You are on page 1of 5

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan

Pengaturan Pekerjaan di Lapangan


o Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar
akan diambil sebagai acuan untuk pengaturan lapangan pekerjaan-pekerjaan
proyek.
o Mengadakan survey secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks)
pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk memungkinkan desain, survei
perkerasan.
o Memasang tonggak-tonggak konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian bagi
pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase
samping dan gorong-gorong, sesuai dengan gambar-gambar proyek dan menurut
perintah Direksi Teknik.
Penyimpanan Bahan :Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa
sehingga bahan -bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian
sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan.
Penumpukan Agregat
o Agregat batu ditumpuk sehingga tidak ada segregasi serta unt uk menjamin
gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter.
o Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah, atau
dipisahkan dengan partisi kayu.
o Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang
memadai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu-lintas dan membendung
lintasan air.
Penyimpanan Bahan-bahan Aspal :Tempat penimbunan drum-drum aspal pada
ketinggian yang layak dan dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah -
sampah. Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut :
o Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk di atas ujung dengan
lubang pengisian arah ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah
sisinya di atas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas tutup
drum.
o Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back ditumpuk di atas
sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas.
o Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi
bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut
digulingkan secara teratur.
Penanganan dan Penyimpanan Semen : Perlu diberikan perhatian sewaktu
pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau
kantong semen menjadi rusak. Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang
yang kedap air, dengan penumpukan yang rapi dan secara sistematis menurut jatuh
temponya, sehingga penggunaan (konsumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada
terlalu lama dalam penyimpanan.
D R A I N A S E
o Rehabilitasi Drainase Tepi Jalan : Pekerjaan ini mencakup pembersihan tumbuh-
tumbuhan dan pembuangan benda-benda dari saluran tepi jalan ataupun dari
kanal-kanal yang ada, memotong kembali dan membentuk ulang saluran tanah
yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli, dan juga perbaikan
saluran yang dilapisi dalam ha saluran pasangan batu atau beton.
o Pelaksanaan Pekerjaan
Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan -bahan yang harus
disingkirkan, harus dibuang dari saluran tanah, termasuk dari Saluran
yang memotong bahu jalan dan menyambung kepada lubang tangkapan
atau gorong gorong.
Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus
diperbaiki. Pasangan batu atau beton yang pecah-pecah, rusak atau lepas
harus dipotong dan diganti dengan pasangan batu atau beton yang baru
yang dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan RKS.
Cara Pengukuran Pekerjaan :Semua pengukuran harus dilakukan di
sepanjang sumbu saluran dan harus disediakan untuk seluruh pekerjaan
yang dialakukan bagi rehabilitasi kedua sisi saluran.
REHABILITASI BAHU JALAN
Pekerjaan ini terdiri dan peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang
ada, termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan
dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis,
kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti
yang diperintahkan dalam RKS.
Penyiapan Lapangan.
o Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada, rumput,
alang -alang, semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang
seperlunya sebelum pembentukan kembali.
Pembentukan Kembali
o Bahu jalan yang harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, traktor atau motor
grader.
o Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi,
pengurugan daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan
kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan
ketinggian
Pemadatan
o Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus diikuti
pemadatan dengan mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang
cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai
memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar.
Pelaksanaan
o Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu Jalan, termasuk galian
bahan yang ada dan perapian ujung Jalan kendaraan yang ada, dilaksanakan
seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana.
o Tanah Dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan
pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan
o Bahu ja!an pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang
bersamaan, harus dibangun satu sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.
LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS
Lapis Pondasi Bawah
o Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan konstruksi pembagi beban kedua yang
berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapisan tanah dasar yang dibentuk dan
dipadatkan, serta langsung di bawah Lapis Pondasi Atas perkerasan.
o Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah terdiri dari menempatkan, memproses,
mengangkut, menebarkan, mengairi dan memadatkan bahan Lapis Pondasi Bawah
berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-gambar.
Pelaksanaan Pekerjaan
o Bahan Lapis Pondasi Bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang
bebas dari lalu-lintas serta saluran -saluran dan lintasan air di sekitarnya.
o Lapis Pondasi Bawah tersebut dicampur dilapangan ruas jalan yang ber
sangkutan dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan
yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan
melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
o ketebalan Lapis Pondasi Bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana
dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang
sebenarnya.
Penghamparan dan Pemadatan
o Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang Jalan yang
diminta harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15%, penurunan
ketebalan untuk pemadatan lapisan-lapisan Lapis Pondasi Bawah. Segera setelah
penghamparan dan pembentukan akhir masing-masing lapisan harus didapatkan
sampai lebar penuh Lapis Pondasi Bawah permukaan, dengan menggunakan
mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban Pneumatic atau peralatan pemadat
lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
o Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan Lapis Pondasi Bawah akan
bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan
dan harus terus menerus sampai seluruh permukaan telah didatarkan secara
merata. Pada bagian-bagian super elevasi, kemiringan melintang Jalan atau
kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah
ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidakteraturan atau bagian ambles yang
mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan
menambahkan bahan Lapis Pondasi Bawah untuk membuat permukaan tersebut
mencapai bentuk dan ketinggian yang benar
o Bagian-bagian yang sempit di sekitar Kerb atau dinding yang tidak dipadatkan
dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang
disetujui.
o Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas-batas 3%
kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air o ptimum dengan
penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan Lapis Pondasi Bawah
dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan, ke seluruh ketebalan
penuh masing-masing lapisan, mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang
ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111)
Lapis Pondasi Atas Agregat
Lapis Pondasi Atas Jalan merupakan lapisan struktur utama di atas Lapis Pondasi Bawah
(atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang Lapis Pondasi Bawah).
Pembangunan Lapis Pondasi Atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, penyiraman dengan air, dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami
pilihan dalam Lapis Pondasi Atas, di atas satu Lapis Pondasi Bawah atau di atas lapis
tanah dasar yang telah disiapkan.
Penyiapan Lapis Pondasi Atas :Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas :
Agregat Lapis Pondasi Atas (LPA) Kelas A
o Agregat ditempatkan pada lokasi di atas Lapis Pondasi Bawah yang sudah
disiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan
pemadatan ketebalan yang diperlukan.
o Agregat dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai
satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum.
o Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm,
dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat
dicapai.
Macadam Ikat Basah Kelas B
o Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan
Makadam diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.
o Sebelum menghampar batu kasar / pokok, buatlah bangunan penunjang samping
pinggir (lebar 30 cm), misalnya dengan material timbunan bahu jalan, agar
pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat terdorong kepinggir.
o Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A
cm,ketebalan dari pada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm sebelum pemadatan
untuk memperoleh suatu lapisan kira-kira A+2 cm setelah pemdatan.
o Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk
membentuk permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal
yang disyaratkan. Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan
harus sering sekali diperiksa selama penghamparan agregat -agregat. Jika
diperlukan bahan harus ditambah atau dikurangi.
Penghamparan dan Pemadatan
o Pada penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemirngan melintang yang
diperlukan, dilaksanakan dengan cara cadangan sekitar 10% pengurangan
ketebalan untuk pemadatan bahan-bahan Lapis Pondasi Atas segera setelah
penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan LPA.
o Saat penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan alat pengilas maju sedikit
demi sedikit dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan
dan dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan
matang yang merata. Pada bagian super elevasi, miring melintang atau
kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian Jalan yang lebih
rendah menuju kebagian atas.
o Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus
diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk.
Bahan pengisi tambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-agregat.
Penempatan bahan pengisi / halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian
berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan
Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-
rongga.

You might also like