You are on page 1of 12

Task reading 4

hipoglikemia Page 1

BAB I
A. LATAR BELAKANG
Saat lahir, bayi harus melakukan transisi dari yang tadinya mendapat suplay
nutrisi dari plasenta menjadi pemberian makanan per oral. Pada awal kelahiran, Energi
tambahan yang di perlukan neonatus jam-jam pertama, di ambil dari hasil metabolisme
asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120mg/100 mg. Apabila karena suatu
hal misalnya bayi dari ibu yg menderita DM / BBLR dimana perubahan glukosa menjadi
glukogen akan meningkat/terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak dan tidak
dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan menderita
HIPOGLIKEMIA.
Ketakutan terhadap rendahnya kadar gula darah pada bayi baru lahir menjadi
alasan baru yang lumrah untuk memisahkan ibu dengan bayinya, dan memberikan bayi
tambahan susu formula pada masa awal setelah bayi lahir. Alasan kekhawatiran para
dokter anak dan ahli neonatal tersebut adalah karena kadar gula darah yang rendah dapat
menyebabkan kerusakan pada otak, sehingga hal ini menjadi sesuatu yang sangat
diperhatikan. Bagaimanapun, telah terbentuk perhatian yang berlebihan mengenai kadar
gula darah rendah yang sebenarnya tidak diperlukan. Pada kenyataannya, kebanyakan
bayi yang diuji kadar gula darahnya sebetulnya tidak membutuhkan pengujian tersebut,
dan mereka yang menerima susu formula sebenarnya tidak memerlukan susu formula.
Dengan memberikan susu formula, khususnya karena hampir selalu diberikan dengan
botol, kita telah mengganggu proses menyusui dan telah memberi kesan bahwa formula
adalah obat yang bagus.


Task reading 4

hipoglikemia Page 2

B. EPIDEMIOLOGI
Insiden hipoglikemia pada bayi baru lahir ialah mencapai 1,3 - 3,0 / 1000
kelahiran hidup. Hipoglikemia juga bisa terjadi sampai 14% bayi-baru-lahir yang sehat
dan dilahirkan dengan masa kehamilan normal, dan 16% pada bayi-baru-lahir BMK
(besar untuk masa kehamilan) yang dilahirkan dari ibu yang menderita diabetes.













Task reading 4

hipoglikemia Page 3

BAB II
DEFINISI
Hipoglikemia (hypo+glic+emia) merupakan konsentrasi glukosa dlm darah
berkurangnya secara abnormal yang dapat menimbulkan gemetaran, keringat dan sakit
kepala apabila kronik dan berat, dapat menyebabkan manifestasi susunan saraf pusat
(Kamus Kedokteran Dorland:2000)
Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa darah
kurang dari 40 - 45mg/dl (Sudarti & Khoerunnisa, Endang : 2010)
Keadaan dimana bila kadar gula darah bayi di bawah kadar rata-rata bayi seusia
& berat badan A terme (2500 gr atau lebih) < 30 mg/dl dlm 72 jam pertama, & < 40
mg/dl pd hari berikutnya

PATOFISIOLOGI
Hipoglikemia sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah. Pada
ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respon insulin juga
meningkat pada janin,saat lahir dimana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa
berhenti,sedangkan respon insulin masih tinggi sehingga terjadi HIPOGLIKEMIA.
Hipoglikemi dapat menimbulkan hipoksi otak. Glukosa merupakan sumber kalori yang
penting. Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena
meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi,
gangguan pernapasan. Hipoglikemia adalah masalah serius pada BBL. Kejadian
hipoglikemia lebih sering di dapat pada bayi dari ibu dengan Diabetes Miletus. Glukosa
merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahapan hidup selama proses persalinan
dan hari2 pertama hari pasca lahir.

Task reading 4

hipoglikemia Page 4

FAKTOR RISIKO / ETIOLOGI
a) Hipotermia
b) Pertumbuhan janin terhambat (PJT)/ BBLR/bayi kembar BBLR)
c) Prematuritas
d) Stres dingin
e) Sepsis
f) Postmaturitas
g) Reflek moro yang berlebihan
h) Apnea/ riwayat asfiksia
i) Bayi dr ibu dg DM
j) Kelainan bawaan (gangguan metabolik/kesalahan penyimpanan glikogen)

TANDA DAN GEJALA HIPOGLIKEMIA
a) Apnea (henti nafas > 20) / pernafasan cepat (> 60 x/mt)
b) Sianosis
c) Kejang atau tremor
d) Letargi dan tdk kuat mengisap
e) Tangisan yang lemah atau bernada tinggi
f) Hipotermia
g) Keringat dingin
h) Penurunan kesadaran
i) Apatis
j) Kesulitan minum
k) Gerakan mata berputar/nistagmus
l) Keringat dingin
Task reading 4

hipoglikemia Page 5

m) Pucat
n) Muntah
Karena Manifestasi Klinis ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab maka
penting untuk mengukur kadar glukosa serum dan menentukan apakah hipoglikemia
menghilang dengan pemberian glukosa yang cukup untuk menaikkan kadar glukosa
darah menjadi normal; jika idak, diagnosis lain harus dipikirkan.

DIAGNOSIS
Untuk mencegah abnormalitas perkembangan syaraf, identifikasi dan pengobatan
tepat waktu untuk hipoglikemia adalah sangat penting
Pemantauan glukosa di tempat tidur adalah tindakan tepat untuk penapisan dan
deteksi awal
Hipoglikemia harus dikonfirmasi oleh nilai serum dari laboratorium jika
memungkinkan
Anamnesis
Riwayat bayi menderita asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan
pernapasan
Riwayat bayi prematur
Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)
Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung Bawaan
Bayi yang beresiko terkena hipoglikemia :
Bayi dari ibu diabetes (IDM)
Bayi yang besar untuk masa kehamilan (LGA)
Task reading 4

hipoglikemia Page 6

Bayi yang kecil untuk masa kehamilan (SGA)
Bayi prematur dan lewat bulan
Bayi sakit atau stress (RDS, hipotermia)
Bayi puasa
Bayi dengan polisitemia
Bayi dengan eritroblastosis
Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya sterorid, beta-simpatomimetik
dan beta blocker
Pemeriksaan Fisik
pucat,diaphoresis,tekanan darah ,frekuensi denyut jantung ,penurunan
kesadaran ,deficit neurologik fokal transient.
Trias whipple untuk hipoglikemia secara umum:
gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
kadar glukosa plasma rendah
Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat.
Pemeriksaan Penunjang
Kadar glukosa darah (GD) ,tes fungsi ginjal ,tes fungsi hati ,C- peptide
DIAGNOSIS BANDING
Hipoglikemia karena :
Obat:
( sering ) ; insulin ,sulfonlurea,alcohol,
( kadang) ; kinin ,pentamidine
(jarang ) ; salisilat ,sulfonamide.
Hiperinsulinisme endogen ; insulinoma ,kelainan sel B jenis lain
,sekretagogue ( sulfonylurea ),autoimun,sekresi insulin ektopik
Task reading 4

hipoglikemia Page 7

Penyakit kritis: gagal hati ,gagal ginjal ,sepsis ,starvasi dan inasasi
Defisiensi endokrin; kortisol,growth hormone ,glukagon ,epnefrin
Tumor non-sel B ;sarkoma ,tumor adrenokortikal,hepatoma ,leukemia
,limfoma ,melanom.
Pasca prandial; reaktif ( setelah operasi gaster) ,diinduksi alcohol

PENCEGAHAN
Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah, contohnya hipotermia
Pemberian ASI merupakan tindakan preventif tunggal paling penting
Jika bayi tidak mungkin menyusui, mulailah pemberian minum dengan
menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir
Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya
Jika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar
glukosa dipantau.

PENATALAKSANAAN
Menurut MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
Jika anak masih bisa menyusu: mintalah kepada ibu untuk menyusui anaknya
Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan: beri perasan ASI atau air
gula 30-50 ml sblm di rujuk. (cara membuat air gula)
Jika anak tidak bisa menelan: beri 50 ml ASI atau air gula melalui pipa
nasogastrik. jika tidak tersedia pipa nasogastrik rujuk segera
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor
dalam 3 hari pertama :
a) Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam
Task reading 4

hipoglikemia Page 8

b) Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa
normal dalam 2 kali pemeriksaan.
c) Kadar glukosa 45 mg/dl atau gejala positif tangani hipoglikemia
Penanganan hipoglikemia dengan gejala :
a) Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1 ml/menit
b) Pasang jalur iv D
10
sesuai kebutuhan (kebutuhan infus glukosa 6-8
mg/kg/menit).
Contoh : BB 3 kg, kebutuhan glukosa 3 kg x 6 mg/kg/mnt = 18 mg/mnt =
25920 mg/hari. Bila dipakai D 10% artinya 10 g/100cc, bila perlu 25920
mg/hari atau 25,9 g/hari berarti perlu 25,9 g/ 10 g x 100 cc= 259 cc D 10%
/hari. Atau cara lain dengan GIR
Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah 12,5%, bila lebih
dari 12,5% digunakan vena sentral.
c) Untuk mencari kecepatan Infus glukosa pada neonatus dinyatakan dengan
GIR.
Kecepatan Infus (GIR) = glucosa Infusion Rate
GIR (mg/kg/min) = Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose (%)
6 x berat (Kg)
Contoh : Berat bayi 3 kg umur 1 hari
Kebutuhan 80 cc/jam/hari = 80 x 3 = 240 cc/hari = 10 cc/jam
GIR = 10 x 10 (Dextrose 10%) = 100 = 6 mg/kg/min
6 x 3 18
d) Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
e) Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi
seperti diatas
Task reading 4

hipoglikemia Page 9

f) Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :
Infus D
10
diteruskan
Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
ASI diberikan bila bayi dapat minum
Bila kadar glukosa 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan
Pasca terapi pertama harus diberi infus glukosa 8 mg/kg/menit. Jika hipoglikemia
terjadi lagi, kecepatan infus harus ditambah sampai menggunakan glukosa 15-20%. Jika
infus glukosa 20% intravena tidak cukup untuk melenyapkan gejala dan
mempertahankan kadar glukosa serum normal, hidrokortison (2,5 mg/kg/6 jam) atau
prednisone (1 mg/kg/24 jam) harus juga diberikan. Glukosa serum harus diukur setiap 2
jam setelah terapi dimulai sampai beberapa pengukuran berada diatas 40 mg/dL.
Selanjutnya, kadar harus diperiksa setiap 4-6 jam dan pengobatan secara bertahap
dikurangi dan akhirnya dihentikan bila glukosa serum telah berada pada kisaran normal
dan bayi tidak menampakkan gejala selama 24-28 jam. Pengobatan biasanya diperlukan
selama beberapa hari sampai satu minggu, kadang-kadang selama beberapa minggu. Jika
ada hiperinsulinisme neonates, seperti pada nesidioblastosis, dan bayi tidak memberikan
respon terhadap steroid dan glukosa yang diberikan selama waktu yang cukup, diazoksid
atau somatostatin dengan masa kerja pajang dapat digunakan.
Bayi yang resikonya mengalami hipoglikemia bertambah harus diukur glukosa
serumnya dalam 1 jam kelahiran dan selanjutnya setiap 1-2 jam selama 6-8 jam pertama,
kemudian setiap 4-6 jam sampai usia 24 jam, bayi normoglikemik yang mempunyai
resiko tinggi harus mendapat makanan oral atau melalui sonde susu formula yang
dimulai pada umur 1-3 jam dan dilanjutkan dengan interval 2-3 jam selama 24-48 jam.
Infus glukosa intravena 4 mg/kg/menit harus diberikan jika pemberian makanan oral
kurang ditoleransi atau jika terjadi hipoglikemia neonates sementara yang asimptomatik.
Task reading 4

hipoglikemia Page 10


PROGNOSIS
Prognosis untuk hidup baik. Hipoglikemia kambuh pada 10-15% bayi sesudah
pengobatan adekuat. Bebrapa bayi telah dilaporkan selambatnya timbul pada usia 8
bulan. Kumat lebih sering terjadi jika cairan intravena keluar dari pembuluh atau jika
cairan dihentikan terlalu cepat sebelum makanan oral ditoleransi dengan baik. Anak yang
dikemudian hari menderita hipoglikemia ketotik mengalami peningkatam insidens
hipoglikemia neonates. Prognosis untuk fungsi intelektual yang normal harus ditentukan
dengan hati-hati, karena hipoglikemia yang lama dan berat dapat disertai dengan sekuele
neurologis. Bayi hipoglikemik yang simptomatis, terutama bayi dengan berat lahir
rendah dan bayi dari ibu diabetes, mempunyai prognosis yang lebih jelek untuk
kelanjutan perkembangan intelektual yang normal dari pada prognosis bayi yang
asimptomatik.







BAB III
Kesimpulan
Task reading 4

hipoglikemia Page 11

Hipoglikemia (hypo+glic+emia) merupakan konsentrasi glukosa dlm darah
berkurangnya secara abnormal yang dapat menimbulkan gemetaran, keringat dan sakit
kepala apabila kronik dan berat, dapat menyebabkan manifestasi susunan saraf pusat
(Kamus Kedokteran Dorland:2000)
Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa darah
kurang dari 40 - 45mg/dl (Sudarti & Khoerunnisa, Endang : 2010)
Keadaan dimana bila kadar gula darah bayi di bawah kadar rata-rata bayi seusia
& berat badan A terme (2500 gr atau lebih) < 30 mg/dl dlm 72 jam pertama, & < 40
mg/dl pd hari berikutnya
Mulainya gejala bervariasi dari beberapa jam sampai beberapa minggu setelah
lahir. Perkiraan urutan kekerapan adalah kecemasan atau tremor, apati, episode sianosis,
konvulasi, serangan apnea intermiten atau takipnea, menangis lemah atau dengan
frekuensi tinggi, lemas atau lesu, sukar makan, dan mata berputar. Episode berkeringat,
pucat mendadak, hipotermia, dan henti serta gagal jantung juga terjadi. Sering ada
sekelompok gejala episodic. Karena Manifestasi Klinis ini dapat disebabkan oleh
berbagai penyebab maka penting untuk mengukur kadar glukosa serum dan menentukan
apakah hipoglikemia menghilang dengan pemberian glukosa yang cukup untuk
menaikkan kadar glukosa darah menjadi normal; jika idak, diagnosis lain harus
dipikirkan.



Daftar pustaka
Nelson, 1999, ilmu kesehatan anak, EGC, jakarta, edisi 15, vol 1
Task reading 4

hipoglikemia Page 12

World health organization, 2005, pelayanan kesehatan anak di rumah sakit, jakarta

You might also like