Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Neuropati diabetik merupakan komplikasi diabetes melitus jangka panjang
yang paling sering ditemukan serta menimbulkan morbiditas dan mortalitas tinggi
pada penderita diabetes. Bahkan saat ini telah diketahui juga bahwa neuropati
diabetik dapat terjadi pada kondisi gangguan toleransi glukosa dan sindrom metabolik
tanpa adanya hiperglikemia.
1,2
Neuropati diabetik merupakan sekumpulan gejala klinis yang mempengaruhi
berbagai sistem saraf baik secara tunggal maupun bersama-sama. Gejala dan tanda
klinis dapat bersifat non-spesifik, tersembunyi dan berkembang secara lambat serta
tidak terdeteksi atau dapat bermanifestasi dengan gejala dan tanda klinis yang
menyerupai penyakit lain. arena itu diagnosis neuropati diabetik didapat dengan
menyingkirkan penyebab neuropati lainnya.
!asih minimnya pengetahuan mengenai neuropati diabetik mengakibatkan
para klinisi tidak segera mendiagnosisnya. "kibatnya penderita neuropati diabetik
datang dalam keadaan ulserasi kaki, gangren dan kelemahan anggota gerak.
Neuropati diabetik meningkatkan resiko amputasi sebesar 1.# kali, 12 kali lipat bila
ada deformitas dan $% kali lipat jika ada riwayat ulserasi sebelumnya. Neuropati
diabetik juga menganggu kualitas hidup penderita diabetes. &aat neuropati diabetik
otonom ditegakkan maka kehidupan akan berlangsung suram dan angka mortalitas
akan mencapai 2'( hingga ')( dalam waktu ' hingga 1) tahun. *enatalaksanaan
terpadu dalam mencegah kejadian neuropati diabetik sangat diperlukan.
1,2
+injauan pustaka ini diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan
mengenai neuropati diabetik sehingga dapat menegakkan diagnosis dini dan
melakukan penatalaksanaan neuropati diabetik dengan tepat.
1
BAB II
DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI
2.1 Sistem Saraf
&istem saraf terdiri dari sel-sel saraf ,neuron- dan sel-sel penyokong ,neuroglia
dan sel &chwann-. edua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi
satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Neuron adalah sel-
sel sistem saraf khusus peka rangsang yang menerima masukan sensorik atau aferen
dari ujung-ujung saraf perifer khusus atau dari organ reseptor sensorik, dan
menyalurkan masukan motorik atau masukan eferen ke otot dan kelenjar, yaitu organ
efektor. Neuroglia merupakan penyokong, pelindung dan sumber nutrisi bagai neuron
otak dan medula spinalis. &el &chwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-
neuron dan tonjolan neuronal di luar sistem saraf pusat.
&istem saraf dibagi menjadi . sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. &istem
saraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. &istem saraf tepi terdiri dari neuron
aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom ,/iseral-.
&ecara anatomis, sistem saraf perifer dibagi menjadi $1 pasang saraf spinal dan 12
pasang saraf kranial. &araf perifer terdiri dari neuron-neuron yang menerima pesan-
pesan neural sensorik ,aferen- yang menuju ke sistem saraf pusat atau menerima
pesan-pesan neural motorik ,eferen- dari sistem saraf pusat atau keduanya. &araf
spinal menghantarkan pesan aferen maupun pesan eferen dan dengan demikian saraf
spinal dinamakan saraf campuran. &ecara fungsional sistem saraf perifer dibagi
menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
2.2 Definisi
International Consensus Meeting for the Outpatient Management of Neuropathy
menyetujui definisi sederhana dari neuropati diabetik dalam praktek klinis sebagai
adanya gejala dan0atau tanda disfungsi saraf perifer pada pasien diabetes setelah
eksklusi penyebab lainnya. 1iagnosis tidak dapat dibuat tanpa pemeriksaan klinis
2
yang seksama pada anggota gerak, hilangnya gejala bukan berarti mengindikasikan
hilangnya tanda.
2,$
2.3 Epidemi!"i
2pidemiologi dan perjalanan alamiah neuropati diabetik masih belum banyak
diketahui. *re/alensi neuropati diabetik meningkat sesuai usia dan lebih sering
dijumpai pada pasien diabetes melitus tipe 2 dibandingkan diabetes melitus tipe 1.
*re/alensi tertinggi neuropati diabetik terjadi pada penderita diabetes lebih dari 2'
tahun.
3,',%,#
&ejumlah penelitian menunjukkan bahwa pre/alensi neuropati diperkirakan yaitu
sebesar $)( dari semua pasien rawat inap. &ementara pada sampel populasi hampir
mendekati 2)(. *re/alensi neuropati diabetik pada usia lanjut sekitar ')(, ber/ariasi
dari 13( hingga %$( tergantung pada tipe populasi yang dipelajari dan kriteria yang
digunakan untuk definisi neuropati diabetik.
3,',
*ada 245617"B 711! Complication Study dengan $2') pasien, pre/alensi
keseluruhan neuropati di 1% negara 2ropa sebesar 28(. Neuropati diabetik
mempengaruhi hampir %)( penderita 1! pada Rochester Diabetic Neuropathy
Study walaupun yang bersifat simptomatik hanya sekitar 1'(. *ada penelitian
Canadian First Nation didapatkan neuropati penderita diabetes sebesar 1'(
sedangkan pada penelitian di pro/insi 9a:d 7ran diketahui kejadian diabetes mellitus
sebesar 13.'( dengan komplikasi neuropati sensoris sebesar '1.#(.
3,',8,;
*re/alensi keseluruhan neuropati diabetik perifer pada National Health and
Nutrition Eamination Sur!ey ,N<"N2&- sebesar 13.8( yang lebih dari tiga
perempat di antaranya asimptomatik. =iegler dan kawan-kawan mendapatkan
pre/alensi neuropati otonom diabetik sebesar 1%.8( pada penderita 1! tipe 1 dan
22.1( pada penderita 1! tipe 2. *enelitian diabetes multisenter di *erancis
menemukan hampir 2'( penderita memiliki gejala neuropati otonom diabetik.
%,#
BAB III
$
#LASIFI#ASI DAN MANIFES$ASI #LINIS
3.1 Ne%rpati simetris
a. Ne%rpati dia&eti' perifer
Neuropati diabetik perifer merupakan sindrom neuropati yang paling umum
ditemukan. &ecara klinis didapatkan kehilangan sensoris pola length"related dengan
bermula dari jari kaki dan meluas ke telapak kaki dan tungkai dalam distribusi kaus
kaki.
1,2,$
Gambar 1. 1istribusi >sarung tangan
dan kaus kaki? pada neuropati diabetik
perifer.
2
1alam kasus yang berat sering juga didapatkan keterlibatan pada anggota gerak
atas. Neuropati otonom subklinis biasanya didapatkan timbul bersamaan. +etapi
jarang ditemukan neuropati otonom klinis yang jelas. !anifestasi motorik secara
klinis tidak tampak jelas pada tahap awal penyakit. +etapi, seiring perkembangan
penyakit, manifestasi motorik akan semakin tampak seperti berkurangnya otot kecil
tangan dan kelemahan anggota gerak.
#,8,;
3
Gambaran klinis utama dari neuropati diabetik perifer adalah kehilangan rasa
sensorik yang tidak disadari oleh pasien, atau digambarkan sebagai mati rasa.
Beberapa pasien mengalami gejala sensoris progresif seperti .
!engelitik ,parestesia-
Nyeri yang membakar
Nyeri tungkai bawah paroksismal
Nyeri seperti ditusuk atau diiris pisau
Nyeri kontak, sering diasosiasikan dengan #earing day"time clothes and
bedclothes ,stimulus tidak menyakitkan tetapi sering diasosiasikan sebagai
menyakitkan, dikenal sebagai alodinia-
&timulus nyeri ringan dipersepsikan sebagai nyeri yang sangat menyakitkan
,hiperalgesia-
Nyeri waktu jalan, sering digambarkan sebagai @berjalan tanpa alas kaki di
atas kelerengA, atau @berjalan tanpa alas kaki pada pasir panasA
&ensasi panas atau dingin pada telapak kaki
5asa gatal yang persisten pada telapak kaki dan sensasi cramp"li$e pada
betis.
1)
Nyeri dapat meluas ke dorsum pedis dan menyebar ke seluruh tungkai. Beberapa
pasien mungkin hanya mengeluhkan kesemutan pada satu atau dua jari kaki, yang
lain mungkin mengalami komplikasi lebih seperti kaki mati rasa atau nyeri neuropati
berat dan tidak dapat respon dengan terapi obat.
1)
Neuropati diabetik perifer yang menyakitkan sering ditemukan, mempengaruhi
sekitar 1%-2%( dari pasien diabetes, semakin terasa pada malam hari dan
menyebabkan gangguan tidur. Nyeri neuropati yang berat dan menyakitkan biasanya
ditandai dengan pembatasan kegiatan fisik sehari-hari sehingga tidak mengejutkan
jika gejala depresif merupakan hal yang umum terjadi. *ada neuropati lanjut terjadi
ataBia sensoris, yang menimbulkan gangguan kemampuan berjalan dan sering
terjatuh terutama jika ada gangguan penglihatan karena retinopati.
1)
*enderita neuropati diabetik perifer bisa saja tidak memiliki berbagai gejala
diatas, tetapi datang dengan ulkus kaki. eadaan ini memaksa perlunya pemeriksaan
'
kaki semua penderita diabetes secara seksama untuk mengidentifikasi
berkembangnya ulserasi kaki. aki yang mati rasa merupakan risiko terjadinya luka
karena suhu atau mekanik, karena itu pasien harus diingatkan akan hal ini dan
diberikan nasehat untuk perawatan kaki.
11
Neuropati diabetik perifer mudah dideteksi dengan pemeriksaan klinis biasa.
elainan yang paling sering adalah berkurang atau hilangnya sensasi /ibrasi pada jari
kaki dengan menggunakan garputala 128 <:. ehilangan sensasi saraf sensoris yang
berat melibatkan semua hal ,sensasi suhu, tekanan dan nyeri- termasuk proprioseptif
juga akan berkurang ditandai tanda 5omberg yang positif. 5efleks tendon ankle
hilang dan dengan semakin beratnya neuropati, refleks lutut juga berkurang atau tidak
ada.
;,1),11
Gambar 2. Contoh distribusi tipikal defisit sensorik ,titik . sensasi suhu, garis.
sensasi nyeri, garis silang. sensasi sentuh-
2
ekuatan otot pada awalnya akan normal walaupun kelemahan ringan dapat
ditemukan pada ekstensor jari kaki. &emakin progresif akan ditemukan gangguan
muskular generalisata khususnya pada otot kecil tangan dan kaki. *ergerakan halus
jari juga terkena dan timbul kesulitan dalam memegang benda kecil. 1eformitas
seperti bunion dapat membentuk fokus ulserasi dan deformitas yang lebih ekstrim
seperti artropati Charcot semakin meningkatkan resiko.
%
&. N(eri ne%rpati a'%t
Nyeri neuropati akut merupakan suatu sindrom neuropati sementara yang ditandai
dengan nyeri akut pada tungkai bawah. Neuropati akut tampak dalam bentuk simetris
dan relatif jarang terjadi. Nyeri selalu membuat stres penderita dan kadang membuat
tidak mampu bekerja. +erdapat dua sindrom yang berbeda, pertama yang terjadi
dalam kontrol glikemik yang buruk dan kedua akibat perbaikan cepat kontrol
metabolik setelah memulai insulin ,neuritis insulin-. Biasanya gejala sembuh dalam
waktu 12 bulan.
2,12,1$,13
). Ne%rpati tnm
Denis neuropati ini mengenai saraf yang mengontrol jantung, tekanan darah dan
kadar gula darah. &elain itu mengenai organ dalam yang menyebabkan gangguan
pada pencernaan, miksi, respon seksual dan penglihatan. Duga mempengaruhi sistem
yang memperbaiki kadar gula darah ke normal, sehingga tanda-tanda hipoglikemia
seperti keringat dingin, gemetar dan palpitasi menghilang. &ecara keseluruhan
kerusakan terjadi difus pada saraf parasimpatik dan simpatik terutama pada penderita
diabetes dengan neuropati perifer difus.
1'
Sistem pen)ernaan
erusakan saraf pada saluran pencernaan biasanya menyebabkan konstipasi. &elain
itu dapat juga menyebabkan hilangnya motilitas dan pengosongan lambung yang
terlalu lambat sehingga menimbulkan gastroparesis. Gastroparesis berat
menyebabkan nausea dan muntah persisten, sendawa dan tidak nafsu makan.
1%-18
#
Gambar $. 5adiografi menunjukkan retensi makanan disebabkan oleh
gastroparesis.
1'
Gastroparesis juga menyebabkan fluktuasi gula darah akibat pencernaan makanan
abnormal. erusakan esofagus dapat juga menimbulkan kesukaran menelan,
sedangkan akibat gangguan pada usus dapat timbul konstipasi bergantian dengan
diare yang sering tidak terkonrol terutama pada malam hari dan keseluruhan
menimbulkan penurunan berat badan.
Sistem 'ardi*as'%!er
Dantung dan sistem sirkulasi merupakan bagian dari sistem kardio/askuler untuk
mengontrol sirkulasi darah. erusakan saraf otonom pada sistem kardio/askuler
menganggu kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah dan denyut jantung
sehingga timbul hipotensi postural setelah duduk atau berdiri dan pasien akan
merasakan kepala yang ringan, melayang atau bahkan terjadi sinkop. erusakan saraf
otonom yang mengatur denyut jantung dapat menyebabkan denyut jantung takikardi
sebagai respon terhadap fungsi tubuh saat normal dan latihan.
1;-22
#e!en+ar 'erin"at
Neuropati otonom dapat mengenai saraf yang mengatur kelenjar keringat sehingga
tubuh tidak dapat mengatur suhu dengan baik dan biasanya timbul keringat
berlebihan saat makan dan malam hari. Dika hal ini didapatkan maka gejala biasanya
8
akan menetap. "nhidrosis kaki akibat dener/asi simpatis merupakan faktor kontribusi
terjadinya kaki diabetik karena kulit kering dan mudah tergores.
1,1',22
Mata
Neuropati otonom juga bisa menyebabkan gangguan pada pupil sehingga menjadi
kurang responsif terhadap cahaya dan mengalami penglihatan yang kurang jelas bila
cahaya dinyalakan mendadak pada kamar yang gelap atau mengalami kesukaran
mengemudikan kendaraan pada malam hari.
1,1'