You are on page 1of 6

PENGECILAN UKURAN

(Size Reduction)

PENDAHULUAN
Pengecilan ukuran dapat dibedakan menjadi pengecilan yang ekstrim (penggilingan) dan
pengecilan ukuran yang relatif masih berukuran besar, misalnya pemotongan menjadi bentuk-
bentuk yang khusus. Pengecilan ukuran dapat dilakukan secara basah dan kering.
Keuntungan yang didapatkan melalui penggilingan basah antara lain mudah memperoleh
bahan sangat lembut, berlangsung pada suhu yang tidak tinggi dan sedikit kemungkinan
terjadi oksidasi atau ledakan. Oleh karena itu seringkali ditambahkan air untuk bahan yang
sedikit mengandung air.
Tujuan proses pengecilan ukuran dapat dirinci sebagai berikut :
1. Memperbesar luas permukaan bahan. Luas permukaan yang lebih besar dapat membantu
kelancaran beberapa proses seperti (a) membantu ekstraksi suatu senyawa dengan
meningkatkan luas kontak bahan dengan pelarut (b) mempercepat waktu pengeringan
bahan (c) mempercepat proses pemasakan, blansir dan lain-lain.
2. Meningkatkan efisiensi proses pengadukan.
3. Pengecilan ukuran dilakukan juga untuk memenuhi standar ukuran produk tertentu,
misalnya untuk proses refining pada pengolahan coklat.

ENERGI UNTUK PENGECILAN UKURAN
Selama pengecilan ukuran bentuk produk mengalami perubahan dan menghasilkan desakan.
Makin lama desakan makin besar hingga dapat mematahkan gaya kohesi dan terbentuk suatu
retakan yang makin meluas. Suatu energi harus dibersihkan untuk merubah bentuk dan
memecahkan bahan. Energi ini makin besar untuk kekuatan pemecahan yang lebih besar dan
bila bahan lebih keras. Sebagian besar energi akan berubah menjadi panas dan hanya sedikit
(kira-kira 0.1 %) yang diubah menjadi tenaga untuk memperluas permukaan.
Secara teoritis dapat dipostulatkan dE, yaitu energi yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sedikit perubahan dalam ukuran bahan (dx). Secara matematis hubungan keduanya dapat
diekspresikan sebagai berikut :
dE = K
dx X
0
X : ukuran bahan
K : konstanta

Persamaan ini digunakan sebagai acuan dasar oleh beberapa peneliti antara lain :
1. Rittinger (1967)
Persamaan ini digunakan untuk menduga energi yang dibutuhkan pada penggilingan halus
bahan padat.
dE = K
dx X
2
setelah diintregasikan,
E = K (1/X2 1/X1)
X
1
: ukuran rata-rata bahan awal
X
2
: ukuran rata-rata produk
E : energi yang dibutuhkan per unit massa
K : tetapan rittinger yang spesifik untuk suatu alat dan bahan tertentu.

2. Kicks (1885)
Persamaan kicks digunakan untuk menghitung energi yang dibutuhkan pada proses
pengecilan ukuran dengan peningkatan nisbah luas permukaan per satuan berat yang kecil.
Jadi produk yang didapatkan tidak terlalu halus.
dE = K
dx X


setelah diintregasikan :

S = K ln (X1/X2)

X1/X2 : Ratio pengecilan ukuran

Pada beberapa proses energi yang diestimasikan oleh persamaan Kicks terlalu rendah,
sedangkan yang diestimasikan oleh persamaan Rittinger terlalu besar. Oleh itu
dikembangkan persamaan berikut oleh Bond.

3. Bond (1952)
Persamaan ini menggunakan n = 1.5, sehingga,
dE = - K
dx X
1.5

setelah diintregasikan :

E = 2k (1/X2
0.5
X1
0.5
)

X1 dan X2 diukur dalam satuan mikron.

Parameter

penting lain dari persamaan diatas adalah Bond Work Index (Ei) yaitu energi
yang dibutuhkan untuk mengurangi ukuran dari tidak terhingga menjadi 80 persen bahan
dapat melewati saringan 100 mikron. Besar tetapan ini ditentukan dengan rumus,

K = 5 Ei


PERALATAN PENGECILAN UKURAN

Hingga saat ini dikenal tiga macam gaya yang digunakan untuk mendapatkan efek pengecilan
ukuran. Ketiga macam gaya tersebut adalah penekanan (compressive), pukulan (impact) dan
gaya sobek (shear; attrition). Jenis gaya yang digunakan akan menentukan tipe/ rancangan
peralatan yang tepat.

1. Crushing rolls
Alat ini terdiri dari dua buah atau lebih silinder logam yang berhadapan satu sama lain.
Bahan masuk akan terjepit dan tertekan diantara silinder hingga menimbulkan gaya tekan
dan terjadi pemecahan bahan. Pada mesin yang terdiri dari beberapa silinder ( contoh
refiner coklat), kecepatan antar silinder diatur sedemikian rupa hingga didapatkan gaya
tekan yang semakin meningkat.
Unjuk kerja alat ini ditentukan oleh ukuran silinder, kecepatan putar silinder dan sudut
penjepitan bahan oleh silinder. Ketiga parameter ini dapat diketahui melalui proses coba-
coba. Alat tipe ini banyak digunakan dalam industri penggilingan gandum dan industri
coklat pada tahap refining.



2. Penggiling palu (hammer mill)
Penggiling ini merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force). Rotor dengan kecepatan
tinggi akan memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan
terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama
bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga
didapatkan bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya
pukul dapat juga terjadi sedikit gaya sobek.
Penggiling palu merupakan penggiling yang serba guna, dapat digunakan untuk bahan
kristal padat, bahan berserat dan bahan yang agak lengket. Pada skala industri penggiling
ini digunakan untuk lada dan bumbu lain, susu kering , gula dan lain-lain.


3. Penggiling cakram
Penggiling cakram yang memanfaatkan gaya sobek (shear force) banyak dipakai untuk
menghasilkan penggiling halus. Tipe-tipe yang sering dipakai meliputi penggiling cakram
tunggal (single disc mill), penggiling cakram ganda (double disc mill) dan buhr mill.
a. Penggiling cakram tunggal
Pada penggiling ini, bahan yang akan dihancurkan lewat diantara dua cakram. Cakram
yang pertama berputar dan yang lain tetap ditempatnya. Efek penyobekan didapatkan
karena adanya pergerakan salah satu cakram. Jarak antara cakram dapat diatur,
disesuaikan dengan ukuran bahan dan produk yang diinginkan.
b. Penggiling cakram ganda
Sesuai dengan namanya, pada penggiling ini kedua cakram berputar berlawanan arah.
Akibat perputaran kedua cakram akan didapatkan efek penyobekan terhadap bahan
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan cakram tunggal.
c. Buhr mill
Penggiling ini merupakan tipe lama dari penggiling cakram. Penggiling ini terdiri dari
dua buah batu berbentuk lingkaran yang disusun bertumpuk. Silinder batu bagian
bawah akan berputar dan menyobek bahan yang masuk dari atas.
Penggiling jenis ini banyak digunakan dalam penggilingan basah terhdap jagung dan
kedelai (pada pembuatan tahu).
4. Penggiling gulingan (tumbling mills)
Penggilingan jenis ini banyak yang digunakan, jika diinginkan hasil gilingan yang halus.
Tipe yang paling dikenal dari jenis in iadalah penggiling bola (ball mills).
Perputaran silinder horisontal akan menaik turunkan atau menggulirkan bola-bola logam
sehingga terjadi gaya sobek dan pukul terhadap bahan, yang dapat memecahkan bahan.
Ukuran bola-bola logam bervariasi antara 1-6 in.
5. Pemotong
Beragam jenis pemotong tersedia untuk bahan-bahan berserat. Berdasarkan jenis
potongannya bisa didapatkan bentuk slince, dicec dan bentuk-bentuk lainnya. Pada
umumnya pemotong terdiri dai pisau yang berputar dengan cepat. Operasi pemotongan
dengan pisau tajam menghasilkan deformasi dan kerusakan produk yang kecil.
Buah-buahan dan sayur mayur dipotong menjadi beberapa bentuk. Mesin-mesin untuk
keperluan ini dibuat dengan penyesuaian terhadap bahan mentah dan hasil pemotongan
yang diinginkan. Oleh karena itu sejumlah besar model untuk keperluan ini telah banyak
dirancang dan tersedia dipasar.

UKURAN BUTIRAN

Setiap alat penggiling akan menghasilkan partikel-partikel dengan ukuran dan bentuk
berbeda-beda. Salah satu masalah yang cukup mendasar adalah bagaimana menentukan
diameter masing-masing partikel sehingga diameter rata-rata awal dan akhir dapat diketahui.
Cara yang sering digunakan adalah dengan analisis ayakan.
Salah satu metode dalam analisis ayakan ini adalah penggunaan ayakan Tyler. Alat ini
digunakan untuk mengukur kelembutan bahan dengan rentangan 0.125-0.0029 in. Ayakan
Tyler terdiri dari sejumlah saringan atau ayakan. Ukuran lubang yang terhalus adalah 200
mesh dan untuk selanjutnya meningkat dengan kelipatan V2 atau 1.414 kalinya.
Pada analisis dengan cara ini bahan dimasukkan diatas rangkaian ayakan yang kemudian
digoyang dengan gerakan yang teratur dan waktu operasi yang teratur pula. Setelah waktu
operasi dianggap cukup, jumlah bahan yang tertahan diatas tiap ayakan dikumpulkan dan
dinyatakan sebagai persentase terhadap berat asal.
Kelembutan butiran dinyatakan dnegan Fineness Modulus (FM) yang diberi batasan sebagai
persentase bahan yang tertahan pada tiap-tiap saringan dibagi 100.

PERTIMBANGAN PEMILIHAN ALAT PENGECIL UKURAN

Sebelum dilakukan proses pengecilan ukuran, kajian teknis-ekonomis harus dilakukan agar
proses berlangsung pada biaya yang minimum. Beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan adalah kekerasan bahan, struktur mekanis bahan dan kadar air.
1. Kekerasan bahan
Meskipun tidak terjadi pertimbangan yang utama, kekerasan bahan harus dipertimbangkan
pada saat memilih peralatan pengecil ukuran. Bahan yang lebih keras akan lebih sulit
dibersihkan dan membutuhkan energi yang lebih besar pula. Bahan-bahan yang keras
seringkali bersifat sangat abrasif terhadap permukaan kontak alat.
2. Struktur mekanis bahan
Struktur mekanis bahan dapat memberikan petunjuk kepada tipe gaya yang harus
diberikan agar terjadi pemecahan bahan. Untuk bahan-bahan yang mudah pecah (friable)
atau memiliki struktur kristal, pemecahan lebih mudah terjadi secara memanjang dalam
satu bidang datar. Untuk itu peralatan tipe crushing yang memanfaatkan gaya
compressive sangatlah tepat untuk digunakan.
Jika bahan cenderung pecah pada beberapa jalur pecahan, maka peralatan yang
memanfaatkan gaya pukul (impact) dan sobek (shear) sangat tepat untuk proses
pengecilan ukuran melalui pengirisan dan pemotongan merupakan proses yang sangat
tepat. Berbagai macam bentuk potongan dapat dibuat dengan mengubah-ubah bentuk
pisau pemotong.
3. Kadar air
Air dapat berperan memperlancar atau menghambat proses pengecilan ukuran. Kadar air
yang berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan (clogging) selama
penggilingan sehingga menurunkan efisiensi proses. Sebaliknya pada penggilingan basah
air sangat membantu dalam rangka mendapatkan partikel yang halus.
Saat ini alat pengecil ukuran yang beredar dipasaran sangat beragam baik tipe, jenis
maupun mereknya. Seringkali dalam satu alat yang sama beberapa mekanisme gaya
pemecah ditemukan sekaligus. Hal ini sengaja dlakukan oleh pembuatnya agar alat
tersebut bersifat multiguna. Selain itu beberapa yang bekerja sekaligus dapat
meningkatkan efisiensi pemakaian energi pada pengecilan ukuran.

You might also like