You are on page 1of 25

KEMENTERIAN PERUMAHAN MWA T

REPUSLIKINDONESIA
KLlPlNG BERlTA
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Tanggal : ( 8 I r n i 2014 Halaman I Rubrik : 19/ ef ~&r t i
I
Media : Pe~ubtt(&,
Bersambung ...
7 3
KLlPlNG BERITA
KEMENTERIANPERUMAHANRAKYAT
KEMENTEW PERUMAHAN RAKVAT
REPUBUK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
... Lanjutan
Perkuat BTN
Karena rtu, p~hahnya juga menduk
penguatan peran BTN sebaqa~ bank k
sus yang menycdlak3r! krcdll percma
bagi masyarakat (bas P hafinya men
rencana aKL.5 si BUMN tersebur oleh B
Manar,. "8TN aarrlah bsr ~u k h u s ~s den
target yanq teruenaal;.' kstanva.
Hal Gr upa juga d,sampalkan
sukses Joko W~dodo-Jusuf Katla
d~wakrlkan pakar propertl Enggart
Lukfto dan Setyo Maharso vano men
KLlPlNG BERITA
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
Tanggal : 18 JUo' 3014
Media : SuQrO korya Jurnalis
dua tahun lalu.
Sementara itu, Abdul Hakim mengatakan saat ini Indon
mungkin bisa dilaksan
'Karenaitulah Undang-
t untuk membantu pero
panjang," ujarnya.
enurutnya, sel-aiq unhlk mendapatkan dana murah jan
lanjutnya segera bisa disahkan sebagai UUTapera be1
,perurnahan ini sangat kompleks sebagai kebu
, dan pemerintah tidak mempunyaidana yang cu
'tu masih ada dua opsi; yaitu dilepas bebas ke pa
sar yang berarti harga akan mahal sesuai hargapasar sehing
'lit terjangkau oleh rakyat. Dan. Kedua. me n g g u h
Tapera, yang berarti disubsidi oleh pemerintah," tega
Tanggal : (8 Junl &~!y
Halaman / Rubrik : ~/Tiflrfi poc mr
Jurnalis : Qhh
2 Tahun Mangkrak,
DPR Desak SBY
KALANC+%IV~PR g e m de- bagi rakyatnya
ngan sikapgamerintah yang . ' "Substansi RUU Tapera i@
belumjugamembrikan kepas- n@j* q$yat..@donesia mew;:
tian krhadap RlJU Tabungag, ,bung upWpengadaan ymah
Perum@ap Raky;lf CTapee):
1ayWhjmi. K&a in3 si'fatnyaa
Sudah dua t a h h , ~ ~ , ~ a l ( e r $ ' penbmpulan dana masyaxhEB$
m a s i h ~ w .
..,: . ,
DPR maunya diatur melalB.
K$ua P@tia mpq, (Pan- u ~ ~ ~ d & g ) ( . tegishya. . f
sus).R~).Tipepera+YosefUdiar Pdlitisi.PDIP ini mengingap
Hadi mendes$pgmerint& se-
gem Ineladjntkan pembahasan d
R W teisebut. Selama dua ta- k
hun ini, kAm dia, pemerintah s e belum
lalu mcinotak memenuhi un-
dangan DPR membahas RUU
Tapera. - jutaan itu.
, ''Inisiatif~TJLI bpemdarang
dari DPR sebagai r&pOns,atas
sulitnya fakyat I@kmemi l i i .
rumah layak hu*. R m Wu- ma1 maupun non-formtil. ,Di
UUD 45 dan UU Nomor 1 ta- masyarakat untuk pcrumahm,,"
bun 201'1 tentang Pemmshan
d m Kawasan Pemukiman.
Masalahnya hanya pada' Ke-
menmi* Pemniahan Rakyat
dan Kementerian Keuangan.
"Dua kementerian tersebut kembali membahas RUU Ta-
'Nngga haii initidak bersikap. .pera.
Bahkan. vemerintah semoat RUU tekebut menurut Ha-
mendbit&embalj DIM (d&. ' kim;sangat pen&.bagi inkyat
inventafismasalalr)'yatigsu&ah Indonesia dan bisa dijadikin
d i a e ~ a ~ a t i ber emd DDR:" oenciaaan ~osi t i f oleh S B W
~ i a mengafakan, sod peng- "Masak jabatan k&mggotaan
adaan TUIIIah layak huni untuk DPR periode -2014, b b e
rakyat, pemerintah menyerah- rapa bulan ke &pan sudah akan
kannya pada mekarusme pasar. baakhir. Meski bgitu, DPR ma-
Pemerintah ridak cme mdaku- sih ineiu R W Tauera selesai
mengamanatkan negara waji6 iam masa jabatan keanggotan'
menyediakan lumah lay.ik huni DPRsekai - dng, ' ~yamop~l
KEMENTER~N PERUMAMAN UAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
KLIPING BERITA
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
MENTEAI Pefumean R&$
mrftlmpt.;i.d.j**;!
.a"h$&te$&.it,.h&si Pei'angang
- ~ ~ : u~ da ng - unda i z h
berimbang yang @&%i
.PengedYaig.ke.Ma F.s.:,p&
-denganbertemu%&ptlfes@i&
maq :. .. .+
S?hlwo~$a. pad8i%skq
matsrnlala, hnqp;er.&,u
mewAB.rikan a:auan-'i$B&4
b ~ 6 & ~ a d a , 1 < e j ~ ~ s a ~ ; ~ ~ $ ,
d&&n ~ Q ~ o E , ~ ~ ~ ~ s ~ z / x ~ v ~ ,.
m p z . o ~ o ~ ~ a ~ 4 ~ P , ~ L
eg6,ama:x&,, ,
gaaaa .kgD
. s,,
1 9 l . p ~ r u ~ ~ a n ~ ~ ~ ~ 5 7 . . - . gnrp: .
. . 1.,
Pq~@s nbw>, , s;q*::+q t, :.:
~~Yen~rQt.,D,j,&,~ap~#.gu
&$&it &&bt;$P&jgad$&&~+
b.a@ ,inemiliki .&&ad :P)~. +
iiCft13 mewgabgun &n;as
hg&.& iKm fqak @&, *
rn&~uwi ~nt;k..&.~&&$
~Bgqgpasil~.rend&; .;.''- ; ,
alau . hg~e ka $&:ti:*'
.>: i.. pq
tkil-s=gt?ra mgri&ean@k% kee
waj&i~~~er#a,,:SaY8'~~t$.
KalieF:,\finngan %!gsw me
n$gg,anjpt .aapatf irii. mz
Kapblri%erk&n;".bj& ~j a $
pqehbangyang
@~wut r i i ya sehapian me ~ p
'kan.a&@kEr dan behqBj& '
~ ~ p & n BuMN: , ' i:
.minurut Djan, mda ng r i
Tanggal : 18 gUmi Wf 4
Media : me&- (wenetq
Halaman 1 Rubrik : 28/ksrr mi
Jurnalis : M ~ s / Q - ~
-
pmperti'ldng mengembangkan Mni-
an di 3ababodetabek' 'lkepada Kapolri
atas dugaan gelanggaraan ktenman
h w berimbang.
Menpera Djan Fa%++ mengabkan
iniWwinya medindaldanjuti basil in-
vmtai'&@atas pelaksanaan k&?ntuan
hunian belimbang di ~abodetakk.
~ . p l &p o r k A n .~ . . -- -- hasil. temuan ter-
~.
sebut kepada Agung; je
h*, km&, pihaknya melalui
Surat MmtW Wmml q i &Ro.,172/M/
HK.O2.04/B6/2Ol4 m e b r kenada
Tanggal : \8 3mf a f q
Media : fn.(enes/q
. .
..
K q g g , . , ,
'Ximi melaporkaq peaembang
;tahg tidak inehkikan 'hudran ber-
imbang dan tidak m e m ~ a . kewa-
jiban p e mb a n w rumah susun:
sebahyak 2U?Z, dari perhbad'nan
apartemen komeisial," katanya,
s&a (17/7); ' ,
Halaman 1 Rubrik . S/
Jurnalis
a(rmtano.b-U- h m
I
. -~
,. oia berharap KapoIri menin-
d$$$W WC ~ uah : itu, . sehingga
Penembang dapat
p ~ p i a i i i Ka b a n . m,
'* *&,- ,*:
meminta
Kapolri tidak langsung !111&b&a
sanksi pidana kepada pengembang itu..
D e w begim, uw&pnpnya, p m
pengembang bi'e melaksanakan
kewaJi.bn yang telah ditetapkan
unLtIIpundarig.
5at u demi satu dipaqggil;. k8:
' ..
-
i ~ ~
= Namun, dia meni*.b pih&y.i
..s@li bbkali-Mi rnkny&-&+
kesulitan pengembang dal-elire-
'na ha j i ba n i t u , ' ~ a . myah
DIU Jakarta. ( ox t a ho aB m,
KLIPING BERITA
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
KEMENTERIhN PERUWHAN RAKYN
REPUBLlK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
Media : K O M ~ ~
Tanggal : 18 &n( aOly
Jurnalis : Ltct
Halarnan 1 Rubrik : 1 e / 6 & , ~ ~ ~ ~
Pengembang Dilaporkan
Aturan Hunian Diduga Dilanggar
JAKARTA, KOMPAS - Menteri Perumahan
Rakyat Djan Faridz mengadukan 191 perusahaan
dari 57 gmp pengembang perumahan ke Markas
Besar Kepolisian Negara RI, di Jakarta, Selasa (17/6).
Pengaduan itu terkait dugaan pelanggaran aturan
hunian berimbang. Langkah ini dilakukail karena
tak ada itikad baik dari pengembang.
Surat pengadusn itu nomor
172/M/HK.02.04/06/2014 diaju-
kan kepada kepolisian dan ke-
jaksaan R1.
Ketentuan hunian berimhani
mengilcu pada Undang-Undang
Nomor I Tahun 2011 tentang
Perumahnn dan Kawasa~ Per-
mukhnan, serta UU No 20/2011
tentang Rumah Susun. Pengem-
bang lumah mewah diwdjihkan
memhangun nunah menengah
d m sederhana dengan perhan-
dingan 1 : 2 : 3.
Menurut Faridz, pihaknya su-
dah terlalu larna menunggu iti-
kad haik pengembang melaksa-
nakan kcwajiblui honiin herini-
hang tetapi belum juga terlak-
sana Padxl~al, sudah terbit atur-
an teknis berupa Pemlenpera No
10/2012 jo Perrnenpera No 7/2013
tentang huniai berimbans.
Sehanyak 191 pelusahaan di
Jabodetabek yang dilaporkan itu
heriambah dihandingkan peng-
aduan awal ke Kejaksaan @ng,
pekan lalu. yakni 60 pengemhang
(Kofnpns, 14/61, h?jnan pengadu-
an untuk mendorong penyediaan
mmah sederhana hersubsidi.
"Kanii sudah lama menanti
dam jahatan saya mau herakhir,
tetapi helum d i l a h a n h . Kalau
1 pengemhang mau untuk segera
I melaksanakan kewajiban mereka
(hunian berimhang), saya me-
mints Kapolri tidak menindak
mereka" ujarnya.
Adapun l)otensi kc hi l ww lakukan karena pihaknya tidak
pasokan rumah tap& subsidi aki-
I,,m& dimintai kcterangan dan
hat pengahaian hunian herim-
data terkait proyek ,,embangun-.
bang oleh pengembang sehlu~yak an
1,91 juta unit.
"Tidakpernah ada surat resmi.
Saat ini telah dibentuk tim ~ , i ilasil survei d m
penyelidk~n oleh Kernenterian
kajian itu, pemerinth seharus-
Perurnahan Rabat, kepolisian,
ny, lehill bijaksala dengan me-
dan ~emerintah && lllltuk
I , ~ ~ & ~ I koordinasi kepada kanli
mengidentifikasi pelangaran sebc~um mengamhil lalgkah hu- ,
hunian berimbang. kum," katanya.
Faridz menambahkan, pene-
sementara itu, ~~w~ umum
tapan 191 pengembang itu di-
mwan Pimpinan pusat RealEs-
dasarkan pada kajian. TAun tat Indonesia (PSI) Eddy Hussy
i
2013, pihaknya meminta PT Sur- mengaku hingung dengan lang-
veyor Indonesia Bersero) me%-
kah Menpera yang melaporkan
i~ivestigasi dan mengidentfikasi pengemhang.
para pengembang yang in@ Ketentuan hunian berimbang
terhadap kewajiban hunian her- yang tidak bejalan selama ini
imbang. dipicu sejumlah persoalan. rnulai
Secara terpisah, Kepala Divisi
dari harga lahan yaugkian mahd,
Humas Mabes Polri I j en RollnY perizinan herbelit, infrastruktur,
Sompie mengemukkan, KWCJ-
hinga hahan bangunan. Ia her-
lisian Negan RI telah lnenerima
harap masalah ini hisa disele-
laporan secara lisan dari Mentell saikan rnelalui koordinasi drngan
Perumahan R+at terkait in&- Menpera. (Lm
,
kasi pcngemhwg yang melang-
gar atwan hunian herimhang un-
tuk ditindaklanjuti dnl'am penye-
lidikan. Dalam waMu dekat, tin-
&& lanjut &an dilakukan oleh '
Bueskrim Mahes Polri.
Menwggapi hal itu, Dirfktur
Utama Pe~vm Pelkmnas Hima-
urn1 A-ief menyayiulgkan lang-
kah Menpcra yang melaporkan
pihalmya kepada Mahes Polri. la
rne~n~ertanyakan nietodologi
survei dan hasil kajian yaig di-
KEMENTERCAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBUKINDONESIA
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Jurnalis
Tanggal : 18 dun1 f114
"Kapi tadi berkooordinad
sampaikan bjG pida daf sz- ,.
I ten* p e a w "y"!~-w. ih 4 v g .
d& der e m ewa- , ' d t i a d ~ % t L i /a?;'
Halaman 1 Rubrik : \%/ MbOM\ 4 Paibk
- ~. .
divkusikan. b ~ a ~ i ~ : v ~ u m a h ~ s u s ~ ~ komersial. Pmy.
negakan:hukumnp.a":~,bah.ah..c. ~usahaan-perusahionygngtdii .'
, Djan -2, ~~pta~. pci l i ds;;. i wsal ~150 ?4&.2.+h d151-''
mwinddk 191 pengembang:: ;W nomo r... ltahun 2011,*..
dianggapnya nakal karwal,idpasal 109 UUnm,grhl
'. %%hiaturaapembmmnab :L88 berum W s i administ&&.
KEMENTERIANPERUMAHANRAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
--
-
I $WU~AHAM s w ~ ~ ~ y k ; , , . .. , , . . .. .
; , .
R
, ,, ,: ,,,,. >:,.. ,. j,,J I t , , , , , I , . ' . , . <>$~?,
emenpera Jangan Potong Ang
Tanggal : (0 duhi a04
Media : wfq k qPYa
KARTA (Suara Karya):
nterian Perumahan
at (Kemenpera) dirninta
an swadaya. Karena itu,
enpera .diminta untuk
apat Kerja (Raker) Menteri
mmahan Rakyat (Men:
) bersama dengan Ko-
V DPR RI dengan agen-
Pembahasan Perubahan
kasi Anggaran untuk
ngsi d m Program Kernen.
/Lembaga dalam
N-P TA 2014, di.
.
Halaman 1 Rubrik . 6/ E k o n o ~ ( 5 8t.shl~
Jurnal~s NoVl
kan pemotongan atau peng- Kernenterian Keuangan dan
alihan anggaran; maka tidak dibawa ke rapat paripurna,"
untuk program yang berkai- ujarnya.
tan dengan keselamatan KoperaHT
bangsa, perlindungan dari
berbagai marabahaya dan Sementara itu, Menteri
keselamatan sebagaimana Pemmahan Rakyat (Men-
dijarnin dalam Undang peca), Djan Faridz berterima
Undang Dasar. Seperti, mis- kasih kepada Badan Ang-
ehya tidak boleh memotong garan. "Rapat hari ini Iuar
anggaran dalam hal pe- biasa sangat kooperatif dan
menuhan hak dasar pe- kelihatan Komisi V sudah
menuhan perumahan bagi berjuang semaksimal mung-
warga negara. kin untuk mempertahankan
Lebih jauh, Abdul Hakim anggaran kita. Sehixigga
mengingatkan bagaimana pemotongan tunin menjadi
bangsa Indonesia dapat 10 -12 persen. Saya patut
membangvn budaya, perad- berterima kasih khususnya
ahan, kesehatan dan pendi- kepada Badan Anggaran
dikin tanpa perurnahan yang tetap berjuang untuk
yang memadai. "Acuqya mempertahankan anggaran
adalah program yang dipo- Kemen~e~a, " ujar Djan
tong punya dampak semini- Faridz.
mal mungkin hagi masya- Adapun anggaran Ke-
rakat dan sampaikan alasan menpera dalarn RAPBN-P TA
pemotongannya kepada kita. 2014 mengalami pemotong-
Karena besok pimpinan an sebesar Rp 563,9 milyar.
hams menyampaikan ke ba- Untuk program Pemmahan
dan arigaran tentang pemo- Swadaya sendhi mengalami
tongan program ini. UntuK pemotongan sebesar Rp
"mFya -
KLIPING BERlTA
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
KEMENTERIAN PERUWHIUI RAKYAT
REPUQLIK INDOMESLA
REPUBLIK INDONESIA
Jurnalis : Rhono new
Tanggal : 18 Juflf doly
Halaman 1 Rubrik : 10 / Ngrlgno/
KLIPING BERITA
KEMENTERIANPERUMAHANRAKYAT
KEMENERIAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
untuk rakyat miskin. lndikisinya, pemerintah
enggan menuntaskan RUUTabungan Perumah
Rakyat (RUUTapera) yaQg telah dirintis seiak
Tanggal : 18 ~ u n ) ')614
Media : pa pot,
Bersarnbung ...
Halaman I Rubrik : 10 / Qollcam
Jumalis : &u
KEMENTERIAN PERUMAUAN RAUVAT
REPUBLIU INDONESIA
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Tanggal : ~ u k w\Y
1 Jurnalia : %U
Rabu, 18 Juni 2014 106:39 WIB
Ini Alasan Djan Faridz Memolisikan Para Pengembang
Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz. ANTARAIMuzer
TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz, mengaku memiliki alasan kuat
untuk melaporkan ratusan pengembang properti ke kepolisian. Salah satunya adalah karena para
pengembang yang tidak juga melaksanakan kewajiban membangun hunian berimbang meskipun
sudah ada aturan terkait sejak dua tahun silam.
Beleid yang dimaksud adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 201 1 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan Hunian Berimbang serta Undang-Undang no 20
tahun 2013 tentang Rumah Susun.
Aturan itu menyebutkan bahwa pengembang wajib membangun rumah dengan komposisi 3:2:1
ya hi pembangunan 3 rumah sederhana, 2 rumah menengah, dan 1 rumah mewah Sementara itu,
untuk rumah susun aturannya adalah minimal pengembang membangun sebanyak 20 persen dari
total luas lantai rumah susun komersial untuk rurnah susun umum/sederhana.
Nah, sejak aturan itu terbit, Kementerian Perumahan Rakyat sudah mensosialisasikan pada para
pengembang dan pemerintah daerah. Real Estate Indonesia WI) pun sudah berjaji akan
memperhatikannya.
"Karena sudah lama menanti dan jabatan saya sudah menjelang akhir, akhimya saya laporkan ke
polisi," tutur Djan saat ditemui wartawan di Kompleks Kementerian Perumahan Rakyat, Selasa,
17 Juni 2014. Sebaliknya, jika masa jabatannya masih panjang, ada kemungkinan ia akan
memberi kesempatan kepada pengembang untuk melaksanakan kewajiban hunian berimbang.
----------
Pads hari Selasa ini, Djan mendatangi Kepala Polri setelah mengadZaepadTK@a~amAgUPIK
untuk mengusut semua pengembang yang tak taat aman tersebut pada Jumat pekan lalu. "Kalau
berita ini keluar, mereka (pengembang) tahu ini serius. Kalau kejaksaan kan belum karena
kejaksaan menunggu penyidikan dan baru dituntut," katanya.
Sejumlah pengembang besar yang dilaporkan Djan adalah Lippo Group, Agung Sedayu, Agung
Podomoro dan Ciputra. Badan Usaha Milik Negara pun tak luput dari perusahaan yang
diadukannya, termasuk Perumnas yang mengklaim sudah melaksanakan aturan tersebut hiiga 70
persen.
http:Nwww.tempo.colread/news/20 14106/18/090585988/Ini-Alasan-Djan-Faridz-Memolisikan-
Para-Pengembang
DPR Desak Kemenkeu Setujui RUU Tapera
Selasa, 17 Juni 2014 - 16:08
JAKARTA, SOROTnews.com - Ketua Pansus RUU Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat)
Yosepg Umar Hadi mendesak Kemenpera (Kementerian Perumahan Rakyat) dengan Kementerian
Keuangan (Kemenkeu) RI sepakat terlebih dahulu soal RUU Tapera, khususnya mengenai
pemanfaatan dana Tapera itu sendiri, sebelum meminta persetujaun DPR RI. Sebab, masalah ini
bukan sesuatu yang sulit, d m DPR segera menyetujui untuk disahkan setidaknya sebelum 9 Juli
2014 mendatang.
"Kalau antara kami dengan Pak Sri Hartoyo (Deputi Pembiyaan Kemenpera RI), tidak ada
masalah, hanya pihak Kemenpera dengan Kemenkeu yang belum sepakat, maka DPR menunggu
agar kedua institusi pemerintah itu bersepakat terlebih dahulu," tegas Yoseph dalam diskusi
"RUU Tapera" bersama anggota Pansus RUU Tapera Abdul Hakim, dan Sri Hartoyo (Deputi
Pembiyaan Kemenpera RI) di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (17/6/2014).
RUU Tapera ini merupakan inisiatif DPR RI yang diajukan pada Oktober 2012 silam dan sampai
kini masih dalam pembahasan DPR dan pemerintah. Menurut Yoseph sebenarnya tak ada yang
sulit untuk diselesaikan, apalagi sudah menjadi amanat konstitusi atau UU Nomor 1 tahun 201 1 di
mana setiap warga negara Indonesia berhak memiliki tenpat tinggal atau rumah layak huni. "Jadi,
pokok persoalannya ada di pemerintah, yang belum menyamakan persepsi terutarna terkait
pemanfaatan dana Tapera itu sendiri," ujar politisi PDIP itu,
Padahal, UU Tapera itu untuk mempercepat perumahan rakyat, dan sekitar 13,5 juta kepala
keluarga (KK) sampai hari ini belum memiliki rumah. Baik dalam kategori rumah umum dan atau
khusus. "Kemampuan pemerintah hanya 18 % untuk rumah, maka solusinya hams ada mobilisasi
dana masyarakat, apakah dengan kewajiban tabungan pekerja sebesar 3 % di mana 2,5 % dari
pekerja, d m 0,5 % dari pmberi ke ja," tambah Yoseph.
Mengapa? Kalau hanya mengandalkan bank, maka biayanya akan makin mahal dan sulit
terjangkau. Untuk itu pemeimtah hams menyediakan rumah murah tanpa agunan dengan cicilan
selama 30 Zahun. "Jadi, DPR sudah menyepakti mengenai iuran wajib bagi pekerja sebesar 3 %
dan tinggal keputusan pemanfaatan dana Tapera oleh pemerintah. Tapi, d a f h inventarisasi
masalah (DIM) DPR malah dicabut kembali oleh pemerintah, saya khawatir pembahasannya nanti
dari no1 lagi," t ut u Yoseph.
Abdul Hakirn menyadari jika pemerintah mengalami keterbatasan anggaran (APBN), di mana
anggaran untuk Kemenpera hanya Rp 6,45 triliun untuk 1,2 juta unit rumah per tahun. "Kalau hal
ini tak bisa diatasi maka sampai tahun 2020 akan terdapat 20 jutaan rakyat tak memiliki rumah.
Karena itu pemerintah tak usah ragu lagi untuk menyetujui agar pemerintahan baru 2014 nanti
sudah mempunyai instrumen untuk program perumahan rakyat," ungkap politisi PKS itu.
Oleh sebab itu kata Abdul Hakim, pemerintah hams segera menyepakati RUU Tapera tersebut,
selain sebagai amanat konstitusi, juga merupakan hak asasi manusia di mana rakyat harus
mempunyai rumah layak huni agar melahirkan generasi bangsa yang cerdas dan tercapai
mewujudkan cita-cita bangsa ini. "Dengan RUU Tapera ini juga membiasakan rakyat menabung
dan menumbuhkan solidaritas sosial antara yang mampu, dan yang miskin,"
pungkasnya.(SON/mnb)
Ini Daftar Pengembang Properti Besar yang Dilaporkan ke Kapolri
a
ermasuk perusahaan B U M.
~ e k e r j a sedang menyelesaikan proses pembangunan rumah
Si t i Nuri~iliyith Ijewi, Alfin Toller Selasai 17 Juiii 201~4, 1 R: 0 0 iViU
VnAnews - Menterj Perumahan Rakyat, Djan Faridz, hari ini berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal
Polisi Sutarman untuk melaporkan pengembang-pengembang yang tidak melaksanakan konsep hunian
berimbang.
Perusaham yang dilaporkan mencapai mencapai 191 perusahaan yang berada di bawah 57 pengembang.
Dari salinan data pengembang yang didapatkan WAnews dari Kementerian Perumahan Rakyat, terlihat
banyak pengembang besar dimasukkan ke dalam laporan ke Kapolri.
Contohnya terdapat Ciputra Grup, termasuk di dalamnya 27 an& usahanya seperti PT Ciputra Indah, PT
Ciputra Internasional, PT Ciputra Sulya Tbk, PT Ciputra Abdi Persada, dan PT Ciputra Surya.
Selain itu, adajuga Lippo Group dengan sembilan an& usahanya. Di antaranya adalah PT Gowa Makassar
Tourism, PT Mandiri Cipta Gemilangan, PT Almaron Perkasa, PT Lippo Cikarang Tbk, PT Almaron
Perkasa, PT Bimasaksi Jaya Abadi, PT Mulia Sentosa Dinamika, PT Lippo Cikarang Tbk, dan PT Trimitra
Multi Sukses Selaras.
Pengembang-pengembang besar lain yang masnk ke dalam laporan adalah PT Agung Sedayu Group, PT
Metropolitan Land, Pakuwon Group, Sinarmas Land, Agung Podomoro Group, dan Alam Sntera.
BUMN pun melanggar
Tidak hanya para pengembang besar, Djan menegaskan, Selasa 17 Juni 2014, mengungkapkan bahwa para
perusahaan pelat merah pun ikut dilaporkan ke Polisi.
"Kami laporkan semua perusahaan BUMN yang punya usaha di bidang properti. Kami minta untuk
menyelesaikan kewajibannya," katanya, saat ditemui di Jakarta.
Dari salinan data itu, terlihat ada nama PT Perumnas, PT Adhi Realty, PT Jaya Real Property Tbk, PT
Wika Realty, PT HK Realkindo, dan PT PP Property and Realty.
Pengaduan ini, menurutnya, dilakukan dengan dugaan tindak pidana. Dia menjelaskan, walaupun akan
dilaporkan melalui ranah pidana, tetapi tidak menutup kemnngkinan &an mencabut laporan ini.
Syaratnya, para pengembang harus melaporkan dan bersedia mengikuti aturan hunian berimbang sesuai
dengan undang-undang. "Kami berharapnya, mereka mau melaksanakan kewajiban mereka. Sebab, rakyat
kan butuhnya rumah bukan hukuman," katanya. (asp)
57 Pengembang Properti Terancam Hukuman Pidana
engembang itu ke Kapolri hari ini.
Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz
Siti Nul-;~isyali I)cwi, Allin Toller Selas:~. 17 . l r ~ ~ i i 301 4. 17:50 \i, l H
VIVAnews - Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz, hari ini berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal
Polisi Sutarman untuk melaporkan pengembang-pengembang yang tidak melaksanakan konsep hunian
berimbang. Pemsahaan yang dilaporkan mencapai 191 perusahaan yang berada di bawah 57 pengembang.
Djan, ditemui usai melaporkan para pengembang ini di Jakarta, Selasa 17 Juni 2014, mengungkapkan
pelaporan ini dilakukannya karena sudah memasuki akhir masa jabatannya.
"Peraturan hunian berimbang ini kan sudah ada sejak 201 1 dan sudah disosialisasikan ke semua pihak.
Kenapa sampai sekarang tidak dilaksanakan," katanya.
Pelaporan ini, menurutnya, dilakukan dengan dugaan tindak pidana. Dia menjelaskan, walaupun telah
dilaporkan melalui ranah pidana, tetapi tidak menutup kemungkinan akan mencabut laporan ini.
Syaratnya, para pengembang hams melaporkan dan bersedia mengikuti aturan hunian berimbang sesuai
dengan undang-undang. "Kami berharapnya, mereka mau melaksanakan kewajiban mereka. Karena rakyat
kan, butuhnya mmah bukan hukuman," katanya.
Djan mengungkapkan, pihaknya sudah lama berkoordinasi dengan pihak Real Estate Indonesia (REI)
selaku asosiasi pengembang untuk menerapkan hunian berimbang ini.
"Sebelum masa jabatan saya berakhir, saya ingin melaksanakan kewajiban ini. Nanti, saya disalahkan oleh
pemerintah yang akan datang," ujamya.
Bentuk tim terpadu
Deputi pengembangan Kawasan dan Pemukiman Kementerian Perumahan Rakyat, Agus Sumargiarto,
mengungkapkan bahwa laporan dari Kemenpera sudah diterima Kapolri dan ditemskan oleh Kabareskrim.
Dia menuturkan, pihak kementerian dan Polri akan membentuk tim terpadu. Menumtnya, tim terpadu akan
menyelidiki setiap pengembang ini apakah sudah menyelesaikan pekerjaannya.
Dia berharap, dalam beberapa waktu ke depan masalah ini bisa diselesaikan dan bisa masuk ke tahap
selanjutnya.
Seperti diketahui Pemenpera Nomor 10 Tahun 2012 mengatur hunian berimbang dengan mewajibkan para
pengembang membangun pemukiman dengan komposisi 1:2:3 untuk rumah mewah, rumah menengah, dan
rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Permenpera tersebut merupakan dari UU No.1 Tahun 201 1 tentang Perumahan clan Kawasan Pemukiman.
(asp)
Sore ini (Selasa-17/6), Menpera Laporkan 60 Pengembang ke
Kapolri
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perumahan Rakyat berencana melaporkan sejumlah
pengembang kepada Kapolri pada sore ini, Selasa (171612014).
Pelaporan itu didasarkan oleh dugaan pelanggaraan ketentuan hunian berimbang.
"Kemenpera mengundang rekan-rekan media unuk mendampingi Menpera ke Kapolri untuk
melaporkam pengembang nakal," tulis undangan dari Hma s Kemenpera yang diterima Bisnis,
Rencananya, Menpera akan berangkat dari kantor Kemenpera, J1. Raden Patah I No. 1, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan, pada puku114.30 WIB.
Sebelumnya, pada Jumat (13/612014), Kemenpera melaporkan 60 pengembang yang
mengembangkan sejumlah lokasi di Jabodebak kepada Kejaksaan Agung.
Menpera Djan Faridz mengatakan kementerian melalui pelaporan itu meminta Kejaksaan Agung
melakukan pengusutan atas temuan hasil kajian yang dilakukan sebelumnya.
Menurutnya, para pengembang, yang kebanyakan tergolong developer dengan skala besar baik
dalam membangun nunah tapak maupun apartemen itu, enggan mengembangkan hunian bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
Adapun, ketentuan hunian berimbang tertuang dalam Undang-Undang No.112011 tentang
Perurnahan dan Kawasan Permukiman dan W No.2012011 tentang Rma h Susun.
Dalam aturan itu tegas ditetapkan mengenai proporsi pembangunanl:2:3 untuk hunian mewah,
menengah dan murah atau untuk pembangunan rusunami (rumah susun milik) 20% dari luas
apartemen komersial yang dibangun.
Sementara, sanksi tegas kepada pengembang yang melanggar ketentuan itu tertuang dalam pasal
150 ayat (2) dan 151 UU No.112011, serta pasal97 dan 109 UU No.2012011.
Selasa, 17 Juni 2014 1 18:41
Kapojri: Bareng Menpera, Kita Diskusi Cari Cars Hukum
Pengembang Nakal
Jakarta - Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan jika pihaknya tengah menelaah laporan Menteri
Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Fariz terkait sejumlah pengembang nakal yang tidak
memenuhi kewajibannya.
"Kita tadi berkooordinasi tentang penerapan undang-undang perumahan yang mewajibkan bagi
pengembang menyediakan perumahan murah bagi masyarakat menengah ke bawah," kata
Sutarman pada Beritasatu.com saat ditanya perihal pertemuannya dengan Djan di Mabes Polri,
Selasa (1716).
Menurut Sutarman di dalarn UU perumahan ada ancaman pidana bagi mereka yang melanggar.
"Maka kita sedang diskusikan bagaimana cara penegakan hukumnya," tambahnya.
Seperti diberitakan, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), Djan Fraidz, meminta polisi menindak
191 pengembang yang dianggapnya nakal karena menyalahi aturan pembangunan berimbang.
Hal itu, dikarenakan pengembang tersebut dianggap tidak memenuhi kewajibannya dalarn
menerapkan konsep hunian berimbang, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 1 tahun 201 1
tentangPerumahi dan kawasan pemukiman, serta UU nomor 20 tahun 201 1 tentang rumah
susun.
Laporan yang sama juga disampaikan Djan pada Kejaksaan Agung sebagai pengacara negara pada
Jumat lalu (1316).
Di dalam aturan itu para pengembang punya kewajiban menjalankan aturan komposisi apabila
membangun satu mmah mewah maka mereka hams membangun dua rumah menengah dan tiga
rumah sederhana.
Selain itu, pengembang juga berkewajiban menyediakan 20 persen rumah susun sederhana untuk
setiap pembangunan rumah susun komersial. Perusahaan-perusahaan yang dilaporkan itu hampir
semuanya berskala kakap.
Mereka terancam dijerat pasal 150 ayat 2 dan pasal 15 1 UU nomor 1 tahun 201 1, lalu juga pasal
97 dan 109 W nomor 20 bempa sanksi administratif sampai pidana. Jumlahnya paling besar Rp 5
miliar atau pidana dua tahun penjara.
Penulis: Farouk Arnaz/FER
Selasa, 17 Juni 2014 1 18:30 WIB
191 Pengembang Nakal Dilaporkan ke Polisi
Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz. TEMPOIImam Sukamto
'l'EMIW.CO, Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengadukan 191 pengembang
dari 57 grup ke Markas Besar Kepolisian hari ini, Selasa, 17 Juni 2014. Djan mempermasalahkan
para pengembang yang tidak melaksanakan kewajiban membangun hunian berimbang.
"Ini mudah-mudahan bisa ditindaklanjuti oleh Kapolri supaya pengembang dipanggil satu-satu.
Ini pelaporan secara hukum, pelaporan resmi," kata dia kepada wartawan di kompleks
Kementerian Perumahan Rakyat, Selasa sore.
Djan mengatakan para pengembang yang akan dipanggil kepolisian, akan diberi peringatan
terlebih dahulu sebelum diberi tindakan langsung. Para pengembang ini dilaporkan telah
- -
melakukan tindak pidana karena melanggar undang-un&i ~et eni uan h u n k berimbang diatur
dalam Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan
Hunian Berimbang serta Undang-Undang tentang Rumah Susun.
Saat ditanya apakah pengembang yang dilaporkan adalah Lippo Group, Agung Sedayu, Agung
Podomoro, dan Ciputra, Djan mengiyakan. "Tidak satu pun pengembang yang melaksanakan,
termasuk Perumnas, walau mengklaim sudah 70 persen. Suruh mereka buktikan kalau ada. Semua
BUMN kena," kata Djan.
Dalam undang-undang dijelaskan bahwa pengembang wajib mernbangun rumah dengan
komposisi 3:2:1. Artinya, setiap membangun satu rumah mewah, pengembang wajib pula
membangun dua rumah menengah dan tiga rumah sederhana Sementara itu, untuk rumah susun
aturannya adalah minimal pengembang membangun sebanyak 20 persen dari total luas lantai
rumah susun komersial untuk rumah susun umdsederhana.
Sanksi bagi pelanggar adalah pidana penjara dua tahun atau denda Rp 20 miliar untuk rumah
susun dan denda Rp 5 miliar bagi pelanggar aturan rumah tapak. Semua pengembang tersebut
dapat dikenai sanksi pidana karena melanggar undang-undang. Djan mendatangi Kapolri hari ini
setelah meminta bantuan Kejagung untuk mengusut semua pengembang yang tak taat aturan
tersebut pada Jumat, 13 Juni 2014.
PENGEMBANG NAKAL
~erumnas: Laporan Kemenpera ke polisi tidak bijak
Oleh Agus Triyono - Selasa, 17 Juni 2014 / 20.49 Wf B
JaKARTA. Perum Perumnas menilai langkah Kementerian Perurnahan Rakyat dalam melaporkan
191 pengembang ke polisi tidak bijak.
Apalagi kata Himawan Arif Subroto, Direktur Utama Perumnas, laporan Kementerian Pemahan
Rakyat tersebut dibuat tanpa didahului oleh adanya teguran, pemanggilan.
"Ini ujug-ujug, tidak tepat, tidak bijak, harusnya mereka panggil, kasih tahu kesalahan, bina,
bukan seperti ini," kata Himawan kepada KONTAN Selasa (1716).
Pemerintah minggu ini melaporkan 191 pengembang ke polisi. Djan Faridz, Menteri Perumahan
Rakyat mengatakan, laporan tersebut dilaksanakan karena 191 pengembang yang di antaranya
terdiri dari Lippo Grup, Agung Podomori, Ciputra, Sumarecon, PT Pembangunan Perumahan dan
Perun Perumnas tersebut telah melanggar Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (Permen'pera)
Permenpera No. 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman
dengan Hunian Berimbang.
Hiwan mengatakan bahwa l apom tersehut, khususnya terhadap Perumnas salah alamat.
Menurutnya, Perumnas selama ini justru telah melaksanakan pembangumm hunian berimbang
melebihi ketentuan yang telah diperintahkan oleh pemerintah.
"Kami belum lihat laporannya, tapi kami akan siapkan data tentang pembangunan kawasan hunian
berimbang, khususnya rumah sederhana yang kami sndah lakukan," katanya.
Editor: Hendra Gunawan
c
biiak/?utm ~ource=twitterfeed&utm medium-twitter
Reporter : Mustiana Lestari
Merdeka.com - Siang tadi Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mendatangi
Kapolri Jenderal Sutarman di Mabes Polri. Dalam pertemuan tersebut, Djan meminta Sutarman
menindak 191 pengembang yang dianggap menyalahi aturan pembangunan berimbang.
"Laporan resmi tertulis dan terlampir ada 191 akan dipanggil arahnya tindak pidana," kata Djan
Faridz di Kemenpera, Jakarta, Selasa (1 716).
Dalam pertemuan tersebut, Djan juga menyerahkan surat hasil audit bemomor
172ln/hk.02.04/06/2014. Surat tersebut juga disampaikan kepada Kejaksaan Agung Jumat lalu
(1316).
"Terserah Kapolri mereka yang akan tentukan laporan, biasanya prosesnya cepat panggil 191
orang paling sebulan. Tahun depan banyak rumah buat kita, lurnayan," sambung dia.
Pihak Kemenpera mengapresiasi Polri yang reaktif terhadap laporan ini. Polri berjanji kepada
Djan akan memproses perusahaan tersebut.
"Polri akan membentuk tim dalam rangka penyelidikan pengembang yang selama ini tidak
melakukan pembangunan berimbang," tambah Deputi Pengembangan Kawasan dan Pemukiman,
Agus ~uarg&to, diiempat yang s&a.
- -
Adapun perusahaan yang dilaporkan di antaranya adalah Ciputra Group, Perumnas, Agung
Sedayu Group, Pakuwon Group, Sinarmas Land, Agung Podomoro Group dan lain-lain.
Kemenpera-Polri selidiki pelanggaran pengembang
Oleh Agus Triyono - Selasa, 17/ uni 201 4 1 20:02 WIB
JAKARTA. Kementerian Perumahan Rakyat, hari ini, Selasa (17/6), melaporkan 191
pengembang ke polisi.
Pengembang yang di antaranya terdiri dari Lippo Grup, Agung Podomoro, Ciputra, Sumarecon,
PT Perumnas dan PT Pembangunan Perumahan tersebut dinilai telah melanggar Peraturan
Menteri Perumahan Rakyat (Permenpera) Permenpera No.10 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman dengan Hunian Berimbang.
Laporan tersebut, langsung ditanggapi cepat oleh kepolisian. Agus Sumagiarto, Deputi Bidang
Pengembangan Kawasan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat mengatakan bahwa Polisi
den& mengajak kementeriannya langsung membentuk tim terpadu.
-
Tim yang beranggotakan tiga instansi; Kepolisian, Kementerian Perumahan Rakyat dan unsur
pemerintah daerah ini akan diberikan tugas untuk mengidentifikasi penyimpangan dan
pelanggaran ketentuan hunian berimbang yang dilakukan oleh para pengembang.
Agus mengatakan bahwa tim tersebut akan segera bekerja. Djan Faridz, Menteri Perurnahan
Rakyat, sementara itu meminta polisi untuk segera memanggil dan memeriksa 191 pengembang
yang dilaporkan oleh kementeriannya tersebut.
"Walau tadi saya melaporkan secara hukum saya minta agar dipanggil dulu tidak ditindak dengan
harapan mereka bisa melaksanakan kewajiban mereka, kalau mau jangan ditindaklanjuti laporan
saya karena rakyat kan butuh rurnah, kalau tidak mau saya serahkan ke polisi," kata Djan di
Jakarta Selasa (1716).
Djan mengatakan bahwa sebenarnya, sebelum mempidanakan para pengembang tersebut
Kementerian Perumahan sudah meminta mereka untuk melaksanakan kewajiban tersebut. Bukan
hanya itu saja, Kementerian Perumahan Rakyat juga sudah memberi keringanan dengan
mengijinkan pengembang untuk membangun rumah tipe menengah dan sederhana di lokasi
berbeda.
Tapi pengembang temyata tetap tidak mau mematuhi permintaan pemerintah. "Untuk apartamen
misalnya walaupun ketentuan mengatur bahwa pengembang yang bangun apartemen mewah
hams menyisakan 20 % untuk masyarakat berpenghasilan rendah, kami bolehkan di lokasi yang
berbeda, tapi karena disiplinnya sulit ya akhimya tidak pemah dikerjakan," kata Djan.
Selasa, 17 Juni 2014 1 18:23
Menteri Perumahan Laporkan Pengembang Nakal
Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Fariz melaporkan sejumlah pengembang
nakal kepada Kapolri Jenderal Sutarman di Mabes Polri Selasa (1716).
Namun Djan menolak membeberkan panjang lebar tentang materi pertemuannya dengan
Sutarman.
"Di sana (kantor Kempera) saja," kata Djan di Mabes Polri.
Sebelumnya Djan pernah menyatakan pihaknya meminta polisi menindak 191 pengembang yang
dianggapnya nakal karena menyalahi aturan pembangunan berimbang. Itu karena pengembang
tersebut dianggap tidak memenuhi kewajibannya dalam menerapkan konsep hunian berimbang.
Hal ini sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 1 tahun 201 1 tentang perumahan dan kawasan
pemukiman, serta UU nomor 20 tahun 201 1 tentang rumah susun.
Laporan yang sama juga disampaikan Djan pada Kejaksaan Agung sebagai pengacara negara pada
Jumat lalu (1316).
Di dalam aturan itu para pengembang punya kewajiban menjalankan aturan komposisi apabila
membanaun satu rumah mewah maka mereka harus membangun dua rumah menengah dan tiga
rumah seiehana. Juga berkewajiban menyediakan 20 persen--& susun sederh& untuk s&ap
pembangunan rumah susun komersial.
Perusahaan-perusahaan yang dilaporkan itu hampir semuanya berskala kakap.
Penulis: Farouk AmazlAF

You might also like