You are on page 1of 80

KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Kompilasi ABS SBK

Mukadimah
Visi propinsi Sumatera Barat adalah ingin menjadikan
masyarakat Sumatera Barat sejahtera dunia akhirat. Visi tersebut
akan sulit dicapai bila tidak dirumuskan misi yang jelas, tujuan
yang akan dicapai, dan sasaran yang hendak diraih, serta cara
yang akan ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut secara
tepat. Berhasilnya teknik pencapaian tujuan dimaksud, di
antaranya adalah pemahaman masyarakat dan para ninik mamak
pemangku adat Minangkabau terhadap nilai-nilai adat dan agama
dalam kehidupan sehari-hari. Ninik mamak sebagai pemimpin
masyarakat adat Minangkabau sebagian besar berada di propinsi
Sumatera Barat kini, sedang menghadapi perubahan besar,
sebagai akibat dari proses globalisasi dan dunia informasi.
Minangkabau sejak dahulu hingga sekarang, tatanan
kehidupan masyarakatnya sangat ideal karena didasari nilai-nilai,
norma-norma adat dan agama Islam yang menyeluruh, dalam
satu ungkapan adat berbunyi Adat Basandi Syarak, Syarak
Basandi Kitabullah.
Adat dan syarak di Minangkabau merupakan benteng
kehidupan dunia akhirat yang disebutkan dalam petatah adat
“kesudahan adat ka balairung, kasudahan syarak ka akhirat.”i
Mamangan ini menyiratkan teguhnya benteng orang
Minangkabau yang terkandung di dalam adat dan kokohnya
perisai Islam yang di pagar oleh syarak.

H. MAS’OED ABIDIN
1
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Fenomena sekarang terlihat norma lama yang luhur mulai


agak memudar, sementara tatanan baru belum pula terbentuk.
Nilai-nilai kehidupan pada mulanya bersifat kebersamaan di
masa sekarang agak cendrung bersifat individual. Nilai-nilai
kehidupan selama ini tumbuh di nagari, sekarang kecendrungan
masyarakat lebih suka hidup di perkotaan. Pada masa doeloe
norma kehidupan berpegang kepada budi dan rasa malu,
sekarang cenderung mulai meninggalkan sifat tenggang rasa, dan
fenomena seperti itu sering menjadikan adat Minangkabau yang
mempunyai banyak sekali nilai-nilai ideal itu, mulai jadi bahan
cercaan.
Nilai-nilai universal dalam masyarakat Minangkabau
berkaitan dengan nilai-nilai adat dan syarak dapat dikategorikan
ke dalam 6 kelompok, yaitu: (1) nilai-nilai ketuhanan, (2) nilai-
nilai kemanusiaan, (3) nilai-nilai persaudaraan atau ukhuwah
Islamiyah / kesatuan dan persatuan, (4) nilai musyawarah dan
demokrasi, (5) raso pareso / akhlak / budi pekerti, (6) gotong
royong / sosial kemasyarakatan.
Keenam nilai-nilai tersebut sangat dipahami oleh para ninik
mamak pemangku adat Minangkabau dan menjadi prilakunya
sehari-hari, karena ninik mamak adalah suri teladan bagi anak
kemenakannya.
Fenomena terjadi akhir-akhir ini sosok ninik mamak kurang
dihargai oleh kemanakannya. Anak kemenakan seolah-olah tidak
ambil pusing lagi dengan ninik mamaknya. Terkadang perkataan
ninik mamak sering tidak diacuhkan oleh kemanakannya. Bahkan
kehadiran ninik mamak di tengah-tengah anak kemanakannya
seolah-olah tidak diperlukan lagi.

H. MAS’OED ABIDIN
2
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Saat ini terjadi krisis kepercayaan terhadap ninik mamak


oleh anak kemenakan. Ninik mamak seharusnya memegang
kendali dan menentukan dalam pembentukan kepribadian anak
kemenakan. Penyebab terjadinya krisis kepercayaan di kalangan
anak kemenakan terhadap ninik mamak saat ini di antaranya
adalah karena kurangnya pemahaman Ninik Mamak Pemangku
Adat Minangkabau terhadap nilai-nilai adat dan syarak. Jika
masalah ini dibiarkan terus menerus, maka tidak mustahil
masyarakat Minangkabau yang dikenal masyarakat beradat,
mungkin hanya akan tinggal kenangan, dan hanya menjadi
sebuah catatan sejarah bahwa dulu masyarakat Minangkabau
sangat menjunjung tinggi adatnya yang kokoh dipagari oleh nilai-
nilai agama atau syarak.
Adat di Minangkabau
Orang Minangkabau terkenal dengan adatnya yang kuat.
Adat sangat penting dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh
karena itu dalam petatah Minangkabau diungkapkan, hiduik di
kanduang adat. Maka, ada empat tingkatan adat di
Minangkabau.
         1.  Adat Nan Sabana Adat
Adat nan sabana adat adalah kenyataan yang berlaku tetap di
alam, tidak pernah berubah oleh keadaan tempat dan waktu.
Kenyataan itu mengandung nilai-nilai, norma, dan hukum. Di
dalam ungkapan Minangkabau dinyatakan sebagai adat nan
indak lakang dek paneh, indak lapuak dek hujan, diasak indak
layua, dibubuik indak matiii atau adat babuhua mati.iii Adat nan
sabana adat bersumber dari alam.

H. MAS’OED ABIDIN
3
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Pada hakikatnya, adat ini ialah kelaziman yang terjadi sesuai


dengan kehendak Allah. Maka, adat Minangkabau tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Hal itu melahirkan konsep
dasar pelaksanaan adat dalam kehidupan masyarakat
Minangkabau, yakni adat basandi syarak, syarak basandi
kitabullah dan syarak mangato, adat mamakai.iv Dari konsep itu
lahir pulalah falsafah dasar orang Minangkabau yakni alam
takambang jadi guru.v
Adat nan sabana adat menempati kedudukan tertinggi dari
empat jenis adat di Minangkabau, sebagai landasan utama dari
norma, hukum, dan aturan-aturan masyarakat Minangkabau.
Semua hukum adat, ketentuan adat, norma kemasyarakatan, dan
peraturan-peraturan yang berlaku di Minangkabau bersumber
dari adat nan sabana adat.
         2.  Adat Nan Diadatkan
Adat nan diadatkan adalah adat buatan yang dirancang, dan
disusun oleh nenek moyang orang Minangkabau untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aturan yang berupa adat
nan diadatkan disampaikan dalam petatah dan petitih,
mamangan, pantun, dan ungkapan bahasa yang berkias hikmah.
Orang Minangkabau mempercayai dua orang tokoh sebagai
perancang, perencana, dan penyusun adat nan diadatkan, yaitu
Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan Datuak Katumangguangan.
Inti dari adat nan diadatkan yang dirancang Datuak Parpatiah
Nan Sabatang ialah demokrasi, berdaulat kepada rakyat, dan
mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Sedangkan adat
yang disusun Datuak Katumangguangan intinya melaksanakan

H. MAS’OED ABIDIN
4
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

pemerintahan yang berdaulat ke atas, otokrasi namun tidak


sewenang-wenang. Sepintas, kedua konsep adat itu berlawanan.
Namun dalam pelaksanaannya kedua konsep itu bertemu,
membaur, dan saling mengisi. Gabungan keduanya melahirkan
demokrasi yang khas di Minangkabau. Diungkapkan dalam
ajaran Minangkabau sebagai berikut:
Bajanjang naiak, batanggo turun.
Naiak dari janjang nan di bawah, turun dari tanggo nan di ateh.
Titiak dari langik, tabasuik dari bumi.vi
Penggabungan kedua sistem ini ibarat hubungan legislatif
dan eksekutif di sistem pemerintahan saat ini.
          3.  Adat Nan Taradat
Adat nan taradat adalah ketentuan adat yang disusun di
nagari untuk melaksanakan adat nan sabana adat dan adat nan
diadatkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan nagarinya. Adat
ini disusun oleh para tokoh dan pemuka masyarakat nagari
melalui musyawarah dan mufakat. Dari pengertian itu lahirlah
istilah adat salingka nagari.
Adat nan taradat disebut juga adat babuhua sentak, artinya
dapat diperbaiki, diubah, dan diganti. Fungsi utamanya sebagai
peraturan pelaksanaan dari adat Minangkabau. Contoh
penerapannya antara lain dalam upacara batagak pangulu, turun
mandi, sunat rasul, dan perkawinan, yang selalu dipagari oleh
ketentuan agama, di mana syarak mangato adaik mamakaikan.
4.  Adat Istiadat
Adat istiadat merupakan aturan adat yang dibuat dengan
mufakat niniak mamak dalam suatu nagari. Peraturan ini

H. MAS’OED ABIDIN
5
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

menampung segala kemauan anak nagari yang sesuai menurut


alua jo patuik, patuik jo mungkin. Aspirasi yang disalurkan ke
dalam adat istiadat ialah aspirasi yang sesuai dengan adat jo
limbago, manuruik barih jo balabeh, manuruik ukuran cupak jo
gantang, manuruik alua jo patuik.
Ada dua proses terbentuknya adat istiadat. Pertama,
berdasarkan usul dari anak nagari, anak kemenakan, dan
masyarakat setempat. Kedua, berdasarkan fenomena atau gejala
yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Ini
diungkapkan dalam kato pusako:
Tumbuah bak padi digaro, tumbuah bak bijo disiang.
Elok dipakai, buruak dibuang.
Elok dipakai jo mufakat, buruak dibuang jo rundiangan.vii
Adat istiadat umumnya tampak dalam bentuk kesenangan
anak nagari seperti kesenian, langgam dan tari, dan olahraga.
FILOSOFI HIDUP DI MINANGKABAU BERSUMBER DARI
ALAM
Alam takambang jadi guru dan diberi ruh oleh Islam. Konsep
ABS-SBK adalah kristalisasi ajaran hukum alam yang bersumber
dari Islam. Yang diperlukan sekarang adalah pemantapan dan
pengamalan. Maka, prinsip-prinsip ABS-SBK harus masuk ke
dalam seluruh kehidupan secara komprehensif.
Dengan perpaduan yang baik, kebudayaan Minangkabau
akan berlaku universal. Langkah sekarang adalah, menjabarkan
ajaran ABS-SBK, secara sistematis dan terprogram ke dalam
berbagai sistem kehidupan. Dimulai dalam pelaksanaan
pemerintahan di tingkat Nagari, seperti, kebersamaan, gotong

H. MAS’OED ABIDIN
6
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

royong, sahino samalu, kekerabatan, dan penghormatan sesama,


atau barek sapikue ringan sajinijing, yang menjadi kekuatan di
dalam incorporated social responsibility.
Kekusutan dalam masyarakat Minangkabau, khususnya di
tingkat Nagari-nagari dapat diatasi dengan komunikasi dengan
generasi muda. Persoalan prilaku harus mendapatkan porsi yang
besar, selain persoalan kelembagaan. Prilaku orang Minang
terutama generasi muda sangat mengkhawatirkan.
Selain lemahnya komunikasi, masalah yang muncul di
Nagari adalah rapuhnya solidaritas. Diperlukan sosialisasi nilai-
nilai budaya Minangkabau. Selanjutnya, membentuk kembali
struktur masyarakat adat di Nagari-nagari.
Sebagai masyarakat beradat dengan pegangan adat bersendi
syariat dan syariat yang bersendikan Kitabullah, maka kaedah-
kaedah adat itu memberikan pula pelajaran-pelajaran antara lain,
1. Mengutamakan prinsip hidup seimbang.
Ketahuilah bahwa ni’mat Allah, sangat banyak.
bÎ)ur (#r‘‰ãès? spyJ÷èÏR «!$# Ÿw !$ydqÝÁøtéB 3 žcÎ) ©!$#
‘§Ö‘qàÿtós9 ÒO‹Ïm
“Dan jika kamu menghitung-hitung ni’mat Allah, niscaya
kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Pengampun lagi maha Penyayang” (QS.16, An
Nahl : 18).
Hukum Islam menghendaki keseimbangan antara
perkembangan hidup rohani dan perkembangan jasmani ;
"Sesungguhnya jiwamu (rohani-mu) berhak atas kamu (supaya

H. MAS’OED ABIDIN
7
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

kamu pelihara) dan badanmu (jasmanimu) pun berhak atasmu


supaya kamu pelihara" (Hadist).
Keseimbangan tampak jelas dalam menjaga kemakmuran di
ranah ini, “Rumah gadang gajah maharam, Lumbuang baririk di
halaman, Rangkiang tujuah sajaja, Sabuah si bayau-bayau,
Panenggang anak dagang lalu, Sabuah si Tinjau lauik, Birawati
lumbuang nan banyak, Makanan anak kamanakan. Manjilih ditapi
aie, Mardeso di paruik kanyang.
Hal ini seiring dengan bimbingan hadist Rasul SAW,
"Berbuatlah untuk hidup akhiratmu seolah-olah kamu akan mati
besok dan berbuatlah untuk hidup duniamu, seolah-olah akan
hidup selama-lamanya" (Hadist).
2. Kesadaran kepada luasnya bumi Allah.
Dianjurkan, jangan tetap tinggal terkurung dalam lingkungan
yang kecil.viii Diajarkan, bahwa Allah SWT telah menjadikan
bumi mudah untuk digunakan. Maka, berjalanlah di atas
permukaan bumi, makanlah dari rezekiNya, kepadaNya lah
tempat kamu kembali.
rãÏ±tFR$$sù ’Îû ÇÚö‘F{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$##(
?(#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè
"Maka berpencarlah kamu di atas bumi, dan carilah karunia
Allah dan (di samping itu) banyaklah ingat akan Allah, supaya
kamu mencapai kejayaan". (QS.62, Al Jumu'ah : 10).
Karatau madang dihulu babuah babungo balun. Marantau
buyuang dahulu dirumah paguno balun. Ditanamkan pentingnya
kehati-hatian “Ingek sa-balun kanai, Kulimek sa-balun abih, Ingek-
ingek nan ka-pai, Agak-agak nan ka-tingga”.

H. MAS’OED ABIDIN
8
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

3. Mencari nafkah dengan "usaha sendiri".


Memiliki jati diri, self help, mandiri dengan modal tulang
delapan kerat, dengan cara yang amat sederhana sekalipun, "lebih
terhormat", daripada meminta-minta dan menjadi beban orang lain.
Arahan syarak menyebutkan, "Kamu ambil seutas tali, dan
dengan itu kamu pergi kehutan belukar mencari kayu bakar untuk
dijual pencukupan nafkah bagi keluargamu, itu adalah lebih baik
bagimu dari pada berkeliling meminta-minta". (Hadist).
Membiarkan diri hidup dalam kemiskinan dengan tidak
berusaha adalah salah. "Kefakiran (kemiskinan) membawa orang
kepada kekufuran (keingkaran)" (Hadist).
4. Tawakkal dan bekerja dengan tidak boros.
Kerja merupakan unsur utama produksi untuk memenuhi hak
hidup, hak keluarga, dan masyarakat guna mendorong fungsi
produksi dalam mengoptimalkan sumberdaya insani yang
mengacu full employment.
Syarak (agama Islam) menghargai kerja sebelum menghargai
produknya, sehingga aktivitas produksi yang padat karya lebih
disenangi daripada padat modal, karena model ini lebih
memberdayakan produsen. Menjadi pengemis sangat dibenci.
Mencari dan berproduksi selalu diiringkan dengan tawakal.
Tawakkal bukan berarti "hanya menyerahkan nasib", dengan
tidak berbuat apa-apa, menunggu datangnya rezki dan takdir,
tanpa mau berusaha, atau bersikap fatalis, adalah satu kesalahan
besar. Jangan kamu menadahkan tangan dan berharap, "Wahai
Tuhanku, berilah aku rezeki, berilah aku rezeki", sedang kamu
tidak berikhtiar apa-apa. Langit tidak menurunkan hujan emas

H. MAS’OED ABIDIN
9
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

ataupun perak.ix Dan, "Bertawakkallah kamu, seperti burung itu


bertawakkal". Tak ada kebun tempat ia bertanam, tak ada pasar
tempat ia berdagang. Tetapi tak kurang, setiap pagi dia terbang
meninggalkan sarangnya dalam keadaan lapar, dan setiap sore dia
kembali dalam keadaan "kenyang".x
5. Kesadaran kepada ruang dan waktu,
Dorongan berproduksi dan menghasilkan sesuai syarak
(Islam) memiliki nilai tambah dengan adanya fungsi sosial.
Produksi yang Islami lebih mempertimbangkan keperluan
(needs) orang banyak, dibanding dengan mendapatkan keinginan
(wants), yang menjadi kesenangan bagi orang berdaya beli kuat.
Agama Islam membangkitkan kesadaran kepada ruang dan
waktu (space and time consciousness), kepada peredaran bumi,
bulan dan matahari, yang menyebabkan pertukaran malam dan
siang, dan pertukaran musim, yang memudahkan perhitungan
bulan dan tahun.
Menyia-nyiakan waktu, dengan pasti akan merugi. Maka,
kehidupan mesti diisi dengan amal berguna.xi
uZù=yèy_ur Ÿ@ø‹©9$# $U™$t7Ï9 -- $uZù=yèy_ur u‘$pk¨]9$#$
$V©$yètB
” dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami
jadikan siang untuk mencari penghidupan ” (QS.78, An Naba' :
10-11).
Malam itu disebut sebagai pakaian, karena malam itu gelap
menutupi jagat sebagai aian menutupi tubuh manusia.
6. Harus pandai mengendalikan diri.

H. MAS’OED ABIDIN
10
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Jangan melewati batas, dan berlebihan. Jangan boros.


ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä (#rä‹è{ ö/ä3tGt^ƒÎ— y‰ZÏã Èe@ä. 7‰Éfó¡tB
(#qè=à2ur (#qç/uŽõ°$#ur Ÿwur (#þqèùΎô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä†
tûüÏùΎô£ßJø9$#
"Wahai Bani Adam, ailah perhiasanmu, pada tiap-tiap
(kamu pergi) ke masjid (melakukan ibadah); dan makanlah dan
minumlah, dan jangan melampaui batas; sesungguhnya Dia
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". (QS..7, Al
A'raf : 31)
Manusia diharuskan berusaha membanting tulang dan
memeras otak, untuk mengambil sebanyak-banyak faedah dari
alam sekelilingnya, dan menikmatinya sambil mensyukurinya.
Tuntutan syar’i (syarak mangato adaik mamakai) adalah,
beribadah kepada Ilahi.
Manusia harus menjaga diri dari perbuatan yang melanggar
batas-batas kepatutan dan kepantasan, agar jangan terbawa
hanyut oleh materi dan hawa nafsu yang merusak. Satu bentuk
persembahan manusia kepada Maha Pencipta, yang menghendaki
keseimbangan antara kemajuan di bidang rohani dan jasmani.
Sikap hidup (attitude towards life) yang demikian, menjadi
sumber motivasi bagi kegiatan di bidang ekonomi.
Tujuan terutama untuk keperluan-keperluan jasmani
(material needs). Hasil nyata tergantung kepada dalam
dangkalnya sikap hidup tersebut berurat dalam jiwa, serta tingkat
kecerdasan yang dicapai, dan keadaan umum di mana mereka
berada.

H. MAS’OED ABIDIN
11
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Yang perlu dijaga ialah supaya dalam segala sesuatu harus


pandai mengendalikan diri, agar jangan melewati batas, dan
berlebihan.
“Ka lauik riak mahampeh, Ka karang rancam ma-aruih, Ka
pantai ombak mamacah. Jiko mangauik kameh-kameh, Jiko
mencancang, putuih – putuih, Lah salasai mangko-nyo sudah”.
Artinya bekerja sepenuh hati, dengan mengerahkan semua
potensi yang ada, tidak menyisakan kelalaian ataupun ke-
engganan. Tidak berhenti sebelum sampai, dan tidak berakhir
sebelum benar-benar sudah.
Adat Basandi Syarak
Sebelum Islam masuk ke Minangkabau, orang Minang
memanfaatkan alam sebagai sumber ajarannya. Mereka menggali
nilai-nilai yang diberikan alam. Ini diungkapkan dalam filsafat
orang Minangkabau alam takambang jadi guru.
Ketika agama Islam masuk, adat di Minangkabau secara
hakikinya tidak bertentangan dengan ajaran syarak dalam agama
Islam, karena alam yang telah dijadikan pedoman hidup
masyarakat Minangkabau adalah ciptaan Allah semata. Itulah
sebabnya ketika Islam masuk langsung diterima oleh orang
Minangkabau. Maka, kalaupun dalam sejarah, timbulnya Perang
Paderi tidak semata karena disebabkan pertentangan kaum adat
dan kaum agama (Islam), akan tetapi karena pemurnian ajaran
syarak di dalam pelaksanaan adat semata, sebagai akibat dari
amar makruf nahi munkar. Akan tetapi pemerintahan kolonial
Belanda, memakai peristiwa ini sebagai alat politik adu domba.

H. MAS’OED ABIDIN
12
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Namun pada tahun 1811 penguasa adat di Minangkabau,


yakni Sultan Begagarsyah mempermaklumkan perang bahu
membahu antara seluruh masyarakat anak nagari di
Minangkabau, melawan pemerintahan kolonial Belanda. Kaum
adat dan kaum agama menyatukan pendapat dalam pertemuan
pangulu tigo luhak beserta para ulamanya. Pertemuan ini
melahirkan Piagam Bukik Marapalam yang menegaskan bahwa
antara adat dan Islam tidak bertentangan.
Adat bapaneh, syarak balinduang.
Syarak mangato, adat mamakai.
Adat bapaneh, syarak balinduang maksudnya adat bagaikan
tubuh, agama sebagai jiwa. Antara tubuh dan jiwa tidak bisa
dipisahkan. Syarak mangato, adat mamakai maksudnya syarak
memberikan hukum dan syariat, adat mengamalkan apa yang
difatwakan agama. Kesimpulan piagam ini lazim disebut adat jo
syarak sanda-manyanda, kemudian lebih dikenal lagi dengan
adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

Kelarasan di Minangkabau
Laras (lareh) adalah dasar pemerintahan menurut adat
Minangkabau. Kelarasan adalah sistem pemerintahan menurut
adat Minangkabau. Ada dua kelarasan di Minangkabau, yaitu
Kelarasan Bodi Caniago dan Kelarasan Koto Piliang.

Bodi Caniago Koto Piliang

Dikembangkan dan Dikembangkan dan dipimpin

H. MAS’OED ABIDIN
13
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

dipimpin oleh Datuak oleh Datuak Katumangguangan


Parpatiah Nan Sabatang

Berdaulat pada Berpusat pada pimpinan,


rakyat, diungkapkan: diungkapkan:
putuih rundiangan dek nan babarih nan bapaek
sakato nan baukua nan bacoreng
rancak rundiangan titiak dari ateh, turun dari tanggo
disapakati tabujua lalu, tabalintang patah
kato surang dibulek-i
kato basamo kato
mufakat
saukua mako manjadi,
sasuai mako takanak
tuah dek sakato,
mulonyo rundiang
dimufakati
di lahia lah samo nyato,
di batin buliah diliek-i

Semboyannya Semboyannya titiak dari ateh


mambasuik dari bumi

Bersifat demokratis Bersifat otokratis

Pengambilan Pengambilan keputusan


keputusan berpedoman pada kebijaksanaan
mengutamakan kata dari atas. Segala bentuk keputusan
mufakat. Keputusan datangnya dari atas. Masyarakat

H. MAS’OED ABIDIN
14
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

diambil berdasarkan tinggal menerima apa yang telah


kesepakatan bersama, ditetapkan.
bukan hanya berasal dari
pimpinan saja, akan
tetapi masyarakatnya
ikut dilibatkan.

Penggantian gelar Penggantian gelar pusaka


pusaka secara hiduik secara mati batungkek budi, artinya
bakarelaan, artinya penghulu baru bisa diganti jika
penghulu bisa diganti sudah meninggal
jika sudah tidak mampu
lagi melaksanakan
tugasnya

Pewarisan gelar Pewarisan gelar disebut patah


disebut gadang bagilia, tumbuah hilang baganti, artinya
artinya gelar penghulu gelar penghulu harus tetap di pihak
boleh digilirkan pada mereka yang saparuik
kaum mereka walau (sekeluarga).
bukan saparuik, asalkan
melalui musyawarah adat

Rumah gadang Rumah gadang mempunyai


lantainya rata saja dari anjung pada lantai kiri dan kanan
ujung sampai pangkal

Menurut tambo, Menurut tambo, daerah


daerah kebesarannya: kebesarannya:

H. MAS’OED ABIDIN
15
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

 Tanjuang  Langgam Nan


Nan Ampek Tujuah
1. Tanjuang 1. Singkarak –
Alam Saningbaka
2. Tanjuang 2. Sulik Aia –
Sungayang Tanjuang Balik
3. Tanjuang 3. Padang
Barulak Gantiang
4. Tanjuang 4. Saruaso
Bingkuang 5. Labutan –
 Lubuak Nan Sungai Jambu
Tigo 6. Batipuah
1. Lubuak 7. Simawang –
Sikarah Bukik Kanduang
2. Lubuak  Basa Ampek Balai
Simauang 1. Sungai Tarab
3. Lubuak 2. Saruaso
Sipunai
3. Padang
Susunan kebesaran Gantiang
ini dinamakan Lareh
4. Sumaniak
Nan Bunta.
Susunan kebesaran ini
dinamakan Lareh Nan Panjang.

Kekuasaan penghulu Penghulunya bertingkat-


sama di nagari, disebut tingkat, disebut pucuak bulek, urek

H. MAS’OED ABIDIN
16
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

pucuak tagerai. tunggang. Tingkatannya adalah


panghulu pucuak, panghulu
kaampek suku, dan panghulu
andiko.

NAGARI SEBAGAI REPUBLIK-REPUBLIK KECIL.


Nagari-nagari di Minangkabau telah memenuhi unsur-unsur
suatu negara. Unsur-unsur Nagari adalah suku
(masyarakat/rakyat), wilayah, dan penghulu (pemerintahan),
serta kedaulatan (adaik salingka nagari).
Walaupun, struktur Nagari yang sebenarnya itu, sudah tidak
ditemukan lagi saat ini, namun Pemerintahan Nagari, harus
berupaya untuk membangun kembali struktur Nagari ini.
Menghidupkan suasana berpemerintahan Nagari yang di ikat
dalam satu PERDA tentang Pemerintahan Nagari mesti ditindak-
lanjuti dengan ;
 Membangun kembali masyarakat adat
Minangkabau, dengan cara mengeluarkan peraturan bagi
tiap suku untuk melengkapi kembali perangkat-
perangkatnya.
 Memilih Wali Nagari yang memiliki
kekuasaan sebagai penghulu adat di Nagari tersebut,
dengan kualifikasi keilmuan, kejujuran, kesetiaan kepada
negara, serta keahlian dalam pemerintahan.
 Melahirkan peraturan Nagari, ada
kewajiban bagi para perantau untuk membantu

H. MAS’OED ABIDIN
17
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

mengembangkan kampung halamannya melalui


sumbangan, bantuan, pemikiran dan lain, termasuk
penguatan perangkat pemerintahan Nagari.
Perlu dipahami, bahwa sesungguhnya nagari di
Minangkabau (Sumatera Barat) seakan sebuah republik kecil, ada
wilayah (ulayat/pusako), ada rakyat (suku), ada pemerintahan
(sako, penghulu), ada kedaulatan (adaik salingka nagari), yang
memiliki sistim demokrasi murni, pemerintahan sendiri, asset
sendiri, wilayah sendiri, perangkat masyarakat sendiri, sumber
penghasilan sendiri, bahkan hukum dan norma-norma adat
sendiri.
1. Nagari tumbuh dengan konsep tata ruang yang jelas.
Nagari di Minangkabau Ba-balerong (balai adat) tempat
musyawarah, ba-surau (musajik) tempat beribadah, ba-
gelanggang lapangan tempat rang mudo bermain, ba-tapian
tempat mandi, ba-pandam pekuburan, ba-sawah bapamatang, ba-
ladang babintalak, ba-korong bakampung, Basasok bajarami,
Bapandam bapakuburan, Balabuah batapian, Barumah
batanggo, Bakorong bakampuang, Basawah baladang, Babalai
bamusajik, sesuai dengan istilah-istilah yang lazim dan mungkin
berbeda penyebutannya pada setiap nagari.
Nagari di Minangkabau berada di dalam konsep tata ruang
yang jelas. Ba-balai (balairuang atau balai-balai adat) tempat
musyawarah dan menetapkan hukum dan aturan ;
“Balairuang tampek manghukum,
ba-aie janieh basayak landai,
aie janiah ikan-nyo jinak,

H. MAS’OED ABIDIN
18
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

hukum adie katonyo bana,


dandam agiae kasumaik putuih,
hukum jatuah sangketo sudah”.
Ba-musajik atau ba-surau tempat beribadah,
“Musajik tampek ba ibadah,
tampek balapa ba ma’ana,
tampek balaja al Quran 30 juz,
tampek mangaji sah jo batal”1,
Artinya ada pusat pembinaan ummat untuk menjalin
hubungan masyarakat yang baik (hablum-minan-naas) dan
terjamin pemeliharaan ibadah dengan Khalik (hablum minallah).
Adanya balairuang dan musajik (surau) menjadi lambang utama
terlaksananya hukum -- kedua lembaga – balairung dan mesjid –
ini merupakan dua badan hukum yang disebut dalam pepatah :
“Camin nan tidak kabuah, palito nan tidak padam” 2—di dalam
pemahaman “adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah.,
syara’ mangato adat nan kawi syara’ nan lazim”. Kedua lembaga
ini – balai adat dan surau – keberadaannya tidak dapat dipisah
dan dibeda-bedakan.
“Pariangan manjadi tampuak tangkai,

1
Memang di surau tidak ada yang dapat di cari benda-benda (materi),
kecuali hanya bekal ilmu, hikmah dan kepandaian-kepandaian untuk
mengharungi hidup di dunia ini, dan dalam mempersiapkan hidup di akhirat.
Sebagai terungkap di dalam Peribahasa Minangkabau, “bak batandang ka
surau”, karena memang surau tak berdapur (Anas Nafis, 1996:464 -Surau-2).
2
Dt.Rajo Pengulu, Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di
Minangkabau, 1994 : 62.

H. MAS’OED ABIDIN
19
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Pagarruyuang pusek Tanah Data,


Tigo Luhak rang mangatokan.
Adat jo syara’ jiko bacarai,
bakeh bagantuang nan lah sakah,
tampek bapijak nan lah taban”.
Apabila kedua sarana ini berperan sempurna, maka di
kelilingnya tampil kehidupan masyarakat yang berakhlaq
perangai terpuji dan mulia (akhlaqul-karimah) itu.
“Tasindorong jajak manurun,
tatukiak jajak mandaki,
adaik jo syara’ kok tasusun,
bumi sanang padi manjadi”.
Konsep tata-ruang ini adalah salah satu kekayaan budaya
yang sangat berharga di nagari dan bukti idealisme nilai budaya
di Minangkabau, termasuk di dalam mengelola kekayaan alam
dan pemanfaatan tanah ulayat.
Nan lorong tanami tabu, Nan tunggang tanami bambu, Nan
gurun buek kaparak, Nan bancah jadikan sawah, Nan munggu
pandam pakuburan, Nan gauang katabek ikan, Nan padang
kubangan kabau, Nan rawang ranangan itiak.
Tata ruang dalam masyarakat yang jelas itu memberikan
posisi kepada peran pengatur, pemelihara dan pendukung sistim
banagari yang telah disepakati terdiri dari orang ampek jinih,

H. MAS’OED ABIDIN
20
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

yakni ninik mamak3, alim ulama4, cerdik pandai5, urang mudo6,


bundo kanduang7.
Dengan demikian, terlihat bahwa nagari di Minangkabau
tidak hanya sebatas pengertian ulayat hukum adat namun yang
lebih mengedepan dan paling utama adalah wilayah kesepakatan
antar berbagai komponen masyarakat didalam nagari itu.
Spiritnya adalah
a. kebersamaan (sa-ciok bak ayam sa-danciang
bak basi), ditemukan dalam pepatah “Anggang jo kekek
cari makan, Tabang ka pantai kaduo nyo, Panjang jo
singkek pa uleh kan, mako nyo sampai nan di cito.”
b. keterpaduan (barek sa-pikua ringan sa-jinjiang)
atau “Adat hiduik tolong manolong, Adat mati janguak
man janguak, Adat isi bari mam-bari, Adat tidak salang
ma-nyalang”. Basalang tenggang, artinya saling
meringankan dengan kesediaan memberikan pinjaman

3
Penghulu pada setiap suku, yang sering juga disebut ninik mamak
nan gadang basa batuah, atau nan di amba gadang, nan di junjung tinggi,
sebagai suatu legitimasi masyarakat nan di lewakan.
4
Bisa juga disebut dengan panggilan urang siak, tuanku, bilal, katib
nagari atau imam suku, dll dalam peran dan fungsinya sebagai urang surau
pemimpin agama Islam. Gelaran ini lebih menekankan kepada pemeranan
fungsi ditengah denyut nadi kehidupan masyarakat (anak nagari).
5
Bisa saja terdiri dari anak nagari yang menjabat jabatan
pemerintahan, para ilmuan, perguruan tinggi, hartawan, dermawan.
6
Para remaja, angkatan muda, yang dijuluki dengan nan capek kaki
ringan tangan, nan ka disuruah di sarayo.
7
Kalangan ibu-ibu, yang sesungguhnya ditangan mereka terletak
garis keturunan dalam sistim matrilinineal dan masih berlaku hingga saat ini.

H. MAS’OED ABIDIN
21
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

atau dukungan terhadap kehidupan dan “Karajo baiak ba-


imbau-an, Karajo buruak bahambau-an”.
c. musyawarah (bulek aie dek pambuluah, bulek
kato dek mupakat), dalam kerangka “Senteng ba-bilai,
Singkek ba-uleh, Ba-tuka ba-anjak, Barubah ba-sapo”
d. keimanan kepada Allah SWT sebagai pengikat
spirit tersebut dengan menjiwai sunnatullah dalam setiap
gerak melalui pengenalan kepada alam keliling.
“Panggiriak pisau sirauik, Patungkek batang
lintabuang, Satitiak jadikan lauik, Sakapa jadikan
gunuang, Alam takambang jadikan guru ”.
e. kecintaan ke nagari adalah perekat yang sudah
dibentuk oleh perjalanan waktu dan pengalaman sejarah 8.
Menjaga dari pada melewati batas-batas yang patut dan pantas,
jangan terbawa hanyut materi dan hawa nafsu yang merusak. Suatu
bentuk persembahan manusia kepada Maha Pencipta, menghendaki
keseimbangan antara kemajuan dibidang rohani dan jasmani. “Jiko
mangaji dari alif, Jiko babilang dari aso, Jiko naiak dari
janjang, Jiko turun dari tango”.

Pemahaman Adat Minangkabau Terhadap Nilai-Nilai


ABSSBK.
Nilai-nilai Adat Basandi Syarak di kelompokkan menjadi
enam kelompok yaitu:
8
Bukti kecintaan kenagari ini banyak terbaca dalam ungkapan-
ungkapan pepatah hujan ameh dirantau urang hujang batu dinagari awak,
tatungkuik samo makan tanah tatilantang samo mahiruik ambun.

H. MAS’OED ABIDIN
22
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

(1) Nilai ketuhanan Yang Maha Esa,


(2) Nilai kemanusiaan,
(3) Nilai persatuan dan kesatuan,
(4) Nilai demokrasi dan musyawarah,
(5) Nilai budi pekerti dan raso pareso,
(6) Nilai sosial kemasyarakatan.

Dasar pikiran yang berhubungan dengan nilai-nilai, yaitu


nilai ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan dan persatuan,
musyawarah dan demokrasi, serta nilai-nilai sosial
kemasyarakatan di antaranya adalah :
1. NILAI-NILAI KETUHANAN YANG MAHA ESA
Nilai-nilai ketuhanan dalam adat dikategorikan dalam bidal
yang meliputi:
a. Si Amat mandi di luhak, parigi bapaga bilah, samo dipaga
kaduonyo, adat basandi syarak, syarak basandi kitabbullah,
sanda manyanda kaduonyo.Artinya, “ menjaga adat yang
Islami”
b. Pangulu tagak di pintu adat, malin tagak di pintu syarak,
manti tagak di pintu susah, dubalang tagak di pintu mati.
“ pembagian tugas yang baik, sesuai fungsi
masing-masing, mesti bekerja dengan
professional.”
a. Indak dapek sarimpang padi, batuang
dibalah ka paraku, indak dapek bakandak hati,
kandak Allah nan balaku.

H. MAS’OED ABIDIN
23
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“selalu berusaha, dinamis, tidak


berputus asa, (rencana di tangan manusia
keputusan di tangan Allah SWT).”
b. Limbago jalan batampuah, itu nan hutang
ninik mamak, sarugo dek iman taguah, narako dek
laku awak.
“kuat beramal karya yang baik, jauhi
maksiyat.”
c. Jiko bilal alah maimbau, sado karajo
dibarantian, sumbahyang bakaum kito daulu.
“menghidupkan surau, menjaga
ibadah masyarakat, jamaah yang
kuat dan memajukan pendidikan
agama dengan baik,”
d. Jiko urang Islam indak bazakat, harato
kumuah diri sansaro.
“zakat kekuatan membangun umat,
menghindar dari harta yang kotor, menjauhi
korupsi.”
e. Kasudahan adat ka balairung, kasudahan
dunia ka akhirat, salah ka Tuhan minta taubat, salah
ka manusia minta maaf.
“(menyesali kesahalan, mohon ampunan
atas kesahalan, dan berjanji tidak akan
melakukan lagi)”

H. MAS’OED ABIDIN
24
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

f. Tadorong jajak manurun, tatukiak jajak


mandaki. Adat jo syarak kok tasusun, bumi sanang
padi manjadi.
“ menjaga pelaksanaan adat dan agama selalu
berjalan seiring”.
Nilai-nilai Adat dalam Syarak
Nilai-nilai ketuhanan dalam syarak meliputi beberapa aspek
nilai di antaranya ;
a. Mengabdi hanya kepada Allah
Allah Swt. berfirman:
)57 :‫وما خلقت الجن واالنس اال ليعبدون (الذريت‬
“Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin
dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
(adz-Zariyat: 56)
‫وما امر االليعبدوا هللا مخلصين له الدين حنفاء ويقموا الصلوة ويؤتوا‬
)5 :‫الذكوة وذلك دين القيمة (البينة‬
“Pada hal tidak diperintahkan mereka,
melainkan supaya mereka menyembah Allah dengan
mengikhlaskan agama karena-Nya dengan menjauhi
kesesatan, dan (supaya) mereka mendirikan shalat dan
memberi zakat, karena yang demikian itulah agama
yang lurus”. (al-Bayinah: 5)
b. Tunduk dan patuh hanya kepada Allah.
Allah berfirman:
‫يايها الذين امنوا اطيعوا هللا ورسوله والتولوا عنه وانتم تسمعون‬
)20 :‫(االنفال‬

H. MAS’OED ABIDIN
25
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“Wahai ummat yang beriman, taatlah kamu


kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berpaling dari padanya, padahal kamu mendengar”. (al-
Anfal: 20)
‫ومن يطع هللا والرسول فاولئك مع الذين انعم هللا عليهم من النبيين‬
)6 :‫والصديقين والشهداء والصالحين وحسن اولئك رفيقا (الناس‬
“Karena siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-
Nya maka mereka itu adalah beserta ummat yang Allah
beri nikmat atasnya, dari Nabi-Nabi, Shiddiqin, Syuhada
dan Shalihin dan alangkah baiknya mereka ini sebagai
sahabat karib”. (an-Nisa: 69)
c. Berserah diri kepada ketentuan Allah.
Allah berfirman:
‫وعسى ان تكرهوا شيئا خيرلكم وعسى ان تحبوا شيئا وهو شر لكم‬
)216 :‫وهللا يعلم وانتم التعلمون (البقرة‬
“ Mungkin kamu benci kepada sesuatu, padahal
ia itu satu kebaikan bagi kamu, dan mungkin kamu suka
akan sesuatu tapi ia tidak baik kamu, dan Allah itu Maha
Mengetahui dan kamu tidak mengetahuinya”. (al-
Baqarah: 216)
:‫(البقرة‬ ‫الذين إذا اصابتهم مصيبة قالوا انا هللا وانا اليه راجعون‬
)157
“Yang apabila terjadi terhadap mereka suatu
kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami ini
milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami
akan kembali”. (al-Baqarah: 156)

H. MAS’OED ABIDIN
26
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

d. Bersyukur kepada Allah


Allah berfirman
‫واذا تأذن ربكم لئن شكرتم الزيدنكم ولئن كفرتم ان عذابى لشديد‬
)7 :‫(ابراهيم‬
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan kamu memberi tahu
jika kamu berterima kasih niscaya Aku akan tambah
nikmat bagi kamu, bila kamu tidak bersyukur akan
nikmat maka azab-Ku itu sangat pedih”. (Ibrahim: 6-7)
e. Ikhlas menerima keputusan Allah.
‫ولو انهم رضوا ما اتهم هللا ورسوله وقالوا حسبنا هللا سيؤتينا هللا من‬
)59 :‫فضله ورسوله انا إلى هللا راغبون (التوبة‬
“Dan alangkah baiknya jika mereka ridha dengan
apa yang Allah dan Rasul-Nya berikan kepada mereka,
sambil mereka berkata: cukuplah Allah bagi kami,
sesungguhnya Allah dan rasul-Nya akan beri kepada
kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami mencintai Allah”.
(al-Taubah: 59)
‫كتب هللا مقا د ير الخال ئق قبل ان يخلق السموات واالرض‬
)‫بخمسين الف سنه (رواه مسلم‬
“Allah telah menentukan kepastian/ketetapan
terhadap semua makhluk-Nya sebelum Allah menciptakan
langit dan bumi 50.000 tahun”. (HR. Muslim)
f. Penuh harap kepada Allah
Allah berfirman:
‫وا ما تعرضن عنهم ابتعاء رحمة من ربك ترجوها فقل لهم‬
)28 :‫قوالميسورا (بني اسرائيل‬

H. MAS’OED ABIDIN
27
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“Dan jika engkau berpaling dari mereka, karena


mengharapkan (menunggu) rahmat dari Tuhanmu, yang
engkau harapkan, maka berkatalah kepada mereka
dengan ucapan yang lemah lembut”. (bani Isra’il: 28)
‫من كان يرجوا لقاء هللا فان اجل هللا رات وهو السميع عليم‬
)5 :‫(العنكبوت‬
“Siapa saja yang mengharapkan pertemuan
(dengan) Allah, maka sesungguhnya waktu (perjanjian)
Allah akan datang, dan Dia yang Mendengar, yang
Mengetahui”. (al-Ankabut: 5)
‫ان الذين امنوا والذين هاجروا وجاهدوا فى سبيل هللا اولئك يرجون‬
)218 :‫رحمت هللا وهللا غفور رحيم (البقرة‬
“Sesungguhnya ummat yang beriman dan berhijrah
serta bekerja keras (berjihad) di jalan Allah, mereka itu
(ummat yang) berharap rahmat Allah dan Allah itu
Pengampun, Penyayang”. (al-Baqarah: 218)
g. Takut dengan rasa tunduk dan patuh
‫انما يعمر مساجد هللا من أ من باهلل واليوم األ خر واقام الصلوة واتى‬
:‫(االتوبة‬ ‫الزكوة ولم يخسى اال هللا فعسى اولئك ان يكونوا من المهتدين‬
)18
“Sesungguhnya ummat yang memakmurkan masjid
Allah ummat yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian dan mendirikan shalat dan membayarkan
zakat. Maka Allahlah yang lebih berhak kamu takuti, jika
memang kamu ummat yang beriman”. (al-Taubah: 13
)44 :‫فال تخشوا الناس واخشون والتشتروا بأ يا تي ثمنا قليال (المائدة‬

H. MAS’OED ABIDIN
28
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“Janganlah kamu takut kepada manusia tetapi


takutlah kepada-Ku (Allah) dan janganlah kamu jual
ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah (sedikit)”. (al-
Maidah: 44)
)28 :‫امنا يخشى هللا من عباده العلماؤا … (فاطر‬
“Tidak ada yang takut kepada Allah dari hamba-
hamba-Nya kecuali ulama (berilmu)”. (Fathir: 28)
h. Takut terhadap siksaan Allah
Allah Berfirman:
‫ان في ذلك الية لمن خاف عذاب االخرة ذلك يوم تجموع له الناس‬
)103 :‫وذلك يوم مشهود … (هود‬
“Sesungguhnya di dalam itu ada tanda bagi orang
yang takut kepada azab akhirat: ialah hari yang
dikumpulkan padanya manusia dan ialah hari yang akan
disaksikan”. (Hud: 103)
‫كمثل الشيطن اذ قال لال نسان اكفر فلما كفر قال اني بريء منك‬
)16 :‫انى اخاف هللا رب العالمين … (الحشر‬
seperti syetan tatkala )Mereka adalah (“
berkata kepada mereka: kufurlah setelah manusia
itu kufur, ia berkata: Aku berlepas diri dari
padamu, karena sesungguhnya aku takut kepada
Allah Tuhan bagi alam semesta”. (al-Hasyr: 16)
i. Berdo’a memohon pertolongan Allah.
Allah berfirman:
‫واذا سألك عبادي عنى فانى قريب أ جيب دعوة الداع إذا دعان‬
)186 :‫(البقرة‬ ‫فليستجبوا لى وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون‬

H. MAS’OED ABIDIN
29
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu


tentang aku, maka katakanlah bahwa Aku dekat (hampir),
Aku akan …
)60 :‫(المؤمن‬ ‫وقال ربكم ادعونى استجب لكم‬
“Dan telah berkata Tuhan kamu: berdoalah kepada-
Ku, niscaya Aku kabulkan doa untukmu”. (al-mukmin:
60)
)180 :‫(االعراف‬ ‫وهلل االسماء الحسنى فادعوه بها‬
“Dan bagi Allah nama-nama yang baik, oleh karena
itu berdo’alah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama
itu”. (al-A’raf: 180)
)106 :‫(يونس‬ ‫وال تدع من دون هللا ماال ينفعك وال يضرك‬
“Jangan kamu berdo’a kepada selain Allah, yang
tidak bisa memberi manfaat kepadamu dan tidak bisa
memudarakan (membahayakan)”. (Yunus: 106)
j. Cinta dengan penuh harap kepada Allah.
Allah berfirman:
)8-7 :‫(االنشراح‬ ‫فإ ذا فرغت فانصب وإ لى ربك فارغب‬
“Lantaran itu, apabila kamu telah selesai
mengerjakan sesuatu tugas maka kerjakanlah tugas baru
dengan baik. Dan kepada Tuhanmu maka hendaklah
kamu berharap dengan rasa cinta”. (al-Insyirah: 7-8)
)32 :‫(القلم‬ ‫عسى ربنا أ ن يبدلنا خيرا منها إ نا إلى ربنا راغبون‬
“Mudah-mudahan Tuhan kita mengganti untuk kita
(kebun) yang lebih baik dari pada itu. Sesungguhnya

H. MAS’OED ABIDIN
30
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

kepada Tuhan kitalah kita berpegang baik”. (al-Qarim:


32)

Dalam adat diungkapkan “indak dapek salendang pagi,


ambiak galah ka paraku, indak dapek bakandak hati, kandak
Allah juo nan balaku”.
Bahwa bimbingan syarak berlaku dalam adat, disebutkan:
“kasudahan dunia ka akhirat, kasudahan adat ka balairung,
syarak ka ganti nyawa, adat ka ganti tubuah”.
1. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
Nilai-nilai kemanusiaan ini dinyatakan dalam adat meliputi:
a) Duduak samo randah, tagak samo tinggi, duduak
sahamparan, tagak sapamatang.
“menjaga kesetaraan dalam
bermasyarakat.”
b) Sasakik sasanang, sahino samalu, sabarek
sapikua.
”peduli dan solidaritas mesti dipelihara.”
c) Kaba baiak bahimbauan, kaba buruak
bahambauan.
“setia kawan, dengan pengertian
membagi berita baik kepada semua
orang.”
d) Nan ketek dikasihi, nan samo gadang lawan
baiyo, nan tuo dihormati. Nan bungkuak ka tangkai
bajak, nan luruih ka tangkai sapu, satampok ka papan

H. MAS’OED ABIDIN
31
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

tuai, nan ketek ka pasak suntiang, panarahan ka kayu


api.
“santun dan hormat terhadap
orang yang lebih tua, memungsikan
semua elemen masyarakat yang ada.”
e) Kok gadang jan malendo, panjang jan malindih,
cadiak jan manjua.
“berbuat sesuai dengan aturan
yang berlaku, cerdik tidak
memakan lawan.”
f) Nan buto paambuih lasuang, nan pakak palapeh
badia, nan lumpuah pangajuik ayam, nan binguang
pangakok karajo, nan cadiak lawan baiyo, nan pandai
tampek batanyo, nan tahu tampek baguru, nan kayo
tampek batenggang, nan bagak ka parik paga dalam
nagari.
“memberikan tugas sesuai dengan
kemampuan, menghargai sesama.”
Nilai-nilai kemanusiaan dinyatakan dalam syarak :
a. Kewajiban untuk menghargai persamaan
(egaliter)
Allah berfirman:
‫يايها الناس إ نا خلفناكم من ذكر وأ نثى وجعلنكم شعوبا وقبا ئل لتعارفوا إ‬
)13 :‫الحجرات‬ .‫ إ ن هللا عليم خبير‬،‫ن أ كرمكم عند هللا أ تقاكم‬
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang perempuan dan menjadikan kamu

H. MAS’OED ABIDIN
32
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling


kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha mengenal”. (al-Hujurat: 12)
b. Menghormati persamaan manusia lain.
Sabda rasulullah
‫(رواه‬ ‫ليس المسلم بالطعان وال اللعان وال الفاحش وال البذئ‬
)‫الترمذي‬
Tidaklah termasuk muslim apabila bersikap penohok,
pelaknat, sikap kejam dan pencaci (HR. Tirmidzi)
c. Mencintai sesama saudara muslim
‫ال يؤمن أ حدكم حتى يحب أل خيه ما يحب لنفسه (رواه البخارى‬
)‫ومسلم‬
Tidaklah dikatakan seorang muslim, sehingga dia
menyenangi apa yang disenangi oleh saudaranya,
sebagaimana dia menyenangi apa yang disenanginya
(HR. Bukari Muslim)
d. Pandai berterima kasih
Sabda rasulullah
)‫(ابو داود واحمد‬ ‫ال يشكر هللا من ال يشكر الناس‬
Tidak dapat bersukur kepada Allah orang yang tidak
pernah berterima kasih atas kebaikan orang lain (HR.
Abu Daud dan Ahmad
e. Memenuhi janji
Allah berfirman

H. MAS’OED ABIDIN
33
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

‫وأ فوا بعهد هللا إذا عاهدتم وال تنقضوا األيمان بعد توكيدها وقد جعلتم‬
)91 :‫(النحل‬ ‫هللا عليكم كفيال إ ن هللا يعلم ما تفعلون‬
Dan penuhilah janji-janji tatkala kamu berjanji, dan
janganlah kamu mengingkari itu sebab kamu telah
menjadikan Allah sebagai pemelihara. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (al-
Nahl: 91).
f. Tidak boleh mengejek dan meremehkan orang
lain
Firman Allah:
‫يأ يها الذين أ منوا ال يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم‬
)11 :‫(الحجرات‬
Janganlah kamu mengejek atau merendahkan diri
orang lain, saudara atau teman dekatmu dengan
membicarakan kekurangan atau membuka aib dan
cacatnya, atau menjulukinya sampai menyakitkan
hatinya, sesungguhnya perbuatan demikian adalah sikap
yang tercela.
g. Tidak mencari kesalahan
Allah berfirman:
‫وال يغتب بعضكم بعضا أيحب أ حدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا‬
)12 :‫فكرهتموه (الحجرات‬
Dan janganlah mengumpat atau menceritakan
kesalahan sebagian dari kamu terhadap sebagian yang
lain, sukakah kamu memakan daging saudaramu yang

H. MAS’OED ABIDIN
34
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

sudah menjadi bangkai, sedangkan kamu membencinya


(al-Hujurat: 12)
h. Bergaul baik dengan menjaga persaudaraan
dan persatuan
Allah berfirman
‫إ نما المؤمنون إ خوة فأ صلحوا بين أخويكم واتقوا هللا لعلكم ترحمون‬
.)10 :‫(الحجرات‬
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat (al-Hujurat: 10).
i. Tidak boleh sombong
)19 :‫وال تمشى في األ رض مرحا … (لقمان‬
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini
dengan sombong (Lukman: 18)
2. NILAI-NILAI PERSATUAN DAN KESATUAN
Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam adat
a. Tagak kampuang paga kampuang, tagak
suku paga suku, tagak banagari paga nagari
“ menjaga persatuan dan
bersama membangun nagari,
sesuatu itu harus dimunculkan dari
bawah. “
b. Satinggi-tinggi tabang bangau,
kumbalinyo ka kubangan juo, hujan ameh di rantau

H. MAS’OED ABIDIN
35
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

urang, hujan batu di kampuang awak, kampuang


halaman tatap dikana juo
“ ada tempat kembali, semua akan kembali
ke asal ”
c. Jauh bajalan banyak diliek, lamo hiduik
banyak dirasoi
“ cari pengalaman yang baik “
d. Malu tak dapek dibagi, suku tak dapek
diasak, raso ayia ka pamatang, raso minyak ka
kuali
“ suku tidak dapat ditukar “
e. Takajuik urang tagampa awak, kaba baiak
bahimbauan, kaba buruak bahambauwan
“ selalu berbuat baik menyatu dengan
lingkungan di mana berada “
f. Banabu-nabu bak cubadak, baruang-
ruang bak durian, nan tangkainyo hanya sabuah,
nan batangnyo hanyo satu, saikek umpamo lidi,
sarumpun umpamo sarai, satandan umpamo
pinang, sakabek umpamo siriah.
“ tidak boleh berpecah belah, jauhi silang
sengketa “
g. elok di ambiak jo mupakat, buruak di
buang jo etongan
“ utamakan musyawarah “

H. MAS’OED ABIDIN
36
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

h. randah tak dapek dilangkahi tinggi tak


dapek dipanjek.
“ keputusan musyawarah mengikat “
i. bersilang kayu dalam tungku sinan nasi
mangko masak, dengan tepat dan benar.
“ perbedaan pendapat tidak boleh membawa
perpecahan “

Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam syarat


meliputi:
a. Bersatu tidak boleh bercerai-cerai
.‫يأ يها الذين أ منوا إ تقوا هللا حق تقاته وال تموتن إال وأ نتم مسلمون‬
‫ واذكروا نعمت هللا عليكم إذ كنتم‬،‫واعتصموا بحيبل هللا جميعا وال تفرقوا‬
‫ وكنتم على شفا حفرة من‬،‫أعداء فأ لف بين قلوبكم فأ صبحتم بنعمته إخوانا‬
‫(ال‬ ‫ كذلك يبين هللا لكم أ ياته لعلكم تهتدون‬،‫النار فأ نقذ كم منها‬
.)103-102 :‫عمران‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan jangan
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah
diri kepada Allah dan berpegang teguhlah kamu
semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu
bercerai-cerai dan ingatlah akan nikmat Allah kepada
kalian ketika kamu dulu bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hati kamu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara (QS. Ali
Imran; 102-103).

H. MAS’OED ABIDIN
37
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

b. Orang yang beriman ibarat sebuat


bangunan
Sabda Rasulullah saw
)‫(رواه البخارى ومسلم‬ ‫أ لمؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا‬
Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, bagi
suatu bangunan yang menopang satu bagian terhadap
bagian lainnya (HR. Bukhri dan Muslim.
Firman Allah SWT
‫ضربت عليهم الذلة أ ين ما ثقفوا إال بحبل من هللا وحبل من الناس‬
‫ ذلك بأ انهم كانوا يكفرون بأ‬،‫وبأؤ بغضب من هللا وضربت عليهم المسكنة‬
‫ ذلك بما عصوا وكانوا يعتدون (ال‬،‫يات هللا ويقتلون األ ابياء بغير حق‬
.)112 :‫عمران‬
Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali
(agama) Allah dan tlai (perjanjian) dengan manusia, dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan
mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena
mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para
nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas (QS.
Ali Imran: 112).
3. Nilai-nilai Demokrasi dan Musyawarah
Nilai-nilai demokrasi dan musyawarah dalam adat
meliputi beberapa aspek

H. MAS’OED ABIDIN
38
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

a. Bulek aia ka pambuluah, bulek kato ka


mufakek, bulek dapek digolongkan, pipiah buliah
dilayangkan.
“Taat pada kesepakatan hasil
musyawarah”
b. Kato nan banyak dari bawah, banyak
indak buliah dibuang, saketek indak buliah
disimpan.
“ Peranan masyarakat
berpatisipasi, mulai dari lapisan
terendah, kedudukannya sama dalam
hukum “
d. Kamanakan barajo ka mamak, mamak
barajo ka pangulu, pangulu barajo ka mufakek,
mufakek barajo ka nan bana, bana badiri
sandirinya, manuruik alua jo patuik.
” taati hukum dan aturan yang berlaku “
e. Pikia palito hati, tanang hulu bicaro,
aniang saribu aka, dek saba bana mandating
“ sebelum berbuat lakukan
penelitian dan kaji segala
kemungkinan, sebab dan akibat
dari satu perbuatan “
f. Suri tagantuang batanuni, luak taganang
nan basawuak, kayu batakuak barabahkan, janji
babuek batapati.

H. MAS’OED ABIDIN
39
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“tetapi janji, lakukan sesuatu menurut


patut dan pantas “
g. Duduak basamo balapang-lapang, duduak
surang basampik-sampik, kato surang babulati,
kato basamo dipaiyokan
“ bina kerukunan bersama “
h. Baiyo-iyo jo adiak, batido-tido jo kakak,
elok diambiak jo mufakek, buruak dibuang jo
etongan.
“ teguhkan persaudaraan, kembangkan
dialog “
i. Sabalik bapaga kawek, randah tak dapek
dilangkahi, tinggi tak dapek dipanjek.
“ hidup mesti berperaturan, tidak boleh
berbuat seenak diri sendiri “
j. Galugua buah galugua, tumbuah
sarumpun jo puluik-puluik, badampiang jo batang
jarak, basilang kayu dalam tungku, sinan nasi nasi
mangko masak.
“tidak perlu cemas ubtuk
berbeda pendapat, perbedaan tidak
menimbulkan perselisihan, di sini
terdapat dinamika hidup”
k. Saukua mangko manjadi, sasuai mangko
takana, nan bana kato saiyo, nan rajo kato mufakek

H. MAS’OED ABIDIN
40
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“ permusyawaratan perwakilan, teguh


melaksanakan kesepakatan “
Nilai-nilai demokrasi dan musyawarah di dalam syarak
meliputi beberapa aspek yang jelas dalam tata cara melaksanakan
musyawarah serta perilaku ini, akan menguatkan pelaksanaan
ABS-SBK, di antaranya ;
Firman Allah SWT
‫ ولو كنت فظا غليظ القلب النفضوا من‬،‫فبما رحمة من هللا لنت لهم‬
‫ فاعف عنهم واستغفرلهم وشاورهم فى االمر فإ ذا عزمت فتوكل‬،‫حولك‬
.)159 :‫(ال عمران‬ ‫ إ ن هللا يحب المتوكلين‬،‫على هللا‬
Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah ia menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya
(QS. Ali Imran: 159).
Firman Allah SWT
.)38 :‫… وأمرهم شورى بينهم ومما رزقناهم ينفقون (الشورى‬
“…Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan
sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”
(QS. Al-Syura: 38).
Sabda Rasulullah SAW

H. MAS’OED ABIDIN
41
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

‫ما خاب من اتخار وال ندم من اشتشار‬


Tidak akan gagal orang yang mengerjakan
istikharah dan tidak pula menyesal orang yang
melakukan musyawarah
Sabda Rasulullah
‫المستشار مؤتمن‬
“Orang-orang yang melakukan musyawarah akan
tentram (aman)”

4. NILAI-NILAI AKHLAK / BUDI PEKERTI


Nilai-nilai budi pekerti / akhlak dalam adat meliputi:
a. Nan kuriak kundi, nan merah sago, nan bayiak
budi, nan indah baso
“Budi pekerti dan bahasa sopan santun
diperlukan “
b. Satali pambali kumayan, sakupang pambali
katayo, sakali lancuang ka ujian, salamo hiduik urang
tak picayo

c. Batanyo lapeh arak, barundiang sudah makan


d. Raso dibaok nayiak, pareso dibaok turun
“memikirkan akibat sebelum berbuat”
e. Sulaman manjalo todak, naiak sampan turun
parahu, punyo padoman ambo tidak, angin bakisa ambo
tau

H. MAS’OED ABIDIN
42
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“ selalu mempergunakan akal sehat


sebelum berbuat “
f. Bajalan paliharo kaki, bakato paliharo lidah
“hati-hati selalu”
g. Pisang ameh baok balayia, masak sabuah di
dalam peti, utang ameh dapek dibayia, utang budi dibaok
mati.
“selalu berbuat baik, hidup
dengan berjasa dan pandai
membalas jasa“
h. Dek ribuik rabahlah padi, dicupak Datuak
Tumangguang, jikok hiduik indak babudi, duduak tagak
ka mari tangguang.
“ tidak melupakan tata kerama bergaul
menurut adat dan agama “

Nilai-nilai budi pekerti dan akhlak dalam syarak sangat


banyak ditemukan:
Firman Allah SWT
‫ فمن يكفر بالطاغوت‬،‫ قد تبين الرشد من الغي‬،‫ال إ كراه في الدين‬
‫ وهللا سميع عليم‬،‫ويؤمن باهلل فقد إ ستمسك بالعروة الوثقى ال انفصام لها‬
)256 :‫(البقرة‬
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada
jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar

H. MAS’OED ABIDIN
43
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka


sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah:
256)
Firman Allah SWT
‫هو الذي خلقكم فمنكم كا فر ومنكم مؤمن وهللا بما تعملون بصير‬
)2 :‫(التغابون‬
Dialah yang menciptakan kamu, maka diantara
kamu ada yang kafir dan diantaramu ada yang beriman.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS.
Al-Taghabun: 2)
Firman Allah SWT
‫ ربنا ال‬،‫ لها ما كسبت وعليها ما ا كتسبت‬،‫ال يكلف هللا نفسا إ ال وسعها‬
‫ ربنا وال تحمل علينا إ صرا كما حملته على‬،‫تؤخذنا إ ن نسينا أو اخطأنا‬
،‫ واغفرلنا‬،‫ واعف عنا‬،‫ ربنا وال تحملنا ما ال طقة لنا به‬،‫الذين من قبلنا‬
.)286 :‫ انت مولنا فانصرنا على القوم الكفرين (البقرة‬،‫وارحمنا‬
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya, (mereka berdoa):
ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami

H. MAS’OED ABIDIN
44
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami dan


rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum kafir (QS. Al-Baqarah:
286).
Sabda Rasulullah SAW
)‫(رواه البخارى‬ ‫يسروا وال تعسروا وبشروا وال تنفروا‬
Permudahlah jangan mempersulit dan
gembirakanlah jangan menakut-nakuti (HR. Bukari).

5. NILAI-NILAI SOSIAL KEMASYARAKATAN


Nilai-nilai sosial kemasyarakatan adat dan syarak meliputi
antara lain
a. Nan buto pahambuih lasuang, nan
lumpuah pengajuik ayam, nan pakak palatuih badia
“ fungsi ham asasi manusia “
b. Barek samo dipikua, ringan samo
dijinjiang, nan barek makanan bahu, nan ringan
makanan jinjiang.
“ suka bergotong royong, memelihara
kerja sama “
c. Takajuik urang tagampa awak, kaba baiak
bahimbauan, kaba buruak bahambauan.
“sifat tolong menolong “
d. Bungka ameh manahan asah, ameh batua
manahan uji, kato batua manahan sudi, hukum
batuah manahan bandiang.

H. MAS’OED ABIDIN
45
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“ kualitas, ekonomi, professional,


menegakkan nilai-nilai keadilan “
e. Nan tak untuak jan diambiak, nan bakeh
yo diunyi, turuik alua nan luruih, tampuah jalan
nan pasa
“menjaga keseimbangn antara hak dan
kewajiban “
f. Sawahlah diagiah pamatang, ladanglah
diagiah bamintalak, lah tantu hinggo jo batehnya,
lah tahu rueh jo buku
“mematuhi aturan yang ada “
g. Ketek taraja-raja, gadang tarubah tidak,
lah tuo jadi parangai.
“ Pendidikan di rumah tangga
tentang perilaku dan budi pekerti
sangat penting. Menanamkan perilaku
bertanggung jawab
sejak kecil ”
h. Kato sapatah dipikiri, jalan salangkah ma
adok suruik
“ Hati-hati dalam berucap dan
bertindak memikirkan hal yang
akan disampaikan sebelum
berbicara “
i. Syarak mangato, adat mamakai, syarak
mandaki, adat manurun

H. MAS’OED ABIDIN
46
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

“ Ketetapan syarak dipakai


dalam adat, perjalanan adat
penghulu seiring dengan ulama “
j. Sasakik sasanang, sahino samalu, nan ado
samo dimakan, kok indak samo ditahan, barek
samo dipikua, ringan samo dijinjiang. Ka bukik
samo mandaki, ka lurah samo manurun,
tatilungkuik samo makan tanah, talilantang samo
makan angin.
“ Rasa kebersamaan, gotong royong
wajib ditumbuhkan di tengah masyarakat
Minangkabau (Sumbar), menggerakkan
potensi moril materil, untuk membangun
nagari, dan menghapus kemiskinan”
Nilai-nilai sosial kemasyarakatan dalam syarak sebagai
berikut:
a. Saling tolong menolong
Firman Allah SWT
)2 :‫تعاونوا على البر واتقوا وال تعاونوا على االثم والعدوان (المائدة‬
Saling tolong menolonglah kamu dalam kebaikan
dan takwa dan janganlah kamu tolong menolong berbuat
dosa dan permusuhan (QS. Al-Maidah: 2).
Sabda Rasulullah SAW
)‫(رواه البخارى‬ ‫انصر اخاك ظالما أو مظلوما‬
Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang
dizalimi (HR. Bukari)

H. MAS’OED ABIDIN
47
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Sabda Rasulullah
‫ليس منا من لم يرحم صغيرنا ولم يعرف حق كبيرنا (رواه ابو داود‬
)‫وترمذى‬
Tidak termasuk umatku orang yang tidak mengasihi
generasi muda dan tidak menghormati orang tua (HR.
Abu Daud dan Tirmizi).
Sabda Rasulullah
‫تحجزة من ظلمه فذلك نصره‬
“Hindarkanlah atau cegahlah dia dari bertindak
aniaya itulah cara menolongnya”
b. Tidak boleh memisahkan diri dari masyarakat
(jama’ah)
)‫(رواه ترميذ‬ ‫وعليكم بالجمعة فمن شذ شذ في النار‬
Kamu harus hidup dalam jama’ah siapa saja yang
mengasingkan diri dari jama’ah, dia akan menyendiri
masuk ke dalam api neraka (HR. Tirmizi).
c. Waspada dan menjaga keselamatan bersama
Allah berfirman
.)25 :‫(االنفال‬ ‫وتقوا فتنة ال تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة‬
Takutlah kamu kepada fitnah yang tidak hanya
menimpa kepada orang yang zalim saja (QS. al-Anfal:
25)
Allah SWT berfirman
)3 :‫(العصر‬ ‫وتواصوا بالحق وتواصو بالصبر‬

H. MAS’OED ABIDIN
48
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Saling menasehatilah tentang kebenaran dan saling


menasehatilah dengan kesabaran (al-Ashr: 3)
Sabda Rasulullah SAW
)‫(رواه البخارى‬ ‫إذا استنصح احدكم اخاه فالينصح له‬
Jika kamu dimintai nasehat oleh salah seorang
saudaramu, maka berikanlah nasehatmu kepadanya (HR.
Bukhari)
Sabda Rasulullah SAW:
‫ة‬ºº‫وله والم‬ºº‫ه ولرس‬ºº‫ هلل ولكتاب‬:‫ال‬ºº‫ فق‬:‫ال‬ºº‫ئل لمن؟ فق‬ºº‫يحة س‬ºº‫دين النص‬ºº‫ال‬
‫المسلمين عامتهم‬
Agama itu nasehat, kemudian ditanyakan kepada
beliau, bagi siapa nasehat itu? Rasulullah menjawab:
bagi Allah, bagi kitab-kitabnya, bagi rasulnya, bagi para
pemimpin muslim, dan jama’ah pada umumnya (HR.
Muslim)
d. Berlomba mencapai kebaikan
Allah SWT berfirman
)146 :‫فاستبقوا الخيرات … (البقرة‬
Dan saling berlombalah kamu untuk berbuat
kebaikan di mana kamu berada (QS. al-Baqarah: 146)
Sabda Rasulullah SAW
‫ق‬º‫اس بخل‬ºº‫الق الن‬º‫ا وخ‬ºº‫نة تمحه‬ºº‫اتق هللا حيث ما كنت واتبع السيئة الحس‬
)‫حسن (رواه الحاكم والترمذي‬
Bertakwalah selalu kepada Allah dimana saja kamu
berada, dan iringilah selalu perbuatan salahmu dengan
kebaikan, semoga dapat terhapus kesalahan tersebut, dan

H. MAS’OED ABIDIN
49
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

pergaulilah manusia dengan selalu bersikap ikhlas


(terpuji). (HR. Hakim dan Tarmizi).
e. Tidak boleh mencela dan menghina
Allah SWT berfirman
‫يايها الذين امنوا ال يسخر قوم من قوم عسى ان يكونوا خيرا منهم‬
‫وال نساء من نساء عسى ان يكن خيرا منهن وال تلمزوا انفسكم‬
‫وال تنابزوا بااللقاب بئس االسم الفسوق بعد االيمان‬
.)11 :‫(الحجرات‬ ‫ومن لم يتب فاولئك هم الظلمون‬
Wahai umat yang beriman, janganlah hendaknya
terjadi suatu kaum menghina kaum yang lainnya, boleh
jadi yang dihina ternyata lebih baik keadaannya
daripada yang menghina. Demikian juga janganlah para
wanita itu menghina kelompok wanita yang lainnya,
karena boleh jadi wanita yang dicela itu lebih baik dari
yang mencela. Janganlah saling mencerca dan janganlah
berolok-olok dengan sebutan-sebutan yang jelek.
Seburuk-buruk sebutan fasik sesudah orang itu beriman
(al-Hujurat: 11).
f. Menepati janji
Firman Allah SWT:
)1 :‫(المائدة‬ ‫يايها الذين امنوا اوفوا بالعقود‬
Wahai umat yang beriman, penuhilah selalu janji-
janjimu (QS. al-Maidah: 1)
Firman Allah SWT:
)177 :‫البقرة‬ ‫والموفون بعهدهم إذا عاهدوا‬

H. MAS’OED ABIDIN
50
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Dan orang-orang yang selalu menyempurnakan


janji-janjinya, jika ia membuat perjanjian (QS. al-
Baqarah: 177)
g. Bersikap adil
Allah SWT berfirman:
)29 :‫(البقرة‬ ‫قل امر ربي بالقسط‬
Katakanlah: telah memerintahkan Tuhanku agar
berbuat adil (QS. al-A’raf: 29)
Allah SWT berfirman:
‫يايها الذين امنوا كونوا قوامين هلل شهداء بالقسط وال يجرمنكم شنان قوم‬
.)8 :‫على اال تعدلوا اعدلوا هو اقرب للتقوى ان هللا خبير بما تعملون (المائدة‬
Wahai umat yang beriman, hendaklah kamu menjadi
manusia yang lurus karena Allah dan menjadi saksi, dan
janganlah kebencian atas suatu kaum menyebabkan
kamu tidak adil. Berlaku adilah kamu, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa (kebaktian). Bertakwalah kamu
kepada Allah, karena sesungguhnya Allah amat
mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. al-
Maidah: 8).
Allah SWT berfirman:
)199 :‫خذ العفو وأمر بالمعرف واعرض عن الجاهلين (االعراف‬
Berilah maaf dan anjurkanlah orang untuk berbuat
adil dan hindarilah pergaulan dengan orang-orang
bodoh (kecuali untuk mendidik mereka). (QS. al-A’raf:
199)
Sabda Rasulullah SAW:

H. MAS’OED ABIDIN
51
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

‫اتق هللا حيث ما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق‬
)‫حسن (رواه الحاكم والترمذي‬
Bertakwalah selalu kepada Allah dimana saja kamu
berada, dan iringilah selalu perbuatan salahmu dengan
kebaikan, semoga dapat terhapus kesalahan tersebut, dan
pergaulilah manusia dengan selalu bersikap ikhlas
(terpuji) (HR. al-Hakim dan Tirmizi).
h. Tidak boleh bermusuh-musuhan
Rasulullah SAW bersabda:
‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه‬:‫عن ابى هريرة رضى هللا عنه قال‬
‫ ال تحاسدوا وال تباغضوا وال تجسسوا وال تسسو وال تناجشوا وكونوا‬:‫وسلم‬
.)‫عبد هللا اخوانا (متفق عليه‬
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW
bersabda; janganlah kamu saling mendengki, saling
membenci, saling mencari kesalahan yang lain, saling
mengumpat dan jangan pula saling menipu. Tetapi
jadilah kam hamba-hamba Allah penuh persaudaraan
(HR. Bukhari dan Muslim).
Sabda Rasulullah SAW
)‫(رواه بخارى ومسلم‬ ‫سباب المسلم لسوق وقتاله كفر‬
Mencerca seorang muslim adalah fasiq, dan
membunuh seorang muslim adalah kufur (HR. Bukhri dan
Muslim)
Sabda Rasulullah SAW:
)‫(رواه البخارى‬ ‫انصر اخاك ظالما أو مظلوما‬

H. MAS’OED ABIDIN
52
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang


dizalimi (HR. Bukhari).
Sabda Rasulullah:
‫و‬ºº‫(رواه اب‬ ‫ا‬ºº‫ق كبيرن‬ºº‫رف ح‬ºº‫ليس منا من لم يرحم صغيرنا ولم يع‬
.)‫داود وترميذي‬
Tidak termasuk umatku orang yang tidak mengasihi
generasi muda dan tidak menghormati orang tua (HR.
Abu Daud dan Tirmizi)
Sabda Rasulullah:
‫تحجزه من ظلمه فذلك نصره‬
Hindarkanlah atau cegahlah dia dari bertindak
aniaya itulah cara menolongnya.
Sabda Rasulullah:
)‫المسلم اخو المسلم ال يظلمه وال يخذ له (رواه ابو داود‬
Seorang muslim adalah saudara muslim yang
lainnya, karena itu tidak menganiaya saudaranya, tidak
merendahkan derajatnya dan tidak menanggapinya
sepele dan hina (HR. Abu Daud).
i. Tidak boleh bermarahan.
Rasulullah SAW bersabda:
‫ال يحل لمسليم ان يهجر اخاه فوق ثالث‬
Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan
saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari (HR.
Bukari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Muwatha’ dan
Ahmad).

H. MAS’OED ABIDIN
53
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Allah SWT berfirman:


‫يايها الذين امنوا كونوا قوامين هلل شهداء بالقسط وال تجر منكم شنان‬
‫قوم على اال تعدلوا اعدلوا هو اقرب للتقوى ان هللا خير بما تعملون‬
)8 :‫(المائدة‬
Wahai umat yang beriman, hendaklah kamu menjadi
manusia yang lurus karena Allah dan menjadi saksi dan
janganlah kebencian atas suatu kaum menyebabkan
kamu tidak adil. Berlaku adillah kamu, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa (kebaktian). Bertakwalah kamu
kepada Allah, karena sesungguhnya Allah amat
mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. al-
Maidah: 8).
Allah SWT berfirman:
.)199 :‫(االعراف‬ ‫خذ العفو وأمر بالعرف واعرض عن الجاهلين‬
Berilah maaf dan anjurkanlah orang untuk berbuat
adil dan hindarilah pergaulan dengan orang-orang
bodoh (kecuali untuk mendidik mereka).

2. HUBUNGAN KERABAT DI MINANGKABAU BERLANGSUNG


HARMONIS DAN TERJAGA BAIK.
Hal tersebut terjadi karena perasaan kekeluargaan dan
perasaan malu kalau tidak membina hubungan dengan
keluarganya dengan baik. Seseorang akan dihargai oleh

H. MAS’OED ABIDIN
54
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

sukunya atau keluarganya apabila ia berhasil menyatu


dengan kaumnya dan tidak membuat malu kaummya.
Hubungan kekerabatan masyarakat Minangkabau yang
kompleks senantiasa dijaga dengan baik oleh ninik mamak
dan penghulu di Nagari. Seseorang akan dianggap ada apabila
ia berhasil menjadi sosok yang diperlukan di kaumnya dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kelompoknya.
Nilai-nilai ideal dalam kehidupan yang mesti dihidupkan
terus dalam menata kehidupan bernagari, antara lain adalah,
1) rasa memiliki bersama,
2) kesadaran terhadap hak milik,
3) kesadaran terhadap suatu ikatan,
4) kesediaan untuk pengabdian,
5) dampak positif dari satu ikatan perkawinan,
seperti mengurangi sifat-sifat buruk turunan serta
mempererat mata rantai antar kaum.
Pembangunan Nagari-nagari harus memakai pola
keseimbangan dan pemerataan. Peningkatan usaha ekonomi
masyarakat Nagari dipacu dengan mengkaji potensi Nagari.
Pemberdayaan koperasi syariah di nagari menjadi
semakin strategis untuk mendukung peningkatan
produktivitas, penyediaan lapangan kerja yang lebih luas, dan
peningkatan pendapatan bagi masyarakat di nagari, terutama
keluarga miskin.
Dalam rangka peningkatan efektivitas penanggulangan
kemiskinan dan mendukung peningkatan pendapatan

H. MAS’OED ABIDIN
55
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

masyarakat berpendapatan rendah, maka penguatan usaha


koperasi diutamakan untuk mendorong pertumbuhan yang
berpihak pada rakyat miskin, di nagari-nagari antaranya ;
a) memperluas jangkauan dan kapasitas
pelayanan lembaga koperasi dalam pola syariah (bagi
hasil),
b) memberdayakan kaum perempuan (bundo
kanduang) sebagai pengusaha dan penghasil barang
kerajinan yang laku di pasar,
c) meningkatkan kemampuan dalam aspek
manajemen dan teknis produksi anak nagari,
d) pembinaan sentra-sentra produksi tradisional
dan usaha ekonomi produktif lainnya di perdesaan
dan daerah terpencil.
Koperasi anak nagari yang bergerak di bidang jasa
keuangan, mirip dengan perbankan syariah dalam skala lebih
kecil, dan meliputi anak nagari, atau berbasis suku di nagari
sebagai anggota koperasi. Dalam pembiayaan syariah,
mudharabah mempunyai implementasi spesifik, di mana ada
trust financing, yang diberikan kepada usaha anggota (anak
nagari) yang sudah teruji memegang amanah, dengan kelola
yang baik, sehingga terhindar dari merugikan satu dan
lainnya, serta risiko dapat ditanggung bersama secara adil,
oleh sesama anggota koperasi syariah, akhirnya seluruh
keuntungan dan kerugian akan dibagi sesuai nilai penyertaan.
Selain kegiatan koperasi jasa keuangan, anak nagari juga
diperkenankan menjalankan kegiatan pengumpulan dan

H. MAS’OED ABIDIN
56
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah termasuk wakaf


dengan pengelolaan yang terpisah, untuk kepentingan
pembangunan anak nagari sesuai dengan ketentuan syarak.
Mungkin ada Nagari yang lebih baik ekonomi
masyarakatnya (seperti, Rao-Rao, Situmbuak, Sumaniak, Limo
Koum, Padang Gontiang, Lintau, Batipuah, Pandai Sikek),
namun ada pula Nagari yang miskin (seperti Atar, Rambatan,
Tanjuang Ameh, Saruaso, Padang Lua dan Tanjuang Alam).
Pengalokasian dana hendaknya berimbang.
Kekekrabatan dapat dijaga oleh ninik mamak dan
penghulu yang dihimpun dalam KAN;
a) dibalut dengan satu sistem
pandangan banagari,
b) cinta kepada Nagari yang sama
dipunyai,
c) kegiatan pembangunan yang
dipersamakan.
3. Kembali Berpemerintahan Nagari
Semestinya kembali kenagari harus dipahami peran
lembaga tungku tigo sajarangan yang tampak dalam badan
musyawarah nagari dan kerapatan negari. Prinsip
musyawarah adalah pondasi mendasar dan utama dari adat
basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Kembali kenagari haruslah bermula dengan kesediaan
untuk rujuk kepada hukum adat (norma yang berlaku di

H. MAS’OED ABIDIN
57
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

nagari) dan kesetiaan melaksanakan hukum positf (undang-


undang negara).
Muara pertama terdapat pada supra struktur
pemerintahan nagari, dimana kepala pemerintahan negari
(kepala negari) akan berperan sebagai kepala pemerintahan
di nagari dan juga pimpinan adat.
Sebagai kepala pemerintahan terendah dinagari memiliki
hirarki yang jelas dengan pemerintahan diatasnya
(kecamatan atau kabupaten). Sebagai kepala adat harus
berurat kebawah yakni berada ditengah komunitas dan
pemahaman serta perilaku adat istiadat yang dijunjung tinggi
anak nagari (adat salingka nagari). Minangkabau tetap
bersatu, tetapi tidak bisa disatukan.
Muara kedua, dukungan masyarakat adat (kesepakatan
tungku tigo sajarangan yang terdiri dari ninik mamak, alim
ulama, cadiak pandai, bundo kanduang dan kalangan rang
mudo), dan mendapat dukungan dalam satu tatanan sistim
pemerintahan (perundang-undangan).
Anak nagari sangat berkepentingan dalam merumuskan
nagarinya. Konsepnya tumbuh dari akar nagari itu sendiri,
bukanlah suatu pemberian dari luar.
“ Lah masak padi 'rang singkarak, masaknyo
batangkai-tangkai, satangkai jarang nan mudo, Kabek
sabalik buhus sintak, Jaranglah urang nan ma-ungkai, Tibo
nan punyo rarak sajo.”
Artinya diperlukan orang-orang yang ahli dibidangnya
untuk menatap setiap perubahan peradaban yang tengah

H. MAS’OED ABIDIN
58
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

berlaku. Hal ini perlu dipahami supaya jangan tersua seperti


kata orang “ibarat mengajar kuda memakan dedak”.
Masyarakat nagari sesungguhnya tidak terdiri dari satu
keturunan (suku) saja tetapi terdiri dari beberapa suku yang
pada asal muasalnya berdatangan dari berbagai daerah asal
di sekeliling ranah bundo.
Sungguhpun berbeda, namun mereka dapat bersatu
dalam satu kaedah hinggok mancangkam tabang basitumpu
atau hinggok mencari suku dan tabang mencari ibu.
Hiyu bali balanak bali, ikan panjang bali dahulu.
Ibu cari dunsanak cari, induak samang cari
dahulu.
Yang datang dihargai dan masyarakat yang menanti
sangat pula di hormati.
Dima bumi di pijak, di sinan langik di
junjuang,
di situ adaik bapakai.
Disini tampak satu bentuk perilaku duduk samo randah
tagak samo tinggi, sebagai prinsip egaliter di Minangkabau.

4. NAGARI, SATU SISTEM PEMERINTAHAN


TERENDAH, DALAM STRUKTUR MASYARAKAT
MINANGKABAU,
Sifatnya multi dimensi dan multi fungsi. Nagari mempunyai
aspek formal dan informal. Secara formal dia adalah bahagian

H. MAS’OED ABIDIN
59
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

yang integral dari pemerintahan nasional. Secara informal dia


adalah unit kesatuan adat dan budaya Minangkabau.
Wilayah Nagari adalah suatu aset dalam pemerintahan
Nagari. Pemerintahan Nagari harus fokus menyiasati babaliak ka
Nagari sebagai suatu sistim berpemerintahan dan melaksanakan
kehidupan anak Nagari dalam tatanan adaik basandi syarak,
syarak basandi Kitabullah. Analisis Nagari yang paling utama
adalah pemerintahan. Bagaimana Nagari diatur dan dibangun.
Nagari adalah plural, bukan single, perbedaan sistem Nagari
tersebut membuat setiap Nagari mempunyai dinamika tersendiri.
Dari sisi adatnya, adaik salingka nagari.
5. KONSEP PEMERINTAHAN HARUS MAMPU MENAUNGI
MASYARAKAT.
Pemerintahan Nagari dibingkai undang-undang Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Implementasinya di tingkat
Kabupaten, ada Perda tentang Pemerintahan Nagari. Dalam
pelaksanaan pemerintahan di tingkat Nagari, hubungan harus
berdasarkan adat.
Maka, adat harus benar-benar dikuasai oleh semua aparat
pemerintahan Nagari. Adat tidak semata sebagai kekayaan sains
(ilmu pengetahuan) ke-Minangkabau-an. Adat harus dapat
dilaksanakan dalam kehidupan dan hubungan bermasyarakat.
Termasuk dalam sosialisasi kebijakan pemerintahan, sesuai
dengan perkembangan zaman dan pemanfaatan teknologi yang
maju, seperti musyawarah dalam perwujudan demokrasi,
penyediaan peluang bagi semua anak Nagari sebagai perwujudan
dari hak asasi manusia.

H. MAS’OED ABIDIN
60
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

6. HAKIKAT BERPEMERINTAHAN NAGARI ADALAH


MEMATUHI UNDANG-UNDANG NEGARA.
Pemerintahan Nagari dapat menghidupkan jati diri
kehidupan beradat di Nagari. Kebanggaan orang dalam banagari
adalah lahirnya kepeloporan dalam berbagai bidang. Nagari itu
dinamis, senantiasa berubah, dan wajib di antisipasi dengan
musyawarah anak Nagari yang dikuatkan oleh Wali Nagari.
Setiap pemekaran, berpedoman kepada pandangan adat dalam
Nagari. Nilai kepemimpinan Wali Nagari adalah putra terbaik
dan penghulu. Pemilihannya dengan mengindahkan kesetaraan
dan keterwakilan.
Nilai kesetaraaan dan keterwakilan dari ninik mamak, alim
ulama,cadiak pandai dan tokoh – tokoh adat di dalam Nagari,
mesti diperhitungkan dengan cermat. Urusan Nagari adalah
urusan bersama seluruh warga masyarakat Nagari. Bukan hanya
urusan yang muda-muda atau urusan yang tua-tua. Bukan pula
urusan ninik mamak semata.
Kerjasama antara generasi, muda dan tua, cerdik dan pandai,
sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
Nagari.
a) BADAN MUSYAWARAH NAGARI, DIPILIH ANAK
NAGARI,
Semestinya menjadi perwujudan dari tali tigo sapilin, tungku
tigo sajarangan. Implementasinya, terlihat dalam pemahaman
adat. Nagari, akan menjadi pelopor di dalam melaksanakan adat
Minangkabau yang berfalsafah Adaik basandi Syarak, Syarak
basandi Kitabullah.

H. MAS’OED ABIDIN
61
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

BAMUS Nagari adalah bentuk perwujudan dari prinsip


demokrasi dalam berpemerintahan, semacam badan legislatif
tingkat Nagari, untuk melaksanakan pemerintahan Nagari
bersama-sama Wali Nagari (Kepala Nagari). Maka, yang akan
duduk di dalam BAMUS Nagari, semestinya hanya beragama
Islam. Karena, tidak dapat disebut Minangkabau jika tidak
beragama dengan Islam. Keberadaan BAMUS menjadi bagian
upaya mengembalikan unsur adat ke hakikatnya.
Mengaktualisasikan fungsi dan peran tungku tigo
sajarangan, melalui keteladanan, terutama dalam pelaksananan
agama dan adat. Satu bentuk otonomi penuh pada Nagari untuk
mengatur rumah tangga Nagari dengan berpedoman pada
peraturan yang ada.
Wali Nagari bersama tokoh masyarakat dalam BAMUS akan
menyusun program-program pembangunan Nagari
b) KEBERADAAN KERAPATAN ADAT NAGARI
HARUSLAH JELAS.
KAN di tingkat Nagari adalah badan otonom yang
ditetapkan oleh anak Nagari, terikat kaum dalam Nagari, dan
memegang asal usul serta kewenangan ulayat Nagari.
Keanggotaan KAN seluruhnya terdiri dari penghulu di Nagari,
bagian dari tungku tigo sajarangan, dimuliakan oleh anak Nagari,
disebut nan gadang basa batuah.
Pertanyaannya, apakah semua anggota KAN terikat dengan
LKAAM (satu organisasi masyarakat yang berjenjang dari
tingkat provinsi)?

H. MAS’OED ABIDIN
62
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Apakah KAN menjadi bagian dari BAMUS Nagari atau


berdiri sendiri ?. Jalan terbaik adalah menjadikan KAN sebagai
bagian dari BAMUS Nagari. Sewajarnya, tampak nyata
hubungan antara adat dan pemerintahan di tingkat Nagari. Saling
topang menopang dan serasi. Melalui BAMUS Nagari,
diharapkan dapat menggerakkan kembali peran dan fungsi ninik
mamak, yang selama ini tidak optimal berperan membangun
Nagari, yang disebabkan :
 Kurangnya figure penghulu dan pemangku adat
yang sudah banyak merantau.
 Kurangnya pengkaderan ninik mamak untuk
memimpin Nagari.
Semestinya, BAMUS Nagari menjadi upaya mambangkik
batang tarandam di tengah pesatnya kemajuan bidang teknologi.
Masalah asal usul dari keanggotaan BAMUS di Nagari, adalah
hal yang perlu dipertimbangkan. Termasuk menginventarisir
asset, dan permasalahan Nagari dengan data base Nagari. Kalau
bisa dipertajam, inilah prinsip demokrasi yang murni dan otoritas
masyarakat yang sangat independen.
Langkah Penting adalah,
1. Menguasai informasi substansial
2. Mendukung pemerintahan yang menerapkan low-
enforcment
3. Memperkuat kesatuan dan Persatuan di nagari-
nagari
4. Muaranya adalah ketahanan masyarakat dan
ketahanan diri.

H. MAS’OED ABIDIN
63
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Dimulai dengan apa yang ada. Yang ada ialah kekayaan alam
dan potensi yang terpendam dalam unsur manusia. Selangkah demi
selangkah. Karena itu masyarakat Minangkabau yang beradat dan
beragama selalu dalam hidupnya diingatkan untuk mengenang
hidup sebelum mati dan hidup sesudah hidup ini (dibalik mati) itu.
Sesuai dengan peringatan Ilahi.
çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷ƒy‰tƒ ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz¼
¼çmtRqÝàxÿøts† ô`ÏB ̍øBr& «!$# 3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/
4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#u‘r& ª!$# 5Qöqs)Î/
#[äþqߙ Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur
“ bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.” (QS.13, Ar Ra’du : 11).
Tugas kembali kenagari, sesungguhnya adalah, menggali
kembali potensi dan asset nagari, dengan memanggil potensi
yang ada dalam unsur manusia di nagari.
Kemudian observasinya dipertajam, daya pikirnya
ditingkatkan, daya geraknya didinamiskan , daya ciptanya
diperhalus, daya kemauannya dibangkitkan, dengan
menumbuhkan atau mengembalikan kepercayaan kepada diri
sendiri.

H. MAS’OED ABIDIN
64
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Handak kayo badikik-dikik, Handak tuah batabua urai,


Handak mulia tapek-i janji, Handak luruih rantangkan tali,
Handak buliah kuat mancari, Handak namo tinggakan jaso,
Handak pandai rajin balaja. Dek sakato mangkonyo ado, Dek
sakutu mangkonyo maju, Dek ameh mangkonyo kameh, Dek padi
mangkonyo manjadi.
C. DIPERLUKAN KERJA KERAS,
1. Meningkatkan Mutu SDM anak nagari,
2. Memperkuat Potensi yang sudah ada melalui
program utama,
a. menumbuhkan SDM Negari yang sehat
dengan gizi cukup,
b. meningkatkan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi (terutama terapan),
c. mengokohkan pemahaman agama, sehingga
anak negari menjadi sehat rohani,
d. menjaga terlaksananya dengan baik norma-
norma adat, sehingga anak nagari menjadi masyarakat
beradat yang beragama (Islam).
3. Menggali potensi SDA yang ada di nagari, yang
diselaraskan dengan perkembangan global yang tengah
berlaku,
4. Memperkuat ketahanan ekonomi rakyat.
Membangun kesejahteraan bertitik tolak pada pembinaan
unsur manusianya.

H. MAS’OED ABIDIN
65
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Dari self help (menolong diri sendiri) kepada mutual help,


tolong-menolong, sebagai puncak budaya adat basandi syarak,
syarak basandi kitabullah. Dalam rangka pembagian pekerjaan,
ber-ta'awun sesuai dengan anjuran Islam, "Bantu membantu,
ta'awun, mutual help dalam rangka pembagian pekerjaan (division
of labour) menurut keahlian masing-masing ini, akan mempercepat
proses produksi, dan mempertinggi mutu, yang dihasilkan. Itulah
taraf ihsan yang hendak di capai.
5. Memperindah nagari dengan menumbuhkan
percontohan-percontohan di nagari, yang tidak hanya
bercirikan ekonomi tetapi indikator lebih utama kepada
moral adat “nan kuriak kundi, nan sirah sago, nan baik
budi nan indah baso”
6. Mengefisienkan organisasi pemerintahan nagari
dengan reposisi (dudukkan kembali komponen masyarakat
pada posisinya sebagai subyek di nagari) dan
refungsionisasi (pemeranan fungsi-fungsi elemen
masyarakat).
7. Memperkuat SDM bertujuan membentuk
masyarakat beradat dan beragama sebagai suatu identitas
yang tidak dapat ditolak dalam kembali kenagari.
Satu konsepsi tata cara hidup, sistem sosial dalam "iklim
adat basandi syara' syara' basandi Kitabullah", dalam rangka
pembinan negara dan bangsa kita keseluruhannya. Yakni untuk
melaksanakan Firman Ilahi;
Æ÷tGö/$#ur !$yJ‹Ïù š9t?#uä ª!$# u‘#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys?
y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u‹÷R‘‰9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šø‹s9Î) (

H. MAS’OED ABIDIN
66
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# ’Îû ÇÚö‘F{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä†


tûïωšøÿßJø9$#
"Berbuat baiklah kamu (kepada sesama makhluk)
sebagaimana Allah berbuat baik terhadapmu sendiri (yakni
berbuat baik tanpa harapkan balasan). (QS.28, Al Qashash : 77)
Kekuatan moral yang dimiliki, ialah menanamkan "nawaitu"
dalam diri anak nagari,
“Latiak-latiak tabang ka Pinang, Hinggok di Pinang
duo-duo, Satitiak aie dalam piriang, Sinan bamain ikan
rayo.”
Teranglah sudah, bagi setiap orang yang secara serius ingin
berjuang di bidang pembangunan masyarakat nagari pasti akan
menemui disini iklim yang subur, bila pandai menggunakannya
dengan tepat. Mengabaikan adat dan syarak ini, adalah satu
kerugian, karena berarti mengabaikan satu partner "yang amat
berguna" dalam pembangunan masyarakat nagari dan negara.

Pengamatan dalam Pengamalan Nilai-Nilai Adat


Basandi Syarak
Pauh IX, di Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat.
Nagari Pauh IX penduduknya berasal dari pendatang dari
daerah Saniang Baka dan Muaro Paneh. Di Nagari Pauh IX
terdapat beberapa suku yaitu Koto, Sikumbang, Melayu,
Tanjung, Jambak, Caniago, dan Guci. Kelengkapan NMPA
Minangkabau yang ada disini adalah: penghulu, nan tuo,
pandito adat (malin) dan rang basako (dubalang).

H. MAS’OED ABIDIN
67
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Sistem pewarisan pemangku adat terjadi bila seorang


penghulu meninggal dunia. Hal ini sesuai dengan mamangan
yang berbunyi: “Sileh baju tanah tasirah di kuburan”.
Pemikiran pengganti penghulu yang meninggal melalui sistem
pewarisan yang disebut, gadang balega cayo batimbang,
kalupuak pakai memakai malatakkan parmato di kapuaknyo”.
Ada juga dengan cara “Iduik bakarilaan mati batungkek budi”.
Maksudnya jika usia tidak mengizinkan lagi maka dapat
ditunjuk penggantinya melalui musyawarah kaum atau suku.
Kanagarian Pariangan, di Kecamatan Pariangan,
Kebupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat. Nagari
Pariangan mempunyai ninik mamak nan salapan dan suku
nan salapan, adalah: 1) Datuk Sinaro, suku Piliang, 2) Datu
Basar, suku Koto, 3) Datuk Tinaro, suku Dalimo Panjang, 5)
Datu Kayo, suku Pisang, 6) Datuk Suri Dirajo, suku Dalimo
Singkek, 7) Datuk Marajo Japang, suku Piliang Laweh, 8)
Datuk Tan Bijo, suku Sikumbang. Di samping ninik mamak
nan salapan sebagai pimpinan adat, ada Tuangku nan
barampek sebagai pimpinan syarak, yaitu ; 1) Tuangku
Piliang jo Malayu, Panjang jo Piliang, Laweh, dan 4) Tuanku
Dalimo Singkek jo Sikumbang. Sedangkan pimpinan tertinggi
menurut adat dan syarak di kenagarian Pariangan adalah:
“Bandaro Kayo” sebagai tampuak tangkai alam Minangkabau.
Nilai-Nilai Ketuhanan. Pemahaman nilai-nilai ketuhanan
masyarakat Nagari Pauh IX Padang masih tampak dalam
penggunaan Masjid. Sebagian besar masyarakat Nagari Pauh
IX beragama Islam. Masjid digunakan oleh masyarakat Nagari
Pauh IX Padang untuk pelaksanaan ibadah sholat setiap waktu

H. MAS’OED ABIDIN
68
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

(Shubuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan Isya). Jumlah mereka


yang menggunakannya tidaklah banyak. Masjid di Nagari
Pauh IX selain digunakan untuk ibadah sholat juga digunakan
untuk pendidikan Islaminya masyarakat sekitarnya. Selain itu,
di masjid juga digunakan untuk pelaksanaan MTQ dan
Khatam Quran, dan untuk pelaksanaan ijab Qabul (nikah).
Disamping masjid juga ada banyak mushalla, yang
digunakan oleh sebagian besar masyarakat untuk pelaksanaan
ibadah sholat lima waktu (wajib), sholat Tarwih saat bulan
puasa. Hampir di setiap nagari di Pauh IX memiliki surau.
Bahkan setiap komplek memilikinya. Bila dibandingkan
jumlahnya, mushalla lebih banyak daripada masjid. Selain
tempat ibadah sholat, mushalla juga digunakan untuk
pelaksanaan pendidikan Islami.
Saat-saat situasi azan beberapa anggota masyarakat usia
lanjut pergi ke masjid dan surau untuk melaksanakan ibadah
sholat. Namun, jumlah jamaah yang paling banyak adalah saat
sholat Magrib dan Isya.
Pengamalan keagamaan dalam ABSSBK di Kenagarian
Pariangan Tanah Datar, masih jauh dari harapan. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah penduduk yang melaksanakan shalat
berjama’ah di masjid. Pada umumnya yang melaksanakan
shalat berjama’ah adalah kaum ibu yang sudah tua-tua.
Sementara para remaja lebih senang nongkrong di kedai-kedai
sekitar masjid saat azan berkumandang, sedang kaum bapak
sibuk dengan pekerjaannya. Begitu juga mushalla-mushalla
yang ada di Kanagarian Pariangan kurang dimanfaatkan untuk
pembinaan pendidikan anak, bahkan ada mushalla yang tidak

H. MAS’OED ABIDIN
69
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

dimanfaatkan sama sekali. Akan tetapi dalam pembayaran


zakat dan zakat fitrah masyarakat melaksanakan dengan
sepenuhnya.
Nilai-Nilai Kemanusiaan. Pemahaman masyarakat
Nagari Pauh IX terhadap nilai-nilai kemanusiaan terlihat pada
hari baik dan hari buruk. Filosofi adat yang berbunyi “kaba
bayiak bahimbauan, kaba buruak bahambauan” masih terlihat
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat acara kematian,
mereka selalu melakukan “tagak payuang” sebagai lambang
duka. Masyarakat sekitarnya ikut mendatangi rumah yang
ditimpa musibah (manjanguak). Hari berikutnya, masyarakat
juga masih mendatangi rumah yang berduka untuk
menyumbangkan “kaji” (mangaji di rumah yang kemalangan,
yaitu membacakan yasin secara bersama-sama) sebagai rasa
ikut membantu si almarhum melapangkan dari azab kubur.
Dalam pesta kebaikan seperti baralek, di masyarakat Pauh IX
Padang ditemukan nilai-nilai kemanusiaan seperti tetangga
terdekat ikut membantu mamasak di rumah si Alek tanpa
diperintahkan terlebih dahulu.
Pengamalan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah masih
dijumpai pengamalannya dalam masyarakat di Kanagarian
Pariangan, namun tidak seerat pada masa lalu. Dahulu aspek
kehidupan yang membutuhkan orang banyak selalu dikerjakan
secara gotong royong, seperti dalam mengolah sawah,
pembuatan rumah, perhelatan/upacara perkawinan, pembuatan
masjid/mushalla. Sekarang lebih banyak dikerjakan secara
sendiri-sendiri. Yang masih konsisten sampai sekarang
dilaksanakan secara bersama adalah perhelatan/upacara

H. MAS’OED ABIDIN
70
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

perkawinan, sedangkan yang lainnya sudah dilaksanakan


secara sendiri-sendiri. Bahkan pembuatan masjid/mushalla
tidak lagi dilaksanakan secara gotong royong.
Nilai Ukhuwah Islamiyah/Kesatuan dan Persatuan.
Nilai-nilai ukhuwah Islamiyah/Kesatuan dan Persatuan juga
dapat dijumpai dalam masyarakat Pauh IX, seperti dalam alek
buruak dan alek bayiak. Dalam alek buruak seperti,
kedatangan mereka tanpa diundang terlebih dahulu. Dalam
masyarakat Nagari Pauh IX juga ditemui nilai-nilai ukhuwah
Islamiah/Kesatuan dan Persatuan seperti untuk membangun
rumah. Di daerah ini juga ditemui sebuah kaum yang sangat
menjunjung tinggi nilai kesatuan dan persatuan. Di dalam
kaum, pekerjaan baik dan pekerjaan buruk selalu dikerjakan
secara bersama.
Pengamalan nilai-nilai kemanusiaan di Kenagarian
Pariangan masih diamalkan oleh masyarakat. Salah satu
indikator pengamalan masyarakat adalah “kaba baiak
baimbauan, kaba buruak baambauan”. Setiap terjadi
kematian salah seorang anggota masyarakat, maka diumumkan
dari masjid tentang peristiwa tersebut, maka masyarakat
berduyun datang ke rumah duka untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraan jenazah. Begitu juga malam-malam
berikutnya, orang berkumpul di rumah duka untuk
melaksanakan tadarusan.
Nilai Musyawarah dan Demokrasi. Nilai musyawarah
yang dijumpai dalam masyarakat Pauh IX seperti terlihat
dalam pemberian gelar adat untuk marapulai dan atau datuak,
musyawarah dalam mencari hari baik bulan baik untuk pesta

H. MAS’OED ABIDIN
71
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

perkawinan. Nilai-nilai musyawarah dan demokrasi tersebut


terlihat saat ninik mamak dengan ninik mamak berunding
tentang apa gelar yang akan diturunkan kepada kemenakan
(marapulai). Keputusan diambil ninik mamak berdasarkan
filosofi “bulek ayia ka pambuluah, bulek kato ka mufakat”,
“karajo bayiak elok dipacapek nak jan tumbuah di nan
buruak”.
Pengamalan nilai-nilai musyawarah/demokrasi yang
membudaya di Kanagarian Pariangan disebut dengan “baiyo
batido”, salah satu bentuk sistem musyawarah di Nagari,
dalam berbagai aspek kehidupan seperti, mendirikan rumah
baru, mencari jodoh anak perempuan, melakukan perhelatan
perkawinan dan sebagainya.
Nilai Raso Pareso/Akhlak/Budi Pekerti. Nilai-nilai
yang berhubungan dengan raso pareso/akhlak/budi pekerti
yang dijumpai dalam masyarakat Nagari Pauh IX Padang
adalah semakin hilangnya identitas keminangkabauan,
terutama rasa malu di dalam diri, seperti berpakaian ketat,
memperlihatkan aurat (anak gadis pergi sekolah atau ke pasar
mengenakan pakaian ketat dan celana pendek), main bola dan
main domino dengan anak kemenakan. Hal ini seperti terlihat
di sebuah kedai di Pauh IX, kemenakan dan mamaknya satu
meja domino. Bahkan sama-sama mencari nomor buntut di
kedai tersebut.
Nilai-nilai akhlak/budi pekerti dalam masyarakat
Kanagarian Pariangan nampaknya semakin kurang seperti juga
masyarakat lain, masyarakat Kanagarian Pariangan mengalami
krisis identitas terutama di kalangan anak muda. Para remaja

H. MAS’OED ABIDIN
72
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

dalam berpakaian tidak lagi mengikuti norma-norma agama


dan adat, begitu juga dalam pergaulan, para remaja putri
banyak yang berpakaian tidak menutup aurat. Remaja putra
dan putri sering keluar malam berdua-duan tanpa didampingi
oleh muhrimnya.
Gotong Royong/Sosial Kemasyarakatan. Nilai-nilai
gotong royong masih dijumpai dalam masyarakat Nagari pauh
IX, terutama dalam pembangunan masjid, mushalla dan
perbaikan/pemeliharaan jalan. Mereka melakukannya dengan
hati ikhlas, bahkan kaum ibunya ikut menyumbangkan nasi
bungkus untuk pelaksanaan gotong royong tersebut.
Nilai-nilai sosil kemasyarakat yang diamalkan oleh
masyarakat Pariangan dapat dilihat dari aplikasi “syarak
mangato adat mamakai”. Ini terbukti bahwa antara Ninik
Mamak Pemangku Adat, selalu bekerja sama dengan ulama
dalam membangun dan membina masyarakat. Tradisi-tradisi
yang berlaku disana sulit untuk dibedakan apakah tradisi
tersebut adat atau agama, karena tradisi tersebut disokong oleh
Ninik Mamak dan ulama.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Pemerintah Sumatera Barat hendaknya menyediakan dana
untuk peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai adat
basandi syarak dengan perencaanan yang tepat dengan hasil
yang berlipat.
Pemerintah Sumatera Barat hendaklah menempatkan
nilai-nilai adat dan syarak sebagai paradigma kultural landasan
pembangunan di Sumatera Barat.

H. MAS’OED ABIDIN
73
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

ABS-SBK hendaklah diimplementasikan dalam seluruh


sendi kehidupan masyarakat Sumatera Barat. Untuk itu ABS-
SBK perlu ditingkatkan pengkajiannya dengan menggunakan
berbagai pendekatan seperti pendekatan empiris, normatif,
historis dan integralistik.

H. MAS’OED ABIDIN
74
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

DAFTAR BACAAN
Azyumardi Azra. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi dan
Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logis.
Donal Ary, dkk. 1984. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan, terjemahan Arief Farchan. Sutabaya. Usaaha
Nasioanl.
Haroen,dkk. 2001. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta:
Penerbit
I.H.Dt. Rajo Panghulu. 1984. Rangkaian Mustika Adat
Basandi Syarak di Minangkabau. Bandung: CV. Remaja
Karya.
M. Nasroen. 1971.Dasar Filsafat Adat Minangkabau.
Jakarta: Bulan Bitang, 1971
M.R.M. Dt. Radjo Panghoeloe. 1969. Minangkabau:
Sejarah Ringkas. Padang: t.p.
Muchtar Naim. 1984. Merantau Pola Migrasi Suku
Minangkabau. Yogyakarta: UGM Press.
Mas’oed Abidin, H. Islam Dalam Pelukan Muhtadin
MENTAWAI, DDII Pusat, Percetakan ABADI, Jakarta - 1997.
----------------------- , Dakwah Awal Abad, Pustaka Mimbar
Minang, Padang - 2000.
----------------------- , Problematika Dakwah Hari Ini dan
Esok, Pustaka Mimbar Minang, Padang – 2001.
----------------------- , Suluah Bendang di Minangkabau,
Pustaka Mimbar Minang, Padang.2002

H. MAS’OED ABIDIN
75
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

----------------------- , Pernik Pernik Ramadhan, Pustaka


Mimbar Minang, Padang 2003
----------------------- , Surau Kito, PPIM Sumbar, Padang –
2004.
----------------------- , Silabus Surau, PPIM Sumbar, Padang
– 2004.
----------------------- , Adat jo Syarak di Minangkabau,
PPIM Sumbar, Padang – 2004.
----------------------- , Implementasi ABS-SBK, PPIM
Sumbar, Padang – 2004.
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. 2001. Program
Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun
2001-2005. t.p.
Ramayulis. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kalam Mulia.
Salmadanis, dkk,. 2003. Adat Basandi Syarak: Nilai
dan Aplikasinya Menuju Kembali ke Nagari dan Surau.
Jakarta: Kartina Insan Lestari.

H. MAS’OED ABIDIN
76
KOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Bio Data

H. MAS’OED ABIDIN
Lahir tanggal : 11 Agustus
1935 di Kotogadang,
Bukittinggi,
Dari pasangan : H.Zainal Abidin bin Abdul Jabbar
Imam Mudo dan Khadijah binti Idriss.
Pendidikan : Surau (madrasah) Rahmatun Niswan
Koto Gadang, Sumatra Thawalib Syeikh H. Abdul Mu’in
Lambah, Sumatra Thawalib Syaikh Ibrahim Moesa Parabek,
SR Kotogadang, SMP II Neg. Bukittinggi, SMA A/C
Bukittinggi (1957), dan FKIP UNITA Padangsidempuan,
FKIP Medan (1963).
Jabatan sekarang : Wakil Ketua Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia Sumbar di Padang, Wakil Ketua Dewan
Penasehat MUI Sumbar, Ketua Umum BAZ Provinsi.
Sumbar.
Alamat sekarang : Jalan Pesisir Selatan V/496 Siteba
Padang (KP - 25146), Fax/Telepon 52898, Tel: 58401.

H. MAS’OED ABIDIN
77
MENGKOMPILASI ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Buku yang sudah diterbitkan ;


1. Islam Dalam Pelukan Muhtadin MENTAWAI,
DDII Pusat, Percetakan ABADI, Jakarta - 1997.
2. Dakwah Awal Abad, Pustaka Mimbar Minang,
Padang - 2000.
3. Problematika Dakwah Hari Ini dan Esok, Pustaka
Mimbar Minang, Padang – 2001.
4. Suluah Bendang di Minangkabau, Pustaka
Mimbar Minang, Padang.2002
5. Pernik Pernik Ramadhan, Pustaka Mimbar
Minang, Padang 2003
6. Surau Kito, PPIM Sumbar, Padang – 2004.
7. Silabus Surau, PPIM Sumbar, Padang – 2004.
8. Adat jo Syarak di Minangkabau, PPIM Sumbar,
Padang – 2004.
9. Implementasi ABS-SBK, PPIM Sumbar, Padang –
2004.

Web-site :
http://www.masoedabidin@yahoogroups.com
mailto : masoedabidin@ hotmail.com
masoedabidin@yahoo.com

H. MAS’OED ABIDIN
78
i
Kesudahan adat, artinya keputusan adat itu berakhir pada musyawarah ninik mamak di valairung adat,
sedangkan keputusan dari syarak atau agama baru akan dirasa akibatnya di akhirat nanti. Karena itu, adat yang
mempedomani syarak niscaya akan terhindar dari perbuatan nista.
ii
adat nan indak lakang dek paneh, indak lapuak dek hujan, diasak indak layua, dibubuik indak mati, atau adat
yang tidak lekang oleh panas, tidak lapuk karena hujan, di pindahkan tidak layur, dicabut tidak akan mati, artinya adat
tersebut hidup terus sesuai dengan keperluan manusia, dan adat itu dapat dilaksanakan oleh orang Minangkabau
walaupun di tanah perantauannya sendiri.
iii
Adat berbuhul mati, adalah adat sebenar adat yang datangnya dari Allah Khaliqul Alam, sesuai dengan fiotrah
manusia.
iv
Maknanya, yang ditetapkan oleh syari’at agama Islam, semestinya dipakaikan oleh adat di ranah
Minangkabau
v
Alam terkembang jadi guru telah menjadi filosofi adat di Minangkabau sejak pertama. Dari melihat alam
sesungguhnya kita dapat mengenal kekuasaan Allah Khaliqul Alam ini.
vi
Berjenjang naik bertangga turun, ada aturan yang mesti dilalui. Naik dimulai dari jenjang yang di bawah,
terjaga keteraturan, dan turun dari tangga yang di atas, artinya ada kaedah yang mesti dijaga baik. Secara hokum alam
titik dari langit, yakni aturan syarak itu dating dari wahyu, dan aturan adat tabusek dari bumi, menjadi perilaku
masyarakat mulai dari lapisan paling bawah
vii
Tumbuah bak padi digaro, tumbuah bak bijo disiang. Elok dipakai, buruak dibuang. Elok dipakai jo mufakat,
buruak dibuang jo rundiangan Tumbuh bagaikan padi yang di pelihara di sawah, tumbuh bagaikan bijo (tampang)
yang di jaga dan dipupuk disiangi. Maka adat itu akan berkembang dengan baik. Dalam perkembangan zaman maka
adat itu berperinsip kepada mana yang elok dapat di pakai, mana yang buruk dapat dibuang. Akan tetapi menetapkan
elok itu mesti dengan mufakat, mengahadirkan kebiasaan istiadat dan bimbingan agama Islam juga. Mana yang
tudak baik, dapat dibuang melalui perundingan.
viii
QS.4, An Nisak : 97.
ix
Ucapan Khalifah Umar bin Khattab, yang ditujukan kepada seorang pemuda yang hanya berdoa tanpa
berusaha.
x
Atsar dari Shahabat.
xi
ibid. QS.16 : 17 dan QS.14,Ibrahim : 33.

You might also like