You are on page 1of 15

MAKALAH FISOLOGI HEWAN

HOMEOSTASIS

DISUSUN OLEH :

DEVI SANDRILIANA (G1A 011 010)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSIATAS MATARAM
2014

HOMEOSTASIS
PENDAHULUAN
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi, seluruh organisme terdiri dari sel yang
merupakan materi paling sederhana yang dapat hidup, berwujud sebagai organisme tunggal
maupun organisme yang lebih kompleks. Manusia dan Hewan adalah beberapa makhluk
hidup yang dilengkapi dengan sistem tubuh yang kompleks. Pada saat melakukan fungsinya
masing-masing, semua sistem ini membutuhkan keseimbangan. Apabila tidak terjadi
keseimbangan maka dapat dikatakan tubuh mengalami gangguan. Keseimbangan atau yang
dikenal dengan Homeostasis merupakan kemampuan suatu organisme dalam mengatur dan
menjaga keseimbangan lingkungan internalnya di bawah pengaruh perubahan lingkungan
eksternalnya. Pengaturan keseimbangan ini dapat mempengaruhi fungsi-fungsi sel hingga
sistem organ dari suatu organisme. Suatu kondisi keseimbangan internal dikatakan ideal
bilamana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi
semua kebutuhan dari tubuh. Ketika homeostasis terganggu tubuh mencoba untuk
mengembalikannya dengan menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis.
DEFINISI HOMEOSTASIS
Menurut ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon bahwa Homeostasis berasal
dari kata (homeo= sama, dan statis = mempertahankan keadaan) sehingga diartikan
sebagai Upaya untuk mempertahankan keadaan lingkungan dalam yang stabil.
Homeostasis adalah suatu keadaan komposisi
konstan

pada

keberadaan

medium

sejumlah

internal

faktor

organisme.

biologis

yang

kimia dan fisiokimia yang

Homeostasis
konstan

merupakan

seperti

indikasi

manifestasi
kuantitatif,

karakteristik suatu organisme pada kondisi normal. Termasuk temperatur tubuh, tekanan
osmotik

pada

cairan,

konsentrasi

ion

hidrogen,

kandungan

protein

dan gula,

konsentrasi ion dan ratio ion-ion aktif yang berhubungan dengan biologis dan
sebagainya. Keberadaan mineral sebagai garam yang larut dalam medium sel, cairan
interstitial, darah dan lympa, berperan langsung maupun tidak langsung dalam menjaga
parameter-parameter biologis dalam keadaan konstan. Unsur mineral merupakan salah
satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat,
lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai
contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar

karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan
nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk
abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar
individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik .

SISTEM CONTROL HOMEOSTASIS


Untuk mempertahankan homeostasis, tubuh harus mampu mendeteksi penyimpanganpenyimpangan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam
retang yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol berbagai sistem tubuh yang
bertanggung jawab untuk menyesuaikan faktor-faktor itu. Sebagai contoh, untuk
mempertahankan konsentrasi CO2 di cairan ekstrasel pada kadar yang optimal, tubuh harus
mampu mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi CO2 dan kemudian dengan tepat
mengubah aktifitas pernapasan, sehingga konsentrasi CO2 kembali ke tingkat yang
diinginkan.
Sistem control yang beroperasi untuk mempertahankan homeostasis

dapat

dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu :


1. Control intrinsic
Control intrinsik (local, intrinsic berarti di dalam) terdapat di dalam atau inheren
bagi organ yang bersangkutan. Sebagai contoh, sewaktu suatu otot yang beraktifitas
menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2 untuk menghasilkan energy yang diperlukan untuk
menjalankan aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2 meningkat di dalam otot
tersebut. Melalui kerja langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mengaliri
otot-otot tersebut, perubahan-perubahan kimiawi local tersebut menyebabkan otot polos

melemas dan pembuluh terbuka lebar untuk mengakomodasikan peningkatan aliran darah ke
otot tersebut. Mekanisme local ini ikut berperan mempertahankan kadar O2 dan CO2 yang
optimal di dalam lingkungan cair internal yang mengelilingi sel-sel otot tersebut.
2. Control ekstrinsik
Control ekstrinsik (extrinsic berarti di luar), yaitu mekanisme pengatur yang
dicetuskan di luar suatu organ untuk mengubah aktifitas organ tersebut. Control ekstrinsik
berbagai organ dan system dilaksanakan oleh system saraf dan endokrin, dua sistem kontrol
utama pada tubuh. Control ekstrinsik memungkinkan pengaturan beberapa organ sekaligus
untuk mencapai suatu tujuan bersama; sebaliknya, control intrinsic berfungsi untuk melayani
organ tempat control tersebut bekerja. Mekanisme pengaturan keseluruhan yang
terkoordinasikan penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamis lingkungan internal
secara keseluruhan.
MEKANISME PENGENDALIAN KONDISI HOMEOSTASIS PADA HEWAN
Sistem umpan balik terdiri atas reseptor, pusat integrasi dan efektor. Reseptor
mendeteksi perubahan lingkungan, baik lingkungan eksternal dimana hewan itu hidup
(misalnya perubahan suhu lingkungan) atau lingkungan internalnya (misalnya pH
intraseluler). Reseptor banyak jumlahnya dan masing-masing hanya dapat memantau aspek
lingkungan tertentu. Fungsi reseptor adalah mengkonversi perubahan lingkungan yang
terdeteksi menjadi potensial aksi yang dikirim melalui sistem saraf ke pusat integrasi. Pusat
integrasi terletak di otak atau sumsum tulang belakang - berperan membandingkan
informasi tentang suatu variabel yang diterima oleh reseptor dengan tingkat variabel yang
semestinya.
Hipotalamus merupakan pusat integrasi pengendalian temperatur tubuh mamalia.
Berdasarkan informasi yang diterima oleh reseptor untuk perubahan suhu (termoreseptor),
hipotalamus memutuskan respon yang tepat yang harus dimulai untuk mengembalikan suhu
tubuh pada level yang semestinya. Respon disebabkan oleh aksi efektor, yang dirangsang
melalui jalur saraf motor (efferent). struktur yang menghasilkan respon biologi adalah efektor.
Respon tersebut dapat meliputi aktivasi otot, saraf dan endokrin.

Mekanisme pengendalian kondisi homeostatis pada hewan berlangsung melalui system


umpan balik, yakni umpan balik negatif dan umpan balik positif.
1.1 UMPAN BALIK NEGATIF

Sistem umpan balik negative dapat didefinisikan sebagai perubahan suatu variable
yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke
keadaan semula. Sebagai gambaran tentang umpan balik negatif adalah dengan
mengamati bekerjanya thermostat yang dipasang dalam akuarium untuk menjaga agar
suhu air dalam akuarium tersebut berada pada suhu yang diinginkan. Jadi pengaturan suhu
tubuh membutuhkan thermostat yang informasinya harus diberikan pada sistem
pengendali suhu. Jika informasi yang sampai pada sistem pengendali suhu adalah bahwa
suhu tubuh lebih rendah dari yang semestinya, maka sistem pengendali akan
meningkatkan suhu tubuh sampai kondisi semestinya dan pemanasan berhenti sampai
terjadinya penurunan suhu lebih rendah dari yang semestinya.
Pada

mamalia

yang

senantiasa

mempertahankan

suhu

tubuh

konstan,

meningkatnya suhu tubuh menghasilkan respon yang mengembalikan suhu tubuh


sebagaimana kondisi yang semestinya. Jadi, umpan balik negatif mengarahkan pada
stabilitas sistem fisiologis. Hal ini merupakan kebalikan dari sistem umpan balik positif
dimana perubahan awal suatu variable menghasilkan perubahan lebih lanjut.

Contoh lain adalah peristiwa yang terjadi pada burung dan mamalia pada waktu
mempertahankan suhu tubuhnya supaya tetap konstan. Peningkatan suhu tubuh sebesar
0,5 C akan mendorong timbulnya tanggapan yang akan mengembalikan suhu tubuh ke
suhu awal, yaitu suhu yang seharusnya. Pada mamalia, suhu tubuh yang seharusnya
ialah 37 C. dengan demikian, system umpan balik negative pada contoh diatas akan
selalu membawa system fisiologis kepada suhu tubuh 37 C.
Istilah yang sering digunakan pada reaksi negative homeostasis adalah:
Termoregulasi: Bagaimana pusat kontrol mempertahankan suhu badan terhadap
tekanan suhu luar yang terlalu panas, ataupun terlalu dingin. Misalnya pada hewan
endotermik mengubah jumlah darah yang mengalir ke kulitnya berdasarkan suhu di
sekitarnya. Misal pada suhu dingin maka hewan endotermik akan mengecilkan
diameter pembuluh darahnya (vasokontriksi) sehingga terjadi penurunan aliran darah,
sedangkan pada musim panas hewan endotermik akan membesarkan diameter
pembuluh darahnya (vasodilitasi) sehingga terjadi peningkatan aliran darah.
Glukoregulasi: Bagaimana tetap menjaga kadar gula darah tidak naik. Misalnya pada
manusia yang apabila kadar glukosa dalam darah telah habis atau berkurang dari
jumlah

tertentu, hati akan

dirangsang

oleh

insulin

untuk

mengubah glikogen menjadi glukosa supaya dapat digunakan sebagai tenaga untuk
kontraksi otot.
Osmoregulasi: Bagaimana agar cairan tubuh tidak menjadi pekat akibat dehidrasi:
Misalnya : Ikan laut yang hiposmotik menghadapi masalah kehilangan air tubuh, dan
sekaligus menghadapi masalah masuknya zat-zat terlarut ke dalam tubuhnya karena
gradien konsentrasi. Permukaan tubuh, terutama permukaan insangnya agak
permeabel terhadap air. Air banyak hilang melalui insang, urin, dan feses. Untuk
mengganti air yang hilang, ikan air laut minum air laut, sedangkan pada Ikan air tawar
yang konsentrasi garam selalu sangat rendah. Jadi lingkungan luar sangat hipoosmotik
terhadap cairan tubuh internal dan hewan ini harus menghadapi kecenderungan air
untuk berdifusi kedalam tubuh, terutama ke bagian yang berlapis tipis, seperti insang.
Garam cenderung berdifusi keluar dan cairan tubuh internal kehilangan garam melalui
ekskresi.

1.2 UMPAN BALIK POSITIF

Peristiwa yang terjadi pada system umpan balik positif berlawanan dengan
peristiwa pada system umpan balik negative. Pada system umpan balik positif, perubahan
awal suatu variable akan menghasilkan perubahan yang semakin besar, misalnya proses
pembekuan darah. Proses pembekuan darah sebenarnya bekerja melalui mekanisme
umpan balik positif, yang bertujuan untuk menghentikan pendarahan. Namun, hasil dari
proses tersebut selanjutnya bermakna sangat penting untuk mempertahankan volume
darah yang bersirkulasi agar tetap konstan.
Mekanisme umpan balik positif tidak terlihat dalam proses menjaga kondisi
homeostasis, tetapi terlibat dalam penyelenggaraan fungsi fisiologis tertentu (anatara
lain proses pembekuan darah) dan fungsi sel saraf. Jika terdapat rangsang pada sel syaraf
akan menyebabkan perubahan permeabilitas selaput yang memungkinkan adanya aliran
ion sodium (Na+) masuk kedalam neuron. Aliran masuk ion Na+ pada fase awal terjadinya
potensial aksi menghasilkan respon depolarisasi yang menyebabkan aliran masuk ion Na +
lebih lanjut

Selain mekanisme feedback, metode fisiologis lain yang terpenting untuk


mengendalikan kondisi internal hewan adalah feedforward. Untuk mengurangi gangguan
fisiologis, hewan menunjukkan perilaku yang mencegah terjadinya gangguan tersebut,
jadi feedforward merupakan aktivitas antisipatif. Contohnya, sambil makan biasanya
hewan minum juga. Masuknya pakan kedalam meningkatkan osmolaritas isi saluran
pencernaan yang dapat menyebabkan hilangnya air dari cairan tubuh (melalui osmosis),
mengakibatkan dehidrasi dan kesetimbangan osmotik terganggu. Segera setelah makan
atau sambil, umumnya hewan minum air untuk mengurangi gangguan homeostasis cairan
tubuh. Perilaku menghindari makanan yang menyebabkan muntah membantu hewan
untuk memelihara homeostasis.
Proses pengendalian kondisi homeostasis juga dapat terjadi melalui mekanisme
nonfisiologis. Mekanisme semacam ini dapat dijumpai pada beberapa spesies hewan
akuatik, baik vertebrata maupun invertebrate. Hewan-hewan tersebut pada umunya
merupakan golongan poikiloterm, sementara air merupakan lingkungan yang sulit
mengalami perubahan suhu. Oleh karena itu, pemilihan air sebagai tempat hidup bagi
hewan poikiloterm merupakan cara yang tepat untuk menjaga homeostasis suhu tubuh
mereka
SISTEM INTERNAL HOMEOSTASIS
Homeostatis ini pada dasarnya adalah untuk menstabilkan cairan di sekitar sel-sel
organisme multisel yaitu cairan ekstrasel (CES), yang merupakan intraface antara sel dan
lingkungan luar. Sel-sel tubuh selain harus basah, harus pula mengandung zat-zat tertentu

(solut) dalam kadar yang tertentu pula demi kelangsungan proses-proses dalam sel. Oleh
karena itu parameter CES yang harus dipertahankan melalui homeostasis adalah:
o Konsentrasi molekul zat-zat gizi.
Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai
bahan bakar metabolic untuk menghasilkan energi. Energy kemudian digunakan untuk
menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk mempertahankan hidup
o Konsentrasi O2 dan CO2
Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak
mungkin energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2 yang dihasilkan selama
reaksi-reaksi

tersebut

berlangsung

harus

diseimbangkan

dengan

CO2 yang

dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak meningkatkan
keasaman di lingkungan internal.
o Konsentrasi zat-zat sisa
Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produk akhir yang berefek toksik bagi
sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
o Ph
Diantara efek-efek paling mencolok dari perubahan keasaman lingkungan cairan
internal adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan
perubahan aktifitas enzim di semua sel.
o Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain
Karena konsentrasi relative garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel
(lingkungan internal) mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau keluar sel,
konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang
sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau
menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-macam fungsi fital lainnya. Sebagai
contoh denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan
ekstra sel yang relative konstan.
o Suhu

Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel akan
mengalami perlambatan aktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang
lebih buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila
suhunya terlalu panas.
o Volume dan tekanan
Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus dipertahankan pada
tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel dan
lingkungan eksternal ini da[at terdistribusi ke seluruh tubuh.
KONTRIBUSI BERBAGAI SISTEM BAGI HOMEOSTASIS
Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada gilirannya,
setiap sel, melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari
system tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel.
Terdapat sebelas system tubuh utama, kontribusi terpenting mereka untuk homeostasis
dicantumkan sebagai berikut:
1. Sistem Sirkulasi
Merupakan system transportasi yang membawa berbagai zat, misalnya zat gizi,
O2, CO2, zat-zat sisa,elektrolit, dan hormone dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
lainnya.
2. Sistem Pencernaan
Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat
diserap ke dalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sel ini juga
memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal.
System ini mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak dicerna ke lingkungan
eksternal melalui tinja.
3. Sistem Respirasi
Mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal.
Dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, system respirasi
juga penting untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai.
4. Sistem Kemih
Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui
urine, bersama zat-zat sisa selain CO2.
5.

Sistem Rangka

Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. System
ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu elektrolit yang
konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankandalam rentang yang sangat sempit.
Bersama dengan system otot,system rangka juga memungkinkan timbulnya gerakan
tubuh dan bagian-bagiannya.
6. Sistem Otot
Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang
homeostasis semata-mata, sistem ini memungkinkan individu mendekati makanan dan
menjauhi bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh kontraksi otot penting untuk
mengatur suhu. Karena berada di bawah kontrol kesedaran, individu mampu
menggunakan otot rangka untuk melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan.
Gerakan-gerakan tersebut, berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan,
misalnya untuk menjahit sampai gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk
mengangkat beban, tidak selalu diarahkan untuk mempertahankan homeostasis
7. Sistem Integument
Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegahcairan internal
keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System ini juga
penting dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan
tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan mengatur produksi keringat
dan dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.
8. Sistem Imun
Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing dan sel-sel tubuh yang telah
menjadi kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan
penggantian sel yang tua atau cedera.
9. Sistem Saraf
Merupakan salah satu dari dua system pengatur atau control utama tubuh.
Secara umum, system ini mengontrol dan mengkoordinasikan aktifitas tubuh yang
memerlukan respon cepat. System ini sangat penting terutama untuk mendeteksi dan
mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan di lingkungan internal. Selain itu,
system ini akan bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak
seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran,
ingatan, dan kreatifitas.
10. Sistem Endokrin
Merupakan system kontrol utainnya. Secara umum, kelenjar-kelenjarpenghasil
hormone pada system endokrin mengatur aktifitas yang lebih mementingkan daya

tahan (durasi) daripada kecepatan. System ini terutama penting untuk mengontrol
konsentrasi zat-zat gizi dan dengan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume
serta komposisi elektrolit lingkungan internal.
11. Sistem Reproduksi
System ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga tidak penting bagi
kelangsungan hidup individu. Akan tetapi, system ini penting bagi kelangsungan
hidupsuatu spesies.
RANGKUMAN
Homeostasis adalah kondisi lingkungan dalam tubuh hewan yang tetap seimbang.
Homeostasis selalu diupayakan oleh hewan, karena tubuh hewan selalu dipengaruhi oleh
berbagai factor lingkungan, baik lingkungan luar maupun dalam tubuh. Perubahan kondisi
lingkungan internal dapat timbul karena dua hal: yaitu adanya perubahan aktivitas sel tubuh
dan perubahan lingkungan eksternal yang terus menerus. Sistem control yang beroperasi
untuk mempertahankan homeostasis dapat terbagi menjadi dua, yakni control instrinsik dan
ekstrinsik.
Kondisi homeostasis hewan dapat dicapai dengan cara regulasi dan adaptasi.
Mekanisme pengendalain kondisi homeostasis berlangsung dengan mekanisme umpan balik
(feedback) negative dan positive. Selain itu dikenal juga mekanisme antisipatori (forward)
yang keduanya ini merupakan system pengandalian secara fisiologis dengan melibatkan
system saraf yang biasanya bekerjasama dengan system endokrin. Proses pengendalian
kondisi homeostasis juga dapat terjadi melalui mekanisme nonfisiologis. parameter CES yang
harus dipertahankan melalui homeostasis adalah: Konsentrasi molekul zat-zat gizi;
konsentrasi O2 dan CO2; konsentrasi zat-zat sisa; pH; Konsentrasi air, garam-garam, dan
elektrolit-elektrolit lain; Suhu; Volume dan tekanan.
System tubuh utama yang berkontribusi terpenting untuk homeostasis adalah sebagai
berikut: Sistem Sirkulasi, Sistem Pencernaan, Sistem Respirasi, Sistem Kemih, Sistem
Rangka, Sistem Otot , Sistem Integument, Sistem Imun, Sistem Saraf, Sistem Endokrin,
Sistem Reproduksi

REFERENSI
Campbell, A. Neil , Jane B. Reece, Lawrance G. Mitchell.2002. Biology Jilid 3. Jakarta :
Erlangga.
Ganong W. F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta : EGC.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Siagan, dr. Minarma, MS. 2004. Homeostasis; Keseimbangan yang Halus dan Dinamis.
Jakarta: UI.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana cara hewan homeoitermik dan ektotermik menjaga homeostasis suhu

tubuhnya? Jelaskan dan sebutkan contoh hewan yang tergolong di dalamnya!


Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang
berbeda akibat kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai
variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor
lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi
dan faktor jenuh pencernaan air. Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat
menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi
dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi,
berkeringat yang menyejukkan badan. Proses evaporasi yang dilakukan berfungsi
untuk menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah
bangsa burung dan mamalia.
Hewan ektoterm adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di
lingkungan luar untuk meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang dihasilkan dari
keseluruhan sistem metabolismenya hanya sedikit. Sedangkan hewan endoterm,
adalah hewan yang suhu tubuhnya berasal dari produksi panas di dalam tubuh, yang
merupakan hasil samping dari metabolisme jaringan. Suhu tubuh merupakan
keseimbangan antara perolehan panas dari dalam (metabolisme) atau luar dengan
kehilangan panas. Untuk menghadapi cuaca yang sangat buruk (terlalu dingin atau

terlalu panas). Hewan ektoterm perlu menghemat energi dengan cara hibernasi atau
estivasi (Guyton,1993).
2. Jelaskan komponen paling penting dalam system umpan balik homeostasis!

Terdapat 3 komponen prinsip yaitu sebuah reseptor, pusat integrasi dan


efektor.
Reseptor bertanggung jawab dalam mendeteksi perubahan di lingkungan hewan, baik
lingkungan internal maupun eksternal dimana hewan tersebut berada. Pada hewan,
terdapat banyak sekali reseptor yang masingmasingnya akan memonitor bagian
spesifik dari lingkungan. Fungsi reseptor adalah mengkonversi perubahan yang
terdeteksi di lingkungan menjadi suatu potensial aksi yang dikirimkan melalui bagian
aferen sistem saraf menuju ke pusat integrasi.
Pusat integrasi berupa otak atau korda spinalis yang dimiliki oleh hewan. Peranan
pusat integrasi adalah untuk mempertimbangkan informasi yang diterimanya
sehubungan dengan variabel spesifik dan bagaimana variabel tersebut seharusnya.
Contohnya, daerah hipotalamus di otak adalah pusat integrasi untuk mengontrol suhu
tubuh pada mamalia. Berdasarkan informasi yang diterimanya dari termoreseptor,
hipotalamus akan memutuskan respon apa yang harus dimulai untuk mengembalikan
suhu tubuh ke kondisi normal. Respon tersebut kemudian dibawah melalui aksi
efektor yang distimulasi melalui jalur neuron eferen (neuron motorik).
Efektor adalah istilah umum untuk struktur yang membawa respon biologis. Responrespon tersebut dapat berupa aktivasi muskular, neural atau endokrin.
3. Jelaskan fungsi umpan balik negative dan umpan balik positif dan sebutkan masingmasing contoh!
Umpan balik negative untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi
contohnya : apabila tekanan darah meningkat maka akan meningkatkan baroreceptor
dan merunkan rangsanga pada simpatik serta menaikan rangsangan pada para
simpatik, menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi serta dilatasi pembuluh
darah dan akirnya menurunkan tekanan darah sampai pada keadaan normal melalui
feedback mekanisme.

Umpan balik positif untuk mengkoresi ketidakseimbangan fisiologis. Contoh :


peningkatan denyut jantung untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh dan
mengangkut O2 yang di butuhkan oleh tubuh apabila pasien mengalami hipoksia.
(Hipoksia yaitu kondisi kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat
pengaruh perbedaan ketinggian)

You might also like