You are on page 1of 27

1

BAB I
TEORI VARIABEL PENELITIAN

1.1 Pendahuluan
1.1.1 Latar Belakang
Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka
jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai
suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin
peneliti melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang
banyak hal juga yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan
seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu.
Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas
dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat penting.

1.1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan definisi dari konsep, variabel dan konstruk
dalam suatu penelitian ?
2. Apa saja jenis-jenis variabel penelitian ?
3. Bagaimana struktur hubungan antar variabel penelitian ?
2

4. Bagaimana pengukuran variabel?
5. Bagaimana operasionalisasi variabel ?

1.1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian
2. Menjelaskan definisi variabel dan penggunaannya di dalam
penelitian
3. Menolong dalam mempersiapkan alat dan metode pengumpulan
data nantinya
4. Mempersiapkan metode analisis/pengolahan

1.2 Teori Variabel Penelitian
1.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).
Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai
kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau
diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya
menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian
tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-
faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan
kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu,
3

apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula
variabelnya.
Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan,
diidentifikasi, dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan
bergantung pada luas serta sempitnya panelitian yang akan digunakan
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan
umumnya mudah diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan.
Tetapi, variabel-variabe dalam ilmu sosial, sifanya lebih abstrak
sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu sosial
berasal dari suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya
sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara operasional.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)

Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variabel sebagai
berikut :
Hatch & Farhady (1981)
Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek yang lain.

Kerlinger (1973)
Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social,
jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari
suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel
itu adalah suatu yang bervariasi.


4

Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Bhisma Murti (1996)
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi
nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.

Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah
dari satu subyek ke subyek lainnya.

Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan
Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena
tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang
bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian,
variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.

Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki
oleh anggota anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang
dimiliki oleh kelompok yang lain.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu.
Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.



5

1.2.2 Jenis-jenis variabel penelitian
Variabel Dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau pengganti variabel bebas. Menurut
fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini
disebut juga dengan akibat.

Variabel Independen atau variabel bebas, adalah kondisi-kondisi
atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka
untuk menerangkan hubungan-hubungan dengan fenomena yang
diobservasi. Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel
lain, jadi secara bebas berpengaruh dalam variabel lain. Variabel ini
disebut juga dengan penyebab.

Variabel intervening, yaitu variabel yang berfungsi
menghubungkan variabel satu dengan variabel lain. Hubungan itu
dapat menyangkut sebab akibat ataupun pengaruh atau
terpengaruh. Variabelini merupakan variabel penyela/antara yang
terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga
variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.

Variabel Moderator, adalah variabel yang mempengaruhi,
memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel
6

independen dengan dependen. Variabel tersebut juga sebagai
variabel independen ke dua.

Variabel kontrol adalah variabel yang membatasi atau mewarnai
variabel moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap
variabel lain terutama yang berkaitan dengan variabel moderator
dan bebas, ia juga berpengaruh terhadap variabel tergantung.

Variabel acak atau random, yaitu variabel yang fungsinya dapat
diabaikan dan pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap
bebas maupun tergantung.

1.2.3 Struktur Hubungan / Korelasi Antar Variabel Penelitian
Korelasi antar variabel penelitian ada ada 3 yaitu :
1. Korelasi Simetris
Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat
hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh mempengaruhi ;
masing masing bersifat mandiri.
Korelasi Simetris terjadi karena :
Kebetulan.
Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
Sama sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai
akibat dari Variabel Bebas)
Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan.
7

Keduanya merupakan variabel terikat dari variable bebas yaitu
Pertumbuhan.
Sama sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.
Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan
ketahanan kontraksi otot.
Keduanya merupakan indikator Kemampuan Kontraksi Otot.

2. Korelasi Asimatris
Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana
variable yang satu bersifat mempengaruhi variable yang lain ( Variable
Bebas dan Variable Terikat )
Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan
arterosklerosis.

3. Korelasi Timbal Balik
Korelasi Timbal Balik adalah korelasi antar dua variable yang antar
keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
Contoh :
Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi.
Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi
mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan
malabsorbsi.

1.2.4 Pengukuran Variabel
8

Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4
Skala Pengukuran, yaitu
1. Skala Nominal
Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota anggota
yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki
perbedaan dari anggota himpunan yang lain.

Misalnya :
Jenis Kelamin : dibedakan antara laki laki dan perempuan
Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak
dsb.

Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau
Kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori
satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih
buruk dari kategori yang lain.

2. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan
tingkatan.
9

Skala Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan menurut
rangking, urutan, pangkat atau jabatan.
Skala Ordinal adalah kategori yang dapat diurutkan atau diberi
peringkat.
Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu
variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang
dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama
atau lebih rendah daripada nilai yang lain.

Contoh :
Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I,
II, dan III. Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih
berat daripada Stadium I dan Stadium III lebih berat
daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan
secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu
ragu, Tidak Setuju.

3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas
variasi nilai satu dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau
intervalnya dapat dibandingkan.
10

Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara
nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat
diketahui secara pasti.
Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan
seperti halnya pada skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil,
dsb), tetapi Nilai Mutlaknya Tidak Dapat Dibandingkan secara
Matematis, oleh karena itu batas batas Variasi Nilai pada Skala
Interval bersifat ARBITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).

Contoh :
Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360
Celcius jelas lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Tetapi
tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360 Celcius 1 kali lebih
panas daripada suhu 240 Celcius. Alasannya : Penentuan
skala 00 Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak
Ada Suhu / Temperatur sama sekali).
Tingkat Kecerdasan,
Jarak, dsb.

4. Skala Rasio = Skala Perbandingan
Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas
intervalnya jelas, juga variasi nilainya memunyai batas yang
tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL ABSOLUT ).

Misalnya :
11

Tinggi Badan : sebagai Skala ratio, tinggi badan 180 Cm
dapat dikatakan mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi
badan 120 Cm, hal ini juga dapat dikatakan bahwa : tinggi
badan 180 adalah 1 kali dari tinggi badan 120 Cm.
Denyut Nadi : nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan
tidak ada sama sekali denyut nadinya.
Berat Badan
Dosis Obat, dsb

Dari uraian di atas jelas bahwa Skala Ratio, Interval,
Ordinal dan Nominal berturut turut memiliki nilai kuantitatif
dari yang paling rinci ke yang kurang rinci. Skala ratio
mempunyai sifat sifat yang dimiliki skala interval, ordinal dan
nominal. Skala interval memiliki ciri ciri yang dimiliki skala
ordinal dan nominal, sedangkan skala ordinal memiliki sifat yang
dimiliki skala nominal.
Adanya perbedaan tingkat pengukuran memungkinkan
terjadinya transformasi skala ratio dan interval menjadi ordinal
atau nominal. Transformasi ini dikenal sebagai Data Reduction
atau Data Collapsing. Hal ini dimaksudkan agar dapat
menerapkan metode statistic tertentu, terutama yang
menghendaki skala data dalam bentuk ordinal atau nominal.
Sebaliknya, skala ordinal dan nominal tidak dapat diubah
menjadi interval atau ratio. Skala nominal yang diberi label 0,1
atau 2 dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel Rekayasa).
12

Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki laki dan 2 untuk
perempuan tidak mempunyai arti kuantitatif (tidak mempunyai
nilai / hanya kode). Dengan demikian, perempuan tidak dapat
dikatakan 1 lebih banyak dari laki laki. Pemberian label
tersebut dimaksudkan untuk mengubah kategori huruf (Alfabet)
menjadi kategori Angka (Numerik), sehingga memudahkan
analisis data. (Cara ini dijumpai dalam Uji Q Cochran pada
Pengujian Hipotesis).


1.2.5 Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2008) adalah definisi
yang dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran.
Tujuannya adalah agar pembaca lain juga memiliki pengertian yang
sama.
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan
bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel,
sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah
yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan varaibel
yang sama.
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah
yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga
akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna
penelitian.
Bagian Definisi Operasional
Didalam definisi operasional terdapat beberapa point penting yang
perlu dicantumkan untuk memudahkan pembaca dalam mencerna
13

penelitian yang akan dilakukan, point penting tersebut bisa dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Definisi operasional

















14

BAB II
VARIABEL PENELITIAN PADA USULAN PENELITIAN

2.1 Usulan Penelitian 1
JUDUL
Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham dan Volume
Perdagangan di Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(Periode Tahun 2011-2012).

VARIABEL
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu:
Pengumuman Dividen (X); merupakan bagian dari aksi korporasi
berupa keputusan dalam bentuk pembagian laba.
Harga Saham (Y
1
); merupakan harga atau nilai uang yang bersedia
dikeluarkan untuk memperoleh suatu saham.
Volume Perdagangan (Y
2
); merupakan jumlah saham yang
diperdagangkan dalam pasar sekuritas selama periode tertentu.

JENIS VARIABEL PENELITIAN
Variabel Pengumuman Dividen (X) merupakan variabel
independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.

15

Adapun variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah
variabel Harga Saham (Y1) dan Volume Perdagangan (Y2). Dimana
kedua variabel tersebut disebut sebagai variabel dependen atau
variabel terikat.
Jadi penelitian ini terdiri dari satu variabel independen dan dua
variabel dependen yang menggambarkan tentang seberapa besar
pengaruh Pengumuman Dividen (X) terhadap Harga Saham (Y
1
) dan
Volume Perdagangan (Y
2
).

STRUKTUR HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN
Korelasi atau hubungan yang terjadi diantara ketiga variabel
dalam penelitian ini disebut dengan Korelasi Asimatris. Dimana korelasi
asimatris merupakan korelasi antara dua variabel atau lebih yang mana
variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain (Variable
Bebas dan Variable Terikat). Adapun struktur hubungan yang terjadi
diantara variabel Pengumuman Dividen (X), Harga Saham (Y1) dan
Volume Perdagangan (Y2) ini dapat digambarkan melalui kerangka
penelitian sebagai berikut:







Pengumuman
Dividen (X)
Volume
Perdagangan (Y2)
Harga
Saham (Y1)
16

Bagan 1.1 Kerangka Penelitian

PENGUKURAN VARIABEL
Pengukuran variabel Pengumuman Dividen (X), Harga Saham
(Y
1
) dan Volume Perdagangan (Y
2
) menggunakan pengukuran dengan
skala rasio. Dimana skala rasio merupakan skala yang mempunyai nilai
nol abolut, dimana disamping memiliki batas interval yang jelas, juga
memiliki variasi nilai yang mempunyai batas yang tegas dan mutlak.
Pengumuman Dividen (X) didapat dari perhitungan dividen
tunai dibagi jumlah saham beredar. Harga Saham (Y
1
) didapat dari data
closing price perusahaan yang merupakan perbandingan harga saham
sekarang dengan harga saham sebelumnya. Sedangkan Volume
Perdagangan (Y
2
) didapat dari data Trading Volume Activity (TVA)
perusahaan yang merupakan hasil perhitungan volume saham
perusahaan dibagi dengan volume saham yang beredar. Dimana hasil
dari ketiganya menunjukan nilai atau angka-angka yang memiliki batas
yang jelas dan mutlak.

OPERASIONALISASI VARIABEL
Operasionalisasi variabel bertujuan untuk menjelaskan makna
variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel
independen dan dua variabel dependen yang digambarkan dalam
tabel berikut:

17


Tabel 1.1
Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Analitis Konsep Empiris Konsep Analitis Indikator Skala
Pengumuman
Dividen (X)
Merupakan
bagian dari aksi
korporasi
berupa
keputusan
dalam bentuk
pembagian laba.








Dividen yang
dibagikan


Dividen per
share


Rasio
Harga Saham
(Y1)
Merupakan
harga atau nilai
uang yang
bersedia
dikeluarkan
untuk
memperoleh
suatu saham.


RETHit =



Perbandingan
harga saham
sekarang dengan
harga saham
sebelumnya


Closing
Price


Rasio
Volume
Perdagangan
(Y2)
Merupakan
jumlah saham
yang
diperdagangkan
dalam pasar
sekuritas selama
periode tertentu.








Volume saham
perusahaan
yang
diperdagangkan
pada waktu t


Trading
Volume
Activity
(TVA)


Rasio


2.2 Usulan Penelitian 2
JUDUL
Hubungan antara kualitas pelayanan Rumah Sakit berstatus pendidikan
dengan kepuasan pasien rawat inap di RS Al Ikhsan.

18

VARIABEL
Penelitian ini menggunakan 2 dua variabel yaitu:
Kualitas Pelayanan RS Pendidikan (X).
Kepuasan pasien rawat inap RS (Y);

1) Kualitas Pelayanan RS Pendidikan ( X)
Variabel Kualitas Pelayanan, terdiri dari lima dimensi, yaitu :
(1) Tangible (X1) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan sarana
komunikasi dengan pasien. Dimensi ini terdiri dari indikator-indikator sebagai
berikut :
X1.1 : Fasilitas pendukung rawat jalan di RS Al Ikhsan secara keseluruhan sudah
memadai
X1.2 : Penampilan fisik petugas rawat jalan di RS Al Ikhsan menarik
X1.3 : Kondisi ruang periksa rawat jalan di RS Al Ikhsan tampak bersih
X1.4 : Kondisi ruang tunggu rawat jalan di RS Al Ikhsan tampak bersih
X1.5 : Peralatan medis rawat jalan yang ada di RS Al Ikhsan sesuai dengan standard
rumah sakit sekelas RS Al Ikhsan
X1.6 : Persediaan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien rawat jalan RS Al Ikhsan
tersedia dengan lengkap
(2) Reliability (X2) meliputi kemampuan memberikan pelayanan jasa yang dijanjikan
dengan segera, akurat, dan memuaskan. Variabel ini dapat diukur dengan beberapa
indikator, yaitu
X2.1 : Prosedur penerimaan pasien rawat jalan di RS Al Ikhsan sederhana (tidak
berbelit belit)
X2.2 : Informasi yang diberikan kepada pasien rawat jalan di RS Al Ikhsan sudah
akurat.
X2.3 : Jadwal pemeriksaan dokter rawat jalan di RS Al Ikhsan sudah tepat waktu
(sesuai dengan yang dijadwalkan)
X2.4 : Penanganan urusan administrasi setelah pemeriksaan rawat jalan diRS Al
Ikhsan sudah sesuai prosedur
(3) Responsiveness (X3) meliputi keinginan para staf untuk membantu para pasien
dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Variabel ini dapat di ukur dengan
beberapa indikator, yaitu :
X3.1 : Petugas layanan pendaftaran memberi pelayanan dengan cepat
X3.2 : Dokter rawat jalan di RS Al Ikhsan cepat tanggap dalam menyelesaikan
keluhan pasien
19

X3.3 : Perawat rawat jalan di RS Al Ikhsan cepat tanggap dalam menyelesaikan
keluhan pasien.
X3.4 : Petugas yang melayani proses pembayaran memberikan layanan dengan
cepat tanggap terhadap kebutuhan pasien saat pembayaran
(4) Assurance (X4) meliputi pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf yang bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.
Variabel ini dapat diukur dengan beberapa indikator,yaitu:
X4.1 : Proses diagnosis penyakit pasien rawat jalan di RS Al Ikhsan dilakukan sesuai
prosedur yang ditetapkan
X4.2 : Dokter rawat jalan di RS Al Ikhsan terampil dalam bekerja
X4.3 : Perawat rawat jalan di RS Al Ikhsan terampil dalam bekerja
X4.4 : Staff rawat jalan di Wing memiliki kompetensi pemahaman yang memadai
X4.5 : Dokter rawat jalan RS Al Ikhsan bersikap sopan dalam melakukan
pemeriksaan terhadap pasien

(5) Empathy (X5) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan. Variabel
ini dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu :
X5.1 : Sistem yang diberlakukan untuk rawat jalan di RS Al Ikhsan dapat dilakukan
dengan mudah
X5.2 : Informasi yang disampaikan oleh staff rawat jalan di RS Al Ikhsan sudah jelas
X5.3 : Sikap staff rawat jalan di RS Al Ikhsan dalam memberikan pelayanan sudah
ramah
X5.4 : Pelayanan yang diberikan rawat jalan di RS Al Ikhsan dilakukan secara adil
tanpa memandang status sosial ekonomi

2) Kepuasan (Y1)
Merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Variabel ini dapat diukur dengan
beberapa indikator, yaitu :
Y1.1 : Harga yang ditetapkan oleh rawat jalan di RS Al Ikhsan sudah sesuai dengan
kualitas yang diterima
Y1.2 : Kemampuan/kompetensi dokter rawat jalan yang memeriksa saya di RS Al
Ikhsan sudah sesuai dengan harapan.
Y1.3 : Timbul perasaan senang setelah menjalani rawat jalan di RS Al Ikhsan
Y1.4 : Pelayanan yang diberikan rawat jalan RS Al Ikhsan sesuai harapan
Y1.5 : Secara keseluruhan, pelayanan rawat jalan di RS Al Ikhsan memuaskan.

20

JENIS VARIABEL PENELITIAN
Kualitas Pelayanan RS Pendidikan (X) merupakan variabel
independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.
Adapun variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah
Kepuasan pasien rawat inap RS (Y). Dimana kedua variabel tersebut
disebut sebagai variabel dependen atau variabel terikat.
Jadi penelitian ini terdiri dari satu variabel independen dan satu
variabel dependen yang menggambarkan tentang seberapa besar
pengaruh Kualitas Pelayanan RS Pendidikan (X) terhadap Kepuasan
pasien rawat inap RS (Y).

STRUKTUR HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN
Korelasi atau hubungan yang terjadi diantara kedua variabel
dalam penelitian ini disebut dengan Korelasi Asimatris. Dimana korelasi
asimatris merupakan korelasi antara dua variabel atau lebih yang mana
variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain (Variable
Bebas dan Variable Terikat). Adapun struktur hubungan yang terjadi
diantara Kualitas Pelayanan RS Pendidikan (X) terhadap Kepuasan
pasien rawat inap RS Al Ihsan (Y).
ini dapat digambarkan melalui kerangka penelitian sebagai berikut:



Bagan 1.1 Kerangka Penelitian
Kualitas
Pelayanan RS
Pendidikan (X)
Kepuasan pasien
rawat inap RS Al
Ihsan (Y).
21

PENG KURAN VARIABEL
Pengukuran variabel Kualitas Pelayanan RS Pendidikan (X), dan
Kepuasan pasien rawat inap RS Al Ihsan (Y) menggunakan pengukuran
dengan skala ordinal. Dimana skala ordinal merupakan Skala Ordinal
adalah kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.
Kualitas Pelayanan RS Pendidikan (X) didapat dari jawaban
pertanyaan seperti Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju,
Ragu ragu, Tidak Setuju. Kepuasan pasien rawat inap RS Al Ihsan (Y)
didapat dari Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert): Puas, Tidak Puas,
ragu-ragu dimana semua merupakan skala yang dapat dibedakan
tinggi rendahnya.

OPERASIONALISASI VARIABEL
Operasionalisasi variabel bertujuan untuk menjelaskan makna
variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel
independen dan satu variabel dependen yang digambarkan dalam
tabel berikut:
22



2.3 Usulan Penelitian 3
JUDUL
Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia.

VARIABEL
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu:
Corporate Governance (X1); merupakan upaya untuk mengeleminasi
manajemen laba dalam pengelolaan dunia usaha (Sulistyanto, 2008: 154).
23

Ukuran Perusahaan (X2); ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih
banyak melakukan praktik manajemen laba daripada perusahaan besar.
Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan
kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut.
Manajemen Laba (Y); merupakan upaya untuk mengubah,
menyembunyikan dan menunda informasi keuangan yang dilakukan
manajer terhadap stakeholder.

JENIS VARIABEL PENELITIAN
Variabel Corporate Governance (X1) merupakan variabel independen
atau variabel bebas yaitu variabel yang secara bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat. Variabel Ukuran Perusahaan (X2) merupakan variabel
independen kedua yang turut mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel
yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah variabel Manajemen Laba (Y).
Jadi penelitian ini terdiri dari dua variabel independen dan satu
variabel dependen yang menggambarkan tentang seberapa besar pengaruh
Corporate Governance (X1) dan Ukuran Perusahaan (X2) terhadap praktik
Manajemen Laba (Y).


24

STRUKTUR HUBUNGAN VARIABEL PENELITIAN:







Bagan 2.3 Kerangka Penelitian

OPERASIONALISASI VARIABEL
Operasionalisasi variabel bertujuan untuk menjelaskan makna
variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen
dan satu variabel dependen yang digambarkan dalam tabel berikut:



Manajemen Laba
(Y)
Ukuran Perusahaan
(X2)
Corporate
Governance
(X1)
25

Tabel 2.3
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Dimensi Indikator Jenis
Data
Skala
Corporate
Governance
Kumpulan hukum, peraturan,
dan kaidah-kaidah yang wajib
dipenuhi, yang dapat
mendorong kinerja sumber-
sumber perusahaan untuk
berfungsi secara efisien guna
menghasilkan nilai ekonomi
jangka panjang yang
berkesinambungan bagi para
pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara
keseluruhan. (Muh. Arief
Effendi 2009:2)
Transparansi
(X1)

- Pengungkapan informasi
terkait kinerja korporasi
secara akurat.
- Mempublikasikan info
keuangan dan info lain
yang material yang
berdampak signifikan pada
kinerja korporasi.
- Info korporasi dapat
diakses dengan mudah saat
dibutuhkan.
- Prinsip ini memungkinkan
terhindarnya benturan
kepentingan (conflict of
interest).
Primer Ordinal
Keadilan
(X2)
- Perlindungan terhadap
kepentingan pemegang
saham secara fair.
- Perlindungan atas kejadian
yang dapat merugikan
perusahaan seperti fraud,
dilusi da insider trading.
- Korporasi berfungs dalam
suatu sistem yang bebas
KKN
Tanggung
Jawab
(X3)
- Korporasi harus menyadari
tanggung jawab sosialnya
terhadap masyarakat.
- Patuh pada hukum dan
peraturan yang berlaku
termasuk standar
operasional/etika
perusahaan.
Akuntabilita
s
(X4)

- Pembentukan komite audit
- Praktik audit internal yang
efektif
- Kejelasan fungsi, hak,
kewajiban, wewenang dan
tanggung jawab masing-
masing antara pemegang
saham, dewan komisaris
dan direksi
Kemandirian Kegiatan perusahaan sesuai
26

(X5) hukum yang berlaku
Ukuran
Perusahaan

Skala sumber daya yang
dimiliki perusahaan yang
dapat memberikan manfaat
ekonomis pada masa yang
akan datang.

(X6)
Log Aset
(Siregar dan Utomo, 2008)
Sekund
er
Rasio
Manajemen
Laba

Tindakan manajemen yang
mempengaruhi angka laba
yang dilaporkan

(Y)
Discretionary Acruals
(Friedlan)

Sekund
er
Rasio






27

Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam
penelitian, dapat berupa apa saja yang dtetapkan oleh peneliti untuk
dikumpulkan informasi mengenai objek tersebut sehingga dapat
ditarik simpulannya. Jenis-jenis variabel dalam penelitian dibedakan
berdasarkan atas sifatnya yang terikat, bebas, memperkuat atau
memperlemah, menghubungkan, mengontrol atau hanya sebagai
variabel acak.
Setelah variabel ditetapkan dalam suatu penelitian maka dibuatlah
operasionalisasi variabel untuk menerangkan secara singkat dan jelas
mengenai variabel-variabel tersebut, mulai dari definisi, jenis, struktur
hubungan, indikator untuk mengukur variabel dan skala pengukuran
yang digunakan.

You might also like