You are on page 1of 9

PERBANDINGAN PULSE PRESSURE PADA STRENGTH TRAI NI NG

YANG MENGONSUMSI KOPI DENGAN YANG TIDAK


MENGONSUMSI KOPI DI CAKRA KEMBANG SPORT CENTER DAN
MAX GYM YOGYAKARTA
JKKI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran

Oleh:
Muhamad Aulia Rahman
08711183
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2011



Perbandingan Pulse Pressure pada Strength Training yang Mengonsumsi Kopi Dengan yang
Tidak Mengonsumsi Kopi di Cakra Kembang Sport Center dan Max Gym


PERBANDINGAN PULSE PRESSURE PADA STRENGTH TRAI NI NG YANG
MENGONSUMSI KOPI DENGAN YANG TIDAK MENGONSUMSI KOPI DI
CAKRA KEMBANG SPORT CENTER DAN MAX GYM YOGYAKARTA
Muhamad Aulia Rahman
1
, dr. Zaenal Muttaqien Sofro, AIFM
2

ABSTRACT
In 2005 the WHO presented a mortality rate of 30% due to heart disease. Pulse pressure is a predictor of long-
term mortality in heart disease. To reduce the incidence of heart disease is to exercise to reach your ideal weight.
Strength training is exercise that can increase the pulse pressure. Coffee contains caffeine which is classified as
a stimulant and compounds most often used in sports. Long-term coffee consumption may lead to vascular
stiffness. Subjects were drawn from members of the Chakras and Max Sport Center Gym are doing strength
training. By using a sample calculation of a number of 38 people found the subjects in each group. There are
two groups, ie groups that do not consume coffee with coffee consumption. Each group assessed age, body mass
index, and blood pressure. Chi Square test was performed to determine the relationship between coffee
consumption and pulse pressure. From the calculations using Chi-Square analysis showed that the incidence of
increased pulse pressure with coffee consumption has a p value of 0.038, this value indicates that the (p <0.05),
there is a relationship between the incidence of increased pulse pressure with coffee consumption. From the
calculation of prevalence ratios with 95% CI 1.69 obtained PR values. The correlation used is OR (odds ratio) is
equal to 2.644 with 95% CI 1.044 to 6998 means that the group with coffee consumption has 2.644 times the
chance to experience an increase in pulse pressure than those who did not consume coffee.The strength training
that coffee drinkers have a higher pulse pressure than non-coffee drinkers. In the study Vlachopoulos et al in
2005, an increase in pulse pressure due to the stiffness of blood vessels, but other studies conducted by
Zampelas et al. (2004) Long-term coffee consumption causes the release of inflammatory mediators that lead to
modification of elastin fibers in blood vessels.
Keyword : Pulse pressure, strength training, coffee
INTISARI
Pada tahun 2005 WHO memaparkan angka kematian sebesar 30% disebabkan penyakit jantung. Pulse pressure
merupakan prediktor kematian jangka panjang pada penyakit jantung. Untuk menurunkan angka kejadian
penyakit jantung adalah dengan berolahraga untuk mencapai berat badan ideal. Strength training adalah
olahraga yang dapat meningkatkan pulse pressure. Kopi mengandung kafein yang diklasifikasikan sebagai
stimulan dan senyawa yang paling sering digunakan dalam olahraga. Konsumsi kopi jangka panjang dapat
menyebabkan kekakuan pembuluh darah. Subyek penelitian diambil dari anggota Cakra Sport Center dan Max
Gym yang melakukan strength training. Dengan menggunakan perhitungan sampel didapatkan subyek sejumlah
38 orang pada masing-masing kelompok. Terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok yang mengkonsumsi kopi
dengan yang tidak mengkonsumsi kopi. Masing-masing kelompok dinilai usia, indeks massa tubuh, dan tekanan
darah. Setelah itu dilakukan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara konsumsi kopi dengan pulse
pressure. Didapatkan hasil bahwa kejadian peningkatan pulse pressure dengan konsumsi kopi memiliki nilai p
0,038, nilai tersebut menunjukkan bahwa (p<0,05), terdapat hubungan antara kejadian peningkatan pulse
pressure dengan konsumsi kopi. Dari perhitungan rasio prevalensi dengan CI 95% didapatkan nilai RP 1,69.
Korelasi yang digunakan adalah RO (Rasio odds) yaitu sebesar 2,644 dengan CI 95% 1,044-6.998 artinya pada
kelompok dengan konsumsi kopi mempunyai kemungkinan 2,644 kali untuk mengalami peningkatan pulse
pressure dibanding yang tidak mengonsumsi kopi.Pada strength training yang mengonsumsi kopi memiliki
pulse pressure yang lebih tinggi dibanding yang tidak mengonsumsi kopi. Pada penelitian Vlachopoulos et al
pada tahun 2005 peningkatan pulse pressure diakibatkan kekakuan pembuluh darah, tetapi penelitian lain yang
dilakukan oleh Zampelas et al. (2004) konsumsi kopi jangka panjang menyebabkan pelepasan mediator-
mediator inflamasi yang memicu terjadinya modifikasi serabut elastin pada pembuluh darah.
Kata kunci: Pulse pressure, strength training, kopi

Perbandingan Pulse Pressure pada Strength Training yang Mengonsumsi Kopi Dengan yang
Tidak Mengonsumsi Kopi di Cakra Kembang Sport Center dan Max Gym

1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
2
Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
PENDAHULUAN
Menurut World Health
Organization (WHO), pada tahun 2005
terdapat 17,5 juta atau setara dengan 30%
kematian diseluruh dunia disebabkan oleh
penyakit jantung, 60 % dari seluruh
penyebab kematian penyakit jantung
adalah penyakit jantung koroner (WHO,
2008). Benetos et al, pada tahun 1997
memaparkan salah satu prediktor jangka
panjang kematian pria di Prancis pada
penyakit jantung koroner adalah pulse
pressure .
Departemen kesehatan Republik
Indonesia melaporkan, di Indonesia, terjadi
peningkatan kematian akibat penyakit
jantung. Data Survei Kesehatan Rumah
Tangga tahun 1996 menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan proporsi penyakit dari
tahun ke tahun. Pada 1975 kematian akibat
penyakit jantung hanya 5,9 %, tahun 1981
meningkat sapai dengan 9,1 %, tahun 1986
menjadi 16 %, dan tahun 1995 meningkat
menjadi 19%. Pada tahun 2003 angka
kematian akibat penyakit jantung termasuk
penyakit jantung koroner adalah 26,4 %.
Sampai pada tahun 2005 penyakit jantung
koroner merupakan penyebab utama
kematian dini pada sekitar 40 % dari sebab
kematian laki-laki usia menengah (Anis,
2006).
Menurut pernyataan American
Heart Association (AHA) usaha
pencapaian berat badan ideal sesuai indeks
massa tubuh (18,5-24,9) dan berolahraga
dapat menurunkan angka kejadian
penyakit jantung (Grundy et al, 1998).
Salah satu olahraga yang populer adalah
strength training, Sedangkan menurut
Bertovic et al ,(1999) strength training
memiliki efek negatif terhadap sistem
kardiovaskuler. Pada pelaku strength
training terjadi peningkatan pulse pressure
brachialis yang bermakna dibanding
kelompok yang tidak melakukan strength
training.
Menurut penelitian Valchopoulus
et al tahun 2005 kekakuan pembuluh darah
diantaranya disebabkan oleh konsumsi
kopi dalam jangka panjang (Vlachopoulos
et al, 2005). Kopi mengandung kafein
yang diklasifikasikan sebagai stimulan dan
senyawa yang paling sering digunakan
dalam olahraga karena berefek ergogenik
(Jenkinson dan Harbert 2008). Kopi
merupakan hal yang masih banyak
diperdebatkan dalam efek positif dan
negatifnya.
Berdasarkan hal-hal yang
diterangkan di atas peneliti ingin
mengetahui apakah terdapat hubungan
konsumsi kopi dengan pulse pressure pada
Perbandingan Pulse Pressure pada Strength Training yang Mengonsumsi Kopi Dengan yang
Tidak Mengonsumsi Kopi di Cakra Kembang Sport Center dan Max Gym

orang yang melakukan strength trainin.
Hal ini penting mengingat pada penelitian
strength training dan konsumsi kopi
jangka panjang dapat menyebabkan
peningkatan pulse pressure. Peneliti
memilih tepat peneilitian di Cakra Sport
Center (CSC) Yogyakarta dan Max Gym
Yogyakarta karena tempat kebugaran
tersebut memiliki anggota yang sudah
berlatih lebih dari 1 tahun yang cukup
banyak dibanding tempat kebugaran lain
berdasarkan pengamatan peneliti
sebelumnya.

METODE DAN CARA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan desain cross
sectional yaitu penelitian yang menilai
korelasi antara dua variabel dengan cara
observasi pada suatu titik waktu (point
time approach). Tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh strength training
yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi
kopi dengan yang tidak mengkonsumsi
kopi terhadap pulse pressure pada anggota
Cakra Sport Center dan Max Gym yang
telah berolahraga minimal 1 tahun. Pada
uji cross sectional ini, peneliti mengambil
data pada kedua subyek penelitian,
kemudian data tersebut dianalisis.
Populasi yang akan diambil adalah
seluruh anggota Cakra Sport Center dan
Max Gym. Subyek penelitian adalah
bagian dari populasi penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi, dan lolos dari
kriteria eksklusi, serta sehat berdasarkan
kriteria Physical Activity Readiness
Questionanaire (PAR-Q) dari Canadian
Society for Exercise Physiology. Setelah
terpilih subyek penelitian, kemudian akan
dijelaskan dan diminta persetujuan untuk
mengikuti prosedur penelitian ini dengan
dibuktikan telah mengisi lembar
persetujuan.
Kriteria inklusinya adalah laki-laki
usia lebih dari 18 tahun kurang dari 35
tahun yang telah berlatih strength training
secara rutin 1 minggu minimal 3 kali
selama 1 tahun, sehat jasmani berdasarkan
PAR-Q, IMT dalam batas normal, dan
bersedia mengikuti prosedur penelitian.
Kriteria eksklusinya adalah merokok dan
mengonsumsi alkohol.
Pada penelitian ini menilai
perbandingan antara 2 variabel kategorik
nominal. Variabel bebas dalam penelitian
adalah mengonsumsi kopi dan tidak
mengonsumsi kopi. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah nilai pulse pressure
(meningkat atau normal).

HASIL
Penelitian ini merupakan penelitian cross
sectional. Untuk mendapatkan subyek
penelitian yang sesuai dengan kriteria
inklusi, salah satu caranya dibagikan
Perbandingan Pulse Pressure pada Strength Training yang Mengonsumsi Kopi Dengan yang
Tidak Mengonsumsi Kopi di Cakra Kembang Sport Center dan Max Gym

kuesioner karakteristik kepada anggota
Cakra Kembang Sport Center dan Max
Gym. Dari populasi yang berjumlah 328
orang dibagi menjadi 2 kelompok,
kelompok yang mengkonsumsi kopi dan
tidak mengkonsumsi kopi. Kelompok yang
mengkonsumsi kopi sejumlah 171 dan
tidak mengkonsumsi kopi sejumlah 157.
Pada kelompok yang mengkonsumsi kopi
diambil yang berjenis kelamin laki-laki
dengan usia 18-35 tahun, telah berlatih
strength training minimal 1 tahun, indeks
massa tubuh dalam batas normal, sehat
jasmani berdasarkan PAR-Q, dan tersisa
sejumah 93 orang. Kemudian kelompok
yang mengkonsumsi kopi yang telah lolos
kriteria inklusi dieksklusi sehingga tersisa
52 orang. Kelompok yang tidak
mengkonsumsi kopi diambil yang berjenis
kelamin laki-laki dengan usia 18-35 tahun,
telah berlatih strength training minimal 1
tahun, indeks massa tubuh dalam batas
normal, sehat jasmani berdasarkan PAR-Q,
dan tersisa sejumah 78 orang. Kelompok
yang mengkonsumsi kopi yang telah lolos
kriteria inklusi dieksklusi sehingga tersisa
65 orang. Setelah kedua kelompok lolos
kriteria ekslusi kemudian masing-masing
kelompok diambil sejumlah 38 orang
dengan simple random sampling. Setelah
terdapat 38 orang pada masing-masing
kelompok maka diberikan lembar
kesediaan untuk mengikuti prosedur
penelitian.
Rata-rata usia pada subyek yang
mengkonsumsi kopi adalah 24,18 (3,48)
tahun dan tidak mengkonsumsi kopi
adalah 23,63 (3,34) tahun. IMT rata-rata
pada subyek yang mengkonsumsi kopi
adalah 21,08 (1,73) dan tidak
mengkonsumsi kopi adalah 21,93 (5,40).
Rata-rata tekanan darah pada subyek yang
mengkonsumsi kopi 119,39 (8,23)/ 70,66
(7,59) mmHg dengan pulse pressure
41,44 (5,82) mmHg dan pada subyek
yang tidak mengkonsumsi kopi 113,81
(7,45)/ 73,72 (9,06) dengan pulse
pressure 40,16 (5,80) mmHg. Lama
latihan pada subyek yang mengkonsumsi
kopi memiliki rata-rata 22,31 (8,19)
bulan dan pada subyek yang tidak
mengonsumsi kopi 20,79 (7,70) bulan.


Perbandingan Pulse Pressure pada Strength Training yang Mengonsumsi Kopi Dengan yang
Tidak Mengonsumsi Kopi di Cakra Kembang Sport Center dan Max Gym

Dari perhitungan menggunakan
analisis Chi-Square (Tabel 1) didapatkan
hasil bahwa kejadian peningkatan pulse
pressure dengan konsumsi kopi memiliki
nilai p 0,038, nilai tersebut menunjukkan
bahwa (p<0,05), terdapat hubungan antara
kejadian peningkatan pulse pressure
dengan konsumsi kopi. Dari perhitungan
rasio prevalensi dengan CI 95%
didapatkan nilai RP 1,69, menunjukkan
bahwa (RP>1) konsumsi kopi
meningkatkan pulse pressure sebesar 1,69
dibandingkan dengan orang yang tidak
mengkonsumsi kopi.

DISKUSI

Penelitian ini dilakukan pada 76 anggota
Cakra Sport Center dan Max Gym. Dari 32
peserta terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok yang mengkonsumsi kopi dan
kelompok yang tidak mengkonsumsi kopi
25 orang. Pemeriksaan pulse pressure
hanya dilakukan pada subyek yang telah
berlatih minimal 12 bulan karena pada
penelitian Bertovic et al., pada tahun 1999
menemukan peningkatan pulse pressure
pada subyek yang telah berlatih selama 12
bulan dan dengan IMT normal (18,5-24,9).
Barauna et al pada tahun 2007
memaparkan bahwa pada individu yang
melakukan strength training terdapat
adaptasi hipertofi jantung yang diamati
dengan echocardiography dan otot skelet
yang diamati dengan pengukuran
antropometri echocardiography dan
pengukuran antropometri. Kejadian
hipertofi pada jantung pada strength
training berbeda pada kondisi hipertensi.
Pada kondisi hipertensi terjadi peningkatan
tekanan darah yang terus menerus,
sedangkan pada strength training terjadi
peningkatan tekanan darah secara
intermiten hanya pada saat berlatih. Akibat
terjadi peningkatan afterload, dibutuhkan
tekanan di dalam ruang ventrikel yang
lebih besar untuk membuka katup aorta.
Tekanan yang besar untuk melakukan fase
ejeksi menyebabkan stres pada
miokardium yang kemudian menstimulus
hipertofi jantung (Mihl et al. 2008).
Dari perhitungan menggunakan
analisis Chi-Square didapatkan hasil
bahwa kejadian peningkatan pulse
pressure dengan konsumsi kopi memiliki
nilai p 0,038, nilai tersebut menunjukkan
bahwa (p<0,05), terdapat hubungan
bermakna antara kejadian peningkatan
pulse pressure dengan konsumsi kopi.
Korelasi yang digunakan adalah RO
(Rasio odds) yaitu sebesar 2,644 dengan
CI 95% 1,044-6.998 artinya pada
kelompok dengan konsumsi kopi
mempunyai kemungkinan 2,644 kali untuk
mengalami peningkatan pulse pressure
dibanding yang tidak mengonsumsi kopi
Perbandingan Pulse Pressure pada Strength Training yang Mengonsumsi Kopi Dengan yang
Tidak Mengonsumsi Kopi di Cakra Kembang Sport Center dan Max Gym

(Tabel 2). Rata-rata pulse pressure pada
kelompok yang mengkonsumsi kopi 41,44
5,82 mmHg lebih tinggi daripada
kelompok yang tidak mengkonsumsi kopi
40,16 5,80 mmHg. Hasil ini sesuai
dengan penelitian dari Vlachopoulos et al.,
(2005) yang menyebutkan konsumsi kopi
2-3 gelas sehari (200-450 ml) selama 12
bulan akan menyebabkan perubahan
hemodinamik yang salah satunya adalah
dengan peningkatan pulse pressure. Jee
Sun et al. pada tahun 1999 melakukan
sebuah meta analisis pada 11 penelitian
dan menyimpulkan setiap konsumsi 1
cangkir kopi meningkatkan 0.8 mmHg
sistolik dan 0.5 mmHg diastolik, tetapi
hanya dilakukan dalam waktu 55 hari.
Peningkatan pulse pressure bila
dihubungkan dengan klinis berefek pada
faktor risiko penyakit jantung (Kleemola et
al., 2000). Aorta yang kaku menyebabkan
peningkatan tahanan pada ventrikel,
peningkatan kebutuhan oksigen pada
miokardium, dan menurunkan kemampuan
ventrikel dalam berkontraksi sehingga
mengganggu aliran darah koroner dan bisa
menyebabkan iskemik. Peningkatan pulse
pressure menyebabkan peregangan arteri
yang memicu kelelahan mekanis dari
komponen yang tersusun dari serabut
elastin (Vlachopoulos & ORourke, 2000).
Asosiasi dari faktor-faktor tersebut tidak
bisa disimpulkan pada penelitian ini dan
memerlukan penelitian lebih lanjut.
Mekanisme dari peningkatan pulse
pressure akibat kekakuan aorta pada
konsumsi kopi kronik masih belum jelas
diketahui. Menurut Smits et al. terjadinya
peningkatan tersebut diakibatkan inhibisi
adenosin dan atau pelepasan katekolamin.
Zampelas et al. (2004) memaparkan bahwa
konsumsi kopi jangka panjang
menyebabkan pelepasan mediator-
mediator inflamasi yang memicu
terjadinya modifikasi serabut elastin pada
pembuluh darah.

SIMPULAN

Terdapat hubungan antara
konsumsi kopi dengan peningkatan pulse
pressure pada orang yang melakukan
strength training. Perbedaan besar pulse
pressure pada penelitian yang lain
dijelaskan akibat berkurangnya elastin
pada pembuluh darah akibat inflamasi dan
peregangan dari peningkatan tekanan
darah. Penelitian ini tidak meneliti
hubungan pulse pressure dengan inflamasi
dan kehilangan serabut elastin.

SARAN
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai perbandingan pulse
pressure pada orang yang
Perbandingan Pulse Pressure pada Strength Training yang Mengonsumsi Kopi Dengan yang
Tidak Mengonsumsi Kopi di Cakra Kembang Sport Center dan Max Gym

melakukan strength training yang
mengkonsumsi kopi dan tidak
mengkonsumsi kopi menggunakan
metode cohort supaya lebih terlihat
kemaknaanya.
2. Diperlukan sosialisasi kepada
populasi orang yang melakukan
strength training mengenai
konsumsi kopi dapat meningkatkan
pulse pressure, karena peningkatan
pulse pressure meningkatkan
mortalitas pada penyakit jantung.

DAFTAR PUSTAKA
1. WHO, 2008, Cardiovascular Mortality.
who.int
2. Benetos, A., Safar, M., Rudnichi, A.,
Smulyan, H., Richard, J., Ducimetiere,
P., Guize., 2004. Pulse Pressure a
Predictor of Long term Cardiovascular
Mortality in a French Male
Population, AHA; 30:1410-1415
3. Anis, 2006. Waspada Ancaman
Penyakit Tidak Menular, Solusi
Pencegahan dari Aspek Perilaku &
Lingkungan, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta
4. Grundy, S., 1998.
Hypertriglyceridemia, atherogenic
dyslipidemia, and the metabolic
syndrome, AM J Cardiol; 81:18-5B
5. Bertovic, D., Waddell, T., Gatzka, C.,
Cameron, J., Dart, A., Kingwell, A.,
1999. Muscular Strength Training is
Associated With Low Arterial
Compliance and High Pulse Pressure,
AHA; 33:1385-1391
6. Vlachopoulos, C., Panagiotakos, D.,
Ioakeimidis, N., Dima, I., Stefanidis,
C., 2005. Chronic coffee consumption
has a detrimental effect on aortic
stiffnes and wave reflections,The
American journal of Clinical Nutrition;
6:1307-1312
7. Jenkinson, D., Harbert, A., 2008.
Supplement and Sports, American
Family Physician; 78(9): 1039-1046
8. Mihl, C., Dassen, W., Kuipers, H.,
2008. Cardiac remodeling: concentric
versus eccentric hypertrophy in
strength and endurance athletes.
Netherland Heart Journal;16:129-133
9. Kleemola, P., Jousilahti, P., Pietinen,
P., Vartianen, E., Tuomilehto, J., 2000.
Coffee consumption and the risk of
coronary heart disease and death. Arch
Intern Med;160:3393400
10. Vlachopoulos, C., O'Rourke, M., 2000.
Diastolic pressure, systolic pressure, or
pulse pressure? Curr Hypertens
Rep;2:2719
11. Zampelas, A., Panagiotakos, DB.,
Pitsavos, C., Chrysohoou, C.,
Stefanadis, C., 2004. Associations
between coffee consumption and
inflammatory markers, in healthy
Perbandingan Pulse Pressure pada Strength Training yang Mengonsumsi Kopi Dengan yang
Tidak Mengonsumsi Kopi di Cakra Kembang Sport Center dan Max Gym

individuals: the ATTICA study. Am J
Clin Nutr;80:862827

You might also like