Laporan ini membahas limnologi di Sungai Setu, Binatur, dan Cublung Kota Pekalongan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelayakan kualitas air sungai-sungai tersebut untuk budidaya perairan dengan mengamati parameter fisika dan kimia air serta keadaan biota. Parameter yang diukur meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, dan kecerahan.
Laporan ini membahas limnologi di Sungai Setu, Binatur, dan Cublung Kota Pekalongan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelayakan kualitas air sungai-sungai tersebut untuk budidaya perairan dengan mengamati parameter fisika dan kimia air serta keadaan biota. Parameter yang diukur meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, dan kecerahan.
Laporan ini membahas limnologi di Sungai Setu, Binatur, dan Cublung Kota Pekalongan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelayakan kualitas air sungai-sungai tersebut untuk budidaya perairan dengan mengamati parameter fisika dan kimia air serta keadaan biota. Parameter yang diukur meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas, dan kecerahan.
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN UNIVERSITAS PEKALONGAN 2014 ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul Limnologi Sungai Setu, Binatur, Dan Cublung Kota Pekalongan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa dalam penulian laporan ini terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan , bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan praktikum di masa yang akan datang.
Pekalongan, 5 April 2014
Penulis iii
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .................................................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 1 1. 2 Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Air ................................................................................................................. 2 2. 2 Parameter Kualitas Air ................................................................................ 2 1. Suhu ........................................................................................................ 2 2. pH ........................................................................................................... 3 3. Oksigen Terlarut ( Dissolved Oxygen/DO) ........................................... 4 4. Salinitas .................................................................................................. 5 5. Kecerahan ............................................................................................... 5 BAB III METODE PRAKTIKUM 3. 1 Waktu dan Tempat ....................................................................................... 6 3. 2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 6 3. 3 Metode Pengamatan .................................................................................... 7 3. 4 Prosedur Praktikum ..................................................................................... 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ............................................................................................................. 8 SIMPULAN 5. 1 Simpulan ....................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14 LAMPIRAN 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limnologi didefinisikan sebagi ilmu yang mempelajari lingkungan perairan darat (misalnya danau, situ, waduk, rawa, sungai, dan lahan basah), terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Hehanusa, 2001). Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang unik. Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, dan laut yang dihitung dari garis pasang surut terendah kearah daratan dan badan air tersebut terbentuk terbentuk secara alami maupun buatan. Pengidentifikasi kelayakan kualitas sumber air untuk budidaya dapat dilakukan dengan cara mengamati keadaan limnologi sumber air dari segi fisika kimia air dan keadaan biota yang berada disekitarnya. 1.2. Tujuan dan Manfaat Berdasarkan pada latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian yaitu : Mengkaji kegiatan yang berpotensi menimbulkan atau memberikan beban pencemaran perairan ke Sungai Binatur Kota Pekalongan. Manfaat dari studi ini adalah agar pihak pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi kualitas perairan Sungai Binatur dan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam pengelolaan perairan pada DAS Binatur di Kota Pekalongan, oleh karena itu manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: Manfaat Akademik : sebagai karya ilmiah terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau referensi bagi penelitian kualitas perairan Sungai Binatur di Kota Pekalongan.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisis alamiahnya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang di tenggang keberadaannya di dalam air. Kriteria mutu air adalah tolak ukur mutu air untuk setiap kelas air. 2.2 Parameter Pengukuran Kualitas Air 1. Suhu Variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik Rentang toleransi serta suhu optimum kultur berbeda untuk setiap jenis/ spesies ikan, hingga stadia pertumbuhan yang berbeda Suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan Peningkatan suhu : peningkatan aktivitas metabolisme ikan penurunan gas (oksigen) terlarut efek pada proses reproduksi ikan ekstrim : kematian kultur
3
Suhu : ~ peningkatan selera makan ikan ~ pertumbuhan ikan ~ kekentalan / viskositas air ~ berkaitan dengan DO (berbanding terbalik) ~ berkaitan dengan konsumsi O2(berbanding lurus). Pergantian / pencampuran air mengurangi pengaruh suhu tinggi. Kisaran optimal suhu (umum) : 28-32C, konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/g berat tubuh/jam. Pada suhu rendah (<25C), konsumsi oksigen meningkat; 3,2 mg/g berat tubuh/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer dengan skala C. 2. pH Derajat keasaman air pH = -log (H)+, ukuran konsentrasi ion Hidrogen (mol per Liter), menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Catatan : Air (H2O) berasosiasi sempurna ion H+dan OH-berimbang pH air murni = 7 -rendah pH asam Berkaitan dengan proses fotosintesis dan respirasi organisme -. Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari respirasi
Penurunan / penggunaan CO2 dalam fotosintesis oleh fitoplankton
larut
Rentang toleransi pH : 6.5 9.0 pH optimal: 7.0 8.5 Fotosintesis (siang hari) menggunakan CO2 4
Respirasi (siang malam) menghasilkan CO2 malam hari (pH cenderung rendah) Mengukur pH dengan cara menggunakan kertas lakmus atau dapat juga menggunakan pH pen ataupun pH meter. 3. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/ DO) Kelarutan suatu gas pada cairan merupakan karakteristik dari gas tersebut sendiri dan dipengaruhi oleh tekanan, ketinggian suatu tempat, suhu dan salinitas. Setiap kenaikan 100 m dpl, tekanan atmosfer menurun 8-9 mmHg, dan kelarutan gas menurun 1,4 %. Kelarutan oksigen di medium cair menurun seiring dengan naiknya suhu dan banyaknya mineral yang terlihat di medium tersebut. Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh: 1. Suhu air 2. Tekanan atmosfir 3. Kandungan garam-garam terlarut 4. Kualitas pakan 5. Aktivitas biologi perairan (Reid & Wood,1976 dalamKoestawa,1989). Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O2dari atmosfer serta aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman lainnya. Kebutuhan oksigen pada ikan bergantung:
Fungsi oksigen: 1. Peranan dalam pembakaran bahan bakarnya (makanan) 2. Untuk dapat melakukan aktivitas (berenang, reproduksi, pertumbuhan). Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan: - Aktivitas ikan - Konversi pakan - Laju pertumbuhan 5
Pada kondisi DO <4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup namun pertumbuhan menurun (tidak optimal). Rentang tingkat DO optimal: 5 ppm. Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif: 5-8 ppm. Konsentrasi oksigen menurun pada sore / malam hari (laju respirasi lebih dominan dibandingkan laju fotosintesis). Untu mengetahui kadar oksigen dalam air dapat diukur dengan menggunakan alat DO meter digital ataupun titrasi. 4. Salinitas Konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut, Konsentrasi garam-garam dalam air laut jumlahnya relatif sama. Beberapa jenis ikan memiliki kisaran toleransi salinitas yang luas (bandeng, kakap, nila, mujair). Pengubahan salinitas air dapat dilakukan dengan cara penggantian air dan penambahan air tawar. Untuk air tawar (fresh water) salinitas berkisar antara < 0,5. Mengukur kadar salinitas air dapat menggukan refaktometer dan salinometer. 5. Kecerahan Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air. Kemampuan penetrasi cahaya matahari dipengaruhi kekeruhan air: Suspensi dalam air (lumpur) Planktonik ; jasad renik Warna air. Fitoplankton terdiri dari berbagai spesies dengan karakter morfologis (warna) masing-masing, yaitu : Warna air hijau tua, didominasi Cyanophyceae, Microcystis, Anabaena Warna air hijau muda, didominasi Chlorophyta Warna air hijau kecoklatan, didominasi diatom (kelas Bacillariophyta) Warna air coklat kemerahan, didominasi diatom (kelas Dinoflagellata). Pengukuran tingkat kecerahan air menggunakan Secchi disc. 6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan praktikum limnologi dilakukan pada hari Kamis tanggal 28 Maret 2014 pada pukul 15.00 s/d selesai di sungai Binatur Kota Pekalongan dan di laboratorium Limnologi fakultas perikanan Unikal. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum limnologi di sungai Binatur Kota Pekalongan dapat dilihat di tabel dibawah ini : Table 1. Alat dan bahan pada praktikum lapangan sungai sengkareng No Nama Alat Kegunaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Thermometer Ember D.O meter Salinometer Ph meter Kayu Meteran Sessidisk Alat tulis Botol sampel Planktonet Plastic Karet gelang Formalin Pipet tetes Mikroskop Sadgewick rafter Untuk mengukur suhu lingkungan Tempat mengambil sampel air sungai Alat untuk mengukur kadar oksigen Mengukur salinitas air sungai Mengukur pH air Untuk mengukur kedalaman sungai Untuk menghitung kedalaman sungai Mengukur kecerahan sungai Mencatat hasil praktikum Tempat sampel plankton Mengambil plankton wadah untuk sampel air sungai Untuk mengikat plstik plankton agar kuat Mengawetkan plankton Mengambil formalin Mengamatiplankton Tempat meletakkan sampel plankton Penutup sampel plankton dengan sedgewick 7
18. 19. 20. 21 22.. 23. 24. 25. Cover glass Tali raffia Aquadest Bola pingpong Stopwatch Refaktometer Tisu Penggaris rafter Tali pada sessidisk Mencuci sadgewick rafter dan coverglass Alat untuk kuat arus Alat untuk menghitung kuat arus Alat untuk mengukur kadar garam Alat untuk membersihkan alat yang basah Alat untuk mengukur kedalaman
3.3 Metode Pengamatan Metode yang digunakan dalam praktikum limnologi adalah metode survey, yaitu dengan melakukan kegiatan peninjauan, pengamatan dan pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung dilapangan. 3.4 Prosedur Praktikum Adapun prosedur praktikum yang dilakukan oleh praktikan adalah : Menyiapkan peralatan praktikum. Menentukan 3 (hulu, tengah, dan hilir) stasiun untuk dilakukan pengambilan data. Melakukan pengambilan data dan pengamatan. Mengambil sampel air. Melakukan pengamatan dilaboratorium limnologi fakultas perikanan Unikal. Membuat laporan praktikum
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan Dari hasil pengamatan selama praktikum didapatkan data bahwa suhu wilayah tersebut adalah 32 o C dengan pH 7. Beberapa jenis biota yang berada pada suatu perairan sungai Binatur Kota Pekalongan , diantaranya adalah :
Rerumputan Semut Pohon Mangga
Pohon Pisang
9
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan data : Hasil pengamatan yang pertama dari jam 15:00 s/d 18:00 1. Stasiun hulu dari jam 15:00 s/d jam 16:00 No Data Hasil 1. Ph 7 2. Salinitas 0 3. Suhu 32 0
4. Kecerahan 100% 5. Kecepatan arus 0,49 m/s 6. Do 4,1 7. Warna Keruh 8. Kedalaman 45 cm 9. Lebar sungai 5 m 10. Lebar badan sungai 9,5 m 11. Substrat dasar berlumpur
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam perairan tersebut diantaranya adalah : Biota hewan Semut Ayam Burung Ulat Ikan Biota tumbuhan Tanaman mangga Tanaman markisa Tanaman alang-alang Tanaman bunga mawar Rumput 10
Stasion tengah dari jam 16:00 s/d jam 17:00 No Data Hasil 1. Ph 7 2. Salinitas 0 3. Suhu 30 0
4. Kecerahan 100% 5. Kecepatan arus 0,54 m/s 6. Do 4,1 7. Warna Keruh 8. Kedalaman 22 cm 9. Lebar sungai 6 m 10. Lebar badan sungai 8 m 11. Substrat dasar perairan Berlumpur
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam peraira tersebut diantaranya adalah : Biota hewan Semut Ayam Burung Ulat Ikan Kucing Biota tumbuhan Tanaman mangga Tanaman pisang Rumput Tanaman alang-alang Tanaman bunga kamboja
11
Stasion akhir dari jam 17:00 s/d jam 16:00 No Data Hasil 1. Ph 7 2. Salinitas 0 3. Suhu 30 0
4. Kecerahan 70% 5. Kecepatan arus 0,41 m/s 6. Do 4,1 7. Warna Keruh 8. Kedalaman 25 cm 9. Lebar sungai 5 m 10. Lebar badan sungai 9,5 m 11. Substrat dasar perairan Tidak berlumpur
Ada beberapa biota yang ditemukan dalam peraira tersebut diantaranya adalah : Biota hewan Semut Ayam Burung Ulat Ikan Kucing Biota tumbuhan Tanaman mangga Tanaman pisang Rumput Tanaman alang-alang Tanaman pace
12
Ditemukan jenis plankton diantaranya : a. Chorella sp.
Jenis yang plankton yang ditemukan adalah fitoplankton. Tidak ditemukan jenis zooplankton. Karena zooplankton bersifat fototaksis negative sehingga pada siang hari zooplankton lebih cenderung berada diperairan dalam. Dan pada daerah atas permukaan air lebih banyak ditemukan fitoplankton karena fitoplankton pada sianghari melakukan fotosintesa. Chlorella sp Phylum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Chlorococcales Familia : Chlorellacea Genus :Chlorella Spesies :Chlorella sp Habitatnya ada di 2 macam yaitu air tawar dan air laut
13
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari paparan diatas yaitu sebagai berikut : Sungai Binatur sudah tercemar oleh limbah batik Sungai yang masih yang belum tercemar oleh bahan kimia, limbah-limbah sampah. Patut dilestarikan. Sungai tersebut tidak dapat digunakan untuk mandi, mencuci, dan tidak dapatdimanfaatkan oleh pertanian dan perikanan.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/45494364/3/Pengertian-Limnologi, diakses tanggal 1 April 2014 http://www.kemudian.com/node/203103, diakses tanggal 1 April 2014 15