You are on page 1of 7

Kasus 1

ANALISA PERMASALAHAN
Kasus ini termasuk dalam kasus Data Forgery, dalam kasus ini tersangka melakukan
pemalsuan data pada dokumen laporan keuangan pada bank BRI dengan membuat catatan
palsu di dalam pembukuan laporan dokumen transaksi. Tersangka dijerat pasal 49 ayat (1)
UU No 10 tahun 1998 dengan ancaman hukuman 10 tahun.

PENYELESAIAN MASALAH (Saran)
yaitu :
Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan. Kemudian
kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kontribusi karyawan pada
perusahaan. Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuai dengan
perkembangan teknologi yang berkembang. karena setiap karyawan memiliki kepribadian yang berbeda jadi
attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawan diharapkan dapat memiliki
kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resiko terjadinya penyimpangan dari karyawan itu
sendiri.

Solusi
yaitu :
Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.Kemudian
kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkankontribusi karyawan pada perusahaan.
Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuaidengan perkembangan
teknologi yang berkembang.
Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yangberbeda jadi attitude ini
harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawandiharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik
sehingga dapat memperkecil resikoterjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.
1. Prosedur Otoritas Yang Wajar
a. Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller.
b. Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
c. Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapundari
nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
d. Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen pentingmilik nasabah.
2. Dokumen dan catatan yang cukup
a. Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan buktisetoran/ penarikan.
Setiap bukti setoran/ penarikan harus diberi cap identifikasiteller yang memproses.
b. Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan buktipendukung seperti
Daftar Mutasi Kas, Cash Register (daftar persediaan uangtunai berdasarkan
kopurs/masing-masing pecahan)
3. Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan
a. Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkanoleh teller.
b. Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller
yangbersangkutan cuti atau seteleh teller tersebut absen tanpa pemberitahuan.
c. Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpincabang,
diinvestigasi dan dikoreksi.
d. Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkanberita acara
selisih kas.
e. Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas ataupejabat yang
berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
f. Teller dilarang membawa tas, makanan, ataupun perlengkapan pribadi ke counterarea.
4. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen
a) Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang berasaldari unit kas.
b) Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
c) Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan.


Kasus 2
Solusi :
pada kasus di atas, kita dapat menggunakan pendekatan enam langkah untuk
menyelesaikan dilema etis tersebut, antara lain :
Terdapat fakta-fakta yang relevan. Dalam kasus ini, fakta-fakta tersebut adalah :
Metode pengenalan pendapatan yang digunakan Machine International merupakan metode
yang dipertanyakan oleh pihak SEC.
Setelah melakukan riset, Frank menemukan bahwa metode tersebut tidak sesuai bagi
Machine Internatioal. Frank mengetahui bahwa metode tersebut memang tepat pada tahun
sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini.
Frank merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan
sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya.
Rekannya meminta Frank agar sependapat dengan dirinya untuk menyetujui penggunaan
metode tersebut karena metode tersebut telah digunakan selama bertahun-tahun dan diyakini
ketepatannya.
Rekannya menawarkan surat pernyataan bahwa bila terjadi suatu permasalahan hukum, maka
ia mengambil tanggung jawab penuh akan hal tersebut.
Mengidentifikasi isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut.
Isu etika dari dilema tersebut adalah apakah merupakan hal yang etis bagi Frank untuk
mengeluarkan pernyataan bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya mengingat rekan
merupakan orang yang membuat keputusan akhir serta berada di atas kedudukannya saat ini
sebagai manajer senior. Menentukan siapa yang akan terkena pengaruh dari keluaran dilema
tersebut dan bagaimana cara-cara masing-masing pribadi atau kelompok itu dipengaruhi. Dari kasus
tersebut, dapat kita ketahui bahwa :

Siapa
Bagaimana Cara Terpengaruhnya

Frank
Diminta agar sependapat dengan rekannya bahwa metode pengenalan pendapatan yang digunakan
oleh Machine International adalah metode yang tepat, diminta agar menerima surat penawaran dari
rekannya bahwa rekannya yang bertanggung jawab penuh jika terjadi masalah hukum, evaluasi
kinerja barangkali akan terpengaruh juga, sikapnya terhadap rekannya/perusahaannya barangkali
terpengaruh pula.
Rekan Frank
Kesuksesan penugasan dari perusahaan mungkin akan terpengaruhi.
Machine International
Penggunaan metode pengenalan pendapatan yang digunakan selama ini juga mungkin
terpengaruhi

Bright and Lorren, CPA
Dapat mempengaruhi hasil laporan kewajaran karena adanya perbedaan pendapat tersebut
serta kemungkinan pengaruh terhadap kontrak yang dijalani SEC Aturan dari SEC yang tidak
dipatuhi oleh Machine International

- Alternatif-alternatif yang tersedia bagi Frank :
Menolak untuk sependapat dengan rekannya
Menolak surat penawaran yang ditawarkan rekannya
Memberitahu Machine International bahwa metode yang digunakan tidak sesuai dengan SEC
Menyetujui pendapat dan tawaran surat pertanggung jawaban dari rekannya
Meminta agar rekannya mematuhi aturan yang terdapat pada SEC
Menolak untuk melakukan kegiatan penugasan tersebut
Mengundurkan diri dari perusahaan

- Konsekuensi dari setiap alternatif :
Jika ia menyetujui pendapat dan tawaran surat pertanggung jawaban dari rekannya
kemungkinan hal ini dapat berpengaruh besar bagi hasil audit ini nantinya. Jika timbul
permasalahan hukum maka hal ini dapat membuat perusahaanya (Bright and Lorren,CPA),
rekannya, dan ia sendiri dituntut oleh kliennya karena melakukan kesalahan selama
pelaksanaan audit.

- Tindakan Yang tepat
Keputusan sepenuhnya berada di tangan Frank, tentunya ia harus mempertimbangkan
masak-masak akan dilema yang diadapinya saat ini. Secara ekstrim, jika ia tetap menjunjung
akan SPAP dan PSAK maka ia akan tetap menuliskan ketidak setujuannya akan keputusan
rekannya dalam menangani kasus tersebut mengingat metode akuntansi yang digunakan klien
tidaklah sesuai dengan aturan yang diberikan SEC. Namun jika ia menyetujui pendapat
rekannya maka kemungkinan ia akan memperoleh kedudukannya sebagai rekan yang akan ia
peroleh 1 atau 2 tahun ke depan serta adanya pandangan bahwa ia telah menunjukkan sikap
menghargai dan menghormati keputusan rekannya. Sementara di satu pilihan lainnya Frank
dapat memilih untuk tidak melakukan kegiatan penugasan tersebut melihat adanya risiko
yang cukup besar pada hasil auditnya nanti.

auditor yang bernama Frank Dorrance seorang manajer audit senior di Bright and
Lorren, Frank ditugaskan untuk mengaudit Machine International perusahaan grosir besar
yang mengirimkan barang keseluruh dunia. Selama audit, Frank menyimpulkan bahwa
metode pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International. Namun demikian
Frank tidak terlalu terburu-buru mengambil keputusan seraya ia mengingat akan rekannya
yang turut berperan penting pula dalam keputusan tersebut.
Dari situasi tersebut menurut saya Frank dapat mengikuti peraturan dari SEC karena
jika ada sesuatu itu semua dapat di tanggung secara bersama-sama terutama dari pihak
Auditor. Dan jika Frank menyetujui pendapat rekannya maka kemungkinan ia akan
memperoleh kedudukannya sebagai rekan yang akan ia peroleh pada tahun mendatang serta
adanya pandangan bahwa ia telah menunjukkan sikap menghargai dan menghormati
keputusan rekannya. Dan terakhir Frank dapat memilih untuk tidak melakukan kegiatan
penugasan tersebut melihat adanya risiko yang cukup besar pada hasil auditnya.

Kasus 3
Telaah Kasus

Dalam kasus Ruislaag di atas, karena ketidakjelasan prosedur dan syarat-syarat tukar guling asset,
sehingga sangat rawan untuk diselewengkan.

Seharusnya keputusan Tukar Guling tidak hanya menjadi wewenang salah satu pejabat saja,
melainkan melibatkan beberapa pejabat sebagai pengendali dan control yang baik. Selain itu juga
diperlukan sebuah aturan baku oleh perusahaan mengenai tukar guling, sehingga kemungkinan
penyelewengan menjadi berkurang.

Diperlukan juga control dari lembaga bersangkutan terhadap penelitian tim penilik yang meneliti
kelengkapan mengenai status asset, dokumen kelengkapan asset, sehingga tidak ada manipulasi dari
nilai asset tersebut serta proses tukar menukar.

Walaupun menggunakan jasa Appraisal, penilaian asset tetap juga tetap harus diawasi untuk
mencegah kecurangan-kecurangan.

Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN memiliki pengendalian intern yang sangat buruk.
Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh rekanan-rekanan bisnisnya maupun oleh oknum-oknum
pejabat perusahaan yang ingin mengambil keuntungan. Oleh karena itu hal pertama yang harus
dibenahi oleh PT. ISN adalah soal Pengendalian Internnya.




Kasus 4
Berikut ini beberapa solusi yang disarankan kepada PT KAI untuk memperbaiki kondisi
yang telah terjadi :
Komite Audit tidak memberikan second judge atas opini Auditor Eksternal, karena
opini sepenuhnya merupakan tanggung jawab Auditor Eksternal.
Harus ada upaya untuk membenarkan kesalahan tahun-tahun lalu, karena konsistensi
yang salah tidak boleh dipertahankan.
Komite Audit tidak berbicara kepada publik, karena esensinya Komite Audit adalah
organ Dewan Komisaris sehingga pendapat dan masukan Komite Audit harus
disampaikan kepada Dewan Komisaris. Apabila Dewan Komisaris tidak setuju
dengan Komite Audit namun Komite Audit tetap pada pendiriannya, Komite Audit
dapat mencantumkan pendapatnya pada laporan komite audit yang terdapat dalam
laporan tahunan perusahaan.
Managemen menyusun laporan keuangan secara tepat waktu, akurat dan full
disclosure.
Komite Audit dan Dewan Komisaris sebaiknya melakukan inisiatif untuk membangun
budaya pengawasan dalam perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga
pengawasan merupakan bagian tidak terpisahkan dari setiap organ dan individu dalam
organisasi.

Kasus ini bermuara dari perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris, khususnya
ketua komite audit. Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan
yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal.Perbedaan pandangan tersebut bersumber pada
perbedaan pendapat mengenai:
1. Masalah piutang PPN
2. Masalah Beban Ditangguhkan yang Berasal dari Penurunan Nilai Persediaan
3. Masalah Persediaan Dalam Perjalanan
4. Masalah Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya ( BPYBDS ) Dan
Penyertaan Modal Negara ( PMN )
5. Masalah Uang Muka Gaji

Beberapa hal yang diidentifikasi turut berperan dalam masalah pada laporan keuangan
PT Kereta Api, adalah :
1. Auditor internal tidak berperan aktif dalam proses audit, yang berperan hanya auditor
eksternal.
2. Komite audit tidak ikut dalam proses penunjukkan auditor sehingga tidak terlibat
dalam proses audit.
3. Manajemen (termasuk auditor internal) tidak melaporkan pada komite audit, dan
komite audit juga tidak menanyakannya.
4. Adanya ketidakyakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah disusun,
sehingga ketika komite audit mempertanyakannya, manajemen merasa tidak yakin.

Solusi :
Komite Audit seharusnya tidak memberikan pendapat lain atas opini Auditor Eksternal,
karena opini sepenuhnya merupakan tanggung jawab Auditor Eksternal. Harusnya ada upaya
untuk membenarkan kesalahan tahun-tahun lalu, karena konsistensi yang salah tidak boleh
dipertahankan. Dalam hal ini Komite Audit harusnya tidak bicara pada publik, karena
esensinya Komite Audit adalah organ Dewan Komisaris sehingga pendapat dan masukan
Komite Audit harus disampaikan kepada Dewan Komisaris. Komite Audit dan Dewan
Komisaris sebaiknya melakukan inisiatif untuk membangun budaya pengawasan dalam
perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga pengawasan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari setiap organ dan individu dalam organisasi. Komite Audit berperan aktif
dalam mengkoordinasikan seluruh tahapan proses auditing, mulai dari penunjukan,
pembuatan program, mengevaluasi dan memberikan hasil evaluasi kepada Dewan Komisaris,
yang akan mengkomunikasikannya kepada Direksi. Dan Komite Audit menjebatani agar
semua pihak di perusahaan terlibat aktif dalam pengawasan.

You might also like