a. Asma b. Edem paru c. Hanti jantung d. Aritmia e. Oliguria sekunder
2. Cedera kepala sedang, nilai GCS Cedera kepala ringan = GCS 13-15 Cedera kepala sedang = GCS 9-12 Cedera kepala berat = GCS <8, koma
3. Luka bakar anak pada thoraks dan abdomen, berapa persentasenya?Thoraks + abdomen = badan depan = 20% Pada anak Pada bayi Kepala leher 15% Kepala leher 20% Lengan ka 10% Lengan ka 10% Lengan ki 10% Lengan ki 10% Tungkai ka 15% Tungkai ka 10% Tungkai ki 15% Tungkai ki 10% Badan depan 20% Badan depan 20% Punggung 20% Punggung 20%
Pada dewasa Kepala leher 9% Lengan ka 9% Lengan ki 9% Tungkai ka 18% Tungkai ki 18% Badan depan 18% Punggung 18% Perineum 1%
4. Faktor predisposisi terjadinya caput suicedum? 1. Persalinan lama Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada jalan lahir yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah. 2. Persalinan dengan ekstraksi vakum Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan. 5. Permukaan tidak rata, sedikit darah yang keluar, terdapat jembatan jaringan pada kedua luka, merupakan akibat dari a. Trauma tajam b. Trauma tumpul c. Suhu d. Kimia e. Suhu dan kimia
6. Tenggelam di air laut menyebabkan paru-paru a. Lebih kecil b. Lebih besar c. Tidak ada kelainan d. Oedema e. Oedema dan lebih besar
Tenggelam (drowning) :bentuk kematian akibat asfiksia karena terhalangnya udara masuk ke dalam saluran pernafasan disebabkan tersumbat oleh cairan. Jenis-jenis drowning : dry, wet, immersion sindrom, secondary drowning.
Penyebab kematian karena tenggelam : asfiksia akibat spasme laring, VF karena mati di air tawar, edema paru karena mati di air asin, inhibisi vagal karena reflex.
7. Indikasi transfuse darah yaitu pada perdarahan kelas a. I b. II c. III dan IV d. III e. IV Perdarahan kelas 1 : kehilangan darah sampai dengan 750 ml = 15% volume cairan tubuh Perdarahan kelas 2 : kehilangan darah sampai dengan 750 1500 ml = 15 30 % volume cairan tubuh Perdarahan kelas 3 : kehilangan darah sampai dengan 1500 2000 ml = 30 40 % volume cairan tubuh Perdarahan kelas 4 : kehilangan darah sampai dengan >2000 ml = > 40% volume cairan tubuh. Pada pasien dengan perdarahan kelas 3 dan 4, transfuse darah merupaka keharusan, sambil ditentukan apakah perdarahan yang terjadi bersifat perdarahan surgical (yang memerlukan penghentikan perdarahan dengan operasi) atau bukan. Pasien perdarahan kelas 1 dan 2, transfusi darah donor harus dimintakan, tetapi disimpan dulu.
8. Pertolongan pertama untuk keadaan darurat a. Teh atau kopi b. Fruit juice c. Syrup d. Air putih e. Susu
9. Trakeostomi letak tengah atau normal dapat dilakukan pemasangan cincin pada a. I b. II c. III d. IV e. V trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga.
10. Pada kasus Sueb, penanganan awal dapat dilakukan a. Dekompresi thoraks b. Dekompresi pericardium c. Dekompresi intracranial d. Dekompresi abdomen
11. Kecelakaan lalu lintas, nyeri dada, sesak 34x/menit, trakea terdorong, JVP meningkat a. Pneumothoraks sederhana b. Contusion paru c. Hemothoraks d. Tension pneumothoraks e. Tamponade jantung
12. Indikasi torakotomi pada hemothoraks massive Torakotomi dilakukan jika pada slang awal ditemukan darah > 20 ml/kg, jika perdarahan menetap dengan kecepatan > 7 ml/kg/jam, atau jika pasien tetap hipotensi, meskipun sudah diberi resusitasi adekuat dan tempat perdarahan lain sudah disingkirkan.
13. Terhalangnya udara masuk ke dalam saluran pernfasan karena sumbatan jalan nafas karena a. Drowning b. Strangulasi c. Hanging d. Struggling
14. Komplikasi dari erupsi alergi obat tipe urtikaria/angioderma adalah Obstruksi jalan nafas karena edema laring.
15. Berikut ini tanda tamponade jantung akibat trauma tumpul thoraks a. Hipotensi, JVP meningkat, murmur katup mitral b. Hipotensi, JVP meningkat, suara jantung, suara jantung hilang c. JVP meningkat, CVP meningkat, ronchi pada kedua lapang paru d. Hipotensi, CVP meningkat, suara jantung melemah/hilang e. CVP meningkat, hipotensi, suara jantung hilang
16. Yang tidak termasuk terapi psikofarmaka yang dapat diberikan pada kasus kegawatdaruratan psikiatri a. Haloperidol b. Chlorpromazine c. Diazepam d. Risperidone e. Eperisone
17. Respiratory spontan, terdengar stridor dan wheezing, rasa tercekik a. Asma b. Pneumonia c. Croup d. Epiglotitis
18. Perdarahan spontan, tidak ada sisa plasenta, akral dingin a. Pemberian oksitosin b. Pemberian ergometrin c. Pemberian mi d. Pemberian infus 2 line e. Transfuse darah
19. Pasien dengan keadaan gawat darurat, syok, nadi tidak teraba, terjadi spasme, dilakukan tindakan
20. Pasien dengan obstruksi jalan nafas dilakukan?
21. Sudah diberi DC shock, tindakan selanjutnya a. DC shock lagi b. RJP c. Ventilasi manual d. Jaw thrust e. Maneuver airway
22. Pada trauma tumpul abdomen perforasi lambung dan usus. Pemeriksaan fisiknya?
23. Pada USG abdomen, ada cairan bebas intraabdomen. Tata laksana yang tepat?
24. Emergency feeding bertujuan - Mempertahankan kehidupan - Maintain and restore morale - Menyediakan makanan yang adekuat dan familiar untuk dapat melakukan pekerjaan sehari- hari Makanan emergensi haruslah makanan yang simple, mudah disiapkan, mudah ditemukan, sesuai untuk setiap usia, dan memperhatikan cara pemberian.
25. Tidak ada nyeri, tidak terlihat jaringan lemak subkutan, luka bakar derajat berapa? a. I b. II c. IIa d. IIb e. III
26. Petanda untuk penegakkan diagnosis SKA CK MB, CK NAC, Troponin T > 2x nilai normal
27. Organ yang dikorbankan saat syok adalah
28. Tanda asma berat
- APE < 50% nilai terbaik - Pemeriksaan fisik sama berat saat istirahat - Riwayat pasien resiko tinggi - Inhalasi Agonis -2 tiap jam atau kontinue inhalasi anti kolinergik - Oksigen - Kortikosteroid sistemik - Pertimbangan Agonis - 2 Sc, IM atau IV
29. Keracunan baygon merupakan jenis dari keracunan IFO (insektisida fosfat organic) golongan carbamate
Gambaran Klinik Yang paling menonjol adalah kelainan visus, hiperaktivitas kelenjar ludah /keringat, saluran makan dan kesukaran bernafas. Ringan: anoreksi, nyeri kepala, lemah, rasa takut, tremor lidah & kelopak mata, miosis pupil. Sedang: nausea, muntah, kejang/kram perut, hipersalivasi, hiperhidrosis, fasikulasi otot, bradikardi. Berat: diare, pupil pin-point, reaksi cahaya (-), sesak, sianosis, edema paru, inkontinensia urin & alvi, konvulsi, koma, blok jantung, akhirnya meninggal. Pengukuran KhE ( Kholin Esterase ) sel darah merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronis Pengobatan: a.Resusitasi O2 dengan simple face mask Bersihkan jalan napas Posisi trendelenberg miring supine ke kiri Bebaskan benda yang terkontaminasi dari tubuh IVFD D5% gtt XX/mnt b.Eliminasi Lavage lambung sampai tidak tercium bau racun c. Antidotum: Atrofin Sulfat (SA), kerjanya menghambat efek akumulasi AKh pada tempat penumpukan
Awalnya Sulfas Atropin bolus IV 2 mg Selanjutnya Sulfas Atropin bolus IV 0,5 mg tiap 5 menit sampai timbul gejala atropinisasi (lidah kering, pupil midriasis, flushing) Bila gejala atropinisasi tercapai interval diperpanjang pada menit 15-30-60 Selanjutnya diperpanjang dengan interval 2-4-6-8-12 jam, SA dihentikan minimal setelah 2 x 24 jam pemberian
30. Penyebab gangguan jalan nafas pada anak a. Asma b. Croup c. Epiglotitis d. Bronchitis e. Pneumonia
31. Yang termasuk secondary surveys a. ABCDE b. Life threatening c. Pemeriksaan sederhana d. Pemeriksaan lengkap dari ujung kepala hingga ujung kaki e. Penatalaksaan gangguan airway
32. Yang mana yang harus ditatalaksana terlebih dahulu a. Suara ngorok gangguan airway prioritas utama pintu masuk oksigen b. TD 90/60, RR 110x/menit c. GCS 9 d. Patah tulang e. Hipotermia
33. Masalah yang harus diatasi segera (psikotik) a. Mania b. Hipokondriasis c. Depresi d. Penggunaan zat psikoaktif e. Gangguan ? 34. Pasien 30 tahun, pingsan, riwayat penyakit jantung dan HT. TD <60 mmHg, nadi tidak teraba, sopor. Terapi obat a. Sulfas atropine b. Dobutamin c. Adrenalin d. Norepinefrin
35. Antidotum untuk baygon Antidotum: Atrofin Sulfat (SA), kerjanya menghambat efek akumulasi AKh pada tempat penumpukan
Awalnya Sulfas Atropin bolus IV 2 mg Selanjutnya Sulfas Atropin bolus IV 0,5 mg tiap 5 menit sampai timbul gejala atropinisasi (lidah kering, pupil midriasis, flushing)
36. Herniasi ke foramen magnum, termasuk herniasi apa?
37. Apa yang dimaksud dengan kegawatdaruratan psikiatri? Merupakan gangguan dalam perbuatan, perasaan dan pikiran, memerlukan tindakan terapu segera. Macam-macam psikiatri emergensi : kekerasan, bunuh diri, pembunuhan, pemerkosaan, penyalahgunaan obat psikoaktif. Diagnosis yang sering : gangguan mood (mania dan depresi), skizofrenia
38. Gangguan udara pernafasan dalam darah dan jaringan yang menyebabkan hipoksia
39. Nekrosis epidermal adalah
40. Nilai medicolegal pada luka lecet
41. Penyakit erupsi obat yang paling sering
42. Jenis irama jantung shockable pada pemberian defibrillator adalah Shockable = ventrikel takikardia dan ventikel fibrilasi segera beri shock 1x, CPR 2 menit Not shockable = PEA dan asistole CPR 2 menit, infusm lihat irama jantung
43. Gambaran pada akut koronari sindrom adalah
44. Otopsi klinis adalah yaitu autopsi untuk mengetahui berbagai hal yang terkait dengan penyakit ( misal jenis penyakit ) sebelum mayat meninggal.
45. Otopsi forensic adalah yaitu autopsi yang dilakukan oleh penegak hukum terhadap korban pembunuhan atau kematian yang mencurigakan untuk mengetahui sebab kematian, menentukan identitasnya, dan sebagainya.
46. Euthanasia aktif tindakan dokter mempercepat kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut. Suntikan diberikan pada saat keadaan penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah sampai pada stadium akhir, yang menurut perhitungan medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau bertahan lama. Alasan yang biasanya dikemukakan dokter adalah bahwa pengobatan yang diberikan hanya akan memperpanjang penderitaan pasien serta tidak akan mengurangi sakit yang memang sudah parah. Contoh :misalnya ada seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit yang luar biasa sehingga pasien sering kali pingsan. Dalam hal ini, dokter yakin yang bersangkutan akan meninggal dunia. Kemudian dokter memberinya obat dengan takaran tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan pernapasannya sekaligus
47. Euthanasia pasif tindakan dokter menghentikan pengobatan pasien yang menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkanmempercepat kematian pasien. Alasan lazim dokter keadaan ekonomi pasien, biaya tinggi, pengobatan tidak lagi efektif. Contoh :misalkan penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah dalam keadaan koma, disebabkan benturan pada otak yang tidak ada harapan untuk sembuh. Atau, orang yang terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati maka dapat mematikan penderita. Dalam kondisi demikian, jika pengobatan terhadapnya dihentikan, akan dapat mempercepat kematiannya
48. Adab terhadap orang sakit dan sakaratul maut sabar, berbagi cerita, tidak mengharap kematian, banyak bermuhasabah, tawakkal, ikhtiar.
49. Menghadapi orang yang baru saja meninggal menutup kedua mata dan mengusap muka mengikat dengan sesuatu diseputaran wajah melepaskan baju menguburkan dengan segera memintakan maaf
50. Keracunan obat digitalis
51. Fraktur colles distal end of radius (anterior posterior) # radius, 2,5 cm / 1 inch from wrist joint Commonest # in adults, > 50 th > Fracture occur through bone that has became markedly weakened by combination senile & post menopausal osteoporosis
Fraktur smith reverse colles (posterior anterior)
52. Penurunan cardiac output yang menyebabkan penurunan perfusi kejaringan disebut syok kardiogenik
53. Etiologi stroke
54. Obat yang digunakan pada status epileptikus idiopatik adalah fenobarbital, benzodiazepine
55. Syarat transfer pasien pasien stabil, KU stabil
56. PTS memiliki angka mortalitas tinggi bila
57. Pernapasan cepat, spasme kuat, kesadaran hilang a. Dyspnoe b. Konvulsi c. Exhaustion d. Dyspnoe dan konvulsi e. Konvulsi dan exhaustion
58. Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menentukan korosif
59. Sumber perdarahan epistaksis yang perdarahannya hebat berasal dari a. Plexus khesselbach b. Etmoidalis anterior c. Etmoidalis posterior d. Palatine e. Nasalis
60. Gangguan perfusi oksigen ke sel merupakan gambaran dari gangguan pada aspek a. Airway : merupaka prioritas utama : pintu masuk oksigen b. Breathing : menjamin pertukaran oksigen, fungsi baik apabila permukaan paru luas c. Circulation d. Disability e. Exposure
61. Kompikasi trakeostomi
62. Gambaran crescent terdapat pada epidural hematoma
63. Bila penyidik minta dilakukan visum terhadap korban tindak kekerasan tanpa ada SPV, maka sikap dokter a. Tidak dilakukan visum sampai ada SPV b. Biarkan saja, tidak usah dilayani c. Berikan pengobatan saja tanpa visum d. Lakukan visum, hasil tidak diberikan e. Lakukan visum, hasil diberikan sampai ada SPV
64. Food poisoning diakibatkan a. Tidak dicuci air panas b. Disimpan selama 20 minggu c. Tidak masuk refrigerator d. Tidak dicuci dengan detergen e. Kemasan tidak bagus
65. Pernyataan yang tidak sesuai dengan penyakit croup a. Demam tinggi b. Onset tiba-tiba c. Sukar menelan d. Batuk menggonggong e. Wheezing 66. Pemeriksaan tambahan untuk drowning diatome memiliki struktur yang mengikat asam silikat yang tahan terhadap pembusukan. Pemeriksaan diatome dikatakan positif bila ditemukan sebanyak 5 LPB dari sediaan paru, atau sebanyak 1 LPB dari sediaan sumsum tulang.
67. Kegawatdaruratan kulit yang membahayakan jiwa, antara lain : a. NET dan SSJ b. Erupsi obat, dan c. Dermatitis eksfoliatif
68. Klasifikasi berdasarkan % detachment luas permukaan kulit (BSA) <10 % (BSA) SSJ 10-30 BSA SSJ overlap NET >30% BSA NET
69. Pemeriksaan dermatologi manual pada NET dan SSJ - Nikolsky 1 : menggeser diantara 2 bula - Asboe Hansen : menekan puncak bula - Penderita dirawat di ICU, mendapat perawatan dari dokter interna, kulit kelamin, THT dan mata, diberi cairan yang mengandung elektrolit, albumin dan plasma. - Kortikoteroid : PREDNISON 1-2 mg / Kg BB /HARI atau DEXAMETASON Intra Vena 20- 30 mg/hari dibagi dalam 3-4 kali pemberian
70. Score TEN : umur > 40 tahun (skor 1), HR >120x/menit (skor 1), keganasan (skor 1), Luas NET >10% (skor 1), serum urea level >10 (skor 1), serum bicarbonate (skor 1), serum glukosa (skor 1) Hasil : 0-1 = 3,2 % 2 = 12,1 % 3 = 35,8% 4 = 58,3 % > 5 = 90 % 50-70% kematian
71. Komplikasi NET dan SSJ paling sering : obstruksi jalan nafas, sepsis, gangguan ginjal
72. Tata laksana untuk dermatitis eksfoliatif : oathmeal bath, wet dressing, antihistamin dan kortikosteroid
73. Faktor resiko erupsi alergi obat : enzim metabolit obat, HLA, penyebab ; penisilin, sulfonamide dan anti epilepsy,antikonvulsan aromatik, lamotigrine, minosiklin, allopurinol (serius), dengan gejala klinis : erupsi eksantematosa, lesi berawal dari tubuh dan menyebar ke perifer.
74. Urtikaria serum sickness like reaction demam, rash, limfadenopati, eosinophilia 75. Fixed drug eruption erupsi alregi obat berulang, pada tempat yang sama
76. Eritoderma eritema difusa >90% BSA
77. Ny. E, 34 tahun, primigravida datang ke RSMP dengan riwayat darah tinggi pada hamil sebelumnya. Sejak 5 jam yang lalu, TD 140/100, nadi 80x/menit, respirasi 24x/menit, TFU 30 cm, proteinuria +2. Penatalaksanaan pada pasien ini adalah a. MgSO4, 4 gram 20% IV b. MgSO4, 8 gram 40%, boka boki IM dosis selanjutnya setelah 3 menit atau lebih c. MgSO4, 8 gram, 40% boka boki IV d. mgSO4, 4 gram 20% IM e. MgSO4, 8 gram 20% IV Jika ditemukan tanda-tanda keracunan MgSO4 berikan antidotum Glukonas Kalsikus 10gr%, 10ml IV pelan-pelan selama 3 menit atau lebih
78. Setelah melahirkan secara spontan, Ny.A, 26 tahun, multipara, mengalami perdarahan blablabla (kalimat tidak jelas) selama 2 jam postpartum. TD 80/60, nadi tak teraba, tinggi fundus blablabal (kata yang difoto tidak jelas), akral dingin. Diberikan cairan dan transfuse darah. Selanjutnya tindakan (pilihan jawaban tidak jelas)
79. Berikut ini yang termasuk kasus emergency pada kasus pneumothoraks : a. Spontan pneumothoraks b. Primer pneumothoraks c. Tension pneumothoraks : gejalan klinik : tekanan intrathoraks meningkat, pergeseran mediastinum, takikardia, hipotensi, sianosis. d. Idiopatik pneumothoraks e. Sekunder pneumothoraks
80. Berikut pernyataan yang benar untuk asma berat, adalah a. Sesak pada waktu bicara b. Hanya dapat mengucapkan kata-kata c. Nilai PCO2 >45 mmHg d. Nilai PO2 >60 mmHg e. Nilai SO2 >95 %
81. Berikut ini merupakan penatalaksanaan hemoptysis tahap I, adalah a. Pemeriksaan bronkoskopi b. Rontgen thoraks c. Terapi medikamentosa d. Bedah e. Resusitasi cairan Massive - Blood lose > 600 ml / day - Blood lose < 600 ml / day, but > 250 ml, Hb < 10 g% and hemoptysis still continue - Blood lose < 600 ml / day, but > 250 ml, Hb > 10 g% and hemoptysis still continue in 48 hours
TL hemoptysis tahap I (pembebasan jalan nafas dan stabilisasi penderita): - Menenangkan dan mengistirahatkan penderita - Penderita diberitahu agar tidak takut membatukkan darah - Menjaga agar jalan napas tetap terbuka, bila perlu dilakukan penghisapan (dapat dg bronkoskop) - Resusitasi cairan
Tahap II (lokalisasi sumber dan mencari penyebab perdarahan) - Tahap kedua ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT scan, Angiografi) - Pemeriksaan bronkoskopi menggunakan bronkoskop fleksibel atau rigid
Tahap III (pemberian terapi spesifik) Terapi spesifik ditujukan untuk menghentikan dan mencegah berulangnya perdarahan : 1. Terapi dengan bronkoskop 2. Terapi medikamentosa 3. Embolisasi arteri pulmonalis / bronkialis 4. Bedah
82. Berikut pernyataan yang benar mengenai acute coronary sindrom : a. Bukan merupaka kegawatdaruratan b. Diagnosis cukup ditegakkan dengan gejalan yang khas
SKA (sindrom koronaria akut) : Keadaan gawat darurat Perasaan tidak enak di dada / gejala lain akibat iskemia miokard. SKA mencakup : - ST elevation myocardial infarct (STEMI) - Non STEMI - Unstable angina Pectoris
Diagnosis : 1. Gejala klinis Nyeri dada Lokasi, sifat nyeri, penjalaran, perbaikan dengan istirahat / nitrat, faktor pencetus dan gejala penyerta 2. Gambaran EKG STEMI : Elevasi segmen pada 2 atau lebih sadapan NSTEMI : Depresi segmen ST, Inversi gel T dalam UAP : Depresi segmen ST 3. Petanda biokimia CK MB, CK NAC, Troponin T > 2x nilai normal
83. Pada orang yang tenggelam di air laut, maka kematian terjadii akibat a. Asfiksia b. Fibrilasi ventrikuler c. Edema paru d. Inhibisi vagal e. Hemodilusi = tenggelam di air tawar
84. Keadaan terjadinya gangguan udara pernafasan di dalam darah dan jaringan sehingga mengakibatkan hipoksia disertai hiperkapnea disebut a. Sudden death b. Asfiksia c. Strangulasi d. Hanging e. Gagging
85. Kedalam kompresi dada pada pasien dewasa a. 4,5 5 cm b. 4 cm c. 5 cm d. 5,5 cm e. 6 cm
86. Pasien dengan obstruksi jalan nafas karena kecelakaan lalulintas dilakukan tindakan berikut, yaitu
a. Ekstensi kepala b. Jaw thrust c. Chin lift d. Bahu diganjal dengan bantal e. Intubasi
87. Yang bukan merupakan penyebab edema paru pada pasien dengan obstruksi jalan nafas
88. Kegunaan Verband Figure of 8 pada fraktur clavicle adalah untuk a. Gaya saja b. Menghilangkan nyeri c. Fiksasi d. Fiksasi dan immobilisasi e. Mencegah pneumothoraks 89. Berikut ini tanda-tanda tamponade jantung akibat trauma tumpul a. Hipotensi, tekanan vena jugularis meningkat, mumur katup mitral b. Hipotensi, JVP meningkat, suara jantung menghilang c. CVP meningkat, JVP meningkat, ronchi d. Hipotensi, CVP meningkat, suara jantung melemah/hilang e. CVP meningkat, hipotensi, suara jantung menghilang
90. Hal-hal yang tidak perlu dilakukan pada tension pneumothoraks TL dasar : evakuasi rongga, penutupan lubang, mencegah FR dan komplikasi Pilihan TL : observasi, simple aspiration, WSD, pleurodosis, torakoskopi, bedah.
91. Aliran darah pada yang yang benar dari pernyataan dibawah ini : a. V.cava superior dan inferior masuk ke atrium kanan, ventrikel kanan, aorta, paru b. Darah dari paru ke atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, seluruh tubuh c. Aliran darah dari paru ke atrium kanan, masuk ventrikel kanan, seluruh tubuh d. Darah bersih berasal dari arteri pulmonalis ke atrium kiri, ventrikel kiri, seluruh tubuh e. V.cava superior dan inferior masuk ke ventrikel kanan melalui vena pulmonalis ke paru
92. Perdarahan yang diharapkan berhenti dengan sendirinya a. Trauma liver b. Trauma pelvis c. Trauma ginjal d. Trauma pancreas e. Trauma cerebral
93. Indikasi dilakukan torakotomi pda hemothoraks massive adalah a. Perdarahan lebih dari 1000cc/jam b. Perdarahan 5 cc/kgBB/jam c. Perdarahan 5 cc/kgBB/hari d. Perdarahan lebih dari 500 cc/hari e. Perdarahan lebih dari 250 cc/hari
94. Emergency feeding bertujuan untuk a. Memberikan bantuan bahan makanan b. Memberikan makanan yang cukup dan familiar c. Memberikan makanan kebutuhan pokok d. Membantu evakuasi penduduk dari daerah bencana e. Memberikan makanan berenergi
95. Dalam rencana menu kedaruratan lebih diutamakan a. Familiar like food b. Bahan makanan local c. Watery food d. Habitual foos e. Daily made food
96. Tindakan irigasi dengan RL, NaCl sebanyak 2000 cc dalam waktu 60 menit pada kasus gawat darurat sangat akibat trauma asam / basa bertujuan untuk a. Mencegah terjadinya penyulit b. Menghilangkan materi penyebab c. Mencegah infeksi sekunder d. Memperlambat proses epitelisasi kornea e. Mencegah komplikasi
97. Apabila trauma kimia asam tidak ditangani dengan baik, maka dalam masa penyembuhan akan terjadi perlengketan antara konjungtiva bulbi dan konjungtiva tarsal yang disebut a. Nekrosis konjungtiva b. Simblefaron c. Nekrosis blablabla d. Perforasi kornea e. Blablabla kornea 98. Seorang laki-laki dewasa datang ke RS dengan keluhan mata kanan tidak melihat sejak 2 jam yang lalu karena kena lemparan bola tenis. Pada pemeriksaan subjektif, terasa nyeri disekitar mata. Gejala objektif : VOD : 1/x proyeksi sinar baik, konjungtiva : hiperemis, CoA : penuh darah, TIO : 17,8 mmHg. Kelainan pada pasien ini adalah a. Hipopion b. Hifema c. Hifema sekunder d. Inhibisi kornea e. Glaucoma sekunder 99. Seorang anak balita berumur 2 tahun dibawa ibunya ke dokter mata dengan keluhan rabun menjelang senja hari dan didiagnosis mengalami kekurangan vitamin A. pengobatan pada anak ini diberikan vitamin A dengan dosis a. 50.000 iu b. 100.000 iu c. 150.000 iu d. 200.000 iu e. 250.000 iu 100. Seorang ibu berusia 50 tahun diantar keluarganya datang ke poli mata RSMP dengan keluhan mata kanannya terasa nyeri dan penglihatannya kabur sejak 3 hari yang lalu, disertai mual dan muntah rasa nyeri pada mata ini baru pertama kali dirasakannya. Pada pemeriksaan visus OD : i/60, OS : 20/20. Pada OD didapatkan infeksi perikorneasi, edema kornea, bilik mata depan dangkal, iris blabla, TIO 49,5 mmHg. Ibu ini menderita a. Suspek glaucoma b. Glaucoma akut sudut terbuka c. Glaucoma akut sudut tertutup d. Glaucoma kronik sudut terbuka e. Glaukoma kronik sudut tertutup 101. Ny. Y, 29 tahun, G2P1A0 hamil 39 minggu datang ke RSMP dengan kejang. Keluhan perut mules sejak 4 jam yang lalu, keluar cairan dari jalan lahir berupa lender bercampur darah, serta nyeri pada saat kontraksi. Hasil pemeriksaan didapatkan TD 170/120, proteinuria +4, pembukaan 2 cm, ketuban masih utuh, presentasi kepala, his 2x (10 menit) lama 40detik, DJJ 136 x/menit, kuaat. Prinsip tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut a. Menghentikan kejang b. Memperbaiki keadaan umum c. Memperbaiki keadaan janin d. Mencegah komplikasi e. Terminasi kehamilan 102. Ny.L, 30 tahun, G3P2A0, datang ke RSMP jam 08:00 WIB, mengeluh mulas sejak 05:00. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 170/110, nadi 84/menit, RR 20x/menit, TFU 34 cm. hasil VT embukaan 5 cm, penurunan kepala pada blabla blabla, ketuban utuh. Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan trombosit 325.000/mm3, LDH 714. Diagnosis pada pasien ini a. Preeclampsia berat b. Eklampsia c. Sindroma HELLP 103. Yang dimaksud dengan kompresi bimanual eksternal Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak tangan yang dilingkupi uterus. 104. Yang dimaksud dengan kompresi bimanual interna Uterus ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah dalam miometrium (sebagai pengganti mekanisme kontraksi) 105. Syok kardiogenik adalah perfusi jaringan tidak adekuat karena disfunsi cardiac, biasanya karena AMI. Sign and symptoms : Poor tissue perfusion, including : Oliguria clouded sensorium, confusion, restlessness, anxiety, stupor, coma Cool, clammy skin Pallor Weak or absent extremity pulses Tachycardia Slow or absent capillary refill BP < 90 systolic or > 30mmHg below normal BP is NOT the same as perfusion Shock can be present with a normal BP Evaluate signs of peripheral perfusion in addition to BP 106. Penyebab epilepsy pada lansia neoplasma, gangguan peredaran darah. Pada anak trauma, idiopatik 107. Fase tonik epilepsy epileptic cry, inkontinensia, sianosis, body and limb stifftening, 108. Fase klonik epilepsy kejang-kejang seluruh tubuh, sianosis, inkontinensia, mata berkedip, drooling 109. Petit mal seizure vacant stare, mata ke atas, dll 110. Status epileptikus : Keadaan epileptik yang berlangsung cukup lama atau timbul berulang dengan interval cukup pendek sehingga merupakan keadaan yang tetap atau Suatu serangan kejang yang berlangsung 30 menit atau lebih atau suatu rangkaian serangan kejang yang begitu seringnya sehingga merupakan keadaan tetap yang berlangsung 30 menit tanpa pulihnya kesadaran
111. Komplikasi sistemik tersering epilepsy hipoksia dan edema serebral Terapeutik window pada stroke : 0 6 jam : Potential full recovery 6 12 jam : Potential partial recovery 12 24 jam : Possible recovery 24 36 jam : Start of infarction
- Anoksik anoksia oksigen tidak sampai ke Hb karena gangguan di pernafasan dan jalan nafas sesak nafas - Anemic anoksia oksigen ada, bahan untuk mengikat oksigen tidak ada contoh pada anemia defisiensi besi - Stagnant anoksia oksigen ada, Hb ada, sirkulasi macet penyakit jantung - Histotoxic anoksia keracunan
Astma ringan Asthma sedang Asthma berat Sesak napas Waktu berjalan Bisa berbaring Waktu berbicara Lebih suka duduk Saat istirahat Duduk membungkuk Berbic ara Kalimat Kata-kata Kata demi kata Kesada ran Mungkin agitasi Biasanya agitasi Biasanya agitasi RR < 20 x 20 30 x > 30 x / menit Nadi
< 100 kali/menit 100-120 x/menit > 120 kali/menit Pulsus parado ksus Tidak ada Mungkin ada Biasanya ada Otot bantu napas Biasanya tidak Biasanya ada Biasanya ada Mengi Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Sepanjang ekspirasi Astma ringan Asthma sedang Asthma berat APE % terhadap standard > 70-80% 50 - 70% < 50% PO2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg (mungkin sianosis) PCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg SO2 > 95% 91-95% < 90%