You are on page 1of 8

KULIT KERING

PENDAHULUAN
Kulit merupakan lapisan terluar penutup tubuh yang mempunyai fungsi sebagai barier
terhadap segala bentuk/macam trauma dari luar baik fisik, mekanik maupun kimiawi. Di
samping itu pula sebagai penutup tubuh yang bernilai estetika dengan tampilan yang nampak
halus, lembut dan berkilat. Pada keadaan tertentu kulit tampak kasar kering bersisik sehingga
tampak kusam , tidak lagi menarik.
Kulit kering (Dry skin) atau xerosis didefinisikan untuk menggambarkan hilangnya atau
berkurangnya kadar kelembaban stratum corneum (!). Kulit tampak dan terasa sehat apabila
lapisan luarnya mengandung "#$ air. Peningkatan tran epidermal water loss (%&'() yang
menyebabkan kulit kering dikarenakan adanya gangguan pada kulit yang menyebabkan
banyaknya air yang menguap ke atmosfer.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti deter)en, acetone dan
bahan kimia yang lain dan mandi berendam terlalu sering.Pada orang tua kulit kering disebabkan
oleh perubahan struktur lapisan kulit ( perubahan komposisi lipid ! dan perubahan
differensiasi epidermal.
Proses kulit kering yang penting adalah keseimbangan antara penguapan air dengan
kemampuan kulit menahan air, fungsi barier kulit )uga berperan.*leh karena itu penting untuk
mempertahankan kulit yang sehat dan memperbaiki kulit kering untuk men)aga agar kulit
kelihatan cantik. +ekanisme dasar untuk mengembalikan kulit kering yaitu dengan
meningkatkan pengikatan dan penyimpanan air dengan cara aplikasi bahan pengikat air atau
moisturi,ers, bahan pelumas atau emolients dan penutup kulit atau conditioners.
MEKANISME PENGATURAN HIDRASI KULIT
%erdapat keseimbangan antara keluar dan masuknyacairan di stratum corneum. +asuknya
cairan endogen berasal dari proses difusi dari dermis ke permukaan kulit dan )uga sekresi
kelen)ar keringat. Pemasukan secara eksogen meningkat ketika kelembaban relatif tinggi.
Keseimbangan ter)adi bila kelembaban relatif lingkungan ialah -.$, dibawah konsentrasi
tersebut ter)adi kehilangan air transepidermal (transepidermal waterloss/%&'() dan diatas
konsentrasi tersebut ter)adi sebaliknya. Kehilangan cairan )uga dihubungkan dengan berbagai
keadaan misalnya cuaca berangin, suhu lingkungan yang tinggi maupun rendah, udara yang
kering, penggunaan bahan yang mengandung surfaktan, bahan alkali (sabun), pelarut organik
(contohnya eter, aseton, alokohol), en,im proteolitik dan lipolitik, proses penuaan, serta berbagai
kelainan kulit.
/eberapa ahli kulit menyatakan bahwa kemampuan kulit untuk menyimpan kelembaban
berhubungan dengan adanya bahan yang larut dalam air, dinamakan faktor 0 atau faktor
pelembab alami (natural moisturi,ing factor/1+2).

Kelembaban bergantung pada 3 faktor yaitu4
". Kecepatan cairan mencapai stratum korneum dari lapisan bawah (kelen)ar ekrin,
transfer transepidermal)
5. Kecepatan penguapan cairan
3. Kemampuan stratum korneum untuk menahan cairan bergantung kepada
integritas lapisan hidrolipid, adanya 1+2, cukup tersedianya air interseluler,
integritas membran sel dan semen interseluler yang berasal dari lipid penun)ang.

Komposisi lapisan hidrolipid terdiri atas air, ion, asam amino, urea, s6ualen, trigliserida,
kolesterol bebas dan esternya, asam lemak dan lemak lilin. (apisan hidrolipid berasal dari sebum
dan sekresi keringat.
piet dan Pasher ("7.8) menemukan bahwa ! terdiri dari .-$ keratin, 3#$ 1+2 dan
""$ lipid. 1+2 terdiri dari asam amino bebas, asam urokanant, asam pirilidon karbosiklat,
urea,elektrolit, garam dan fraksi gula yang indeterminant. Komposisi semen interseluler terdiri
atas sfingolipid 97$, asam lemak 58$ (asam linoleat) dan kolesterol 5#$.
PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal, air mengalir secara difusi dari dermis menu)u ke epidermis melalui
dua cara yaitu melalui stratum corneum (sc) dan ruang interseluler. *leh sebab itu normal air
akan keluar dari tubuh melalui epidermis, keadaan tersebut dikenal dengan istilah transepidermal
water loss ( %&'( ). 1ormal %&'( berkisar #." : #.9 mg/cm5 per )am. Proses difusi pasif
ter)adi karena terdapatnya perbedaan kandungan air dari stratum basalis ( 8# : ;#$) , stratum
granulosum ( 9# <8#$) dan stratum corneum kurang dari ".$ sehingga air mengalir dari
stratum basalis ke stratum corneum. Dengan demikian maka ! merupakan barier hidrasi yang
sangat penting dalam memepertahankan kelembaban kulit. Pada kulit yang sakit seperti pada
psoriasis dan ec,emal (terdapat kelainan epidermis ), barier kulit melemah sehingga kec %&'(
meningkat "# kali lebih besar dari normal. Di lain pihak ! terdiri dari sel< sel tak berinti yang
banyak mengandung protein ( profilaggrin, filaggrin dan garnul keratohyalin) dan ruang
interseluler yang banyak mengandung lipid dan membran ! ( ceramide, 22= dan cholesterol)
dan bahan pelembab alami ( natural moistueri,ing factor > 1+2 ) yang mempunyai
kemampuan mengikat air sangat kuat. Di samping itu en,ym :en,ym yang ada di ruang
interseluler )uga dapat menyebabkan perubahan komposisi lipid interseluler sehingga dapat
mempengaruhi %&'(. !eramide merupakan komponen utama lipid interseluler ! dan banyak
mengandung asam linoleat. ?katan antara ceramide dan air akan membentuk emulsi yang halus
sehingga nampak halus dan lembut. Pada keadaan tertentu, cuaca bersuhu rendah dengan
kelembaban relatif rendah, ikatan antara ceramide dan air tersebut akan mengkristal sehingga
kulit men)adi kering kasar dan kusam. Pada proses penuaan ! masih intak akan tetapi fungsi
barier mengalami penurunan. @al ini disebabkan karena )umlah faktor pelembab alami yang
rendah sehingga menyebabkan penurunan kapasitas mengikat air lebih kurang ;.$ dari normal,
akibatnya %&'( meningkat.

GAMBARAN KLINIS
Kulit kering memberikan beberapa gambaran karakterisitik. Karakteristik yang dapat dilihat
dan diraba baik oleh dermatologist maupun pasien , dan karakteristik sensori hanya dapat
dirasakan oleh pasien sendiri.
". Karakteristik yang terlihat 4 kemerahan, permukaan yang kusam, kering, bercak putih,
gambaran berlapis<lapis, pecah pecah dan )uga fisura
5. Karakteristik yang dapat diraba 4 kusam dan tidak rata .
3. Karaketristik sensori 4 terasa kering tak nyaman, nyeri, gatal, rasa kesemutan

Pasien dengan kulit kering biasanya gatal dan akan menggaruk. Pada pemeriksaan fisik,
pasien ini akan menun)ukkan perubahan sekunder berupa penebalan atau likenifikasi, erosi dan
superinfeksi dengan keadaan lembab, lesi yang meleleh dan krusta. Pada proses penuaan akan
ter)adi kekeringan akibat kemampuan stratum corneum mengikat air berkurang, sehingga kulit
tampak mengkilat, mengkerut dan keras.

KLASIFIKASI
Kulit kering dapat dibagi atas 5 tipe yaitu 4
". Kulit kering yang didapat ( ac6uired dry skin )
?ni dapat timbul pada kulit normal atau kulit berminyak yang men)adi kering sementara dan
bersifat lokal yang disebabkan oleh faktor faktor luar , diantaranya 4
< Aadiasi matahari ( BC )
< Pemaparan pada iklim yang ekstrim 4 panas, dingin, angin, dan kekeringan
< Pemaparan pada bahan kimia 4 detergen, solDent
< %erapi obat misalnya4 retinoid
5. !onstitutional Dry kin
%ipe ini meliputi banyak )enis kulit kering , di mana bentuk yang parah adalah bentuk
patologik

%ipe kulit kering konstitutional ini )uga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang telah disebutkan .
a. 2ragile kin 4 adalah bentuk antara kulit kering dengan kulit normal dan kebanyakan di)umpai
pada wanita atau pada orang :orang dengan kulit lembut, struktur baik. ering di)umpai eritema,
rosasea dan lebih sensitif terhadap bahan bahan dari luar.
b. enile kin 4 kekeringan ter)adi pada kulit menua, dimana ter)adi perubahan pada semua leDel
c. +inor dry skin ( xerosis Dulgaris ) 4 hal ini mungkin berasal dari genetik, umumnya di)umpai
pada wanita dengan tampilan pucat. 0erosis ter)adi khsususnya pada wa)ah, punggung, tangan
dan badan
PATOLOGICAL SKIN
a. ?chtyosis 4 pada kulit ini ter)adi kerusakan keratinisasi secara genetik, dimana bermanifestasi
berupa deskuamasi abnormal, perubahan fungsi barier. /entuk lan)ut penyakit ini mirip ichtyosis
Dulgaris
b. Kulit kering pada dermatitis atopik 4 pada penyakit ini ter)adi defek secara genetik pada
metabolisme dari asam lemak esensial (d<8 desaturase ), terlihat xerosis yang luas disertai
inflamasi, pla6ue like, dan rasa gatal.

DIAGNOSIS
Diagnosis kulit kering berdasarkan gambaran klinis, kulit tampak kering dan kusam, dengan
penebalan kulit atau likenifikasi dan adanya skuama. &kskorisasi tampak sebagai sebagai erosi
linear sering terlihat. ebelum menghubungkan pruritus dengan kulit kering, kemungkinan
penyebab lain dari pruritus seperi scabies, dermatofitosis, candidisiasi cutis harus disingkirkan
dengan kerokan kulit dan K*@.
!ara pemeriksaan kulit kering
< Pengukuran %&'( dengan alat eDaporimeter
< urface microscopy
< kin surface photography
< canning electron microscopy (&+)
< kin urface /iopsy
< Profilometri

KOMPLIKASI
". &c,ema xerotic Dapat ter)adi )ika kulit men)adi sangat kering dan pecah :pecah dan men)adi
inflamasi
5. Dermatitis numularis atau ec,ema discoid umumnya/cenderung pada kulit yang xerosis.
3. uperinfeksi dengan bakteri akibat garukan .

PENATALAKSANAAN
Bntuk memperbaiki kulit kering, harus mengurangi hilangnya air lewat epidermis ( %&'( )
dengan )alan memberikan bahan yang bersifat hidrasi (moisturi,er ) yang larut dalam air atau
pelumas ( lumbricating) dan penutup (oclution) yang tidak larut dalam air.
?stilah pelembab dan emolien sering dikacaukan sehingga timbul bermacam definisi. ?stilah
pelembab menggambarkan ter)adinya penambahan air ke kulit, sehingga menurunkan kekasaran
kulit atau peningkatan kadar air secara aktif ke kulit. Pengertian emolien adalah bahan oklusif
yang membantu hidrasi kulit dengan cara mengoklusi permukaan kulit dan menahan air di
stratum corneum.

JENIS-JENIS PELEMBAB
Penggolongan pelembab berdasarkan atas mekanisme hidrasi langsung dan tidak
langsung .

". %idak langsung

a. /ahan *klusi
<sebagai pelembab
< anti inflamasi
< anti mitotik
< anti pruritus

b. /ahan pembentuk lipofilik
< asam lemak esensial
< seramid

5. (angsung
a. /ahan pembentuk lapisan hidrofilik
< glikosaminoglikan ( asam hyaluronat, kondroitin sulfat )
< kolagen
< khitin dan khitosan
< polimer hidrofilik
b. @umektan 4 bahan higroskopis yang menyebabkan lapisan epidermis mampu
menyerap dan menyimpan air.
< gliserin
< sorbitol
< propilen glikol
< ester poligliseril
< asam laktat
c. 1atural moisturi,ing factor ( 1+2 )
< natrium pirolidon karbosiklat
< urea
< asam amino
< asam alfa hidroksi
ISI DAN KLASIFIKASI EMOLIEN
&molien berfungsi sebagai oklusif atau membentuk lapisan yang mempunyai kemampuan
untuk mengganti lapisan hidrofilik alamiah, sehingga mengurangi %&'(. &molien dapat beker)a
pada kulit normal maupun dengan kelainan, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan
kelainan kulit pada umumnya. &fek emolien adalah melembabkan kulit , anti inflamasi,
antimitotik dan antipruritus. Komponen terpenting pada emolien adalah lipid. (ipid bisa berasal
dari tumbuhan dan hewan, minyak mineral atau sintetik. =sam lemak yang digunakan berantai
karbon -<"- dan dapat )enuh maupun tidak )enuh.

Lemak hewani : lemak sapi, lemak domba
(anolin ( lemak domba penghasil wool) dahulu banyak digunakan tetapi dapat
menyebabkan sensitifitas, saat ini dipakai bermacam lanolin yang telah diubah susunan
kimianya. Penelitian !lark dkk ("7-") mneyebutkan komponen utama penyebab iritasi dalam
lanolin adalah alkohol.

Lemak tumbuhan
+inyak tumbuhan / bi)i<bi)ian asli yang belum dimodifikasi dimasukkan dalam formulasi
emolien ( contohnya minyak kacang, bunga matahari, ,aitun ). +inyak tumbuhan asli tersebut
ternyata lebih disenangi pasien tetapi sangat berminyak, kebanyakan dipakai untuk minyak
mandi rendam.

+inyak mineral
+inyak yang digunakan untuk emolien merupakan hasil destilasi Daselin dan mengandung
komponen organik dalam )umlah besar, terutama hidrokarbon alifatik rantai pan)ang dan
bercabang. Proses pembuatan termasuk destilasi , ekstraksi pelarut, kristalisasi dan netralisasi
alkali dan bleaching menghasilkan petroleum )elly dan light li6uid parafin ( white oil ). Bntuk
pelembab medis digunakan parafin oil.
+inyak sintesis
Eang sering digunakan dan tampaknya cukup ideal ialah minyak silikon sintesis.

(ilin (emak
Eaitu campuran lipid semi solid kompleks yang )uga merupakan turunan dari minyak
hewan, tumbuhan atau mineral. Eang paling banyak dipakai lilin lebah dari arang lebah, lilin
carnauba dan pohon palem carnauba dan lilin parafin.
Kulit kering yang disertai inflamasi memerlukan aplikasi kortikosteroid. Pemberiannya
dilakukan sebelum aplikasi moisteri,er atau emolien.

PROGNOSIS
Prognosis kulit kering sangat berDariasi dan tergantung pada penyebabnya.

You might also like