1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Unsyiah-Banda Aceh 2 Staff Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Unsyiah-Banda Aceh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik sifat fisiko-kimia dan organoleptik beberapa jenis cokelat batang olahan. Analisis dilakukan terhadap cokelat batang olahan adalah analisis sifat fisiko-kimia dan organoleptik. Uji analisis sifat fisiko-kimia yang di lakukan terdiri dari titik leleh, kadar lemak, asam lemak bebas, dan bilangan penyabunan. Data yang diperoleh dari hasil analisis dideskripsikan dalam gafik atau histogram. Untuk uji kesukaan di lakukan dengan cara uji organoleptik (uji hedonik) terdiri dari uji organoleptik aroma, penampakan, tekstur, dan rasa. Analisis uji kesukaan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali ulangan dengan jumlah panelis 20 orang. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola nonfaktorial, bila terdapat pengaruh yang nyata maka akan diteruskan dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa titik leleh awal ke 4 (empat) jenis produk cokelat batang olahan memenuhi syarat mutu SNI, sedangkan untuk titik leleh akhir ke 4 (empat) jenis produk cokelat batang olahan tidak memenuhi syarat SNI yang di haruskan. Untuk kadar lemak produk cokelat socolatte menunjukkan nilai lebih tinggi dari kadar lemak cokelat lainnya dan belum memenuhi kadar lemak yang seharusnya ditambahkan untuk komposisi cokelat susu, sedangkan nilai asam lemak bebas menunjukkan bahwa ke-4 (empat) jenis cokelat batang olahan sudah memenuhi syarat mutu SNI yang diharuskan, dan uji bilangan penyabunan menunjukan semua jenis cokelat batang olahan sudah memenuhi syarat mutu SNI kecuali cokelat candi cado. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis produk cokelat batang olahan berpengaruh sangat nyata terhadap nilai organoleptik aroma, penampakan, tekstur dan rasa pada ke-4 (empat) jenis produk cokelat batang olahan.
Kata Kunci : Cokelat Batang Olahan, Karakteristik Sifat Fisiko-kimia dan uji Organoleptik (uji hedonik).
2
PHYSICOCHEMICAL PROPERTIES ORGENOLEPTIC CHARACTERISTICS AND SOME KIND OF BARS CHOCOLATE PRODUCTS PROCESSED IN THE CITY OF BANDA ACEH
1 Faculty of Agriculture student Unsyiah in Banda Aceh 2 Staff Lecturer Department of Agricultural Technology Unsyiah-Banda Aceh
ABSTRACT
This study destination to investigate the characteristics of the physico-chemical properties and sensory processing some types of chocolate bars. Analysis was performed on processed chocolate bars are physico-chemical properties analysis and organoleptic. Test analysis of physico-chemical properties that do consist of melting point, fat content, free fatty acid, and saponification number. Data obtained from the analysis described in the graphic or histogram. A test to be done by organoleptic test (hedonic test) consists of organoleptic flavor, appearance, texture, and flavor. A test analysis performed by 2 (two) times the number of replications with 20 panelists. The data obtained were then analyzed using analysis of variance (ANOVA) Completely Randomized Design (CRD) nonfaktorial pattern, if there is a real effect it will continue with further tests Least Significant Difference (LSD). These results indicate that the initial melting point to four (4) types of chocolate bars processed products meet the quality requirements of SNI, while the melting point to the final four (4) types of products processed chocolate bars are not eligible SNI in required. For the fat content of chocolate products socolatte showed higher values than other brown fat levels and fat levels do not meet that should be added to the composition of milk chocolate, while the value of free fatty acids showed that all four (4) types of chocolate bars are refined to meet the quality requirements of SNI required, and a saponification number test showed all kinds of processed chocolate bars already meet the quality requirements of ISO except chocolate cado temple. Based on the analysis of variance showed that the treatment of products processed chocolate bars very significant effect on the value of organoleptic flavor, appearance, texture and flavor to all four (4) types of products processed chocolate bars.
Keywords: Stem Chocolate Processed, Physico-chemical Characteristics and Organoleptic test (hedonic test).
3
I. Pendahuluan Kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Salah satu daerah penghasil kakao di Indonesia adalah Aceh. Tanaman kakao berkembang dengan pesat di wilayah Aceh pada tahun 1980-an yang tersebar di daerah Aceh Utara, Pidie, Bireun, Aceh Timur, dan Aceh Barat. Produksi kakao Aceh juga mengalami peningkatan pesat, jumlah produksi kakao ditahun 2008 sebesar 27.295 ton meningkat hingga 29.130 ton di tahun 2009, dan meningkat hingga 30.339 ton tahun 2010. Hingga saat ini, di Aceh baru ada satu industri kecil yang mampu beroperasi menghasilkan olahan kakao, namun produk olahan kakao tersebut belum mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional. Hingga saat ini, di Aceh baru ada satu industri kecil yang mampu beroperasi menghasilkan olahan kakao, namun produk olahan kakao tersebut belum mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional (Rira Arinda, 2013). Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin dan fenetilamina, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak (Siregar, 1989). Saat ini, produk cokelat batang olahan begitu banyak beredar di pasaran dengan kriteria dan kualitas yang berbeda. Oleh sebab itu, produsen sangat perlu melaksanakan manajemen mutu yang tepat pada awal penanganan bahan baku, pengolahan biji, pengemasan sampai pendistribusian produk yang sesuai agar produk cokelat batang olahan yang dihasilkan dapat memiliki mutu yang baik sehingga dapat bersaing dengan produk cokelat batang olahan yang bermutu tinggi lainnya. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu kajian yang bertujuan untuk meneliti jenis dan komposisi kimia dari produk cokelat batang olahan yang disukai oleh konsumen dengan cara melakukan uji komposisi kimia dan uji organoleptik. Penelitian ini akan mengambil empat sampel dari produk cokelat batang olahan yang beredar di kota Banda Aceh.
II. Metode Penelitian A. Tempat dan waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Organoleptik dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Syiah Kuala pada bulan Oktober - Desember 2012.
B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah piring plastik, timbangan analitik, serbet, dan alat-alat lain yang di perlukan pada
4
saat analisis seperti soklet, titrasi, oven, labu Erlenmeyer, alat gerus, termometer, timbangan analitik, cup dan tanur. Bahan yang telah digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah produk cokelat batang olahan yaitu cokelat Socolatte, Alpine Full Milk, cho-cho milk dan candi cado. bahan kimia yang telah digunakan untuk analisis adalah asam benzoat, alkohol netral, indikator PP, NaOH 0,1 N, dan Aquadest.
C. Rancangan Percobaan Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membeli cokelat batang olahan di supermarket yang berada di kota Banda Aceh yaitu di Pante Pirak dan Simbun Sibreh. Cokelat batang olahan yang digunakan sebagai sampel adalah cokelat Socolatte, Cho cho milk chocolate, Alpine Full Milk dan Candi cado. Analisis yang dilakukan terhadap cokelat batang olahan adalah analisis sifat fisiko-kimia dan organoleptik. Uji analisis sifat fisiko-kimia yang di lakukan terdiri dari titik leleh, kadar lemak, asam lemak bebas, dan bilangan penyabunan. Data yang diperoleh dari hasil analisis dideskripsikan dalam gafik atau histogram. Untuk uji kesukaan di lakukan dengan cara uji organoleptik (uji hedonik) terdiri dari uji organoleptik aroma, penampakan, tekstur, dan rasa. Analisis uji kesukaan dilakukan sebanyak 2 kali ulangan dengan jumlah panelis 20 orang. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis varian (ANOVA). Model matematika untuk setiap pengamatan adalah sebagai berikut: Yij = + T i + E ij Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = Nilai tengah atau pengaruh rata-rata umum T i = Pengaruh perlakuan ke-i E ij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
Bila terdapat pengaruh yang nyata antara perlakuan maka akan diteruskan dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan persamaan sebagai berikut : BNT
= t
(v) x
Keterangan : t
= Nilai baku t-student pada
taraf uji dan derajat bebas galat v KT = Kuadrat tengah galat baku derajat deviasi r = Jumlah ulangan
5
III. Hasil dan Pembahasan A. Sifat fisiko-kimia cokelat Analisis sifat fisiko-kimia cokelat batang olahan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi : 1. Titik Leleh Berdasarkan persyaratan standar mutu cokelat batang olahan (SNI 01-3748-1995.Tabel 3), titik leleh awal dan akhir maksimum yang ditetapkan adalah 30-34 0 C (awal) dan 31-35 0 C (akhir).
Gambar 1.Titik leleh awal dan akhir 4 produk cokelat batang olahan
Data hasil yang diperoleh untuk titik leleh awal ke 4 (empat) produk cokelat batang olahan memenuhi syarat mutu SNI (awal = 30- 34 o C), sedangkan untuk titik leleh akhir semua cokelat batang olahan tidak memenuhi syarat SNI yang di haruskan (akhir = 31-35 o C).
2. Kadar Lemak Menurut Syarief dan Irawati (1988) kadar lemak yang ditambahkan dalam komposisi cokelat susu adalah 35.0 gram (dalam 100 gram) atau 35% kadar lemak.
Gambar 2. Kadar lemak 4 produk cokelat Olahan
Dari Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa kadar lemak tertinggi dimiliki oleh cokelat socolatte (31,16%), kemudian diikuti oleh cokelat alphine full milk (30,66%) dan candi cado (30,18%). Kadar lemak terendah dimiliki oleh cokelat cho-cho milk, yaitu sebesar 30,02%. Rendahnya kadar lemak ini menunjukkan bahwa kandungan kadar lemak yang terkandung dalam cokelat batang olahan yang menjadi komponen utama produk tersebut tergolong masih kurang dari komposisi yang diharuskan. 3. Asam Lemak Bebas Persyaratan standar mutu asam lemak bebas cokelat batangan olahan (SNI 01-3748- 1995. Tabel 3) yang disyaratkan adalah Maksimum 1.75%. Dengan demikian asam 31.16% 30.18% 30.02% 30.66% 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 Socolatte Candi Kado Cho-cho Alphine K a d a r
L e m a k
( % )
Produk Cokelat Batang Olahan 30 33 34 34 36 38 38 37 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 N i l a i
T i t i k
L e l e h
0 C
Produk Cokelat Batang Olahan
Titik Leleh Awal Titik Leleh Akhir
6
lemak bebas ke 4 jenis produk cokelat batang olahan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat SNI.
Gambar 3. Asam lemak bebas 4 produk cokelat batang olahan
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai asam lemak bebas tertinggi dimiliki oleh cokelat socolatte (0,26%), diikuti oleh cokelat alphine full milk (0,24%), kemudian cokelat cho-cho milk (0,22%), dan asam lemak bebas terendah dimiliki cokelat candi cado (0,20%). Keberadaan asam lemak bebas di dalam lemak kakao harus dihindari karena hal itu merupakan salah satu indikator kerusakan mutu. 4. Bilangan Penyabunan Persyaratan standar mutu cokelat batang olahan (SNI 01-3748-1995. Tabel 3), untuk bilangan penyabunan adalah 181-198Mg KOH/g lemak.
Gambar 4. Bilangan penyabunan 4 Produk cokelat batang olahan
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa nilai bilangan penyabunan tertinggi dimiliki oleh cokelat candi cado (198.22 Mg KOH/g lemak), diikuti oleh cokelat alphine full milk (196.35 Mg KOH/g lemak), cokelat cho-cho milk (185.13 Mg KOH/g lemak) dan yang terakhir cokelat socolatte (182.32 Mg KOH/g lemak).
B. Uji Organoleptik 1. Aroma Aroma berhubungan dengan indera penciuman yang berasal dari makanan yang dapat dihirup berupa zat-zat yang mudah menguap (volatil) khususnya pada produk- produk makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi dan asam-asam lemak yang bersifat volatil yang berasal dari lemak. Fermentasi pada kakao memberikan aroma yang khas pada cokelat yang dihasilkan. 0.26% 0.20% 0.22% 0.24% 0.00% 0.05% 0.10% 0.15% 0.20% 0.25% 0.30% A s a m
L e m a k
B e b a s
( % )
Produk Cokelat Batang Olahan 182.32 198.22 185.13 196.35 100 120 140 160 180 200 220 Socolatte Candi Kado Cho-cho Alphine B i l a n g a n
P e n y a b u n a n
Produk Cokelat Batang Olahan
7
Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa nilai aroma cokelat batang olahan yaitu 2.75 (kurang suka) mendekati (biasa) 4.1 (suka) dengan rata-rata 3.6 (biasa) mendekati (suka). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis produk cokelat batang olahan berpengaruh sangat nyata terhadap aroma cokelat batang olahan yang dihasilkan.
Gambar 4. Pengaruh jenis produk cokelat batang olahan terhadap aroma (nilai yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P>0.01) BNT 0.01 = 0.554704, KK = %
Berdasarkan uji BNT 0.01 terlihat bahwa uji organoleptik aroma cokelat batang Socolatte, Candi Cado dan Alphine lebih disukai oleh panelis dibandingkan aroma cokelat batang cho-cho milk. 2. Penampakan Menurut Soekarto (1985) penampakan merupakan parameter yang menentukan penerimaan dari panelis karena banyak mutu komoditas dapat dinilai dengan penglihatan seperti bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat permukaan (halus-kasar, suram, mengkilap, homogen-heterogen dan datar-bergelombang). Dari hasil uji organoleptik penampakan cokelat batang olahan, menunjukkan bahwa nilai penampakan berkisar antara 3.3 (biasa) 4.15 (suka) dengan rata-rata 3.8 (biasa) mendekati (suka). Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis produk cokelat batang olahan berpengaruh sangat nyata terhadap mutu penampakan cokelat batang olahan.
Gambar 5. Pengaruh jenis produk cokelat batang olahan terhadap penampakan (nilai yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P>0.01) BNT 0.01 = 0.510513, KK = %
Berdasarkan uji BNT 0.01 terlihat bahwa uji organoleptik penampakan cokelat batang Alphine, Socolatte dan Candi Cado lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan cokelat batang cho- cho milk. 3. Tekstur Tekstur merupakan penginderaan sentuhan atau perabaan yang tidak terdapat pada alat tubuh khusus atau pada daerah yang b 4.10 b 3.85 a 2.75 b 3.70 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Socolatte Candi cado Chp-cho milk Alphine S k o r
Produk cokelat batang olahan b 3.85 b 3.90 a 3.30 b 4.15 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Socolate Candi cado Cho-cho milk Alphine S k o r
Produk cokelat batang olahan
8
terbatas dan terjadi hampir di seluruh daerah permukaan kulit. Jika seseorang ingin menilai tekstur suatu bahan makanan maka digunakan ujung jari tangan yang meliputi penilaian kebasahan, kering, keras, halus, kasar dan berminyak (Soekarto, 1985). Tekstur cokelat batang olahan yang dihasilkan yaitu 3.45 (biasa) 4.1 (suka) dengan rata-rata 3.8 (biasa) mendekati (suka). Hasil analisis sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan jenis produk cokelat batang olahan berpengaruh sangat nyata terhadap nilai organoleptik tekstur cokelat batang olahan.
Gambar 6. Pengaruh jenis produk cokelat batang olahan terhadap tekstur (nilai yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P>0.01) BNT 0.01 = 0.503721, KK = % Berdasarkan uji BNT 0.01 terlihat bahwa uji organoleptik penampakan cokelat batang Alphine, Socolatte dan Candi Cado lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan cokelat batang cho- cho milk.
4. Rasa Rasa merupakan faktor penting dalam menentukan penerimaan panelis terhadap produk yang dihasilkan. Ada empat rasa yang dikenali yaitu manis, asin, asam dan pahit, sedangkan rasa yang lainnya merupakan hasil perpaduan dari ke-4 (empat) jenis rasa dasar tersebut (Soekarto, 1985). Hasil yang diperoleh dari uji organoleptik rasa cokelat batang olahan yaitu 3.15 (biasa) 4.25 (suka) dengan rata-rata 3.85 (biasa) mendekati (suka). Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis produk cokelat batang olahan berpengaruh sangat nyata terhadap rasa ke-4 (empat) cokelat batang olahan.
Gambar 6. Pengaruh jenis produk cokelat batang olahan terhadap tekstur (nilai yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P>0.01) BNT 0.01 = 0.587864, KK = % Berdasarkan uji BNT 0.01 terlihat bahwa uji organoleptik rasa cokelat batang Socolatte, Candi Cado dan Alphine lebih disukai oleh b 4.10 ab 3.85 a 3.45 ab 3.80 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Socolate Candi cado Cho-cho milk Alphine S k o r
Produk cokelat batang olahan b 4.15 b 4.25 a 3.15 b 3.85 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Socolate Candi cado Cho-cho milk Alphine S k o r
Produk cokelat batang olahan
9
panelis dibandingkan rasa cokelat batang cho- cho milk. IV. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Titik leleh awal ke 4 (empat) jenis produk cokelat batang olahan memenuhi syarat mutu SNI, sedangkan untuk titik leleh akhir ke 4 (empat) jenis produk cokelat batang olahan tidak memenuhi syarat SNI yang di haruskan. 2. Kadar lemak produk cokelat socolatte menunjukkan nilai lebih tinggi dari kadar lemak cokelat lainnya dan belum memenuhi kadar lemak yang seharusnya ditambahkan untuk komposisi cokelat susu (maksimal 35%). 3. Asam lemak bebas ke 4 (empat) produk cokelat dalam penelitian ini telah memenuhi syarat SNI. 4. Bilangan penyabunan pada ke 4 jenis produk cokelat batang olahan memenuhi syarat mutu SNI yang diharuskan. 5. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis produk cokelat batang olahan berpengaruh sangat nyata terhadap nilai organoleptik aroma, penampakan, tekstur dan rasa pada ke-4 (empat) jenis produk cokelat batang olahan. 6. Dari ke 4 jenis produk cokelat batang olahan, cokelat socolatte, candi cado, dan alphine disukai oleh panelis, sedangkan cho-cho milk kurang diminati oleh panelis. B. Saran Sebaiknya perlu dilakukan analisis sifat fisiko-kimia produk cokelat batang yang lebih lengkap lainnya (menurut SNI), seperti pengujian indeks bias, dan pengujian- pengujian yang lainnya. Sedangkan untuk uji organoleptik sebaiknya dilanjutkan dengan menggunakan masyarakat sebagai panelis, seperti anak-anak sekolah, ibu-ibu rumah tangga dan yang lainnya.