You are on page 1of 8

I-1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia pada zaman ini mengalami
peningkatan di segala bidang, terutama untuk industri-industri kimia yang bersifat
padat modal dan teknologi yang canggih. Salah satu bahan industri kimia yang
sangat yang sangat diperlukan dalam industri kimia adalah Anilin.
Anilin merupakan senyawa berbentuk cairan tidak berwarna dengan
rumus kimia C
6
H
7
N. Senyawa ini dihasilkan dari proses hidrogenasi dengan
bahan baku Nitrobenzen. Anilin dapat berfungsi antara lain sebagai bahan
penghasil Isocyanates, bahan kimia pembuat karet, bahan pembuat pestisida dan
lainnya (Nasir, 2012).
Kebutuhan Anilin di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat,
akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia masih
mengandalkan impor. Negara pengimpor Anilin yaitu dari Amerika Serikat,
Brazil dan India.
Melihat kebutuhan Anilin yang tinggi pada masa sekarang ini, seiring
dengan industri-industri pemakainya yang semakin meningkat, maka pendirian
pabrik Anilin dirasa sangat perlu. Hal ini bertujuan mengurangi impor Anilin dan
membuka tenaga kerja baru.
Jumlah pengangguran yang semakin bertambah sejak krisis ekonomi
menjadi beban bagi pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja. Pendirian
pabrik Anilin ini diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran. Selain itu,
pendirian pabrik Anilin ini dapat menjadi perintis pendirian pabrik pabrik yang
yang memproduksi Anilin secara khusus maupun pabrik-pabrik yang
menggunakan Anilin sebagai bahan bakunya.




I-2

1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Sejarah dan Perkembangan
Anilin pertama kali diproduksi pada tahun 1856 oleh Sir William Henry
Perkin yang merupakan murid di Royal College of Chemistry di London. Ia
mengambil dan mengisolasi bahan celupan berwarna ungu selama oksidasi dari
Anilin murni. Pengambilan bahan celupan ini dikenal sebagai mauve. Proses ini
menjadi salah satu proses komersial pertama untuk menghasilkan sintesis bahan
kimia organik. Sekarang ada berbagai macam proses untuk menghasilkan Anilin
berdasarkan tingginya yield yang dihasilkan. Pada skala kecil, proses yang disebut
reaksi Bechamp umumnya digunakan. Ini merupakan proses tradisional dimana
mereaksikan besi dengan air serta adanya Asam Klorida untuk mereduksi rantai
nitro menjadi Amina. Namun buangan yang berupa lumpur besi sangat banyak
sehingga proses ini mulai ditinggalkan. Kemudian Kanto Electrochemcial Co.
Menemukan proses untuk memproduksi Anilin dengan menggunakan
Klorobenzen dengan larutan Amonia dan katalis Sopper Chloride dan Amonium
Klorida. Selanjutnya berbagai macam katalis digunakan untuk mendapatkan
Anilin degan yield tertinggi dan dampak terhadap lingkungan yang rendah.
Selama tahun 2001 kapasitas global untuk Anilin sekitar 3.000.000
ton/tahun dan produksi total mencapai 2.600.000 ton/tahun. Produksi Anilin
terbesar berpusat di USA, Eropa bagian barat dan Asia. Pada tahun 2003 lima
perusahaan dari Eropa Barat yang mendominasi dalam produksi Anilin didunia
adalah Bayer, Hunstman, BASF, Dow dan Quimigal (Gelder, 2005).

1.3 Penentuan Kapasitas Perancangan
Penentuan kapasitas produksi suatu industri senantiasa diupayakan
dengan memperhatikan segi teknis, finansial, ekonomis, dan kapasitas minimal.
Dari segi teknis, industri Anilin yang direncanakan memperhatikan peluang pasar,
segi ketersediaan dan kontinuitas bahan baku. Selain itu penentuan kapasitas
rancangan pabrik yang akan didirikan harus berada diatas kapasitas minimum atau
sama dengan kapasitas pabrik yang sudah berjalan. Penentuan kapasitas pabrik
Anilin dilakukan dengan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut :
I-3

1.3.1 Perkiraan kebutuhan Anilin di Indonesia
Berkembangnya industri-industri pemakai Anilin di Indonesia, seperti
industri farmasi sebagai pembuatan prekursor obat, industri karet sintetis dan
pembuatan herbisida menyebabkan kebutuhan Anilin di Indonesia semakin
meningkat. Saat ini pemenuhan kebutuhan Anilin di Indonesia adalah hasil impor
dari berbagai negara.
Kebutuhan Anilin di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Berdasarkan data statistik tentang perdagangan luar negeri Indonesia
yang diterbitkan UN data sejak tahun 2003 sampai 2011 dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
Tabel 1.1 Data Impor Anilin Indonesia
Tahun Jumlah (ton)
2006 907,516
2007 2.556,571
2008 1.836,071
2009 1.676,208
2010 2.227,338
2011 1.617,455
(Sumber: UNdata, 2013)


Gambar 1.1 Hubungan antara Kebutuhan Anilin dengan Tahun
y = 68.632x - 136045
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
K
e
b
u
t
u
h
a
n

A
n
i
l
i
n

Tahun
I-4

Berdasarkan data di atas, diperkirakan kebutuhan Anilin akan terus
meningkat pada tahun-tahun mendatang sejalan dengan berkembangnya industri-
industri yang menggunakan Anilin sebagai bahan baku.
Dengan menggunakan grafik di atas maka dapat ditentukan persamaan
untuk memperkirakan kebutuhan Anilin pada tahun 2018 yaitu :
y = 68,63x 13.604
= (68,63 x 2018) 13.604
= 124.891,34 ton
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperkirakan kebutuhan Anilin
yang belum terpenuhi pada tahun 2018 adalah sebesar 124.891,34 ton.

1.3.2 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku Nitrobenzen dipenuhi dengan cara impor karena tidak
tersedia pabrik dalam negeri yang memproduksi bahan tersebut. Salah satu pabrik
penghasil Nitrobenzen yaitu S. N Chemical, India.

1.3.2 Kapasitas Komersial
Tabel berikut menunjukkan berapa kapasitas produksi Anilin di dunia.
Tabel 1.2 Kapasitas produksi perusahaan Anilin di dunia
No. Tahun
Kapasitas Negara Penghasil Anilin (ton)
USA Brazil India
1. 2006 24.902,109 - 26.487,778
2. 2007 38.106,807 1 27.759,766
3. 2008 45.449,178 123 32.957,623
4. 2009 45.698,529 92 8.430,385
5. 2010 108.630,241 - 5.670,423
6. 2011 30.899,072 21.409 8.158,404
Berdasarkan pertimbangan kebijakan ekonomi akan pasar, maka untuk
perancangan awal pabrik Anilin ini ditetapkan dengan kapasitas 50% dari
kebutuhan impor yaitu sebesar 50 % dari 124.891,34 ton/tahun sehingga
I-5

didapatkan besarnya kapasitas prarancangan pabrik Anilin adalah 62.445,67
ton/tahun atau digunakan 62.500 ton/tahun.

1.3.3 Spesifikasi Bahan
1.3.3.1 Nitrobenzen
Bentuk Fisik
Rumus molekular
Berat Molekular
Titik didih,
o
C
Titik leleh,
o
C
Densitas, cairan, g/mL
Densitas Uap
Tekanan Uap (mmHg)
Titik Nyala
o
C
Kelarutan dalam air
Solvent Solubility

Klasifikasi
Warna
Kemurnian
: Cair
: C
6
H
5
NO
2

: 123,11
: 210-211
: 5-6
: 1,196
: 5,9
: 0,245
: 87
: Sedikit larut
: Larut dalam alkohol, benzene, eter
dan minyak
: Pelarut
: Kuning Pucat
: 99.7%
(www.chemicalland21.com)

1.3.3.2 Gas Hidrogen
Bentuk Fisik
Warna
Bau
Rasa
Berat molekular
Rumus molekular
Titik didih
Titik beku
: Gas
: Tidak berwarna
: Tidak berbau
: Tidak berasa
: 2,0
: H
2

: -423 F (-253 C)
: -434 F (-259 C)
I-6

Tekanan uap
Densitas uap
Spesific Gravity
Densitas
Water Solubility
pH
Volatilitas
Laju evaporasi
Viskositas
Solvent Solubility
Kemurnian
: 760 mmHg pada -53 C
: 0,07
: Tidak diaplikasikan
: 0,08987 g/L pada 0 C
: 1,82% pada 20 C
: Tidak diaplikasikan
: Tidak diaplikasikan
: Tidak diaplikasikan
: 0,0008957 cP pada 26,8 C
: Alkohol, ether
: 99.9%
(Matheson Tri-Gas, Inc. 2003).

1.3.3.3 Copper Carbonate
Rumus molekular
Berat Molekular
Titik leleh,
o
C
Densitas, cairan, g/mL
log P
Titik Nyala
o
C
Kelarutan dalam air
Klasifikasi
Bentuk fisik
Bau
Kemurnian
: CuCO
3
.Cu(OH)
2

: 221,11
: 200
: 3.90
: -2,76 (oktanol-water)
: Not considered to be a fire hazard
: Tidak larut
: Fungicide, bactericide, preservative
: Bubuk berwarna hijau
: Tidak berbau
: 54%
(www.chemicalland21.com)

1.3.4 Spesifikasi Produk
1.3.3.4 Anilin
a. Sifat Fisika
Rumus molekular : C
6
H
7
N
I-7

Berat Molekular
Titik didih,
o
C
101,3 kPa
4,4 kPa
1,2 kPa
Titik beku,
o
C
Densitas, cairan, g/mL
20/4
o
C
20/20
o
C
Index refraktif, n
20
D

Viskositas, mPa.s = cP,
20
o
C
60
o
C
Entalpi disosiasi, kJ/mo
b

Panas pembakaran, kJ/mo
b

Potensial ionisasi
Konstanta dielektrik, pada 25
o
C
Momen dipol pada 25
o
C (cacld),
C.m
c

Panas spesifik pada 25
o
C, J(g.K)
b

Panas vaporisasi, J/g
b

Titik nyala
, o
C
Closed cup
Open cup
Temperatur ignition,
o
C
Lower Flammable Limit, vol %
Kemurnian
: 93,129

: 184,4
: 92
: 71
: -6,03

: 1,02173
: 1,022
: 3,30

: 1,5863
: 4,351,62
: 21,7
: 3394
: 7,70
: 6,89
: 5,20 x 10
-30


: 2,06
: 478,5

: 70
: 75,5
: 615
: 1,3
: 99%
a
Untuk mengkonversikan kPa ke mmHg, dikalikan dengan 7,5
b
Untuk mengkonversi J ke cal, dibagi dengan 4,184
c
Untuk mengkonversi C.m ke debye, dikalikan dengan 3 x 10
29

(Kirk Othmer, 1967).
I-8

b. Sifat Kimia dari Anilin
- Uap Anilin menimbulkan ledakan jika berkontak denga udara
- Terbakar dan meledak jika berkontak dengan Halogen, Asam (termasuk Nitric
Acid dan Sulfuric Acid), agen pengoksida (Perklorat, Peroksida, Perkromat,
dll), Ozon, dan Trikloromelamin atau Heksakloromelamin.

1.4 Kegunaan Produk
Anilin mempunyai kegunaan yang amat luas di dalam industri kimia,
diantaranya :
1. Bahan penghasil Isocyanates
2. Bahan kimia pembuat karet
3. Bahan pembuat pestisida
4. Bahan pewarna dan pigmen
5. Bidang farmasi untuk obat-obatan.
6. Bahan pembuat resin.
7. Bahan pembuat parfum.
8. Bahan pembuat kimia untuk photografi (Hidroquinon), dll.

You might also like