You are on page 1of 6

IMUNOLOGI

TOLERANSI IMUN
Di Susun oleh:
Deri Reinaldo Martiadi
( A 0101 0006
SE!OLA" TINGGI #ARMASI INDONESIA
$01%
TOLERANSI IMUN
Toleransi atau kegagalan membentuk antibodi atau mengembangkan
repon imun seluler pasca pajanan denganimunogen atau antigen terjadi hanya
terhadap antigen tertentu saja dan tidak disertai gangguan terhadap respon
antigen yang lain. Tubuh mempunyai mekanisme kuat utuk mencegah terjadinya
autoimunitas. Sel T terutama sel CD4
+
memiliki peran sentral dalam mengontrol
hampit semua respon imun.oleh karena itu toleransii sel T merupakan hal yang
jauh lebih penting disbanding toleransi terhadap sel B. hampir semua sel B self-
reacie tidak akan dapat memproduksi autoantibody kecuali mendapat bantuan
yang benar dari sel T.
TOLERANSI SEL T
!ekanisme toleransi dapat primer yang terjadi di organ limfoid pirmer
seperti sumsum tulang dan timus" yang disebut toleransi sentral" dan di perifer
yang disebut toleransi perifer.
A& Toleransi sentral
Sel T diproduksi di dalam sumsung tulang" namun pematangan dan
perkembangannya terjadi dalam timus. #rekursor sel T yang berasal dari
sumsum tulang bermigrasi melalui darah ke korteks kelenjar timus. Tolrnsi
sentral adalah induksi toleransi saat limfosit berada dalam perkembangannya di
timus. #roses seleksi terjadi untuk menyingkirkan timosit ang self reaktif. !elalui
proses yang disebut seleksi positif" sel T hidup dengan berikatan dengan !$C.
Sel T dengan TC% yang gagal berikatan dengan self-!$C dalam timus akan
mati melalui apoptosis.
&katan sel T dengan reseptornya dengan afinitas rendah akan tetap hidup.
'amun sel T yang mengikat kompleks peptida-!$C dengan afinitas tinggi dalam
tubuh" akan memiliki potensi untuk mengenal sel-antigen yang menimbulkan
autoimunitas. (leh karena itu sel-sel tersebut disingkirkan" dan proses itu disebut
seleksi negatif atau edukasi timus. Timosit yang mengalami proses seleksi
negatif dihancurkan dan gagal untuk berfungsi.
#ada beberapa hal" sel T yang self reaktif dapat lolos dari seleksi negatif
dari timus dan muncul di perifer. Toleransi perifer menginaktifkan sel-sel tersebut
yang dapat diartikan sebagai inaktiaasi sel T yang masih self-reaktif di perifer.
'& Toleransi (eri)er
Toleransi perifer merupakan mekanisme yang diperlukan untuk
memperthankan toleransi terhadap antigen yang tidak ditemukan di organ limfoid
primer atau terjadi bila ada klon sel dengan reseptor afinitas tinggi yang lolos dari
seleksi primer. !ekanisme yang dapat mencegah toleransi perifer adalah
ignorance" anergi dan konstimulasi" dan mekanisme regulasi oleh sel Treg.
1& I*noran+e
&gnorance imunologis adalah keadaan bila antigen tidak dihiraukan) Tidak
kelihatan* dikenal oleh sistem imun.
$& Sel T autorea,ti) -an* di.isah,an
Self-antigen dan limfosit juga dipisahka oleh jalur sirkulasi limfosit yang
terbatas. Sehingga membatasi limfosit naif yang tidak bebas bergerak ke
jaringan limfoid sekunder dah darah.
%& Aner*i dan ,osti/ulasi
Sel yang self-reaktif disingkirkan melalui apoptosis atau induksi anergi*
keadaan tidak responsif.
TOLERANSI SEL '
A& Toleransi Sentral
Sel B imatur yang merupkan sel terdini dalam perkembangan sel"
mengekspresikan BC%. Seleksi sel B autoeaktif mulai terjadi pada stadium ini
dan terjadi di sumsum tulang. BC% berfungsi mengikat molekul ekstraselular dan
menga+ali sinyal sitoplasmik yang antigen spesifik. Sel B imatur yang terpajan
dengan antigen ekstraselular" akan meningkatkan sinyal melalui BC% untuk
berhenti berkembang. Sel B tersebut akan menginisiasi proses untuk mengedit
reseptor* memproduksi BC% dengan spesifisitas untuk dapat mengikat antigen
baru. Bila BC% tidak dapat diubah dengan efekif" sel B imatur akan disingkirkan
melalui proses apoptosis.
'& Toleransi (eri)er
Setealh meninggalkan susmsum tulang" sel B yang relatif imatur" bermigrasi
ke ,ona sel T uar dalam limpa. Sel B dengan selektif negatif menempati limpa"
diproses untuk induksi anergi" dicegah bermigrasi ke sel folikel sel B dan
apoptosis ditingkatkan.
IMUNOSTOMULAN
&munostimulan atau imunopotensiasi adalan cara memperbaiki fungsi sistem
imun dengan menggunakan imunostimulan yaitu bahan yang merangsang
sistem imun.
A& 'iolo*is
-. $ormon timus
.. /imfokin
0. &nterferon
4. 1ntibodo monoklonal
2. Transfer factor* ekstrak leukosit
3. Sel /14
5. 1sal bakteri
6. 1sal jamur
'& Sinteti,
-. /eamisol
.. &soprinosisn
0. !D#
4. B%!
2. $idroksiklorokin
3. 1rginin
5. 1ntioksidan
IMUNOSU(RESAN
&munosupresi merupakan tindakan untuk menekan respon imun.
4egunaannya di klnik terutama pada transplantasi dalam usaha mencegah
reaksi penolakan dan berbagai penyakit inflamasi yang menimbulkan kerusakan.
(bat imunosupresi memiliki sifat-sifat sebagai berikut7
Sitotoksik
S# dapat membunuh sel dalam setiap sikls perkembangannya dan lebih
toksik terhadap sel yang proliferatif.
1ntimetabolit
!T8 adalah antagonis asam folat. Struktur !T8 adlah analog dengan asam
folat
1ntiproliferatif
-. 1,atioprin
.. !ikofenolat mofetil
1ntiaktiasi sel T
-. Siklosporin-1
.. Trokolimus
0. %apamisin

You might also like