You are on page 1of 17

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan keterampilan motorik menggambarkan kesulitan sesorang
dalam mengembangkan keterampilan gerakannya. Anak yang sulit
mengendari sepeda, mengancingkan baju atau menggunakan gunting,
merupakan salah satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi
motorik. Gangguan koordinasi motorik diketahui diderita 1 dari 20 anak
usia sekolah. Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan motorik,
terutama motorik halus. Sebenarnya gangguan ini mengenai motorik kasar
dan motorik halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi belajar
adalah fungsi motorik halusnya.
eterampilan gerakan merupakan dasar dari keterampilan belajar
sehingga dengan adanya keterbatasan atau gangguan keterampilan gerak,
seperti pada kasus gangguan keterampilan motorik maka masalah akan
meningkat dan meluas seiring dengan bertambahnya usia anak. !alaupun
kondisi ini pertama kali dikenal a"al tahun 1##0$an, namun ke"aspadaan
mengenai keadaan ini baru meningkat akhir$akhir ini berdasarkan bukti
bah"a pre%alensnya sekitar &' dari anak sekolah usia primer. American
Phychiatric Association (A)A* pada tahun 1##+ dan !,-
mengklasifikasikan sindrom keterampilan pergerakan yang berbeda ini
sebagai gangguan koordinasi perkembangan (developmental coordination
disorder, .C.*.
Seorang anak menilai performa motoriknya dengan membandingkan
dengan anak seusianya. /a dapat melihat anak lain mencoba keterampilan
baru yang belum pernah dicobanya dan akan menggunakan hasil
obse%asinya untuk mencoba sendiri keterampilan tersebut. .i pihak lain,
anak dengan .C. akan melihat bah"a teman$temannya bisa lebih mdah
2
melakukan sesuatu dibanding dirinya. ,al ini akan mengakibatkan
turunnya harga diri dan kepercayaan diri lebih jauh lagi.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Umum
0ujuan secara umum dari penulisan referat ini adalah untuk
mengetahui lebih jauh mengenai gangguan keterampilan motorik.
2. Tujuan Khuu
a. 1enjelaskan tentang definisi gangguan keterampilan motorik.
b. 1enjelaskan tentang epidemiologi gangguan keterampilan
motorik.
c. 1enjelaskan tentang etiologi gangguan keterampilan motorik.
d. 1enjelaskan tentang patofisiologi gangguan keterampilan
motorik.
e. 1enjelaskan tentang gejala klinis gangguan keterampilan motorik.
f. 1enjelaskan tentang penegakkan diagnosa gangguan keterampilan
motorik.
g. 1enjelaskan tentang penatalaksanaan gangguan keterampilan
motorik.
h. 1enjelaskan tentang prognosis gangguan keterampilan motorik..
!. Manfaat
,asil referat ini diharapkan dapat bermanfaat untuk2
untuk mengetahui kriteria diagnosis ini bagi penulis sehingga
akan memudahkan penulis untuk mendiagnosa gangguan
keterampilan motorik.
3ntuk meningkatkan pemahaman pembaca tentang masalah
gangguan keterampilan motorik.
3
BAB II
TIN"AUAN PU#TAKA
A. Def$n$$
Gangguan keterampilan motorik adalah semua gangguan yang
ditandai dengan perkembangan koordinasi motorik yang tidak adekuat
yang cukup berat sehingga membatasi gerakan atau menahan kemampuan
melakukan tugas, pekerjaan sekolah, atau akti%itas lain yang termasuk
dalam gangguan ini adalah gangguan koordinasi perkembangan atau
Development Coordination Disorder (.C.* (.orland, 2002*.
Gangguan koordinasi perkembangan adalah perkembangan
kemampuan koordinasi motorik halus dan menyeluruh yang lambat atau
menjadi masalah, bukan akibat gangguan neurologis atau retardasi mental
umum4 anak$anak yang terserang gangguan ini tampak lebih canggung
daripada gangguan menyeluruh, gangguan ini dapat menetap sampai masa
remaja (.orland, 2002*.
Gangguan koordinasi motorik sekarang merupakan gangguan satu$
satunya di dalam kategori gangguan keterampilan motorik, menurut
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat
(.S1$/5*. Gangguan ini dahulu dimasukkan sebagai suatu gangguan
psikiatrik dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
edisi ketiga yang dire%isi (.S1$///$6* (aplan dkk, 2002*.
B. E%$dem$&l&g$
)re%alensi gangguan koordinasi motorik tidak diketahui tetapi
diperkirakan sekitar 7' dari anak usia sekolah. 6asio laki$laki terhadap
perempuan juga tidak diketahui, tetapi lebih banyak anak laki$laki yang
memiliki gangguan koordinasi motorik dibandingkan anak perempuan.
4
8aporan dalam literatur menyebutkan rasio laki$laki berbanding
perempuan terentang dari 2 berbanding 1 sampai sebesar + berbanding 1
(aplan dkk, 2002*.
'. Et$&l&g$
)enyebab gangguan koordinasi motorik tidak diketahui, tetapi
hipotesis adalah termasuk penyebab organik dan perkembangan. 9aktor
resikonya adalah prematuritas, hipoksia, malnutrisi perinatal, dan berat
badan lahir rendah. elainan neurokimia"i dan lesi lobus parietalis juga
telah diajukan berperan dalam defisit koordinasi (aplan dkk, 2002*.
Gangguan koordinasi motorik dan gangguan komunikasi memiliki
hubungan yang kuat, "alaupun agen penyebab spesifik tidak diketahui
untuk keduanya. 1asalah koordinasi juga lebih sering dibandingkan
biasanya pada anak$anak dengan perilaku impulsif dan berbagai gangguan
belajar. Gangguan koordinasi motorik kemungkinan memiliki penyebab
yang multifaktoral (aplan dkk, 2002*.
D. Pat&f$$&l&g$
oordinasi motorik adalah hasil dari serangkaian proses kognitif dan
fisik yang terjadi pada anak dengan perkembangan yang normal.
)ergerakkan halus, bertarget dan akurat, motorik halus maupun kasar,
membutuhkan fungsi yang harmonis dari input sensori, pusat pengolahan
informasi di otak dan koordinasi dengan fungsi serebral (kemauan,
moti%asi, perencanaan akti%itas* juga diperlukan kinerja dari pola motorik
tertentu. :lemen ini harus bekerja dengan terkoordinasi dan cepat untuk
mengaktifkan gerakan yang kompleks ()atacy, 2010*.
)erkembangan motorik dibagi menjadi dua fase. 9ase pertama dari
%ariabilitas primer ditandai dengan akti%itas motorik kasar dan tak
menentu yang tidak memerlukan informasi sensorik untuk inisiasi atau
bimbingan. )ada fase kedua, faktor sensorik dan motorik berinteraksi
menimbulkan pola kontraksi otot yang spesifik dan kompleks yang
menjadi ciri terkoordinasi ()atacy, 2010*.
5
6ealisasi yang adekuat dari gerakan atau rangkaian pergerakkan yang
memerlukan kon%ergensi berbagai jalur dan sistem utama yang
bertanggung ja"ab untuk menggabungkan informasi. orteks motorik,
serebelum, dan sistem %estibular merupakan bagian dari mekanisme
utama. ;ika salah satu sistem tidak berfungsi secara adekuat, gerakan yang
direncanakan tidak dapat memuaskan ()atacy, 2010*.
Ada beberapa fungsi motorik yang penting dalam memahami
kesulitan dalam keterampilan motorik, maturasi, dan e%aluasi anak$anak
yang berjuang dengan tantangan ini. :lemen utama dalam rantai peristi"a
yang dibahas ()atacy, 2010*.
T&nu &t&t
0onus otot mengacu pada kontraksi dasar yang sedang berlangsung
dan konstan pada akti%itas otot. 0onus mungkin normal, rendah atau
tinggi. Anak dengan hipotonik seperti terkulai. 1isalnya, bayi hipotonik
tidak dapat mempertahankan postur tubuh mela"an gra%itasi dan lebih
memilih duduk, bersandar pada sesuatu, atau berbaring di lantai. 3sia
prasekolah duduk seperti orang malas dengan cara membungkuk,
bersandar pada kursi atau meja, dan berbaring selama kegiatan. ,al ini
sering disalahartikan sebagai tanda kurang hormat atau tidak minat. 0onus
otot yang tinggi (hipertonik*, anak tampak kaku dan tidak bergerak dengan
cara halus dan alami. Seorang anak bergerak seperti robot ()atacy, 2010*.
0onus otot yang terlalu rendah atau terlalu tinggi merupakan salah
satu komponen keterampilan motorik. Anak hipotonik ini harus berjuang
untuk melakukan gerakan, mempertahankan postur dan kegiatan. Anak
hipertonik dapat membuat banyak kesalahan karena kelebihan akti%itas
otot ()atacy, 2010*.
Keteram%$lan m&t&r$k kaar
eterampilan mpotorik kasar mengacu pada kemampuan anak untuk
melaksanakan kegiatan yang memerlukan otot$otot besar yang bertindak
secara terkoordinasi untuk mencapai suatu gerakan atau serangkaian
gerakan. Contoh gerakan motorik kasar adalah berjalan, berlari, melempar
sesuatu, melompat, dan lainnya. )ostur merupakan elemen penting untuk
6
dipertimbangkan dalam penilaian keterampilan motorik kasar. )ostur yang
memadai dapat membuat semua perbedaan antara bisa atau tidak mampu
melaksanakan gerakan ()atacy, 2010*.
Keteram%$lan m&t&r$k halu
eterampilan motorik halus terdiri dari gerakan otot kecil yang
bertindak dalam cara terorganisir dan halus. eterampilan motorik halus
merupakan dasar koordinasi, yang dimulai dengan mentransfer dari tangan
ke tangan. Contoh kegiatan motorik halus adalah menulis, menjahit,
menggambar, mengucapkan kata$kata, meniup gelembung, dan bersiul.
<anyak anak yang mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik halus
mereka juga mengalami kesulitan dalam mengartikulasi suara atau kata$
kata ()atacy, 2010*.
Kekuatan &t&t
ekuatan otot mengacu pada intensitas kontraksi otot yang diperlukan
untuk melaksanakan suatu kegiatan ()atacy, 2010*.
Peren(anaan m&t&r$k
)erencanaan motorik terdiri dari kemampuan anak untuk
membayangkan sebuah strategi mental untuk melaksanakan gerakan atau
tindakan misalnya bagaimana untuk mendapatkan sesuatu yang terletak di
atas meja, bergerak dari titik A ke titik <. perencanaan motorik melibatkan
sejumlah kemampuan, termasuk deteksi %isual gerak dan kesalahan dalam
geraka, pemilihan respon, gerakan perbaikan diri ()atacy, 2010*.
)angka$an dan ke(e%atan gerakan
6angkaian dan kecepatan gerakan melibatkan urutan gerakan harus
berkelanjutan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
etika seorang anak mencoba untuk mengelola kegiatan motorik yang
kompleks atau meniru sesuatu, kemampuan mereka untuk melakukan
serangkaian gerakan dapat dikompromikan ()atacy, 2010*.
Seorang anak yang kesulitan dalam keterampilan motorik sering
melakukan gerakan$gerakan lambat sebagai akibat dari kesulitan mereka
7
dalam pengorganisasian dan koordinasi gerak. 1ereka juga dapat
mengandalkan isyarat %isual untuk melakukan gerakan ()atacy, 2010*.
Integra$ en&r$k
/ntegrasi sensorik mengacu pada fungsi otak, yaitu bagaimana mengelola
input dan menghasilkan output. -utput meliputi respon motorik. 1enurut
teori ;ean Ayres, anak$anak mungkin berjuang untuk mengintegrasikan
input sensorik (%isual, audio, taktil, dan isyarat proprioseptif* dan
mengembangkan penolakan (misal untuk disentuh*. Anak$anak dengan
kesulitan motorik sering mengalami masalah dalam integrasi sensorik
input yang membuat mereka rentan terhadap masalah yang dihasilkan dari
stimulasi sensorik ()atacy, 2010*.
E. *ejala dan tanda Kl$n$
Gambaran klinis dari masalah koordinasi motorik dinilai dari sudut
pandang perkembangan, yaitu dengan mempertimbangkan kemampuan
fisik normal pada usia yang berbeda. :%aluasi perkembangan meliputi
pertimbangan %ariasi indi%idu. 1enge%aluasi pengembangan keseluruhan
anak, mempertimbangkan karakteristik dan gaya kekuatan dan kelemahan
masing$masing anak ()atacy, 2010*.
Man$feta$ %ada +a,$
<ayi dengan kesulitan pada fungsi motorik mungkin muncul hipertonik
atau hipotonik. ;ika bayi bereaksi keras pada setiap pendengaran
ringan atau rangsangan %isual dengan menjadi kaku atau dengan
melengkungkan punggungnya, ini adalah tanda hipertonus dan
hiperreakti%itas. <ayi muda mempertahankan tonus fleksor dalam
beberapa bulan pertama kehidupan dan hanya secara bertahap
mengembangkan pola ekstensi. etika orang tua melaporkan bah"a
bayi mereka kuat (yaitu, otot$otot keras dan tegang muncul*, jika
refleks primitif (misalnya, 1oro, plantar, atau refleks rooting* bertahan
setelah 7 atau = bulan, keprihatinan tentang perkembangan motorik
dibenarkan. Salah satu tanda tunggal mungkin tidak signifikan, namun
ketekunan refleks primitif harus mendatangkan beberapa pemeriksaan
penuh fungsi motorik secara keseluruhan.
8
.ata anekdotal menunjukkan bah"a bayi dalam beberapa kelompok
ras, misalnya Afrika Amerika, umumnya mencapai keterampilan
motorik kasar lebih cepat daripada anak$anak dari kelompok ras
lainnya. etika bayi kecil muncul hampir siap untuk berjalan pada usia
beberapa bulan, ini adalah tanda untuk perhatian. <ayi yang bergerak
sebagai seluruh unit tanpa mengoreksi sudut kepala menuju garis
%ertikal saat dipegang samping mungkin memiliki masalah
perkembangan motorik.
<ayi dengan tantangan bermotor sering tertunda dalam mencapai
tonggak seperti kemampuan untuk berguling, duduk dengan bantuan,
dan duduk tanpa bantuan. <ayi dengan masalah motor mungkin tidak
mampu mempertahankan berat badan mereka setelah 7 bulan bila
didukung di ba"ah lengan mereka.
)ada sekitar usia + bulan, bayi dapat mulai mengantisipasi pergerakan
benda$benda, menunjukkan perkembangan %isuomotor a"al. )ada
sekitar usia 7 bulan, mereka biasanya dapat menentang ibu jari dalam
gerakan menggenggam.
)ada usia # bulan, sambil duduk dengan sendirinya, bayi harus bisa
mengoreksi diri postur saat miring ke 1 sisi atau sisi lainnya, bukan
hanya menjadi terbalik.
;ika bayi tidak dapat duduk dengan dia atau dirinya sendiri pada usia #
bulan, kekurangan ini harus diperhatian oleh pemeriksaan dokter
dengan rinci dan cepat.
<ayi yang berdiri dan yang selalu menunjuk ke ba"ah dengan jari$jari
kaki mereka juga mungkin menandakan hipertonus pada tungkai
ba"ah (atau hipertonus umum* dan sensiti%itas tinggi untuk
menyentuh di permukaan plantar kaki. <ayi ini kemudian dapat
berjalan berjinjit.
Man$feta$ %ada tahun kedua dan ket$ga dar$ keh$du%an
esulitan dalam fungsi motorik halus pada anak$anak di tahun$tahun
a"al mungkin sulit untuk diidentifikasi. 1isalnya, balita yang
memiliki deficit keterampilan motorik halus tidak dapat menerima
9
makanan yang membutuhkan kemampuan mengunyah yang lebih
besar. 1akan makanan padat membutuhkan fungsi terkoordinasi
sekitar >1 pasang otot dan koordinasi bernapas dengan menelan dari
bolus tersebut. <alita yang tidak makan makanan padat mungkin
menampilkan penanda tantangan motor yang mungkin melampaui
mengunyah. ,al ini juga berlaku untuk balita yang berulang kali
tersedak makanan saat mengunyah.
Anak$anak mungkin memiliki kesulitan dalam kemampuan untuk
membuat pemahaman untuk mengambil benda kecil dengan jari
telunjuk dan jempol. ,al ini dapat diuji dengan membiarkan anak$anak
untuk mengambil sebuah benda kecil dari permukaan yang datar,
seperti sepotong sereal sarapan. <ayi dapat terus berusaha untuk
mengambil benda$benda dengan pemahaman palmar (yaitu, dengan
permukaan anterior seluruh tangan*. ;ika demikian, mereka harus
diamati untuk keterlambatan motorik halus.
)ada akhir tahun pertama kehidupan, sebagian besar bayi mulai
membuat upaya untuk berjalan sambil berpegangan pada furnitur dan
mengambil langkah$langkah pertama mereka tak lama kemudian. <ayi
yang tidak dapat berjalan setelah umur 1? bulan mungkin memiliki
hypotonicity atau hypertonicity, kekuatan otot yang buruk atau
koordinasi, dan kesulitan dengan mengelola, keseimbangan, dan
postur. .alam sebuah studi tahun 1##0 oleh <a@ et al, kebanyakan
anak yang tidak berjalan pada usia 1? bulan ternyata menjadi sehat,
namun sebagian kecil mengalami kesulitan motorik, termasuk cerebral
palsy dan keterlambatan perkembangan lainnya.
emampuan untuk berjalan sangat tergantung pada kemampuan untuk
menjaga keseimbangan dan tidak jatuh. <erjalan membutuhkan lebih
daripada kekuatan otot belaka untuk mendukung berat tubuh . 9aktor$
faktor lain yang terlibat dalam berjalan onset termasuk gaya
temperamen, kesempatan, dan faktor moti%asi.
Man$feta$ d$ %raek&lah dan anak u$a ek&lah
10
)ada usia >$& tahun, banyak keterampilan yang diperoleh dan
disempurnakan dengan paparan kegiatan dan permainan yang
membutuhkan motorik berlatih. Anak$anak jelas ber%ariasi dalam
kecepatan perkembangan mereka.
)ada usia +$& tahun, kebanyakan anak telah mengembangkan
preferensi tangan yang jelas atau dominasi. .alam beberapa kasus,
keterampilan tangan yang benar kemampuan untuk benar$benar
melakukan tugas dengan baik dengan kedua tangan.
0anda lain yang menjadi perhatian adalah kesulitan dalam memegang
pensil. ekha"atiran muncul pada anak yang memiliki kesempatan
praktek dan yang masih tidak bisa memegang pensil dengan pola
matang.
<anyak pakar berpikir bah"a kesulitan dalam keterampilan motorik
halus (yaitu, dalam mengelola jari dan pergelangan tangan* lebih
merupakan refleksi dari rusak di daerah proksimal tungkai atas
daripada di daerah lain. Anak$anak mungkin tidak dapat menangani
pena, krayon, atau pensil. /ni dianggap sebagai cara yang matang dan
efisien untuk menangani tugas$tugas menulis. Selama kegiatan itu,
hanya pergelangan tangan bergerak bersama, sementara sendi lain di
ekstremitas atas tetap. Aamun demikian, ketika bahu lemah, anak$
anak kompensasi ketika mereka harus menggunakan bagian distal
ekstremitas atas (jari, tangan*. Alih$alih menggunakan pergelangan
tangan untuk menulis, anak$anak harus memindahkan seluruh
ekstremitas atas untuk menulis.
0anda klinis yang mengarahkan adanya gangguan koordinasi motorik
terlihat paling a"al pada masa bayi, saat anak yang terkena mulai berusaha
melakukan tindakan yang memerlukan koordinasi motorik. Gambaran
klinis yang penting adalah gangguan kinerja anak yang jelas terganggua
pada koordinasi motorik. esulitan dalam motorik mungkin ber%ariasi
menurut umur dan stadium perkembangan anak (aplan dkk, 2002*.
)ada masa bayi dan masa anak$anak a"al gangguan mungkin
bermanifestasi sebagai keterlambatan kejadian perkembangan normal,
11
seperti berputar, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, mengancingkan
baju, dan mengunci retsleting celana. Antara umur 2 dan + tahun,
kecanggungan tampak pada hampir semua akti%itas yang memerlukan
koordinasi motorik. Anak yang terkena tidak dapat memegang benda, dan
mereka mudah menjatuhkannya4 gaya berjalan mereka tidak mantap4
mereka sering kali tersandung pada kakinya sendiri4 dan mereka mungkin
menabrak anak$anak lain saat berusaha mendekati mereka (aplan dkk,
2002*.
)ada anak yang lebih besar ganguan koordinasi mototrik mugkin
terlihat dalam permainan di meja, seperti mencocokkan kepingan gambar
atau membangun balok, dan pada tiap jenis permainan bola. !alaupun
tidak ada ciri spesifik yang patognomonik untuk gangguan koordinasi
motorik, kejadian perkembangan sering kali terlambat. <anyak anak
dengan ganguan juga memiliki gangguan bicara. Anak yang lebih tua
mungkin juga memiliki masalah kesulitan sekolah sekunder, termasuk
masalah perilaku dan emosional, yang memerlukan inter%ensi terapeutik
yang tepat (aplan dkk, 2002*.
-. Penegakkan d$agn&a
.iagnosa gangguan koordinasi motorik memerlukan ri"ayat tentang
perilaku motorik a"al anak, termasuk pengamatan langsung akti%itas
motorik. Skrining informal untuk gangguan koordinasi motorik dapat
dilakukan dengan meminta anak melakukan pekerjaan yang melibatkan
koordinasi motorik kasar (melompat, meloncat, dan berdiri pada satu
tungkai*, koordinasi motorik halus (menjentikkan jari dan mengikat tali
sepatu*, dan koordinasi mata dan tangan (menangkap bola dan meniru
tulisan* (aplan dkk, 2002*.
.iagnosa didukung oleh skor subtes kinerja yang lebih rendah dari
normal dari tes kecerdasan baku da oleh skor subtes %erbal yang normal
atau di atas normal. 0es khusus koordinasi motorik dapat berguna, seperti
Bender Gestalt Visual Motor Test, Frostig Movement Sills Test Battery,
dan Bruinins!"seretsy Test of Motor Proficiency (aplan dkk, 2002*.
12
The Bender Gestalt Visual Motor test digunakan untuk menilai
penggabungan %isual$motorik dan keterampilan pemahaman %isual
( apakah kedua mata dan salah satu bagian otak berhubungan dengan
penyampaian daya lihat dengan tepat*. 0est ini terdiri dari sembilan tes
yang harus diikuti (<arkoukis, 200?*.
Bruinins!"seretsy Test of Motor Proficiency (<-01)* untuk
menilai keterampilan motorik halus maupun kasar pada anak yang beusia
+ sampai 1+ tahun. <-01) terbagi dalam ? sub bagian, termasuk
kemampuan untuk berlari dan ketangkasan umum, bagaimana seorang
anak dapat mempertahankan keseimbangan dan koordinasi dari pergerakan
bilateral. 0es ini sering disukai oleh anak$anak karena serupa dengan
akti%itas pada masa anak$anak (melempar atau menangkap bola, berlari,
melakukan push up*. 0es ini paling banyak digunakan untuk menilai
kemampuan motorik, dan dapat digunakan dalam cakupan yang luas pada
anak$anak, dari kemampuan tubuh hingga rintangan fisik yang berat
(<arkoukis, 200?4 )atacy, 2010*.
riteria diagnostik .S1$/5 diberikan dalam 0abel 1.
Ta+el 1
Kr$ter$a D$agn&t$k untuk *angguan K&&rd$na$ Perkem+angan
A inerja dalam akti%itas sehari$hari yang memerlukan
koordinasi motorik adalah secara bermakna di ba"ah yang
diharapkan menurut usia kronologis pasien dan inteligensia
yang terukur. ,al ini dapat bermanifestasi dengan
keterlambatan yang nyata dalam pencapaian kejadian
motorik (berjalan, merangkak, duduk*, menjatuhkan barang$
barang, BkecanggunganC, prestasi buruk dalam olahraga, atau
tulisan tangan yang buruk
< Gangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu
pencapaian akademik atau akti%itas hidup sehari$hari
C Gangguan bukan karena kondisi medis umum (palsi serebral,
hemiplegia, atau distrofi otot* dan tidak memenuhi kriteria
untuk gangguan perkembangan per%asif
. ;ika terdapat retardasi mental, kesulitan motorik adalah
13
melebihi dari apa yang biasa menyertainya
'atatan %enul$an. j$ka terda%at k&nd$$ med$ umum
/neur&l&g$0 atau def$$t en&r$k1 tul$kan k&nd$$ tere+ut
%ada Ak$ III.
(,ak cipta American Psychiatric Association, !ashington, 1##+*
*. D$agn&$ Band$ng
.iagnosis banding adalah gangguan media yang menghasilkan
kesulitan koordinasi (seperti palsi serebral dan distrofi muskular*,
gangguan perkembangan per%asif, dan retardasi mental. )ada retardasi
mental dan gangguan perkembangan per%asif, koordinasi biasanya tidak
berdiri sebagai suatu defisit dibandingkan dengan keterampilan lain.
Anak$anak dengan gangguan neuromuskular mungkin menunjukkan
gangguan otot yang lebih global dibandingkan kecanggungan dan
keterlambatan kejadian motorik. )ada kasus tersebut, pemeriksaan
neurologis biasanya mengungkapkan defisit yang lebih luas dibandingkan
yang ada pada gangguan koordinasi motorik. Anak yang sangat hiperaktif
dan impulsif mungkin secara fisik tidak berhati$hati karena tingginya
tingkat akti%itas motorik anak tersebut. )erilaku motorik yang cangguang
dan gangguan defisit$atensiDhiperakti%itas tampaknya berhubungan
(aplan dkk, 2002*.
H. Tera%$
Secara khusus seorang dokter akan mencoba untuk memastikan
masalah yang dialami seorang anak dalam kebiasaannya secara
keseluruhan dan kemudian merencanakan inter%ensi untuk
mengembangkan fungsi adaptif secara optimal atau kemahiran dari
keterampilan yang terbelakang atau perbaikan dari kesulitan berkoordinasi
()atacy, 2010*.
0erapi gangguan koordinasi motorik termasuk latihan motorik
perseptual, teknik latihan neurofisiologis untuk disfungsi motorik, dan
pendidikan fisik yang termodifikasi. 0eknik 1ontessori mungkin berguna
bagi banyak anak prasekolah, karena menekankan perkembangan
14
keterampilan motorik. 0idak ada latihan atau metoda latihan tunggal yang
tampaknya lebih menguntungkan atau efektif dibandingkan yang lainnya.
1asalah perilaku atau emosional sekunder dan gangguan komunikasi yang
terjadi bersamaan harus ditangani dengan metoda terapi yang sesuai
(aplan dkk, 2002*.
0idak ada penelitian skala besar yang telah melaporkan efek terapi,
"alaupun penelitian kecil telah menyatakan bah"a latihan dalam
koordinasi ritmik, mempraktekkan gerakan motorik, dan belajar
menggunakan mesin tik semuanya adalah berguna (aplan dkk, 2002*.
onseling parental membantu menurunkan kecemasan dan ras
bersalah pada orangtua terhadap gangguan anak dan meningkatkan
kesadaran mereka, yang memberikan keyakinan bagi mereka untuk
membantu anak (aplan dkk, 2002*.
I. Pr&gn&$
;ika tidak ditangani, anak$anak dengan gangguan koordinasi motorik
cenderung memiliki gejala yang bertahan pada masa remaja hingga masa
de"asa ()atacy, 2010*.
)ada kasus berat yang tetap tidak terobati, pasien mungkin memiliki
sejumlah komplikasi sekunder, seperti kegagalan berulang pada pekerjaan
akademik dan nonakademik di sekolah, masalah berulang dalam berusaha
bergabung dengan kelompok teman sebaya, dan ketidakmampuan bermain
dan berolahraga. 1asalah tersebut dapat menyebabkan harga diri yang
rendah, kesedihan, menarik diri, dan pada beberapa kasus meningkatnya
masalah perilaku yang parah sebagai reaksi terhadap frustasi yang
ditimbulkan oleh gangguan. Semua tingkat fungsi adaptif dapat diharapkan
pada anak$anak. Ciri penyerta yang sering adalah keterlambatan kejadian
nonmotorik, gangguan bahasa ekspresif, dan gangguan bahasa
reseptifDekspresif campuran (aplan dkk, 2002*.
15
BAB III
PENUTUP
A. Ke$m%ulan
Gangguan keterampilan motorik adalah semua gangguan yang
ditandai dengan perkembangan koordinasi motorik yang tidak adekuat
yang cukup berat sehingga membatasi gerakan atau menahan kemampuan
melakukan tugas, pekerjaan sekolah, atau akti%itas lain yang termasuk
dalam gangguan ini adalah gangguan koordinasi perkembangan atau
Development Coordination Disorder (.C.*.
)enyebab gangguan koordinasi motorik tidak diketahui, tetapi
hipotesis adalah termasuk penyebab organik dan perkembangan. 9aktor
resikonya adalah prematuritas, hipoksia, malnutrisi perinatal, dan berat
badan lahir rendah.
0anda klinis yang mengarahkan adanya gangguan koordinasi motorik
terlihat paling a"al pada masa bayi, saat anak yang terkena mulai berusaha
melakukan tindakan yang memerlukan koordinasi motorik. Gambaran
klinis yang penting adalah gangguan kinerja anak yang jelas terganggua
pada koordinasi motorik. esulitan dalam motorik mungkin ber%ariasi
menurut umur dan stadium perkembangan anak.
0erapi gangguan koordinasi motorik termasuk latihan motorik
perseptual, teknik latihan neurofisiologis untuk disfungsi motorik, dan
pendidikan fisik yang termodifikasi.
16
B. #aran
Gangguan keterampilan motorik tidak hanya berdampak pada anak
secara langsung, tetapi berdampak juga secara tidak langsung pada orang
tua dan orang sekitar sehingga disarankan mereka untuk dapat pertahankan
harga diri anak dengan mencoba berbagai hobi seperti berenang, yoga,
mengendarai kuda, dan fotografi. <antu anak agar lebih terorganisir,
pastikan setiap benda dinamai dan tempat penyimpanannya mudah
digunakan. Cobalah untuk melatih keterampilan sosial sehingga anak
memiliki perilaku dan mengetahui apa yang harus dilakukan dan kapan.
Gunakan instruksi %isual daripada auditori untuk menyampaikan pesan,
jangan ragu untuk mengulang dan periksa apa anak sudah mengerti dengan
bahasa yang sangat sederhana.
17
DA-TA) PU#TAKA
<arkoukis, A. 200?. .isorders of Childhood2 1otor Skills .isorders, Mental help
(on$line*. http2DDmentalhelp.netDpocD%ie"Edoc.phpF
typeGdocHidG1++#&HcnG>=. .iakses tanggal 2& .esember 2011.
.orland. 2002. #amus #edoteran Dorland $disi %&. :GC, ;akarta.
,a"ari, .adang. 200>. Pendeatan holisti pada gangguan 'i(a. 9akultas
edokteran 3ni%ersitas /ndonesia. ;akarta.
aplan, ,arold, Sadock, <enjamin, Gregg, ;ack. 2002. Sinopsis Psiiatri )lmu
Pengetahuan Psiiatris #linis *ilid %. <inarupa Aksara. ;akarta.
)atacy, C. 2010. 1otor Skills .isorder, $medicine (on$line*.
http2DDemedicine.medscape.comDarticleD#1&2&1. .iakses tanggal 2& .esember
2011.

You might also like