Professional Documents
Culture Documents
matahari dengan tanah berpasir atau berbatu, berlempung, liat berpasir atau berlempung dengan kelembaban sedang atau lebih. Daun kenikir memiliki potensi sebagai sayuran berkhasiat obat karena memiliki kemampuan menetralisasikan radikal bebas (Huda-Faujan et al., 2009) DPPH potensial 86.85%, aktivitas SOD 98.56%. Kandungan fenolik total 60.56 mg of GAE/g Rafat et al. (2010).
Kenikir berasal dari Amerika tropis yang tersebar luas di daerah tropis dengan nama binomial Cosmos caudatus. Nama ini disampaikan oleh Karl Sigismund Kunth di tahun 1820 dan dianggap sebagai nama yang sah telah dipublikasikan (www.en.hortipedia.com, 2012). Nama lain dari kenikir adalah Ulam Raja yang artinya sayuran raja yang dipakai di bahasa Melayu dan randa midang (Jawa Barat). Kenikir merupakan salah satu species dari genus Cosmos yang terdiri dari 26 species dari keluarga/famili Asteraceae/Compositae. Tinggi kenikir bisa mencapai 2.5 m, merupakan tanaman setahun dengan daundaun yang sederhana. Daun tersusun bergantian sepanjang batang tanaman dengan bentuk ovate and pinnatisect atau bulat telur dan anak-anak daun tidak terpisah secara nyata pada tulang daun utama. Bunga-bunga mempunyai banyak petal, di Negara subtropis berbunga dari bulan Juni sampai dengan Oktober, sedangkan di daerah tropis, bisa sepanjang tahun. Buah berbentuk achene. Kenikir menyukai te mpat tumbuh yang langsung terkena sinar
DISCLAIMER This publication is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M University and Bogor Agricultural University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reect the views of USAID or the United States Government.
Banyak pustaka menyampaikan bahwa kenikir (Cosmos caudatus Cav.) adalah sama dengan tahi kotok (Tagetes patula Linn.) yang sebenarnya merupakan species yang berbeda dari genus yang berbeda pula, tetapi berasal dari famili yang sama yaitu Compositae atau Asteraceae.
Kenikir (Cosmos caudatus Cav.) mempunyai bunga yang menarik, dan merupakan herba setahun, lateral, bundar, tidak berambut dan berambut. Daundaun berhadapan, majemuk bipinnate, exstipulate, petiol 3.5 cm, bercuping panjang atau 2-3 pinnatised, luas daun menutupi 7.8 cm x 7.6 cm, attenuate, acuminate, penuh, berambut, bermembran, dorsiventral, reticulate dan berwarna hijau. Rangkaian bunga tunggal atau corymbose. Bunga hermaprodit dengan ovary inferior, 1 ovul, plasenta basal. Kenikir termasuk tumbuhan perdu
dengan tinggi sekitar 75-100 cm. Batang tegak, segi empat, beralur membujur, bercabang banyak, beruas berwarna hijau keunguan.
Tagetes patula Linn. Herba merupakan setahun tegak berbunga menarik, cabang-cabang, herba, bersegi. Daun-daun berhadapan, majemuk, dorsiventral, exstipulate, panjang petiole 3.5 cm, terbagi pinnate, inparipinnate, luas daun menutupi 7.3 cm x 3.6 cm, acuminate, serrulate, tidak berambut berkelenjar, reticulate, berwarna hijau. Rangkaian bunga rapat, berwarna kuning dengan plasenta basal.
Cosmos caudatus
Daun C. sulphureus juga dapat dimakan, tetapi tidak terlalu lazim, karena lebih diperuntukkan sebagai tanaman hias untuk pekarangan. Bunga kedua jenis tanaman ini dapat dimakan bagian petalnya.
Cosmos sulphureus
Media tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3) Tindakan konservasi dilakukan pada lahan miring Pupuk disimpan terpisah dari produk pertanian Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan pestisida Pestisida yang digunakan tidak kadaluwarsa Pestisida disimpan terpisah dari produk pertanian Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) Wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan tidak terkontaminasi Pencucian hasil panen menggunakan air bersih Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida
Pemupukan diberikan pada tanaman dengan tujuan menambahkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Unsur hara yang terdapat di dalam tanah yang akan menyediakan kebutuhan tersebut, tetapi bila jenis tanah yang dipakai tidak
Jenis pupuk yang diberikan pada tanaman dapat berupa pupuk organik atau anorganik pada pertanian konvensional. Pada budidaya sayuran jenis pupuk organik yang lebih diutamakan. Menurut Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah, menuliskan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan menyuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pembagiannya berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen, limbah ternak, limbah industri dan limbah kota, yang lazim dan banyak digunakan adalah pupuk kandang. Pestisida yang digunakan diusahakan yang berasal dari organisme, yang disebut pestisida organik. Beberapa contoh yang biasa digunakan, misalnya dari bawang putih, sirsak, tembakau, tahi kotok dan lain-lain. Kenikir sering ditanam secara sengaja sebagai tanaman pagar sebagai tanaman hias atau sumber sayuran. Bahkan tanaman kenikir punya kemampuan lain, yakni mengusir serangga atau sebagai tanaman penolak organism pengganggu tanaman (POPT) atau repellent plant. Oleh karena itu, kenikir sengaja ditanam di antara tanaman lain agar tanaman tersebut selamat dari ancaman hama.
Bawang putih
Sirsak
Tembakau
Tahi kotok
Sirih
Babadotan
10
Perbanyakan memakai biji tua yang ditanam lewat persemai an. Media yang dipakai adalah media dengan drainase yang baik, sehingga kemungkinan terkena damping off atau rebah kecambah yang disebabkan Phytium sp., Rhizoctonia sp., dan Phytophthora sp., tidak terjadi. Penanaman juga bisa lang sung dilakukan di tempat yang diinginkan.
Kenikir dalam Persemaian Individual Pemanenan daun secara berulang menyebabkan kebutuhan Nitrogen yang tinggi. Pemupukan sebaiknya dilakukan secara berulang setiap tanaman selesai dipanen.
12
11
Pupuk kandang diberikan 15 ton /ha pada saat 2 minggu sebelum tanam
Jarak tanam yang dipakai adalah jarak tanam yang tidak mengganggu pertumbuhan tanaman di dalam populasi, dengan acuan tajuk tidak saling menutup.
Penanaman bisa ditujukan sebagai kenikir cabut, atau kenikir yang dipanen berulang. Untuk kenikir cabut dipanen pada saat tanaman berumur 4-6 minggu di lapang dengan jarak tanam 30 cmx 30 cm. Untuk kenikir panen berulang dapat dibuatkan bedengan dengan parit pengairan selebar 35 cm. Jarak tanam kenikir ialah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm.
Setelah pemanenan pertama, dilakukan pemberian pupuk kandang dengan cara ditebar di sekeliling tanaman, di atas permukaan tanah atau dalam bentuk larutan, sebanyak 5 ton pupuk kandang/ha.
13
14
Hampir tidak ditemukan organisme pengganggu pada pertanaman kenikir, karena kenikir dapat berfungsi sebagai tanaman penolak organisme pengganggu tanaman
Pucuk kenikir dilihat dari atas pada saat tanaman siap diambil pucuk pertama kali, umur 4 minggu setelah pindah ke lapang
Laporan organism pengganggu yang ada adalah serangan embun tepung Podosphaera fusca/Oidium erysiphoides/Sphaerotheca fusca (Siddiqui et al., 2011).
Pucuk Kenikir
15
16
Pucuk Hasil Panen dengan Ukuran 15-20 cm Sejak umur 30 hari sesudah tanam, daun kenikir sudah bisa dipetik. Selepas petik, dengan perawatan yang baik selang 1-2minggu sudah bisa dipanen lagi. Begitu seterusnya sampai tanaman tidak produktif lagi.
17
18
PENUTUP
Kuntum Bunga Tanaman yang tidak diambil pucuknya, akan berbunga. Pemanenan berulang memperpanjang masa produktif tanaman dan mempertahankan tanaman dalam kondisi vegetatif.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Rafat A, Philip K, and Muniandy S. 2010. Antioxidant Potential and Phenolic Content of Ethanolic Extract of Selected Malaysian Plants. Res. J. Biotech. 5 (1):16-19. Rahman AHMM, Alam MS, Khan SK, Ahmed F, Islam AKMR, and Rahman MM. 2008. Taxonomic Studies on the Family Asteraceae (Compositae) of the Rajshahi Division. Res. J. of Agric.and Biol. Sci. 4(2): 134-140. Siddiqui Y, Sariah M, Kausar H. 2011. First report of Podosphaera fusca causing powdery mildew of Cosmos caudatus in Malaysia. Plant Disease 95(4):495 Species 2000 & Integrated Taxonomic Information System (ITIS) Catalogue of Life. 2012. http//eol.org/pages/467469/names?all=1
Bendrook C., Zhao X, Yanez J, Andrews P. 2008. New evidence confirms the nutritional superiority of plant-based organic foods. State of Science Review. The Organic Center. www.organic-center.org. Diperta Jabar. 2010. Tren sayuran indigenous : kenikir. http://www.diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detaila rtikel/43 Ekawati R. 2009. Pengaruh naungan tegakan pohon terhadap pertumbuhan dan produktivitas beberapa tanaman sayuran indigenous. Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. (A09rek.pdf) Hermanto D. 2008. Koleksi dan karakterisasi plasma nutfah sayuran indigenous. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. (pdf A08dhe2.pdf) Himma F. 2011. Pengaruh jarak tanam terhadap produksi tiga sayuran indigenous. Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. (Pdf A11fhi) Hortipedia. http://en.hortipedia.com/wiki/Cosmos_caudatus 10/9/2012 Huda-Faujan N, Noriham A, Norrakiah AS, Babji AS. 2009. Antioxidant activity of plants methanolic extracts containing phenolic compounds. African J. Biotechnol. 8 (3):484-489. Manurung G, Susila AD, Roshetko J, Palada MC. 2008. Findings and Challenges: Can Vegetables Be Productive under Tree Shade Management in West Java? Working Paper No. 08-08 November 2008. Mualim L. 2012. Produksi dan kualitas kolesom dengan pemupukan organic dan inorganic. Disertasi S3, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pambayun R. 2008. Pengaruh jarak tanam terhadap produksi beberapa sayuran indigenous. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
21
22