You are on page 1of 17

LONGCASE ELECTRIC BURN INJURY

Nama : Jamil
Tanggal lahir : 14 Maret 1980
J. Kelamin : Laki-laki
RM : 614558
Tgl. MRS : 18/06/2013
Ruangan :UGD Bedah
Jaminan : Jamkesmas
Diagnosa : Electric burn injury
Anamnesis
KU : Luka bakar listrik
AT : Dialami sejak 2 hari lalu karena kecelakaan kerja. Pasien sedang memperbaiki atap
rumah, saat pasien memegang seng atap dengan kedua tangannya tiba-tiba angin
berhembus kencang sehingga pasien tidak mampu menahan dan kehilangan
keseimbangan. Pasien kemudian terjatuh dan seng atap menyentuh kabel listrik
sehingga tubuh pasien tersengat listrik.

Primary survey :
A : clear
B : spontan, HR : 20x
C : BP : 120/80x/min
D : GCS 15(E4M6V5)
E : T : 36,7 C

Secondary survey :
Status lokalis :
Regio manus D : I : tampak edema, hematom (-), bulla(+)
P : NT (+)
Regio manus S : I : tampak edema, hematom (-), bulla(+)
P : NT (+)

ROM : gejala aktif dan pasif terhambat karena nyeri
Sensitiviti baik
Regio cruris S : I : : tampak edema, hematom (-), bulla(+)
P : NT (+)

Foto klinis




Lab 19/6/13
Pemeriksaan Hasil
WBC 17,27
RBC 4,22
HGB 13,5
HCT 38,6
PLT 199


Diagnosis
POH 2 Fasciotomy e.c. electric burn injury

Pengobatan
Instruksi post op
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
- Ranitidin 1 amp/8j/iv
- Ketorolac 1 amp/8j/iv
- Metronidazole 1 botol/8j/iv
- GV + rawat luka/2 hari

















LUKA BAKAR AKIBAT LISTRIK

PENDAHULUAN
Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrikmengalir ke dalam
tubuh manusia dan membakar jaringan ataupunmenyebabkan terganggunya fungsi suatu organ
dalam.Luka bakar akibat listrik berpotensi menyebabkan kerusakan pada kulit serta jaringan
lainya termasuk saraf,tendon, dan tulang. Luka bakar akibat listrik dapat dalam beberapa
bentuk termasuk luka bakar akibat listrik itu sendiri,flash burn,flame burn, luka bakar kontak
atau kombinasi keduanya.Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak
langsungdengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalamtubuh
manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar danmenghancurkan jaringan tubuh.
Meskipun luka bakar listrik tampak ringan,tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ
dalam yang serius, terutamapada jantung, otot atau otak.
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara:
1. Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung.
2. Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati
tubuh.
3. Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.
1


ETIOLOGI
Cedera listrik bisa terjadi akibat tersambar petir atau menyentuhkabel maupun sesuatu
yang menghantarkan listrik dari kabel yang terpasang.Cedera bisa berupa luka bakar ringan
sampai kematian, tergantung kepada
1. Jenis dan kekuatan arus listrik
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jikadibandingkan dengan arus bolak-
balik (AC).Efek AC pada tubuhmanusia sangat tergantung kepada kecepatan berubahnya
arus(frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensirendah (50-60
hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5kali lebih berbahaya dari DC pada
tegangan (voltase) dan kekuatan ( ampere ) yang sama.DC cenderung menyebabkan kontraksi
otot yang kuat, yangseringkali mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber arus.
ACsebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehinggakorban tidak dapat
melepaskan genggamannya pada sumber listrik.Akibatnya korban terkena sengatan listrik
lebih lama sehingga terjadiluka bakar yang berat.Biasanya semakin tinggi tegangan dan
kekuatannya, makasemakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus
listriktersebut.Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) samadengan
1/1,000 ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan teganganrendah (110-220 volt), AC 60
hertz yang mengalir melalui dada dalamwaktu sepersekian detik bisa menyebabkan irama
jantung yang tidakberaturan, yang bisa berakibat fatal.Arus bolak-balik lebih
dapatmenyebabkan aritmia jantung dibanding arus searah.Arus dari AC pada100 mA dalam
seperlima detik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel danhenti jantung.
1,3
Efek yang sama
ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA. Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya
melalui sebuah pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun arus listriknya
jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA)

2. Ketahanan tubuh terhadap arus listrik.
Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran arus
listrik.Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara langsung tergantung kepada
keadaan kulit.Resistensi kulit yang kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari
resistensi kulit yang tipis dan lembab.Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores atau resistensi
selaput lendir yang lembab (misalnya mulut, rektum atauvagina), hanya separuh dari resistensi
kulit utuh yang lembab.Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal adalah
100 kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis.Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu
energinya banyak yang dilepaskan di permukaan.Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan
luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai dengan
hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik.Tergantung kepada
resistensinya, jaringan dalam juga bisa mengalami luka bakar.



3. Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh
Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala; dan paling sering
keluar dari kaki.Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai bisa
melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke
tanah.
Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan:
a. Kejang.
b. Pendarahan otak.
c. Kelumpuhan pernapasan.
d. perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan kepribadian,
mudah tersinggung dan gangguan tidur).
e. irama jantung yang tidak beraturan.
f. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.
1


4.Lamanya terkena arus listrik.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang mengalami
kerusakan.Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka bakar yang berat.Tetapi, jika
seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang berat (luar maupun dalam)
karena kejadiannya berlangsung sangat cepat sehingga arus listrik cenderung melewati tubuh
tanpa menyebabkan kerusakan jaringan dalam yang luas. Meskipun demikian, sambaran petir
bisa menimbulkan koslet bpada jantung dan paru-paru dan melumpuhkannya serta bisa
menyebabkan kerusakan pada saraf atau otak
1

EPIDEMIOLOGI
Perawatan luka bakar mengalami perbaikan/kemajuan dalam dekade terakhir ini, yang
mengakibatkan menurunnya angka kematian akibat luka bakar. Pusat-pusat perawatan luka
bakar telah tersedia cukup baik, dengan anggota tim yang menangani luka bakar terdiri dari
berbagai disiplin yang saling bekerja sama untuk melakukan perawatan pada klien dan
keluarganya.
2

Di Amerika kurang lebih 2 juta penduduknya memerlukan pertolongan medik setiap tahunnya
untuk cidera yang disebabkan karena luka bakar. 70.000 diantaranya dirawat di rumah sakit
dengan cidera yang berat.Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan
pada semua kelompok umur. Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada
wanita, terutama pada orang tua atau lanjut usia ( diatas 70 th).Tiga hingga 5% dari penderita
luka bakar diakibatkan oleh luka bakar listrik. Insiden terjadinya luka bakar juga dipengaruhi
oleh pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang.
PATOFISIOLOGI
Luka bakar listrik tidak seperti luka bakar lainnya, dimana area jaringan yang nekrosis tampak
terlihat, namun yang tampak hanyalah sedikit dari jaringan yang rusak. Arus listrik memasuki
tubuh melalui jari atau tangan dan kemudian mengalir melalui daerah dengan resistensi
terendah, seperti saraf, pembuluh darah dan otot. Kulit memiliki resistensi yang tinggi terhadap
arus listrik. Arus listrik meninggalkan tubuh melalui area tubuh yang menempel ke bumi
(grounded), biasanya adalah kaki. Panas dihasilkan selama perpindahan arus listrik sehingga
melukai jaringan. Pada keadaan ini, otot mengalami kerusakan terparah. Pembuluh darah tetap
paten, tetapi dapat mengalami trombisis progresif dikarenakan kematian sel dan perbaikan
kebocoran yang terjadi, sehingga menyebabkan kematian jaringan akibat iskemia.
2

Luka bakar listrik dibagi menjadi luka tegangan tinggi dan rendah. Luka tegangan rendah mirip
dengan luka bakar akibat suhu tetapi tanpa transmisi ke jaringan yang lebih dalam; Zona
kerusakan mulai dari permukaan hingga jaringan. Biasanya tegangan yang biasa digunakan
untuk peralatan rumah tangga yang menyebabkan luka ini (110-220 V). Tegangan ini hanya
menyebabkan kerusakan lokal. Cidera yang paling parah pada luka tegangan rendah adalah
apabila anak-anak menggigit pada peralatan rumah tangga yang beraus listrik sehingga
menimbulkan luka pada mulut.
2




Tanda pada luka bakar listrik tegangan tinggi adalah salah satunya derajat luka pada luka masuk
dan luka keluar (entry & exit wound), serta destruksi pada jaringan dalam yang tak terlihat.
Evaluasi pertama termasuk resusitasi kardiopulmoner jika terdapat ventrikel fibrilasi.
Selanjutnya, jika EKG menunjukan keabnormalan atau adanya riwayat sakit jantung setelah
kejadian, maka monitoring lanjut diperlukan serta penanganan farmkologi untuk disaritmianya.
Monitoring ketat diperlukan selama 24 jam pertama. Jika penderita tak menunjukkan adanya
disaritmia dan EKG menunjukkan tak ada riwayat sakit jantung, maka monitoring dapat
dihentikan.Penderita luka bakar listrik juga memiliki resiko mengalami cidera yang lain, seperti
terlempar akibat kejutan listrik atau jatuh dari ketinggian setelahmenghindari kejutan listrik.
Selain itu, kontaksi otot tetanik yang berlebihan akibat perubahan arus dapat menyebabkan
fraktur atau dislokasi. Penderita ini juga perlu penanganan cidera akibat benda
tumpul.Kerusakan otot menyebabkan pelepasan hemokromogen (myoglobin), yang kemudian
difiltrasi glomeruli dan mengakibatkan nefropati obstruktif. Oleh karena itu, hidrasi dan infus
natrium bikarbonat 5% dan mannitol (25g tiap 6 jam dewasa) diindikasikan untuk melarutkan
hemokromogen dan agar produksi urin tetap adekuat (2mL/kg/jam).
Efek lanjutan
Defisit neurologis dapat muncul. Efek pada CNS seperti ensefalopati kortikal, hemiplegia, afasia
dan disfungsi batang otak dapat terjadi hingga 9 bulan setelah luka terjadi; lainnya melaporkan
lesi saraf perifer yang ditandai oleh adanya demielinasi dengan vakuolisasi dan gliosis
reaktif.Efek jangka panjang lainnya adalah terbentuknya katarak yang dapat muncul setelah
beberapa tahun. Komplikasi ini dapat muncul pada 30 % penderita dengan luka akibat tegangan
tinggi, dan penderita harus diberitahu tentang kemungkinan terjadi komplikasi walau dengan
penanganan terbaik sekalipun.








DIAGNOSA

Elektrik burn dapat dalam beberapa bentuk, termasuk luka dari elektrik burn itu sendiri,
flash burn, flame burn, contact burn, atau kombinasi dari semua. Tegangan dari luka, ada atau
tidak adanya gangguan kesadaran dan timbulnya luka gabungan lainnya (seperti jatuh) yang di
ketahui.

Yang paling penting, ditentukan jika terjadi gagal jantung atau gagal napas. Evaluasi di
ruang gawat darurat, pemeriksan fisik secara cermat, selama jumlah persen TBSA yang
dikalkulasi (jika flame burn) dan status neurovaskular dari luka ekstremitas . tambahan, semua
pasien yang mengalami luka elektrikal harus dilakukan elektrokardiogram (ECG) di ruang
gawat darurat. Pasien dengan luka akibat tegangan rendah yang tidak mengalami gangguan
kesadaran dan tidak mengalami disritmia dapat dipulangkan. Kecuali anak yang mengalami oral
burn dari sengatan kabel elektrik. Pasien ini membutuhkan pemantauan untuk perdarahan
arteri labial.Pemeriksan mioglobin urin berkala biasanya tidak perlu, karna terapi berdasarkan
adanya urin berwarna teh dan dilanjutkan hingga urin jernih.Alkalinization urin dianjurkan pada
luka elektrikal untuk mencegah presipitasi mioglobin pada tubulus ginjal. Pasien yang
mengalami luka akibat tegangan tinggi di tempatkan pada pemantauan jantung selama 24 jam.
Pemeriksaan neurovascular perifer harus di tampilkan di monitor untuk tanda sindrom
kompartemen.

Beberapa pasien dengan kontraktur kompartemen lengan atas dan kaku lengan bawah,
Kehilangan sensoris dan motoris yang progresif, sebanding dengan peningkatan tekanan
kompartemen, merupakan indikator untuk fasciotomiTerkenanya nervus median dan
muskulatur lengan bawah meningkatkan resiko nekrosis jaringan.Penurunan sensasi dan fungsi
motor dapat menimbulkan neurapraxia dari luka langsung ke saraf.Indikasi klinik untuk pasien
kelompok ini termasuk pemeriksaan sensoris dan moteoris progresif, nyeri berat, hilang tanda
dopler dari arteri, dan resusitasi yang tidak adekuat karena diduga akan menjadi mionekrosis.
Terdapat sekuel dari elektrik burn pada pasienDefisit neurologi, termasuk gangguan sistem
saraf pusat dan perifer, dapat berkembang dari minggu hingga bulan mengikuti luka elektrikal.
Katarak dapat timbul mengikuti luka elektrikal, mekanisme tidak diketahui, tapi pada semua
pasien harus di lakukan pemeriksan oftalmologi pada luka elektrikal tegangan tinggi.Sejumlah
komplikasi dapat timbul pada luka ektremitas, termasuk osifikasi heterotropik, neuroma, nyeri
ektremitas.
2


The rule of nine merupakan metode terbaik kalkulasi luka bakar. Penting untuk dicatat
proporsi bayi dan anak adalah berbeda dengan dewasa.

Klasifikasi luka bakar :
1. Superficial burn meliputi hanya epidermis, eritema dan nyeri, udem ringan
2. Partial-thickness burns meliputi seluruh epidermis dan sebagian dermis, biasanya pink,
lembab dan nyeri
3. Deep partial-thickness burns meliputi seluruh epidermis dan meluas kedalam reticular
dermis, luka bakar ini kering dan pink dan putih dan mempunyai sensasi berbeda.
4. Full-thickness burns meliputi epidermis dan seluruh dermis. Luka ini coklat kehitaman,
keras, dan tidak mempunyai sensasi.
2












Elektrikal burn
2

1. Luka tegangan tinggi
Luka tegangan tinggi merupakan terpapar dengan tegangan lebih dari 1000 volt
Bunga api listrik atau cahaya dari sumber elektrikal dapat menyebabkan luka bakar
Ledakan dan jatuh dapat menyebabkan trauma tumpul
Terjadi gangguan jantung, neurologi dan lainnya.
1

Sumber tekanan tinggi biasanya menyebabkan kerusakan jaringan dengan karakteristik
yang dilihat sepanjang jalur arus listrik.
2. Luka tegangan rendah
Tegangan rendah kurang dari 500 volt
o Arus listrik tidak cukup untuk menyebabkan kerusakan jaringan
o Masalah jantung umumnya fibrilasi ventrikel.
1




Titik kontak dari luka (Contact Points of Injury)
Umumnya digunakan entrance dan exituntuk menjelaskan kerusakan titik kontak dengan
listrik.Luka tegangan tinggi melalui belakang dan seterusnya antara kontak dengan listrik dan
tubuh bagian bawah. Luka tegangan rendah Low biasanya hanya mempunyai luka bakar kecil
(atau tidak ada kerusakan) pada titik kontak.
1

Titik kontak biasa pada bagian terendah (Contact Point usually at grounding site)
Luka ini disebut bagian exit adalah dimana arus listrik timbul di permukaan.Lubang kecil atau
defek luas dapat ada tergantung ukuran arus listrik dan resistensi jaringan.Luka dapat tampak
kecil tapi kerusakan dari dalam dan kerusakan dapat sangat dalam.
Jalur arus listrik
Jalur arus listrik masuk melalui tubuh ke bagian terendah, sumber tegangan tinggi biasanya
keluar pada beberapa daerah pada bagian ledakan. Arus listrik yang melewati dari tangan ke
tangan atau tangan ke thorax mempunyai resiko tinggi untuk fibrilasi jantung, jalur yang
melewati kepala biasanya menyebabkan gagal napas dan gangguan neurologi.
1,3


Diagnosa banding
1. Chemical burn
2. Thermal burn
3. Lightning injury
4. Gagal napas
5. Fibrilasi ventrikel
6. Sinkop









PENGOBATAN
Pengobatan terdiri dari:
- Putuskan arus listrik
- Resusitasi pernapasan dan peredaran darah
- Diagnosis cedera lain ( neurologic,patah tulang vertebra )
- Pemberian cairan intravena
- Diagnosis luasnya nekrosis
- Eksisi nekrosis bertahapdekompresi
- Penanggulangan mioglobinuria
3

Cara paling aman untuk memisahkan korban dari sumber listrik adalah segera
mematikan sumber arus listrik. Sebelum sumber listrik dimatikan, penolong sebaiknya jangan
dulu menyentuh korban, apalagi jika sumber listrik memiliki tegangan tinggi. Jika sumber arus
tidak dapat dimatikan, gunakan benda-benda non-konduktor (tidak bersifat menghantarkan
listrik; misalnya sapu, kursi, karpet atau keset yang terbuat dari karet) untuk mendorong korban
dari sumber listrik. Jangan menggunakan benda-benda yang basah atau terbuat dari logam. Jika
memungkinkan, berdirilah di atas sesuatu yang kering dan bersifat non-konduktor (misalnya
keset atau kertas koran yang dilipat). Jangan coba-coba menolong korban yang berada dekat
arus listrik bertegangan tinggi.
1

Jika korban mengalami luka bakar, buka semua pakaian yang mudah dilepaskan dan siram
bagian yang terbakar dengan air dingin yang mengalir untuk mengurangi nyeri.
Jika korban pingsan, tampak pucat atau menunjukkan tanda-tanda syok, korban dibaringkan
dengan kepala pada posisi yang lebih rendah dari badan dan kedua tungkainya terangkat,
selimuti korban dengan selimut atau jaket hangat.
Cedera listrik seringkali disertai dengan terlontarnya atau terjatuhnya korban sehingga
terjadi cedera traumatik tambahan, baik berupa luka luar yang tampak nyata maupun luka
dalam yang tersembunyi. Jangan memindahkan kepala atau leher korban jika diduga telah
terjadi cedera tulang belakang. Setelah aman dari sumber listrik, segera dilakukan pemeriksaan
terhadap fungsi pernafasan dan denyut nadi.
Jika terjadi gangguan fungsi pernafasan dan nadinya tidak teraba, segera lakukan
resusitasi. Sebaiknya cari tanda-tanda patah tulang, dislokasi dan cedera tumpul maupun
cedera tulang belakang.
Jika terjadi kerusakan otot yang luas, mungkin akan diikuti dengan kerusakan ginjal,
karena itu untuk mencegah kerusakan ginjal, berikan banyak cairan kepada korban.
Jikaada luaskulit terbakar,makaformulaParkland(Tabel 17.4) diterapkandanpemberian
cairandititrasiuntukmencapai outputurin30jammL/. Jika terdapatmyoglobinuria, titrasi cairan
intravenauntukoutputurin100mL/jamsampai kencingbersih.
Jikamyoglobinuriaberlanjutmeskipun telah dilakukan resusitasicairan, pemberian
manitoldapatdilakukan. Alkalinisasiurin jugatelahdianjurkansetelah traumalistrikuntuk
mencegahpengendapanmioglobinpadatubulusginjal.
Awalmanajemenoperasi cederalistrikharusfokus
padakebutuhanuntukrilisfasiotomiataukompartemen. Beberapa
pasiendenganekstremitasataskompartemenlenganharusmenjalanifasiotomisegeradan carpal
tunnelrelease. Jika tidak, kerugian progresif pada fungsi sensorik danmotorik,
tekanankompartemenmeningkat, dan menjadi indikatorkebutuhanfasiotomi. Banyak ahli
bedahpercayabahwasemuapasienharusmenjalanioperasisegera
untukdekompresisarafdandebridemendarinekrotik jaringan. Disatu sisi, melepaskancarpal
tunneldanfasiotomi adalahoperasi yangrelatifdilakukan. Paparan sarafmediandanotot-
ototlenganmeningkatkanrisiko daripengeringanjaringandannekrosis.
2

Waktuidealuntukdebridementjaringan juga masih kontroversial. Waktu
yangidealuntukmenentukanadanyamionecrosis biasanya3 sampai 5harisetelahcedera. Oleh
karena itu, debridemenawalmungkin tidakcukup,karenatidak dapat diubah lagi. Pada3 sampai
5hari, semua jaringansehatdapatdebridementdandefinitifpenutupanluka dapatdicapai.
Dalamkasuscederaekstremitasyang luas, bebas transferjaringanmungkindiperlukanuntuk
menyediakan cakupanluka atauuntukmelestarikanpanjangekstremitasdipasangprostesisyang
optimal.
2


PROGNOSIS
Gejala sisa luka bakar listrik dapat berupa defisit neorologis, termasuk perifer dan pusat
gangguan sistem saraf, dapat terjadi dalam beberapa minggu sampai bulan setelah cedera
listrik. Akibatnya, semua pasien yang dengan luka listrik bertegangan tinggi harus menjalani
evaluasi neurologis menyeluruh di saat masuk dan sebelum dikeluarkan dari rumah
sakit.Katarak juga bisa terjadi setelah cedera listrik. Mekanisme yang tepat tidak diketahui,
tetapi semua pasien harus menjalani pemeriksaan opthalmologi.
1



DAFTAR PUSTAKA


1. Agus. J.Cedera akibat listrik. [ online ]. 2001.[ cited 2001 ] Available from URL :
http:www.scribd.com/doc/18996998/CEDERA-AKIBAT- LISTRIK.
2. Klein, MB. Thermal,chemical,and electrical injuries.In: Thorne CH et all ( editors ) Grabb &
Smits Plastic surgery. 6
th
Edition. US: Lippincott Williams & Wilkins, Wolters Kluwer
business.2007.p 146-7.
3. Ahmadsyah I.Luka, luka sengatan listrik. In: Syamsuhidajat dan Jong WD ( editors ) Buku
ajar Ilmu Bedah.2
nd
edition.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC.2005.p 81-2.

You might also like