Pengukuran laju pengeringan dengan metode penurunan berat -0.200 -0.100 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0 5 10 15 K a n d u n g a n
A i r
( g
a i r /
g
p a d a t a n
k e r i n g )
Waktu Pengeringan (menit) Kandungan Air vs Waktu Pengeringan d = 0.5 mm d = 0.7 mm d = 0.3 mm t Xi (menit) d = 0.3 mm d =0.5 mm d = 0.7 mm 0 0.061 -0.128 0.473 3 0.054 -0.135 0.466 6 0.047 -0.142 0.459 9 0.041 -0.142 0.459 12 0.034 -0.142 0.459 Diameter 0.3 mm t t Wi W As Ri Xi (menit) (menit) (gram) (gram) (cm 2 ) (g air / menit cm 2 )
Untuk memperjelas grafik, maka dibuatlah grafik sendiri-sendiri untuk diameter partikel 0.5 mm dan untuk diameter partikel 0.3 mm dan 0.7 mm.
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 -0.02 0.03 0.08 0.13 0.18 0.23 L a j u
P e n g e r i n g a n
( g
a i r /
m e n i t
c m 2 )
Kandungan Air (g air / g padatan kering) d = 0.3 mm d = 0.5 mm d = 0.7 mm 0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.19 0.2 0.21 0.22 0.23 L a j u
P e n g e r i n g a n
( g
a i r
/
m e n i t
c m 2 )
Kandungan Air ( g air/ g padatan ) d= 0.5 mm -0.0001 0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 L a j u
P e n g e r i n g a n
( g
a i r
/
m e n i t
c m 2 )
Kandungan Air ( g air/g padatan) d = 0.7 mm d= 0.3 mm Pengukuran laju pengeringan dengan metode kenaikan kelembaban Nilai humidity dicari baik dengan psycrometric chart dan psycrometric calculator di internet. Diameter 0.3 mm Nilai humidity dari psycrometric chart dibaca dengan cara seperti ini. Contoh untuk T upstream pada t = 0 menit:
Dari pembacaan psycrometric chart didapat nilai humidity masing-masing seperti tertera pada tabel berikut: Vavg (m/s) t (menit) Tups (oC) Tdowns (oC) Humidity H mi Xi Wet Dry Wet Dry Hups Hdowns 1504 0 27.5 32.5 27.5 32.5 0.021 0.02 0.001 0.113021163 0.021657153 1524 3 27.5 32.5 27.5 32.5 0.021 0.021 0 0 0.019339215 1588 6 27.5 32.5 28 34 0.021 0.021 0 0 0.017920775 1456 9 28 32.5 28 33 0.022 0.02 0.002 0.21882821 0.015706625 1448 12 27 32.5 28 32.5 0.022 0.02 0.002 0.217625857 0.015256876
Tabel kedua menunjukkan nilai humidity dengan psycrometric calculator di internet. Berikutnya, diplotlah grafik kandungan air vs laju pengeringan:
Untuk nilai diameter-diameter berikutnya, untuk mempersingkat waktu dan ketelitian, digunakanlah psycrometric calculator.
0 0.00002 0.00004 0.00006 0.00008 0.0001 0.00012 0.2 0.21 0.22 0.23 L a j u
P e n g e r i n g a n
( g
a i r /
m e n i t
c m 2 )
Kandungan Air (g air/g padatan kering) Psycrometric Calc -0.00025 -0.0002 -0.00015 -0.0001 -0.00005 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.08 0.085 0.09 0.095 0.1 L a j u
P e n g e r i n g a n
( g
a i r /
m e n i t
c m 2 )
Kandungan Air (g air/g padatan kering) Psycrometric
Analisis percobaan pengaruh ukuran partikel
Langkah pertama adalah menyediakan 3 ukuran partikel yang berbeda. Hal ini bertujuan supaya hasil percobaan dari tiap masing-masing partikel bisa didapatkan laju pengeringannya pada pengolahan data sehingga bisa diambil kesimpulan apakah dengan naiknya partikel, laju pengeringan juga akan naik atau sebaliknya. Langkah kedua adalah mengukur massa tray kosong sebelum diisi pasir dengan timbangan elektronik. Hal ini bertujuan supaya massa pasir kering bisa dihitung dengan persamaan ( ) ( ) Langkah ketiga adalah mengisi tray dengan pasir lalu pasir itu diratakan. Hal ini bertujuan supaya luas permukaan pengeringan sama di setiap titik di tray sehingga laju pengeringan di setiap titik di permukaan pasir dapat diasumsikan sama. Langkah keempat adalah menimbang tray yang telah terisi dengan pasir kering pada timbangan elektronik. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan (massa pasir kering + tray) yang diperlukan pada persamaan sebelumnya. Timbangan elektronik dipakai karena pemakaiannya yang relatif lebih mudah dari timbangan manual juga karena ketelitiannya dalam mengukur massa sampai beberapa angka di belakang koma. Langkah kelima adalah menyemprot air ke pasir tersebut. Hal ini bertujuan supaya air dapat diserap pasir sehingga pada percobaan dengan tray drier dapat diukur berapa massa air yang menguap. Semprotan yang dipakai adalah jenis batch yang memiliki flowrate yang kecil. Hal ini bertujuan supaya seluruh air diserap pasir dan tidak terbentuk genangan air di atas permukaan pasir karena prinsip percobaan dari praktikum ini adalah memahami fenomena yang terjadi pada proses pengeringan sedangkan menurut teori pada proses pengeringan terjadi pemisahan air dari suatu padatan. Apabila sampai terjadi -0.06 -0.04 -0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.01 0.06 0.11 0.16 0.21 0.26 L a j u
P e n g e r i n g a n
( g
a i r /
m e n i t
c m 2 )
Kandungan Air (g air/g padatan kering) d = 0.3 mm d = 0.5 mm d = 0.7 mm genangan air di atas permukaan pasir atau air yang ditambahkan ke pasir terlalu banyak sehingga tidak semua air terserap oleh pasir, maka tidak hanya fenomena drying yang terjadi di percobaan ini, melainkan juga fenomena evaporasi. Apabila fenomena evaporasi juga terjadi dan bahkan menjadi controlling factor dari percobaan, maka pengolahan data dan analisis hasil percobaan tidak dapat hanya menggunakan teori pengeringan, melainkan juga harus menggunakan teori evaporasi. Penyemprotan air ke atas pasir diusahakan merata dan dengan jumlah air yang sama sehingga kandungan air dalam pasir di setiap titik di permukaan pasir adalah sama sehingga dapat diasumsikan laju pengeringan di setiap titik di permukaan pasir menjadi sama. Hal ini karena berdasarkan teori, laju pengeringan suatu zat dipengaruhi oleh kandungan air di zat tersebut. Pada percobaan, walaupun diusahakan tidak terjadi genangan air, namun juga harus diusahakan pasir telah menyerap cukup banyak air. Hal ini karena pada kandungan air tertentu dan diatasnya, laju pengeringan akan konstan (constant rate) sedangkan dibawah kandungan air tertentu maka laju pengeringan akan terus menurun (falling rate). Apabila air yang disemprotkan terlalu sedikit, maka constant rate mungkin menjadi tidak terlihat pada pengolahan data, hanya falling rate yang terlihat. Semprotan yang dipakai adalah yang berjenis batch dan dikontrol manual supaya praktikan lebih mudah dalam mengontrol jumlah air yang diserap oleh pasir. Langkah keenam adalah mengukur massa tray yang telah berisi pasir basah dengan timbangan elektronik. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai (massa pasir basah + tray) supaya massa pasir basah dapat dihitung dengan persamaan ( ) Langkah ketujuh adalah mengatur pengontrol kecepatan udara pengering pada posisi 5 dan temperatur udara pengering pada posisi 5 pada setiap percobaan diameter kecil, sedang, dan besar. Hal ini pertama bertujuan supaya variabel yang berpengaruh pada laju pengeringan dapat diasumsikan hanya diameter partikel, sedangkan laju udara pengering dan temperatur pengering tidak berpengaruh pada perbedaan hasil laju pengeringan di diameter kecil, sedang, dan besar karena di tiap percobaan dengan diameter kecil, sedang, dan besar telah di-set temperatur dan laju pengeringnya sama, yaitu pada posisi 5. Tujuan kedua adalah supaya pengeringan berlangsung cukup cepat dan perubahan massa di tiap selang waktu pengukuran massa (menit 3, 6, 9, dan 12) cukup besar sehingga walaupun ada error dari hasil pengukuran maka tidak berpengaruh signifikan pada hasil pengukuran karena error ini hanya sekian persen dari perubahan massa yang terjadi. Misalkan pada data hasil percobaan dengan set skala air flow dan temperatur di posisi yang rendah (2) memberikan hasil perubahan massa 0.3 gram dan data hasil percobaan dengan set skala air flow tinggi (5) memberikan hasil perubahan massa 0.5 gram, sedangkan error pengukuran massa dianggap sama, misalkan 0.0001 gram, maka persentase error pada percobaan dengan set skala air flow dan temperatur yang rendah memiliki nilai lebih besar, yaitu
, sedangkan pada percobaan dengan set skala air flow dan temperatur yang lebih besar akan memiliki nilai error yang lebih kecil, yaitu
. Namun skala temperatur dan air flow
juga sebaiknya tidak di-set terlalu tinggi karena apabila terlalu tinggi, maka laju pengeringan telah menjadi nol sebelum massa di setiap selang waktu pengukuran terukur. Hal ini dapat membuat titik-titik yang diplot di kurva laju pengeringan berkurang. Langkah kedelapan adalah mencatat berat pasir, laju udara di lima titik keluar tray drier, dan mengukur temperatur di upstream dan downstream. Berat pasir diperlukan untuk mencatat perubahan massa sehingga dapat dipakai untuk mengukur laju pengeringan. Laju udara di lima titik keluar tray drier diperlukan untuk mengukur laju pengeringan dengan perubahan kelembapan. Mengukur laju udara di lima titik adalah supaya dapat diambil rata- rata dari kelima titik tersebut. Temperatur di upstream dan downstream diperlukan untuk mengukur laju pengeringan dengan perubahan kelembapan. Secara umum, percobaan i ini bertujuan untuk menguji apakah laju pengeringan akan naik dengan menurunnya ukuran partikel.