You are on page 1of 5

DASAR TEORI

a. Pembibitan (Seeding)
Proses seeding dilakukan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme
sehingga didapatkan jumlah biomassa yang mencukupi untuk mengolah air buangan
pabrik minyak kelapa sawit. Bibit mikroorganisme diambil dari lumpur kolam
pengolahan air buangan pabrik minyak kelapa sawit yang ditumbuhkan secara aerob.
Pada tahap seeding ini yang perlu diperhatikan adalah konsentrasi zat organik
(substrat), danVSS. Pada awalnya digunakan campuran air buangan dengan glukosa
dengan perbandingan 25:75. Konsentrasi glukosa dikurangi secara bertahap sampai
akhirnya digunakan air buangan pabrik minyak kelapa sawit 100%.
Selama periode waktu detensi tertentu dilakukan pemeriksaan parameter
organik, VSS, TSS, pH, dan temperatur. Terjadinya penambahan biomassa ditandai
dengan warna lumpur yang semakin gelap (coklat kehitaman). Konsentrasi oksigen
terlarut (DO) selalu dijaga di atas 4 mg/l untuk memastikan proses aerob dapat
berlangsung dengan baik. Temperatur juga dijaga pada temperatur kamar, selain itu
pH juga dijaga agar tetap dalam kisaran normal yaitu berkisar antara 7,0-8,5 dengan
cara penambahan larutan asam atau basa.

b. Aklimatisasi
Proses aklimatisasi dilakukan untuk mendapatkan suatu kultur
mikroorganisme yang stabil dan dapat beradaptasi dengan air buangan pabrik kelapa
sawit yang telah disiapkan. Selama masa aklimatisasi kondisi dalam reaktor dibuat
tetap aerob dengan menjaga konsentrasi, temperatur, dan pH. Proses ini dilakukan
secara batch.
Kedalam masing masing reaktor ditambahkan secara bertahap air buangan
pabrik minyak kelapa sawit dengan konsentrasi yang semakin meningkat.
Peningkatan konsentrasi secara bertahap ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
pembebanan tiba-tiba (shock loading) yang dapat mematikan mikroba, dan untuk
menyeleksi mikroba yang mampu mengolah air buangan pabrik minyak kelapa sawit
sesuai dengan kondisi operasi nantinya.
Proses aklimatisasi dapat dianggap selesai jika pH, VSS, temperatur, dan
efisiensi penyisihan senyawa organik telah konstan dengan fluktuasi yang tidak lebih
dari 10%. Sebelum reaktor dioperasikan, terlebih dahulu dihitung konsentrasi air
buangan pabrik minyak kelapa sawit yang nantinya dijadikan konsentrasi pada saat
pengoperasian reaktor tanpa divariasikan.

c. Pengoperasian Reaktor
Setelah masa aklimatisasi selesai, dimana mikroorganisma diperkirakan sudah
cukup mampu untuk mengolah air buangan PMKS secara SBR maka reaktor siap
dioperasikan. Operasi dilakukan sesuai dengan tahapan SBR yaitu pengisian, reaksi,
pengendapan, pengurasan, dan stabilisasi. Yang menjadi perhatian pada penelitian ini
adalah tahap reaksi dan stabilisasi. Pengoperasian reaktor dilakukan dengan
menggunakan 4 buah reaktor dengan rasio waktu reaksi terhadap waktu stabilisasi

d. Pengukuran Parameter
Untuk tiap sampel, pengukuran parameter dilakukan secara triplo. Parameter
yang akan diukur selama penelitian ini adalah BOD (Biochemical Oxygen Demand),
COD (Chemical Oxygen Demand), VSS (Volatile Suspended Solid), dan parameter
lingkungan yang mencakup: temperatur, pH, dan DO (Dissolved Oxygen). Analisis
parameter BOD, COD, dan VSS dilakukan mengacu pada Standard Methods (APHA,
AWWA, WEF, 1998).

e. Analisis BOD
1. Metode Analisis BOD
Metode Pemeriksaan BOD adalah dengan metode Winkler (Titrasi di
Laboratorium). Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang
akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl
2
den NaOH - KI,
sehingga akan terjadi endapan MnO
2
. Dengan menambahkan H
2
SO
4
atan HCl
maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan
molekul iodium (I
2
) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang
dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat
(Na
2
S
2
0
3
) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji).
Prinsip pemeriksaan parameter BOD didasarkan pada reaksi oksidasi zat
organik dengan oksigen di dalam air dan proses tersebut berlangsung karena
adanya bakteri aerobik. Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu 2
hari untuk 50% reaksi, 5 hari untuk 75% reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100%
reaksi tercapai. Dengan kata lain tes BOD berlaku sebagai simulasi proses biologi
secara alamiah, mula-mula diukur DO nol dan setelah mengalami inkubasi selama
5 hari pada suhu 20C atau 3 hari pada suhu 25C27C diukur lagi DO air
tersebut.
Perbedaan DO air tersebut yang dianggap sebagai konsumsi oksigen untuk
proses biokimia akan selesai dalam waktu 5 hari dipergunakan dengan anggapan
segala proses biokimia akan selesai dalam waktu 5 hari, walau sesungguhnya
belum selesai.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Analisis BOD
Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisis BOD adalah teliti dan akurat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir
titrasinya, standarisasi larutan tio dan penambahan indikator amilumnya. Dengan
mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan diperoleh
hasil penentuan BOD yang lebih akurat.
Kelemahan Metode Winkler dalam menganalisis BOD adalah dimana dengan
cara WINKLER penambahan indikator amilum harus dilakukan pada saat
mendekati titik akhir titrasi agar amilum tidak membungkus iod karena akan
menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa semula. Proses
titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan karena I
2
mudah
menguap. Dan ada yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri yang biasa dapat
menjadi kesalahan pada titrasi iodometri yaitu penguapan I
2
, oksidasi udara dan
adsorpsi I
2
oleh endapan.

3. Penanggulangan Kelebihan/Kekurangan Kadar BOD
Penanggulangan kelebihan kadar BOD adalah dengan cara sistem lumpur aktif
yang efisien dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 90%.
Ada pula cara yang lain yaitu dengan Sistem constructed wetland merupakan
salah satu cara untuk pengolahan lindi yang memanfaatkan simbiosis
mikroorganisme dalam tanah dan akar tanaman. Sistem ini juga merupakan sistem
pengolahan limbah yang ekonomis. Penelitian ini bertujuan menganalisis
kemampuan sistem sub-surface constructed wetland untuk menurunkan
kandungan COD, BOD dan N total.
Apabila kandungan zat-zat organik dalam limbah tinggi, maka semakin
banyak oksigen yang dibutuhkan untuk mendegradasi zat-zat organik tersebut,
sehingga nilai BOD dan COD limbah akan tinggi pula. Oleh karena itu untuk
menurunkan nilai BOD dan COD limbah, perlu dilakukan pengurangan zat-zat
organik yang terkandung di dalam limbah sebelum dibuang ke perairan.
Pengurangan kadar zat-zat organik yang ada pada limbah cair sebelum dibuang ke
perairan, dapat dilakukan dengan mengadsorpsi zat-zat. tersebut menggunakan
adsorben. Salah satu adsorben yang memiliki kemampuan adsorpsi yang besar
adalah zeolit alam. Kemampuan adsorpsi zeolit alam akan meningkat apabila
zeolit terlebih dahulu diaktifkan.



























GAMBAR ALAT

Proses pengembangbiakkan




Prosses Pengovenan

You might also like