberikan makanan cair Memberikan minum Memberikan obat-obatan Mengambil cairan lambung 3. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang harus dipersiapkan untuk memberi makan melalui NGT : Makanan cair Air mineral Spuit 50 cc Handuk kecil atau tissue Gelas Sendok 4. Cara Pemberian Makan Melalui NGT Cara pemberian makan melalui NGT adalah sebagai berikut : a) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, termasuk makanan b) Naikkan bagian kepala tempat tidur 30 45 derajat c) Dada pasien diberi alas dengan handuk atau tissue kecil d) Siapkan makanan cair dalam gelas. Jika masih terlalu kental bias diencerkan dengan air mineral e) Buka tutup selang NGT sambil melipat selangnya agar tidak ada udara yang masuk f) Masukkan spuit ke selang NGT

g) Tarik terlebih dahulu ujung spuit untuk mengetahui kondisi cairan lambung (aspirasi). Jika cairan yang keluar berwarna hitam segara lapor ke dokter atau perawat yang sedang bertugas h) Bilas terlebih dahulu selang NGT dengan air hangat i) Masukkan makanan cair perlahan-lahan

j)

Bilas dengan air mineral

You might also like