Professional Documents
Culture Documents
Jalan bebas hambatan luar kota yang disajikan dalam Bab ini ada dua tipe:
Penggunaan
Karakteristik geometrik dari tipe jalan yang digunakan dalam Bab ini
didefinisikan pada Bagian 2.4.2 di bawah. Untuk masing-masing tipe jalan yang
ditentukan , prosedur perhitungan dapat digunakan untuk:
Segmen jalan bebas hambatan luar kota secara umum diperkirakan jauh lebih
panjang dari segmen jalan bebas hambatan perkotaan atau semi perkotaan
sebab pada umumnya karakteristik geometrik dan karakteristik lainnya tidak
sering berubah dan simpang susunnya tidak begitu berdekatan. Panjangnya
mungkin puluhan kilometer. Walaupun demikian batas segmen perlu untuk
ditentukan bila karakteristik mengalami perubahan penting. Walaupun segmen
yang dihasilkan jauh lebih pendek. Batas segmen harus diletakkan di mana
medan berubah, walaupun karakteristik geometri dan lalu lintas lainnya tetap
sama. Tetapi tidak perlu dipermasalahkan mengenai perubahan kecil pada
geometrik, terutama jika terjadi secara sebentar-sebentar.
Geometrik
Lebar jalur lalu lintas: kapasitas meningkat dengan bertambahnya lebar jalur lalu
lintas.
Karakteristik bahu: kinerja pada suatu arus tertentu, akan meningkat dengan
bertambahnya lebar bahu. Pengemudi pada jalan bebas hambatan di daerah
Jabotabek mempunyai kebiasaan menggunakan bahu yang diperkeras sebagai
lajur tambahan bila lajur lalu lintas yang biasa mengalami kemacetan. Faktor ini
belum diperhitungkan dalam manual, karena dari pertimbangan keselamatan
sangat tidak dianjurkan.
Ada atau tidak adanya median (jalan bebas hambatan terbagi atau tak terbagi):
median yang direncanakan dengan baik meningkatkan kapasitas. Tetapi
mungkin ada alasan lain mengapa median tidak diinginkan, misalnya kurang
tempat, biaya dan sebagainya.
Komposisi lalu lintas : jika arus dan kapasitas diukur dalam kend/jam, komposisi
lalu lintas akan mempengaruhi kapasitas. Meskipun demikian, dengan mengukur
arus dalam satuan mobil penumpang (smp), seperti dalam manual ini, pengaruh
ini telah diperhitungkan.
PEMERIKSAAN SETEMPAT
Sejumlah faktor yang khas untuk daerah tertentu (seperti populasi pengemudi
dan kendaraan) dapat mempengaruhi parameter yang diberikan dalam manual
ini. Jika mempunyai sumber daya dan keahlian yang sesuai , pemakai manual ini
sangat disarankan untuk mengukur parameter kunci (misalnya kecepatan arus
bebas dan kapasitas) pada sejumlah kecil lokasi yang mewakili di dalam wilayah
penelitiannya, dan untuk menerapkan faktor penyesuaian lokal pada kecepatan
arus bebas dan kapasitas jika nilai yang didapat sangat berbeda dari nilai yang
didapat dengan menggunakan manual ini.
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR
GAMBAR
METODOLOGI
PENDEKATAN UMUM
Prosedur perhitungan yang diberikan dalam manual ini dalam beberapa hal,
setidaknya secara umum adalah serupa dengan yang ada pada Manual
Kapasitas Jalan Amerika Selatan (US HCM)th 1985 dan perubahannya pada tahun
1992. Ini adalah kesengajaan, karena pemakai manual ini mungkin sudah
mengenal US HCM. Oleh karena terbatasnya lokasi pengumpulan data jalan
bebas hambatan di Indonesia, beberapa masukkan telah diambil dari US HCM,
khususnya mengenai pengaruh lebar lajur terhadap kapasitas.
Tipe perhitungan
Prosedur yang diberikan dalam bab ini memungkinkan melakukan perhitungan
karakteristik lalu lintas (kualitas lalu-lintas) berikut, untuk segmen jalan bebas
hambatan tertentu:
-kapasitas;
-derajat iringan pada kondisi arus lapangan (hanya untuk jalan bebas hambatan
dua-lajur tak terbagi);
-arus lalu lintas yang dapat dilewatkan oleh segmen jalan bebas hambatan
sambil mempertahankan kualitas lalu-lintas tertentu (kecepatan atau iringan)
Metode perhitungan jalur penghubung dan bagian jalinan pada jalan bebas
hambatan tidak disertakan dalam manual ini, tetapi prinsipnya dibahas pada
bagian 2.2.3 di bawah. Liht juga metode untuk bagian jalinan tunggal pada Bab
4.
Tingkatan analisa
Prosedur-prosedur diberikan dalam bab ini untuk memungkinkan analisa
dikerjakan pada satu dari dua tingkatan berikut:
Metode yang digunakan pada analisa operasional dan perencanaan, dan metode
yang digunakan pada analisa perancangan adalah berhubungan dan berbeda
terutama dalam tingkatan ketelitian masukan dan keluarannya. Langkah-langkah
dalam analisa perancangan adalah sangat lebih sederhana dalam kebanyakan
hal.
Periode analisa
Analisa kapasitas jalan bebas hambatan dilakukan untuk periode satu-jam
puncak, dan arus serta kecepatan rata-rata adalah berlaku untuk periode ini.
Menggunakan periode analisa sehari penuh (LHRT) adalah terlalu kasar untuk
analisa operasional dan perencanaan. Sepanjang manual, arus dinyatakan
sebagai suatu satuan perjam (smp/j), kecuali dinyatakan lain.
VARIABEL
Arus dan komposisi lalu lintas
Sepanjang manual , nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas,
dengan menghitung arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Seluruh nilai
arus lalu lintas (per arah dan total) dikonversi menjadi satuan mobil penumpang
(smp) dengan menggunakan emp (ekivalen mobil penumpang) yang diturunkan
secara empiris untuk tipe kendaraan berikut (lihat definisi pada Bab 6,
bagian1.3);
Kecepatan arus bebas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan, dari
mana hubungan antara kecepatan arus bebas dan kondisi rencana geometrik
telah ditentukan dengan metode regresi. Kecepatan arus bebas untuk kendaraan
ringan telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja jalan bebas hambatan
pada arus=0. Kecepatan arus bebas kendaraan berat menengah, bus besar dan
truk besar juga diberikan untuk referensi ( untuk definisi lihatm Bagian 1.3)
FV = FVo +FFVw
Dimana:
Fvo= kecepatan arus bebas dasar bagi kendaraan ringan untuk kondisi jalan dan
tipe alinyemen yang dipelajari (ditetapkan sebelumnya lihat bagian 2.4 di
bawah)
FVw= penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas dan bahu jalan (km/j)
Kapasitas
KAPASITAS JALAN BEBAS HAMBATAN
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang melewati suatu titik pada
jalan bebas hambatan yang dapat dipertahankan persatuan jam dalam kondisi
yang berlaku. Untuk jalan bebas hambatan tak-terbagi , kapasitas adalah arus
maksimum dua-arah (kombinasi kedua arah), untuk jalan bebas hambatan
terbagi kapasitas adalah arus maksimum per lajur.
Di mana :
C = kapasitas
Co = kapasitas dasar
FCsp = faktor penyesuaian pemisahan arah ( hanya untuk jalan bebas hambatan
tak terbagi)
KAPASITAS JALUR PENGHUBUNG (RAMP)
Rumus di atas memberi kapasitas suatu segmen jalan bebas hambatan (Cmw)
dengan penampang melintang tertentu. Kapasitasn suatun jalur penghubung
pada segmen yang segmen yang sama (Cr) dapat diperkirakan seperti diuraikan
di bawah:
Cr = Cmw.l - Qmw.l
Kapasitas lajur kiri jalan bebas hambatan (Cmwe.l) dapat dihitung dengan
menggunakan metode yang diuraikan pada Bagian 3C di bawah.
Arus pada lajur kiri jalan bebas hambatan (Qmw.l) biasanya bervariasi sesuai
arus total dan derajat kejenuhan segmen jalan bebas hambatan. Gambar 2.2.3:1
di bawah menunjukan contoh pengamatan lapangan pada jalan Tol Jakarta –
Cikampek sehubungan hal tersebut. Untuk arus sangat rendah (yang tidak
diamati), hampir seluruh lalu lintas mungkin akan menggunakan lajur kiri.
GAMBAR
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas,
digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan tingkat kinerja suatu simpang.
Ini adalah ukuran yang banyak digunakan untuk menunjukkan apakah suatu
segmen jalan bebas hambatan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
DS = Q/C
Kecepatan
Manual ini menggunakan kecepatan tempuh (sinonim dengan kecepatan
perjalanan) sebagai ukuran kinerja utama dari segmen jalan bebas hambatan,
karena mudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan perlu bagi biaya
pemakaian jalan bebas hambatan pada analisa ekonomi. Dalam manual ini,
kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata ruang dari
kendaraan ringan sepanjang segmen jalan bebas hambatan:
V = L/TT
Dimana:
Derajat iringan
Indikator lebih lanjut yang berguna untuk perilaku lalu-lintas pada segmen jalan
bebas hambatan tak-terbagi adalah derajat iringan yang terjadi, yaitu rasio arus
kendaraan yang bergerak dalam peleton terhadap arus total. Dalam manual ini
iringan dianggap terjadi bila satu atau lebih kendaraan mengikuti kepala peleton
dengan waktu-antara (gandar depan ke gandar depan) lebih kecil atau sama
dengan 5 detik. Derajat iringan adalah fungsi Derajat Kejenuhan seperti
dijelaskan pada prosedur perhitungan, Bab 3 Langkah D-3
Perilaku lalu-lintas
Di dalam US HCM kinerja jalan bebas hambatan diwakili oleh tingkat pelayanan
(LOS): suatu ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang
mutu berkendaraan. LOS dihubungkan pada suatu ukuran pendekatan
kuantitatif, seperti kerapatan, persentase tundaan waktu atau kecepatan
tempuh. Konsep tingkat pelayanan telah dikembangkan untuk penggunaan di
Amerika Serikat dan definisi LOS secara tidak langsung berlaku di Indonesia.
Dalam manual ini kecepatan, derajat kejenuhan dan derajat iringan
dipergunakan sebagai indikator perilaku lalu-lintas, dua parameter penting yang
telah dipertimbangkan dalam pengembangan panduan teknis yang disajikan
pada Bagian 2.5 dibawah.
HUBUNGAN DASAR
Hubungan kecepatan- arus-kerapatan
Prinsip umum yang mendasari analisa kapasitas segmen jalan adalah bahwa
kecepatan berkurang dengan bertambahnya arus. Pengurangan kecepatan
dengan bertambahnya satuan unit arus adalah hampir konstan pada saat arus
rendah dan menengah, tetapi menjadi lebih besar bila arus mendekati kapasitas.
Mendekati kapasitas, sedikit penambahan pada arus akan menghasilkan
pengurangan yang besar pada kecepatan.
Hubungan khas antara kecepatan dan kerapatan (dihitung sebagai Q/V ) dan
antara kecepatan dan arus, digambarkan dengan bantuan data lapangan pada
Gambar 2.3.2:1-4 di bawah. Gambaran matematis yang baik dari hubungan ini
sering dapat diperoleh dengan menggunakan model Rejim Tunggal
RUMUS
RUMUS
DIMANA
Data dari survei lapangan telah dianalisa untuk mendapatkan hubungan khas
kecepatan-arus untuk jalan bebas hambatan dengan menggunakan cara ini. Arus
pada sumbu horisontal telah diganti dengan derajat kejenuhan, dan sejumlah
kurva digambarkan mewakili berbagai kecepatan arus bebas hambatan untuk
menghasilkan hubungan yang dapat diterapkan secara umum seperti ditunjukan
pada Bagian 3, Langkah D.
Kecepatan di indonesia umumnya jauh lebih rendah dari pada di negara maju
pada derajat kejenuhan tertentu.
GRAFIK
GRAFIK
GRAFIK
GRAFIK
KARAKTERISTIK GEOMETRIK
Tipe medan
Tiga tipe alinyemen umum ditentukan untuk digunakan dalam analisa
operasional dan perancangan:
TABEL
Untuk studi khusus dari jalan bebas hambatan 2/2 UD, manual menyajikan juga
kecepatan arus bebas sebagai fungsu umum dari alinyemen vertikal yang
dinyatakan sebagai naik+turun (m/km) dan dari alinyemen horisontal yang
dinyatakan sebagai lengkung (rad/km)
TABEL
Untuk setiap kelas, jalur lalu-lintas standar, lebar bahu dan parameter
alinyemen jalan dispesfikasikan dalam rentang tertentu.
a) Pertimbangan ekonomi
Tipe jalan yang paling ekonomis (jalan umum atau bebas hambatan)
berdasarkan analisa Biaya Siklus Hidup (BSH) ditunjukkan pada Bab 1
Bagian 5.2.1 c. Ambang arus lalu-lintas pada tahun ke-1 untuk rencana
yang paling ekonomis dari sebuah jalan bebas hambatan baru diberikan
pada Tabel 2.5.3:1 di bawah ini.
TABEL
b) Perilaku lalu-lintas (kualitas lalu-lintas)
Dalam perencanaan dan analisis operasional (untuk meningkatkan) ruas
jalan bebas hambatan yang sudah ada, tujuannya sering untuk membuat
perbaikan kecil terhadap geometri jalan di dalam mempertahankan
perilaku lalu-lintas yang diinginkan. Gambar 2.5.3:1-3 menggambarkan
hubungan antara kecepatan kendaraan ringan rata-rata (km/jam) dan arus
lalu-lintas total (dua arah) pada jalur bebas hambatan pada alinyemen
datar, bukit, dan gunung. Hasilnya merupakan rentang perilaku lalu-lintas
tipe jalan dan dapat digunakan untuk perancangan atau untuk memilih
asumsi data masukkan, untuk contoh analisa perencanaan dan
operasional untuk meningkatkan jalan bebas hambatan yang sudah ada.
Dalam hal ini di atas harus hati-hati untuk tidak melewati derajat
kejenuhan = 0,75 pada jam puncak tahun rencana. Lihat juga Bagian 4.2
mengenai analisa perilaku lalu-lintas untuk maksud perancangan
(planning).
a) Pertimbangan lingkungan
Asap kendaraan dan kebisingan berhubungan erat dengan arus lalu-lintas
dan kecepatan. Pada arus lalu-lintas yang tetap, asap ini berkurang
dengan berkurangnya kecepatan asalkan jalan tersebut tidak macet. Jika
arus lalu-lintas mendekati kapasitas (derajat kejenuhan > 0,75), kondisi
arus tersendat “berhenti dan berjalan” yang disebabkan oleh kemacetan
menyebabkan bertambahnya asap dan juga kebisingan jika dibandingkan
dengan perilaku lalu-lintas yang stabil.
Rencana detail
Lihat bagian 2.5.2 di atas mengenai daftar referensi untuk perencanaan
geometrik secara detail. Jika standar-standar ini diikuti, jalan yang aman dan
efisien biasanya akan diperoleh sebagai prinsip umum, kondisi berikut ini harus
dipenuhi: