You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada zaman sekarang ini, banyak terdengar persepsi dari beberapa kalangan yang menilai tentang pendidikan di Indonesia ini masih memprihatinkan, banyak faktor yang menyebabkannya, diantaranya dari sudut mutu pendidikan yang perlu ditunjang dan juga tidak lepas dari sosok tenaga pendidik yang kurang tinggi tingkat keprofesionalannya. Seorang tenaga pendidik harus memiliki kemampuan matang yang menjadi salah satu unsur pendidik agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya, kemampuan itu adalah dapat memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik. Berseberangan dengan realita yang telah diungkapkan diatas, secara tidak langsung seorang pendidik selain mengajar juga memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah yang terkadang sangat kompleks sifatnya. Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) masyarakat bangsa tersebut. Kualitas SDM tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas dan menghasilkan keluaran yang berkualitas. Dari sana lah pentingnya manajemen dalam pendidikan diterapkan. Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga
1

kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari akan hal itu, oleh karena itu, tulisan ini akan sedikit mengulas tentang problematika, tantangan serta isuisu yang berkaitan dengan manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan haruslah dikuasai dengan baik dan

dilaksanakan dengan lebih bijak agar menjadikan pendidikan lebih mudah dikembangkan. Dalam manajemen pendidikan dipaparkan tentang banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan, bagaimana mengatur pendidikan yang baik, apa saja prinsip dalam mengatur suatu organisasi, dan lain sebagainya. Manajemen pendidikan ini sangat penting untuk dipelajari guna

mempersiapkan pendidikan yang dapat mencipatakan tenaga kerja yang berkualitas.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah


Berdasarkan penjabaran latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Pengertian administrasi tenaga pendidik dan kependidikan 2. Tujuan mempelajari administrasi tenaga pendidik dan kependidikan 3. Fungsi administrasi tenaga pendidik dan kependidikan 4. Ruang lingkup administrasi tenaga pendidik dan kependidikan dalam kehidupan 5. Jenis-jenis tenaga kependidikan

C. Tujuan Penulisan Makalah


Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan. Selain itu, penulis berharap dengan adanya makalah

ini, maka baik penulis maupun pembaca dapat mendiskusikan mengenai administrasi tenaga pendidik dan kependidikan.

D. Metode Penulisan Makalah


Metode yang kami lakukan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka, yaitu mencari data-data dan informasi melalui internet dan resensi-resensi yang terpercaya yang berkaitan dengan judul yang diberikan oleh dosen Administrasi Pendidikan. Kemudian kami mengumpulkan data-data dan informasi tersebut serta menganalisisnya hingga menjadi makalah yang utuh.

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Administrasi tenaga pendidik dan kependidikan 1.1. Pengertian Administrasi Ditinjau dari segi etimologi kata Administrasi berasal dari bahasa latin yang merupakan dua kata yaitu ad artinya ke atau kepada dan ministrate artinya melayani, membantu, atau mengarahkan. Dari keterangan lain administrasi diartikan tata usaha, bagian keuangan suatu perusahaan, badan-badan usaha dan lain-lain. Jadi, Pengertian Administrasi dari segi terminologi adalah keseluruhan proses yang mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai, baik personal maupun material, dalam usaha untuk mencapai bersama suatu tujuan, secara efektif dan efisien. 1.2. Pengertian Tenaga Kependidikan Perlu diketahui antara Pendidik dengan Kependidikan itu berbeda, seorang Guru sudah jelas adalah pendidik. Sesuai dengan apa yang telah dicantumkan di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII Tahun 2005 Pasal 139, Pasal 1 dinyatakan bahwa pendidik mencakup guru, dosen, konselor, pamong belajar, pamong widyaiswara, tutor, instruktor, pelatih, dan sebutan lain dari profesi yang berfungsi sebagai agen pembelajaran peserta didik. Sedangkan Tenaga Kependidikan terdapat didalam Pasal 140 Ayat 1 (RPP,BAB XII/2005) yang berbunyi Tenaga kependidikan mencakup pimpinan satuan pendidikan, pemilik satuan pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan formal, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga lapangan pendidikan, tenaga administrasi, psikolog, pekerja sosial, terapis,
4

tenaga kebersihan sekolah, dan sebutan lain untuk petugas sejenis yang bekerja pada satuan pendidikan. Maksud dari tenaga kependidikan disini dapat diartikan sebagai personel sekolah yang merupakan orang-orang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan. Personel di sekolah tentu meliputi unsur guru yang disebut tenaga edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administratif. Jika lebih diperinci personel sekolah mencakup akan kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan pesuruh/penjaga sekolah. 1.3 Hubungan antara tenaga pendidik dan kependidikan Hubungan antara pendidik dan tenaga kependidikan dapat dianalogikan seperti berikut: (Miarso, 1994) Sekalipun pendidik (guru) yang akan berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan dari para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang hampa, tidak ada aturan yang jelas, tidak didukung sarana

prasarana yang memadai, tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung. Karena itulah pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang sama penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran). Karena itu pula, pada dasarnya baik pendidik maupun tenaga kependidikan memiliki peran dan tugasy ang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan siswa dalam belajar. 2. Tujuan Mempelajari Administrasi tenaga pendidik dan kependidikan

Tujuan

dari

mempelajari

Administrasi

tenaga

pendidik

dan

kependidikan adalah sebagai berikut : Efisien dalam menggunakan sumber daya. Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang berupa pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.

Efektif dalam pencapaian tujuan. Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara

berkesinambungan dan secara sungguh-sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkan proses dan sumber daya yang dikelola untuk mencapai tujuan dengan optimal. Bermuara pada tujuan pendidikan. Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai

tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan manajemen pendidikan yang

baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang ditargetkan dapat tercapai.

3. Fungsi Administrasi tenaga pendidik dan kependidikan Manajemen sebagai suatu proses pelaksanaan administrasi dalam suatu instansi, merupakan aktifitas yang continue (terus-menerus) mulai dari perencanaan sampai penilaian. Dalam proses pelaksanaannya manajemen pendidikan mempunyai tugas-tugas yang harus diselesaikan, dalam

manajemen kita kenal sebagai fungsi. Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi

pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Menurut Luther Gullick , fungsi manajemen ada tujuh yaitu fungsi fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengaturan anggota (staffing), fungsi pengarahan (directing), fungsi koordinasi (coordinating), fungsi pelaporan (reporting) dan fungsi pencapaian tujuan (budgeting). Menurut hersey and Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi peningkatan semangat (motivating) dan fungsi pengendalian (controlling). Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian

(organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal. a. Perencanaan (planning) Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk

menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan peta kerja yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut. Perencanaan adalah suatu proses rangkain aktifitas untuk menetapkan terlebih dahulu tentang tujuan yang diharapkan atau suatu jangka waktu tertentu atau periode waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Seorang manajer harus melakukan aktifitas-aktifitas dalam perencanaan antara lain: prakiraan (forecasting), penetapan tujuan (establishing objective), pemrograman (programming), penjadwalan (scheduling), penganggaran (budgeting), pengembangan prosedur (developping prosedure), penetapan, dan penafsiran kebijakan (establishing and interpriting policies). Fungsi dari perencanaan, yaitu : Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai

memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk tujuan tersebut.

Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan menjadi rujukan anggota organisasi dalam

melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki

kepemimpinan secara dini. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuain antara

kegiatan internal dengan situasi eksternal Menghindari pemborosan.

b. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah suatu proses dan rangkaian aktifitas dalam pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian iklim serta fasilitas pekerjaan yang wajar, sehingga mereka bekerja secara efisien. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan manajer orang yang yang dalam lebih kecil.

Pengorganisasian pengawasan dan

mempermudah menentukan

melakukan untuk

dibutuhkan

melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya. Agar terkoordinasi dengan baik dalam menyusun kerja sama, maka perlu memperhatikan prinsip-pinsip antara lain: 1. Kesatuan tujuan

2. Kedayagunaan 3. Rentang manajemen 4. Adanya mata rantai berjenjang 5. Tanggung jawab 6. Dwi tunggal wewenang dan tanggungjawab 7. Kesatuan perintah 8. Tingkatan wewenang 9. Pembagian pekerjaan 10. Kejelasan fungsi 11. Azas keseimbangan 12. Keluwesan 13. Azas kesinambungan 14. Azas kemudahan kepemimpinan. Pengorganisasian membutuhkan kordinasi kerja dan komunikasi agar tercapai tujuan yang di inginkan secara efektif dan efisien. c. Pelaksanaan (actuating) Pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan efektivitas hasil kerja. d. Pengendalian (controlling)

10

Pengendalian

adalah

suatu

aktivitas

menilai

kinerja

berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat

didefinisikan sebagai proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan. 4. Ruang Lingkup Administrasi tenaga pendidik dan kependidikan Ruang lingkup dari manajemen pendidikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Menurut Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan. 1. Menurut Wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen seluruh negara, manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas. 2. Menurut Objek garapan, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen siswa, manajemen ketenaga pendidikan, manajemen sarana-prasarana,

manajemen tata laksana pendidikan, manajemen pembiayaan dan manajemen humas. 3. Menurut Fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi : Merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengko-

munikasikan, mengawasi atau mengevaluasi. 5. Jenis-jenis Tenaga Kependidikan Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

11

a. Tenaga struktural Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan. b. Tenaga fungsional Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan. c. Tenaga teknis kependidikan Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif. Status Ketenagaan Tenaga Struktural Tempat Kerja di Luar Sekolah

Tempat Kerja di Sekolah

* Kepala Sekolah* Wakil Kepala * Pusat : Menteri, Sekjen, Sekolah - Urusan Kurikulum - Urusan Kesiswaan - Urusan Sarana dan Prasarana - Urusan Pelayanan Khusus Dirjen* Wilayah :

Ka.Kanwil ; Kormin ; Kepala Bidang *Daerah: Kakandepdiknas Kab./Kec. : Kasi

Tenaga Fungsional

* Guru* Pembimbing/Penyuluh * Penilik* Pengawas (Guru BP) * Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Kependidikan * Pengembang tes * Tutor & Fasilitator *Pengembangan * Pelatih

12

* Pustakawan

Pendidikan

Tenaga Teknis

*Laboran* Belajar

Teknisi

Sumber *Teknisi

Sumber

Belajar/Sanggar Belajar*

* Pelatih (Olahraga) ; Kesenian & Petugas TU Keterampilan * Petugas TU Tabel 1. Jenis-jenis tenaga kependidikan untuk lingkungan Departemen Pendidikan Nasional 6. Tugas Tenaga Kependidikan Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Jabatan Deskripsi Tugas Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan

penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya baik ke Kepala Sekolah dalam maupun ke luar yakni dengan melaksanakan segala kebijaksanaan, peraturan dan ketentuan-

ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga yang lebih tinggi. Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam Wakil Kepala Sekolah penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang berkaitan (Urusan Kurikulum) langsung dengan pelaksanaan kurikulum dan proses belajar mengajar Wakil Kepala Sekolah Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam

13

(Urusan Kesiswaan)

penyelenggaraan ekstrakurikuler

kegiatan

kesiswaan

dan

Wakil Kepala Sekolah Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan inventaris (Urusan Prasarana) Sarana dan pendayagunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana serta keuangan sekolah Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan-pelayanan khusus, seperti hubungan masyarakat, bimbingan dan penyuluhan, usaha kesehatan sekolah dan perpustakaan sekolah. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program Pengembang Kurikulum program-program dan Pendidikan pengembangan kurikulum dan

Wakil Kepala Sekolah (Urusan Khusus) Pelayanan

Teknologi pengembangan kurikulum dan pengembangan alat bantu pengajaran Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-

Pengembang Tes

program pengembangan alat pengukuran dan evaluasi kegiatan-kegiatan belajar dan kepribadian peserta didik

Pustakawan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan pengelolaan perpustakaan sekolah Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan pengelolaan laboratorium di sekolah Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberian

Laboran

Teknisi Sumber Belajar

bantuan teknis sumber-sember belajar bagi kepentingan belajar peserta didik dan pengajaran guru Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-

Pelatih

program kegiatan latihan seperti olahraga, kesenian, keterampilan yang diselenggarakan

14

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatanPetugas Tata Usaha kegiatan dan pelayanan administratif atau teknis operasional pendidikan di sekolah Tabel 2. Jabatan dan Deskripsi Jabatan Tenaga Kependidikan di Sekolah 7. Tenaga Kependidikan 7.1. Pengadaan Tenaga Kependidikan Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengadaan tenaga kependidikan adalah: 1) Formasi (benar-benar diperlukan tambahan tenaga edukatif). 2) Mengacu pada analisa jabatan yang telah disusun agar sesuai dengan kualifikasi maupun syarat yang ditentukan. 3) Objektif, artinya dalam pelaksanaan tenaga kependidikan tidak menganut nepotisme dan kolusi (pemberian sesuatu). 4) The right man on the right place, kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimiliki pegawai. Pengadaan tenaga kependidikan diselengarakan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Pengumuman Pengumuman ini dilakukan untuk memberitahukan kepada seluruh masyarakat yang memenuhi kualifikasi melalui media cetak maupun media elektronik. Dalam pengumuman pengadaan tenaga kependidikan, hal yang harus tercantum adalah jenis atau macam pegawai yang dibutuhkan, persyaratan yang dituntut dari para pelamar, batas waktu dimulai dan diakhiri pendaftaran, alamat dan tempat pengajuan pelamaran, dan lain-lain yang dipandang perlu. 2. Pendaftaran Pendaftaran dilakukan setelah pengumuman tersebar dan pendaftar mengajukan pemohonan dengan memenuhi syarat yang telah ditentukan beserta lampiran lainnya yang dibutuhkan.
15

3. Seleksi atau penyaringan Dalam pengadaan tenaga kependidikan, penyaringan dilaksanakan melalui dua tahap yaitu: a) Penyaringan administrative Penyaringan administrative dilaksanakan berupa pemeriksaan terhadap kelengkapan beserta lampirannya. Apabila terdapat

kekuranglengkapan dalam hal administrative maka pesrta tersebut akan gagal. b) Ujian atau test Setelah peserta yang lulus dalam tes penyaringan administrative maka akan mengikuti ujian pegawai dengan materi pengetahuan umum, pengetahuan teknis, dan lainnya yang dipandang perlu. 4. Pengumuman. Pengumuman ini berisi peserta yang lolos dalam seleksi sesuai ketentuan dan penempatan kerja. 7.2. Pengangkatan dan Penempatan Tenaga Kependidikan Penempatan dan penugasan berkaitan erat dengan pengangkatan seseorang dalam suatu kedudukan dan jabatan tertentu. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan tenaga pendidik pada satuan pendidikan yang disclenggarakan oleh Pemerintah dilakukan oleh Menteri, Menteri lain, atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan memperhatikan keseimbangan antara penempatan dan kebutuhan serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai negeri. Prinsip dasar pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan harus adalah kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimilki pegawai tersebut. Menurut Hadari Nawawi dalam Hartati sukirman (2000: 39) langkah pengorganisasian dalam kegiatan penempatan harus dilakukan

16

dengan mempertimbangkan minat, bakat, kemampuan dan berat ringannya tugas yang akan dipikul bagi setiap personil. Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pendidik, calon tenaga pendidik yang bersangkutan selain memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar harus pula memenuhi persyaratan berikut: 1. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan tanda bukti dari yang berwenang, yang meliputi: a. Tidak menderita penyakit menahun (kronis) dan/atau yang menular. b. Tidak memiliki cacat tubuh yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai tenaga pendidik. c. Tidak menderita kelainan mental. 2. Berkepribadian, yang meliputi: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Berkepribadian Pancasila. 7.3. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kependidikan Pembinaan atau pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang pendidikan. Tujuan dari kegiatan pembianaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan berpikir, sikap terhadap pekerjaan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan. Pembinaan karier tenaga kependidikan meliputi kenaikan pangkat dan jabatan berdasarkan prestasi kerja dan peningkatan disiplin.Yang pembinaan disini adalah segala usaha untuk memanajukan dan

meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan, demi

17

kelancaran pelaksanaan tugas pendidikan. Adapun alasan diadakannya pengembangan teknologi diantaranya yaitu: 1. 2. 3. Perkembanagan ilmu dan teknologi. Menutup kelemahan dari seleksi. Menumbuhkan ikatan batin. Prinsip yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga kependidikan, yaitu: a. Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan baik untuk tenaga stuktural, tenaga fungsional maupun tenaga teknis penyelengara pendidikan. b. Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dan atau teknis untuk pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya masing-masing. c. Mendorong peningkatan kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan tau sistem sekolah; dan menyediakan bentuk-bentuk penghargaan, kesejateraan dan insentif sebagai imbalan guna menjamin terpenuhinya secara optimal kebutuhan sosial ekonomis maupun kebutuhan sosial-psikologi. d. Mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi. e. Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan remidial, pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan organisasi pendidikan. f. Pembinaan dan jenjang karir tenaga kependidikan disesuaikan dengan kategori masing-masing jenis kependidikan itu sendiri. 7.4. Pemberhentian Tenaga Kependidikan

18

Pemberhentian tenaga kependidikan merupakan proses yang membuat seseorang tenaga kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan atau fungsi jabatannya baik untuk sementara waktu maupun untuk selama-lamanya. Pemberhentian seorang pegawai dapat karena pelanggaran disiplin, pengunduran diri, pengurangan tenaga atau pensiun. Aturan tentang pemberhentian pegawai harus jelas karena menyangkut nasib seseorang, terutama tentang pemberhentian karena pelanggaran disiplin dan

pengurangan tenaga karena dapat memicu ketidakpuasan seseorang yang dikenai tindakan ini. Untuk pemberhentian karena pengunduran diri harus dilihat apakah pegawai yang bersangkutan memiliki ikatan atau perjanjian tertentu dengan sekolah atau tidak. Sedangkan pemberhentian karena memasuki usia pensiun sebaiknya didahului oleh program persiapan pensiun. Pemberhentian dengan hormat tenaga kependidikan atas dasar: 1. Permohonan sendiri. 2. Meninggal dunia. 3. Mencapai batas usia pensiun, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan. Sedangkan pemberhentian tidak dengan hormat tenaga kependidikan dilakukan atas dasar: 1. Hukuman jabatan; 2. Akibat pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan.

19

BAB III PENUTUP

20

You might also like