You are on page 1of 33

Pariwisata

Pariwisata dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili
untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain (Damanik dan
Weber, 2006). Pariwisata dapat juga diartikan sebagai suatu perjalanan ang dilakukan
untuk sementara waktu, diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan
maksud bukan untuk mencari na!kah di tempat ang dikunjungi, melainkan untuk
menikmati perjalanan ("slami, 200#). Wisata merupakan suatu bentuk peman!aatan
sumberdaa alam ang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. $egiatan
manusia untuk kepentingan wisata dikenal jugadengan pariwisata (%ulianda, 200&).
'enurut Dahuri et al (200(), pariwisata pesisir adalah kegiatan rekreasiang
dilakukan di sekitar pantai seperti ) berenang, berselancar, berjemur, berdaung,
menelam, snorkeling, beachombing*ree! walking, berjalan + jalan atau berlari
sepanjang pantai, menikmati keindahan suasana pesisir dan bermeditasi. Pariwisata
pantai merupakan bagian dari wisata pesisir ang meman!aatkan pantai sebagai objek
dan daa tarik pariwisata ang dikemas dalam paket wisata. Pariwisata pantai meliputi
semua kegiatan wisata ang berlangsungdi daerah pantai seperti menikmati keindahan
alam pantai, olahraga pantai, sunbathing, piknik, berkemah dan berenang di pantai.
Pada perkembanganna, jeniskegiatan wisata ang dapat dilakukan di pantai sangat
beragam tergantung pada potensi dan arah pengembangan wisata di suatu kawasan
pantai tertentu.
Dampak negati! pariwisata terhadap lingkungan hidup telah diuraikan oleh World
,ourism -rgani.ation (W,-) pada tahun /006, ang harus secara cermat dipikirkan
oleh masarakat. $eramaian wisatawan memberikan dampak kepada perubahan
perilaku binatang ang ditunjukkan dengan tingkah agresi! ang seringkali
membahaakan. Pembangunan !asilitas kepariwisataan (akomodasi, dan sarana
penunjang lainna), selain menebabkan kerusakan bentang alam, potensi peningkatan
longsor dan banjir, ternata memunculkan daerah1daerah kumuh di sekitarna.
Pembukaan daerah rekreasi, wisata alam, wisata bahari dan berbagai wisata minat
khusus lainna seperti ra!ting, scuba di2ing, hiking, bersepeda, dan panjat tebing
ternata memberikan gangguan besar terhadap kehidupan !lora dan !auna liar. 3ahkan,
atraksi memberi makan binatang di daerah tertentu, akhirna memberikan dampak
kepada peningkatan kebuasan binatang liar tersebut ang sangat berbahaa bagi
manusia. Penjualan barang1barang su2enir ang dibuat sesuai dengan keunikan suatu
kawasan melalui keunikan benda budaa, !lora dan !auna, akhirna memberikan
dampak kepada kerusakan alam ang dilakukan oleh oknum ang ingin menjual benda
su2enir dari bahan asli dari alam.
Dampak ang paling dirasakan oleh masarakat lokal ang tinggal di suatu
kawasan wisata adalah pencemaran lingkungan. ,ransportasi serta sistem manajemen
lalu lintas ang jelek adalah sumber utama polusi udara dan kebisingan. W,- (/006)
memperkirakan lebih dari ( juta ton bahan bakar digunakan setiap tahun ang
menghasilkan 450 juta gas ang merusak lapisan o.on dan menghasilkan #,5 juta ton
bahan kimia di udara ang menebabkan terjadina hujan asam berbahaa bagi
kehidupan. Pencemaran air semakin meningkat sebagai akibat penggunaan pestisida,
pupuk dan bahan kimia lainna dalam upaa meningkatkan keindahan !asilitas
kepariwisataan (hotel, lapangan gol!, dan kolam).
6o 3ahan Pencemar 7umber 3ahan
Pencemar
Dampak 'anajemen
Penanggulangan
$esehatan 8ingkungan
9isik
/. $ebisingan ,ransportasi
7arana olahraga air
:ujan
;empa bumi
;angguan
psikologis
(stress)
;angguan
pendengaran (tuli
kondukti!)
'enggangu
habitat hewan
laut
'embatasi penggunaan
sarana olahraga ang
menghasilkan
kebisingan
'embuat peraturan
terkait kendaraan
bermotor ang masuk
dalam daerah pesisir.
2. Debu Pasir pantai
Pembakaran hewan
laut untuk konsumsi
gangguan
terhadap sistem
pernapasan
(kerusakan
hidung dan
kerongkongan,
gangguan !ungsi
dan jaringan paru
+ paru,
bronchitis, asma,
dan kanker),
1 'elarang akti2itas
pembakaran di sepanjang
daerah pesisir
gangguan
terhadap
kulit*dermatosis
(<lergi,
dermatitis, dan
kanker kulit),
gangguan
penglihatan
$imia
/. $arbonmonoksida $endaraan bermotor
(air maupun darat).
<pi unggun
;angguan
sstem
perna!asan
'engganggu
ikatan :b-2
dlam darah
<brasi 'embuat peraturan
terkait kendaraan
bermotor ang masuk
dalam daerah pesisir.
Penghijauan hutan
mangro2e
3iologi
/. 3akteri dan =amur 7ampah domestik $eracunan
makanan
1 'eningkatkan
kebersihan dan
sanitasi daerah pesisir
'emberikan sanksi
tegas kepada orang
ang membuang
sampah tidak pada
tempatna
'engatur regulasi ang
tepat untuk manajemen
pengangkutan dan
pengolahan sampah di
daerah pesisir
#. >irus Wisatawan Penebaran 2irus !lu
burung
1 'elakukan
pengawasan dan cek
kesehatan ang ketat
terkait dengan
wisatawan luar negeri
ang berkunjung ke
"ndonesia
Bahan Pencemar Fisik
1. Kebisingan
$ebisingan adalah buni ang tidak diinginkan dari suatu usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu ang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenamanan lingkungan ($epmen 8: no (4 tahun /006
tentang 3aku 'utu ,ingkat $ebisingan). $ebisingan tidak termasuk pada
komponen pencemar udara primer karena tidak merubah susunan udara normal,
namun dapat berpengaruh terhadap lingkungan ang pada akhirna dapat
mempengaruhi kenamanan hidup dan kesehatan manusia, sehingga kebisingan
dapat dimasukkan sebagai salah satu pencemar udara (Wisnu <ra Wardhana,
200().
$ebisingan seringkali dihasilkan dari akti2itas manusia, misalna akti2itas
di industri, tempat rekreasi, dan transportasi. Pemakaian mesin + mesin di
industri dan mobilitas manusia dalam melaksanakan akti2itasna diduga menjadi
sumber utama kebisingan. 'enurut sumberna, kebisingan dapat dibedakan
menjadi kebisingan impulsi!, kebisingan kontinu, dan kebisingan semi kontinu
(Wisnu <ra Wardhana, 200(). 7uara dan kebisingan dideskripsikan dalam
terminologi 9rekuensi dan "ntensitas. 9rekuensi buni ang dapat didengar
manusia adalah antara 20 + 20.000 :ert.. "ntensitas kebisingan dinatakan
dengan satuan deci3els (d3) dimana telinga manusia bisa mendengar intensitas
suara antara 0 + /20 d3. 3erikut ini adalah intensitas kebisingan ang masih
bisa diterima manusia dan ang tidak bisa diterima.
,abel 2.# "ntensitas $ebisingan
6o =enis $ebisingan "ntensitas =enis $egiatan
/ Very low ? 20 d3< 'emancing di
tempat suni
2 Moderate 20 + 50 d3< $antor administrasi
# Very high 50 + 40 d3< 'engelas*welding
( Deafening
extreme
discomfort
40 + /00
d3<
$onstruksi *
pembangunan
gedung
5 Painful /00 + /#0 Pesawat terbang
d3<
6 Unbearable /#0 + /50
d3<
,embakan pistol
<dapun baku mutu kebisingan berdasarkan $epmen 8: no (4 tahun /006
disajikan pada tabel 2.( di bawah ini.
,abel 2.( 3aku ,ingkat $ebisingan
7umber ) $epmen 8: no (4 tahun /006 tentang 3aku ,ingkat
$ebisingan
2. Debu
Debu merupakan partikel padat ang dapat dihasilkan oleh manusia
atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan
('ukono, 20/0). 7elain pengertian di atas, Wisnu <ra Wardhana (200()
mende!inisikan debu sebagai suatu bentuk pencemaran udara ang berasal
dari .arah + .arah kecil ang terdispersi ke udara, baik berupa padatan,
6o Peruntukan $awasan * 8ingkungan
$esehatan
,ingkat $ebisingan
(d3<)
< Peruntukan kawasan
/ Perumahan dan pemukiman 55
2 Perdagangan dan jasa &0
# Perkantoran dan perdagangan 65
( @uang terbuka hijau 50
5 "ndustri &0
6 Pemerintahan dan !asilitas umum 60
& @ekreasi &0
4 $husus )
- 3andar Adara
- 7tasiun $ereta <pi
- Pelabuhan laut
- Bagar budaa
60
&0
3 8ingkungan kegiatan
/ @umah sakit atau sejenisna 55
2 7ekolah atau sejenisna 55
# ,empat ibadah atau sejenisna 55
cairan, ataupun padatan dan cairan ang secara bersama + sama dapat
mencemari lingkungan.
Partikulat debu melaang (7uspended Particulate 'atter*7P')
merupakan campuran ang sangat rumit dari berbagai senawa organik dan
anorganik ang terbesar di udara dengan diameter ang sangat kecil, mulai
dari ? / mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Partikulat debu
tersebut akan berada di udara dalam waktu ang relati! lama dalam keadaan
melaang di udara dan masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran
perna!asan. 7elain dapat berpengaruh negati! terhadap kesehatan, partikel
debu juga dapat mengganggu daa tembus pandang mata dan juga
mengadakan berbagai reaksi kimia di udara. Partikel debu 7P' pada
umumna mengandung berbagai senawa kimia ang berbeda, dengan
berbagai ukuran dan bentuk ang berbada pula, tergantung dari mana
sumber emisina.
Pencemaran debu bisa berasal dari alam maupun dari akti2itas
manusia. Debu sebagai pencemar udara mempunai waktu hidup, aitu
pada saat partikel masih melaang + laang sebagai pencemar di udara
sebelum jatuh ke bumi. Waktu hidup debu berkisar antara beberapa detik
sampai beberapa bulan bergantung pada ukuran debu, massa jenis debu,
serta arah dan kecepatan angin ang bertiup. Debu ang sudah CmatiD
karena jatuh mengendap di bumi, dapat ChidupD kembali apabila tertitup oleh
angin kencang dan melaang + laang lagi di udara. 7umber pencemaran
debu akibat ulah manusia sebagian besar berasal dari transportasi,
pembuangan limbah padat, dan industri ang salah satuna adalah industri
pertambangan. 7umber pencemaran debu dapat dilihat pada ,abel 2./ di
bawah ini.
,abel 2./ 7umber Pencemaran Debu
6o 7umber Pencemaran E 3agian E ,otal
/ ,ransportasi )
- 'obil bensin
- 'obil diesel
/,4
/,0
(,#
- $ereta api
- $apal laut
- 7epeda motor, dll
0,&
0,(
0,(
2 Pembakaran )
- 3atubara
- 'inak
- ;as alam
- $au
20,0
/,0
0,&
0,&
#/,(
# "ndustri 26,5 26,5
( Pembuangan limbah padat #,0 #,0
5 8ain + lain )
- $ebakaran hutan
- Pembakaran limbah pertanian
- Pembakaran batu bara sisa
- 8ain + lain
2#,&
/,(
4,(
0,(
##,0
7umber ) Wisnu <ra Wardhana, 200(
3erdasarkan $eputusan ;ubernur =atim no /20 tahun /006 tentang
baku mutu debu di udara ambien adalah ? 0,26 mg*m
#
sedangkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah no (/ tahun /000 tentang Pengendalian
Pencemaran Adara, baku mutu debu di udara ambien adalah sebagai
berikut )
,abel 2.2 3aku 'utu Debu di Adara <mbien
6o Parameter Waktu
pengukuran
3aku 'utu 'etode
<nalisis
Peralatan
/ P'/0 2( jam /50 Fg*6m
#
;ra2imetric :i 1 >ol
2 P'2,5 2( jam 65 Fg*6m
#
;ra2imetric :i 1 >ol
/ tahun /5 Fg*6m
#
;ra2imetric :i 1 >ol
# ,7P (debu) 2( jam 2#0 Fg*6m
#
;ra2imetric :i 1 >ol
/ tahun 00 Fg*6m
#
;ra2imetric :i 1 >ol
( Dust!all
(Debu jatuh)
#0 hari /0 ton*km
2
*bln ;ra2imetric Bannister
7umber ) PP @" no (/ tahun /000 tentang Pengendalian Pencemaran Adara
7ecara alami debu di kawasan pesisir sudah terbentuk meski
jumlahna tidak sebesar debu akibat akti2itas manusia. 7esuai dengan hasil
analisa tekstur tanah dari kawasan pesisir <ceh menurut <swita dan
7ahputra (20//) menunjukkan kandungan penusun tanah di kawasan
pesisir diantarana !raksi pasir sebesar 00E, !raksi debu 5 E dan !raksi liat 5
E. $andungan debu tersebut dapat terbang melaang di udara menjadi
polutan udara akibat pergerakan angin.
Bahan Pencemar Kimia
$arbonmonoksida
$arbon monoksida merupakan suatu gas ang tidak berwarna, tidak
berbau, dan juga tidak berasa. ;as B- dapat terbentuk secara alamiah melalui
hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi, dan lain1lainna. 7elain itu gas B-
juga bisa terbentuk dari hasil akti2itas manusia ang sebagian besar berasal dari
pembakaran bahan bakar !osil dengan udara. 7ecara umum terbentukna gas
B- melalui proses berikut ini (Wisnu <ra Wardhana, 200() )
a. Pembakaran bahan bakar !osil dengan udara ang reaksina tidak
stoikhiometris
b. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbon dioksida dengan karbon
ang menghasilkan gas B-
c. Pada suhu tinggi B-2 dapat terurai kembali menjadi B- dan -2.
Di udara, $arbon 'onoksida (B-) terdapat dalam jumlah ang sangat
sedikit, hana sekitar 0,/ ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas ang
padat konsentrasi gas B- berkisar antara /01/5 ppm. 7udah sejak lama
diketahui bahwa gas B- dalam jumlah banak (konsentrasi tinggi) dapat
menebabkan gangguan kesehatan bahkan juga dapat menimbulkan kematian.
$arbon monoksida (B-) apabila terhirup ke dalam paru1paru akan ikut
peredaran darah dan akan menghalangi masukna oksigen ang dibutuhkan
oleh tubuh. :al ini dapat terjadi karena gas B- bersi!at racun, ikut bereaksi
secara metabolis dengan darah (hemoglobin) )
:emoglobin G B- HHHI B-:b ($arboksihemoglobin)
"katan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil
daripada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). $eadaan ini
menebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas B- dan
menebabkan !ungsi 2ital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu. Dalam
keadaan normal konsentrasi B- di dalam darah berkisar antara 0,2E sampai
/,0E, dan rata1rata sekitar 0,5E. Disamping itu kadar B- dalam darah dapat
seimbang selama kadar B- di atmos!er tidak meningkat dan kecepatan
perna!asan tetap konstan. ;as karbon monoksida semakin meningkat
kandunganna di udara akibat semakin meningkatna akti2itas manusia di
kawasan pesisir. <dapun baku mutu gas B- berdasarkan PP@" no (/ tahun
/000 adalah #0.000 Fg*6m# dalam / jam.
Bahan Pencemar Biologi
$elompok mikroba ang paling banak CberkeliaranD di udara bebas adalah
bakteri, jamur (termasuk di dalamna ragi) dan juga mikroalge. $ehadiran jasad hidup
tersebut di udara, ada ang dalam bentuk 2egetati! (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk
generati! (umumna spora). 3elum ada mikroba ang habitat aslina di udara. 'ikroba
ang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. 'ikroba di udara
pada ketinggian #001/,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme
tanah ang melekat pada !ragmen daun kering, jerami, atau partikel debu ang tertiup
angin. 'ikroba ang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah
ketinggian 500 kaki aitu spora 3acillus dan Blostridium, east, !ragmen dari miselium,
spora !ungi, serbuk sari, kista proto.oa, alga, 'icrococcus, dan Bornebacterium, dan
lain1lain. Dalam hal ini, jenis pencemar biologis ang ada di daerah pesisir adalah
bakteri, jamur dan 2irus.
1. Bakteri
Permukaan bumi akni daratan dan lautan merupakan sumber mikroba
terbanak ang ada dalam atmos!er. <dana hembusan angin menebabkan
munculna debu dari tanah, dimana partikel + partikel debu tersebut
membawa mikroba ang menghuni tanah. Di antara tipe1tipe bakteri di dapati
bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora, basilus ;ram positi!,
kokus ;ram positi!, dan basilus ;ram negati!. 3erikut ada tipe + tipe bakteri
ang diisolasi dari udara bagian atas )
,abel 2.6 ,ipe + tipe 3akteri ang Diisolasi dari Adara 3agian <tas
6o ,inggi (feet) =enis 3akteri
/ /.500 + (.500 <lcaligenes bacillus
2 (.500 + &.500 3acillus
# &.500 + /0.500 7arcina bacillus
( /0.500 + /#.500 3acillus kurthia
5 /#.500 + /6.500 'icrococcus bacillus
2. Jamur
3anak jenis dari jamur sebagai polutan di udara ang bersi!at ,ermo!ilik,
akni tahan pada pemanasan tinggi, di atas 40
o
B. $etahanan ini bila jamur
tersebut dalam bentuk spora. :al ini terbukti walaupun suatu medium telah
disterilkan, tetapi di dalamna tumbuh dan berkembang pula jamur ang tidak
di harapkan kehadirana kandungan udara di dalam dan di luar ruangan akan
berbeda. 3erikut ada tipe + tipe jamur ang diisolasi dari udara bagian atas )
,abel 2.& ,ipe + tipe =amur ang Diisolasi dari Adara 3agian <tas
6o ,inggi (feet) =enis =amur
/ /.500 + (.500 <spergillus,
'acrosporium, Penicillium
2 (.500 + &.500 <spergillus cladosporium
# &.500 + /0.500 <spergillus
hormondendrum
( /0.500 + /#.500 <spergillus
hormondendrum
5 /#.500 + /6.500 Penicillium
3. Virus
>irus adalah parasit berukuran mikroskopik ang mengin!eksi sel
organisme biologis. >irus bersi!at parasit obligat, hal tersebut disebabkan
karena 2irus hana dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
mengin2asi dan meman!aatkan sel makhluk hidup karena 2irus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. 3iasana 2irus
mengandung sejumlah kecil asam nukleat (D6< atau @6<, tetapi tidak
kombinasi keduana) ang diselubungi semacam bahan pelindung ang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketigana. ;enom 2irus
akan diekspresikan menjadi baik protein ang digunakan untuk memuat
bahan genetik maupun protein ang dibutuhkan dalam daur hidupna.
Peran 2irus ang merugikan, beberapa penakit ang disebabkan 2irus
antara lain )
/. Pada ,umbuh1tumbuhan
'o.aik pada daun tembakau ,obacco 'o.aic >irus
'o.aik pada kentang Potato 'o.aic >irus
2. 'o.aik pada tomat ,omato <ucuba 'o.aic >irus
$erusakan !loem pada jeruk Bitrus >ein Phloem Degeneration
#. Pada :ewan
,etelo pada Anggas 6ew Bastle Disease >irus
Bacar pada sapi >icinia >irus
8idah biru pada biri1biri -rbi2irus
,umor kelenjar susu monet 'onke 'ammar ,umor >irus
(. Pada 'anusia
"n!luensa "n!luen.a2irus
<"D7 @etro2irus
7<@7 Borona2irus
Penebaran 2irus dapat melalui berbagai cara, salah satuna melalui
udara. >irus ang menebar melalui udara kebanakan adalah 2irus
in!luen.a. >irus "n!luen.a, ang lebih dikenal dengan sebutan !lu, merupakan
penakit menular ang disebabkan oleh 2irus @6< dari !amilia
-rthomJo2iridae (2irus in!luen.a), ang menerang unggas dan mamalia.
Sumber Bahan Pencemar Fisik
1. $ebisingan
,erutama noise ang mengganggu mamalia laut dan hewan lainna
komunikasi dan pendengaran. 8ingkungan laut selalu termasuk kelimpahan
suara alam, seperti suara ang dihasilkan oleh hujan, gelombang, gempa bumi,
dan makhluk laut. <kan tetapi, akti2itas pariwisata ang menediakan berbagai
sarana olahraga pantai ang menggunakan kendaraan bermotor di atas , seperti
jet ski, boat, merupakan sumber kebisingan ang menambah kebisingan ang
telah secara alami sudah ada. $ebisingan di laut telah meningkat terus sejak
meningkatna akti2itas pariwisata ang lebih kepada mengeksplorasi pantai dan
lautan.
2. Debu
7umber pencemar partikel (debu) dapat berasal dari peristiwa alami dan
dapat juga berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup
ang lebih baik. Pencemaran partikel ang berasal dari alam (Wardhana, 200()
antara lain)
a. Debu tanah*pasir halus ang terbang terbawa oleh angin kencang.
b. <bu dan bahan1bahan 2ulkanik ang terlempar ke udara akibat letusan
gunung berapi.
c. 7emburan uap air panas di sekitar daerah sumber panas bumi di daerah
pegunungan.
Debu didaerah pesisir Debu dapat dihasilkan dari akti2itas memasak ang
menggunakan bahan bakar kau, atau bahan bakar apapun ang menimbulkan
partikel debu. <kti2itas pariwisata menghasilkan cukup banak debu dengan
adana pembakaran hewan laut untuk dikonsumsi. Pembakaran ang dilakukan
biasana menggunakan bahan bakar kau atau arang ang dapat menghasilkan
partikel debu.
Sumber Bahan Pencemar Kimia
1. $arbondioksida
$egiatan pariwisata dan laut terus meningkat sebagai respons terhadap
meningkatna jumlah wisatawan dan mobilitas mereka lebih besar. $egiatan
pariwisata memiliki andil ang cukup besar untuk memasukkan cemaran
karbondioksida di daerah pesisir. :al itu disebabkan, kendaran bermotor dalam
jumlah ang tidak sedikit masuk ke daerah pesisir seiring dengan meningkatna
wisatawan ang datang dan membawa kendaraana masuk di daerah pesisir.
Kmisi transportasi dan emisi dari produksi energi dan penggunaan terkait dengan
hujan asam, pemanasan global dan polusi !otokimia. Polusi udara dari
transportasi wisata berdampak pada tingkat global, terutama dari karbondioksida
(B-2) ang berhubungan dengan penggunaan energi transportasi. Dan dapat
berkontribusi terhadap polusi udara lokal ang parah. 3eberapa dampak tersebut
cukup spesi!ik untuk kegiatan wisata.
$egiatan pariwisata juga dapat menghasilkan gas karbondioksida melalui
emisi api unggun. $egiatan api unggun biasana dilakukan oleh wisatawan pada
malam hari. Kmisi karbondioksida ang dihasilkan oleh api unggun cukup
memberikan dampak ang signi!ikan terhadap bertambahna kadar gas
karbondioksida di udara daerah pesisir.
Sumber Bahan Pencemar Biologi
/. 3akteri dan =amur
3aik bakteri maupun !ungi, keduana bersumber dari tempat pembuangan
sampah ang merupakan hasil akti2itas manusia di pelabuhan, pariwisata,
pemukiman, perikanan, dan industri tambang. 7ampah ang dibuang secara
sembarangan tanpa diolah dengan benar akan memungkinkan terjadina
pencemaran udara secara biologis. 7ampah domestik ang berserakan dan
menebar di pinggiran daerah pesisir merupakan hasil dari kegiatan wisatawan
ang tidak jarang membuang sampah di sepanjang pesisir merupakan sumber
utama tumbuhna mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. 3erdasarkan
standar Dirjen Bipta $ara (/00/) dapat dihitung timbulan sampah ang
dihasilkan oleh wisatawan di satu daerah pisisir pada tahun 2000 dapat
mencapai 5,(# m#*hari. Penebab utama adalah rendahna tingkat kesadaran
wisatawan untuk membuang sampah pada tempatna. $etersedian tempat
sampah ang terbatas juga merupakan !aktor penunjang rendahna kesadaran
tersebut. 7elain itu, manajemen pengolahan sampah ang kurang optimal seperti
pengangkutan sampah ang tidak rutin dengan kisaran hana 2 kali dalam /
minggu oleh truk sumpah sehingga tempat pembuangan sampah tampak
kelebihan muatan. 7ehingga dampak negati! perkembangan pariwisata terhadap
kondisi 2isual dan persampahan cukup besar.
2. >irus
Pada suatu daerah pesisir ang menggantungkan ekonomi di sektor
pariwisata, wisatawan mancanegara merupakan sumber pencemar ang dapat
menularkan berbagai penakit akibat 2irus ang ditularkan melalui udara.
'isalna, pada kasus !lu burung. 'asalah !lu burung ini sangat terkait dengan
kesehatan masarakat di daerah wisata pesisir dengan segala aspek kegiatan
kepariwisataan. Penularan 2irus melalui perantara udara sangat memudahkan
2irus menebar dengan cepat. @endahna pengawasan pemerintah mengenai
aturan ang memberlakukan pengawasan ketat terhadap wisatawan domestik
dan mancanegara menjadi !aktor utama tinggina penebaran 2irus di daerah
pesisir.
Dampak Kesehatan
/. Dampak Debu terhadap $esehatan
3erbagai !aktor berpengaruh dalam timbulna penakit atau gangguan
pada saluran napas akibat debu. 9aktor itu antara lain adalah !aktor debu ang
meliputi ukuran partikel, bentuk, konsentrasi, daa larut dan si!at kimiawi, lama
paparan. 9aktor indi2idual meliputi mekanisme pertahanan paru, anatomi dan
!isiologi saluran napas dan !aktor imunologis. Debu ang masuk ke dalam saluan
napas, menebabkan timbulna reaksi mekanisme pertahanan nonspesi!ik
berupa batuk, bersin, gangguan transport mukosilier dan !agositosis oleh
makro!ag. -tot polos di sekitar jalan napas dapat terangsang sehingga
menimbulkan penempitan. $eadaan ini terjadi biasana bila kadar debu
melebihi nilai ambang batas.
7istem mukosilier juga mengalami gangguan dan menebabkan produksi
lendir bertambah. 3ila lendir makin banak atau mekanisme pengeluaranna
tidak sempurna terjadi obstruksi saluran napas sehingga resistensi jalan napas
meningkat. Partikel debu ang masuk ke dalam al2eoli akan membentuk !okus
dan berkumpul di bagian awal saluran lim!e paru. Debu ini akan di!agositosis
oleh makro!ag. Debu ang bersi!at toksik terhadap makro!ag seperti silika bebas
menebabkan terjadina autolisis. 'akro!ag ang lisis bersama silika bebas
merangsang terbentukna makro!ag baru. 'akro!ag baru mem!agositosis silika
bebas tadi sehingga terjadi lagi autolisis, keadaan ini terjadi berulang1ulang.
Pembentukan dan destruksi makro!ag ang terus menerus berperan penting
pada pembentukan jaringan ikat kolagen dan pengendapan hialin pada jaringan
ikat tersebut. 9ibrosis ini terjadi pada parenkim paru, aitu pada dinding al2eoli
dan jaringan interstisial. <kibat !ibrosis paru menjadi kaku, menimbulkan
gangguan pengembangan paru alta kelainan !ungsi paru ang restrikti!.
Penakit paru ang dapat timbul karena debu selain tergantung pada si!at1si!at
debu, juga tergantung pada jenis debu, lama paparan dan kepekaan indi2idual.
Pneumokoniosis biasana timbul setclah paparan bertahun1tahun. <pabila kadar
debu tinggi atau kadar silika bebas tinggi dapat terjadi silikosis akut ang
bermani!estasi setelah paparan 6 bulan.
7ecara umum, gangguan kesehatan akibat debu dapat dibagi menjadi tiga
aitu gangguan terhadap sistem pernapasan (kerusakan hidung dan
kerongkongan, gangguan !ungsi dan jaringan paru + paru, bronchitis, asma, dan
kanker), gangguan terhadap kulit*dermatosis (<lergi, dermatitis, dan kanker
kulit), gangguan penglihatan, dan keracunan.
2. Dampak $ebisingan terhadap $esehatan
a. ;angguan 9isiologis
Pada umumna, bising bernada tinggi sangat mengganggu,
apalagi bila terputus1putus atau ang datangna tiba1tiba.
;angguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (L /0 mm:g),
peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah peri!er terutama pada
tangan dan kaki, serta dapat menebabkan pucat dan gangguan
sensoris.
3ising dengan intensitas tinggi dapat menebabkan
pusing*sakit kepala. :al ini disebabkan bising dapat merangsang
situasi reseptor 2estibular dalam telinga dalam ang akan
menimbulkan e2ek pusing*2ertigo. Perasaan mual,susah tidur dan
sesak na!as disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem
sara!, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah,
sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
b. ;angguan Psikologis
;angguan psikologis dapat berupa rasa tidak naman,
kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. 3ila kebisingan
diterima dalam waktu lama dapat menebabkan penakit
psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain1
lain.
c. ;angguan $omunikasi
;angguan komunikasi biasana disebabkan masking e!!ect
(buni ang menutupi pendengaran ang kurang jelas) atau
gangguan kejelasan suara. $omunikasi pembicaraan harus
dilakukan dengan cara berteriak. ;angguan ini menebabkan
tergangguna pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadina
kesalahan karena tidak mendengar isarat atau tanda bahaa.
;angguan komunikasi ini secara tidak langsung membahaakan
keselamatan seseorang.
d. ;angguan $eseimbangan
3ising ang sangat tinggi dapat menebabkan kesan
berjalan di ruang angkasa atau melaang, ang dapat
menimbulkan gangguan !isiologis berupa kepala pusing (2ertigo)
atau mual1mual.
e. K!ek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah
kerusakan pada indera pendengaran, ang menebabkan tuli
progresi! dan e!ek ini telah diketahui dan diterima secara umum
dari .aman dulu. 'ula1mula e!ek bising pada pendengaran adalah
sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan
di area bising dihentikan. <kan tetapi apabila bekerja terus1
menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak
dapat normal kembali, biasana dimulai pada !rekuensi (000 :.
dan kemudian makin meluas ke!rekuensi sekitarna dan akhirna
mengenai !rekuensi ang biasana digunakan untuk percakapan.
'acam1macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi
atas )
/) ,uli sementara (,emporart ,reshold 7hi!t M,,7)
Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas
tinggi. 7eseorang akan mengalami penurunan daa dengar ang
si!atna sementara dan biasana waktu pemaparan terlalu singkat.
<pabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daa
dengarna akan pulih kembali.
2) ,uli 'enetap (Permanent ,reshold 7hi!t MP,7)
Diakibatkan waktu paparan ang lama (kronis), besarna
P,7 di pengaruhi !aktor1!aktor sebagai berikut ) ,inggina le2el
suara, 8ama paparan, 7pektrum suara, ,emporal pattern, bila
kebisingan ang kontinu maka kemungkinan terjadi ,,7 akan
lebih besar, $epekaan indi2idu, Pengaruh obat1obatan, beberapa
obat1obatan dapat memperberat (pengaruh snergistik) ketulian
apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalna
Nuinine, aspirin, dan beberapa obat lainna, dan$eadaan
$esehatan
#) ,rauma <kustik
,rauma akustik adalah setiap perlukaan amg merusak
sebagian atau seluruh alat pendengaran ang disebabkan oleh
pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising
dengan intensitas ang sangat tinggi, ledakan1ledakan atau suara
ang sangat keras, seperti suara ledakan meriam ang dapat
memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran
atau sara! sensoris pendengaran.
() Prebcusis
Penurunan daa dengar sebagai akibat pertambahan usia
merupakan gejala ang dialami hampir semua orang dan dikenal
dengan prebcusis (menurunna daa dengar pada nada tinggi).
;ejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daa dengar
akibat pajanan bising ditempat kerja.
5) ,initus
,initus merupakan suatu tanda gejala awal terjadina
gangguan pendengaran. ;ejala ang ditimbulkan aitu telinga
berdenging. -rang ang dapat merasakan tinitus dapat merasakan
gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam
hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri ("8-, /004).
#. Dampak ;as B- terhadap $esehatan
$arakteristik biologi ang paling penting dari B- adalah kemampuanna
untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah ang mengakut
oksigen keseluruh tubuh. 7i!at ini menghasilkan pembentukan
karboksihaemoglobin (:bB-) ang 200 kali lebih stabil dibandingkan
oksihaemoglobin (:b-2). Penguraian :bB- ang relati! lambat menebabkan
terhambatnakerja molekul sel pigmen tersebut dalam !ungsina membawa
oksigen keseluruh tubuh. $ondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan !atal,
karena dapat menebabkan keracunan. 7elain itu, metabolisme otot dan !ungsi
en.im intra1seluler juga dapat terganggu dengan adana ikatan B- ang stabil
tersebut. Dampat keracunan B- sangat berbahaa bagi orang ang telah
menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah peri!eral ang parah.
Dampak dari B- ber2asiasi tergantung dari status kesehatan seseorang pada
saat terpajan. Pada beberapa orang ang berbadan gemuk dapat mentolerir
pajanan B- sampai kadar :bB- dalam darahna mencapai (0E dalam waktu
singkat. ,etapi seseorang ang menderita sakit jantung atau paru1paru akan
menjadi lebih parah apabila kadar :bB- dalam darahna sebesar 5+/0E.
Pengaruh B- kadar tinggi terhadap sistem sara! pusat dan sistem
kardio2askular telah banak diketahui. 6amun respon dari masarakat berbadan
sehat terhadap pemajanan B- kadar rendah dan dalam jangka waktu panjang,
masih sedikit diketahui. 'isalna kinerja para petugas jaga, ang harus
mempunai kemampuan untuk mendeteksi adana perubahan kecil dalam
lingkunganna ang terjadi pada saat ang tidak dapat diperkirakan sebelumna
dan membutuhkan kewaspadaan tinggi dan terus menerus, dapat terganggu*
terhambat pada kadar :bB- ang berada dibawah /0E dan bahkan sampai 5E
(hal ini secara kasar eki2alen dengan kadar B- di udara masing1masing sebesar
40 dan #5 mg*m#) Pengaruh ini terlalu terlihat pada perokok, karena
kemungkinan sudah terbiasa terpajan dengan kadar ang sama dari asap rokok.
(. Dampak 3akteri dan =amur terhadap $esehatan
<dana bakteri dan jamur di udara dapat menimbulkan berbagai macam
penakit dan gangguan kesehatan, diantarana )
a. ,3B
Pada umumna penularan ,3B terjadi secara langsung ketika
sedang berhadap1hadapan dengan si penderita, aitu melalui ludah dan
dahak ang keluar dari batuk dan hembusan na!as penderita. 7ecara
tidak langsung dapat juga melalui debu, 8amana dari terkumpulna
kuman sampai timbulna gejala penakit dari ang berbulan1bulan sampi
tahunan membuat penakit ini digolongkan penakit kronis. ;ejala umum
ang sering dirasakan adalah )
/) 3atuk lama lebih dari #0 hari ang disertai ataupun tidak dengan
dahak bahkan bisa disertai juga dengan batuk darah.
2) Demam lama dan berulang tanpa sebab ang jelas (bukan ti!oid,
malaria, atau in!eksi saluran na!as akut), dan terkadang disertai
dengan badan ang berkeringat di malam hari.
#) 6a!su makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat
gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak memadai
sesuai dengan usia anak tersebut.
() 3erat badan menurun dengan drastis tanpa sebab ang jelas
disamping karna na!su makan ang menurun, pada anak berat
badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah dilakukan
penanganan gi.i.
5) <dana pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.
b. 'eningitis
'eningitis adalah peradangan ang terjadi pada meninges,
aitu membrane atau selaput ang melapisi otak dan sara!
tunjang. 'eningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti
2irus, bakteri ataupun jamur ang menebar masuk kedalam darah
dan berpindah kedalam cairan otak. 'eningitis disebabkan oleh
bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalna kerusakan
otak, hilangna pendengaran, kurangna kemampuan belajar,
bahkan bisa menebabkan kematian. 7edangkan 'eningitis
disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumna diderita
orang ang mengalami kerusakan immun (daa tahan tubuh)
seperti pada penderita <"D7. ,anda dan ;ejala Penakit 'eningitis
;ejala ang khas dan umum ditampakkan oleh penderita
meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan
kekakuan otot leher ang berlangsung berjam1jam atau dirasakan
sampai 2 hari. ,anda dan gejala lainna adalah photophobia
(takut*menghindari sorotan cahaa terang), phonophobia
(takut*terganggu dengan suara ang keras), mual, muntah, sering
tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan
tak sadarkan diri.
c. Pneumonia
Pneumonia atau ang dikenal dengan nama penakit radang
paru1paru ditandai dengan gejala ang mirip dengan penderita
selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas,
napas cepat, napas berbuni hingga sesak napas, dan badan
terasa lemas. Penakit ini umumna terjadi akibat bakteri
7treptococus pneumoniae dan :emopilus in!luen.ae ang
berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. 3akteri
tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada
anak1anak maupun orang dewasa. 7elain dapat menimbulkan
in!eksi pada paru1paru, bakteri berbahaa itu juga dapat
mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis) serta in!eksi
pembuluh darah ang amat !atal.
d. $eracunan makanan
$eracunan makanan dapat terjadi apabila bakteri atau spora
jamur ang ada di udara mengontaminasi makanan ataupun
minuman. ;ejala ang timbul bisa saja pusing, mual, muntah,
demam, dll bergantung pada jenis bakteri*mikroba ang menjadi
penebab keracunan makanan.
5. Dampak >irus terhadap kesehatan
Penularan penakit akibat 2irus banak ditemukan di daerah pesisir
adalah !lu burung (:56/). >irus in!luen.a a subtipe :56/, juga dikenal sebagai
O!lu burungO, <(:56/) atau hana :56/, adalah subtipe 2irus "n!luen.a < ang
dapat menebabkan penakit pada manusia dan banak spesies hewan lainna.
Diadaptasi burung strain :56/, disebut :P<" <(:56/) untuk O2irus !lu burung
sangat patogen tipe a subtipe :56/O, adalah agen kausati! :56/ !lu, dikenal
sebagai O!lu burungO atau O!lu burungO. 7angat en.ootic dalam banak populasi
burung, terutama di <sia ,enggara. 7atu jenis :P<" <(:56/) adalah
menebarkan global setelah muncul pertama kali di <sia. "ni adalah epi.ootic
(sebuah epidemi di nonhumans) dan pan.ootic (mempengaruhi hewan banak
spesies, terutama lebih luas wilaah), membunuh puluhan juta burung dan
spurring pemusnahan ratusan juta orang lain untuk membendung
penebaranna. $ebanakan re!erensi untuk O!lu burungO dan :56/ di media
populer merujuk strain ini. 'enurut 9<- <2ian "n!luen.a penakit darurat situasi
Apdate, :56/ pathogenicit terus secara bertahap naik di daerah endemik tetapi
situasi penakit 9lu burung di burung bertani ang diadakan di cek oleh
2aksinasi. 7ebelas wabah :56/ dilaporkan di seluruh dunia pada bulan =uni
2004 di lima negara (Bina, 'esir, "ndonesia, Pakistan dan >ietnam)
Dampak ingkungan
/. <brasi disebabkan oleh naikna permukaan air laut diseluruh dunia karena
mencairna lapisan es di daerah kutub bumi. 'encairna lapisan es ini
merupakan dampak dari pemanasan global ang terjadi belakangan ini. 7eperti
ang kita ketahui, pemanasan global terjadi karena gas1gas B-2 ang berasal
dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi
keluarna gelombang panas dari matahari ang dipantulkan oleh bumi, sehingga
panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmos!er bumi dan
mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. 7uhu di kutub juga akan
meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan
permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan
menggerus daerah ang permukaanna rendah. :al ini menunjukkan bahwa
terjadina abrasi sangat erat kaitanna dengan pencemaran lingkungan.
!ana"emen Penanggulangan
/. Penghijauan hutan mangro2e
Antuk mengatasi masalah abrasi dapat dilakukan penghijauan hutan mangro2e
di sekitar pantai ang terkena abrasi tersebut. :utan mangro2e di kawasan
pesisir umumna didominasi oleh beberapa jenis diantaranaP Rhizophora sp,
Soneratia Sp, !icennia alba, "ruguiera sp, egiceras corniculat, #ypa fruticans,
$erera sp, %ylocarpus sp, &umnizera racemosa, 'eritiera littoralis, dan
(xcoecaria agallocha) <gar bakau ang masih muda tahan terhadap hempasan
gelombang, didepan lokasi ang di tanami bakau, perlu dipasang struktur
semacam pemecah gelombang ang bersi!at sementara. Perlindungan dan
pengamanan daerah pantai terhadap ancaman gelombang, diutamakan
menggunakan perlindungan alami ang ada. $alau ternata perlindungan alami
sudah tidak dapat diman!aatkan atau sudah tidak dapat diakti!kan kembali untuk
kegiatan perlindungan pantai, maka baru dipilih alaternati! lain aitu dengan
menggunakan perlindungan buatan (arti!icial protection).
2. 7trategi tindakan pre2enti! terhadap terjadina kerusakan lingkungan pesisir
ang semakin parah misalna pengawasan saluran drainase, metode
pembuangan dan pengelolaan sampah pesisir. Dalam hal ini pemerintah selaku
pemilik kewenangan harus bias tegas memberikan disinsenti! berupa sanksi
kepada pelaku pencemaran di kawasan pesisir. 7ehingga pengunjung dan
wisatawan dapat melakukan akti2itas pariwisata tanpa melakukan pencemaran
di daerah pesisir.
#. 7trategi pendekatan partisipati! ini melibatkan masarakat dan pemangku
kepentingan di tingkat lokal sejak awal, mulai dari identi!ikasi kebutuhan
rehabilitasi, perencanaan, pemilihan spesies ang akan ditanam, penanaman,
pengelolaan serta monitoring dan e2aluasi secara partisipati!. $arena strategi
Pendekatan Partisipati! ini melibatkan masarat dan para pemangku kepentingan
di tingkat lokal, maka muncul rasa memiliki ang lebih kuat. :al ini menjamin
komitmen mereka untuk memastikan keberhasilan upaa tersebut. 'asarakat
juga wajib ikut menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah
sembarangan serta wajib mengingatkan masarakat pengunjung wisata pesisir.
(. Preser2asi dan konser2asi pantai dan laut menjadi pilihan untuk memperpanjang
usia pantai dan laut. Pencanangan taman laut dan kawasan konser2asi menjadi
pilihan. Wisatawan juga ditawarkan kegiatan ekowisata ang bersi!at ramah
lingkungan. 3eberapa pengelola pulau (contoh pengelola ,aman 6asional
$epulauan 7eribu) menawarkan paket perjalanan ang ramah lingkungan ang
menawarkan akti2itas menanam lamun dan menanam bakau di laut.

#

You might also like