You are on page 1of 18

Disentri (sebelumnya dikenal sebagai fluks atau fluks berdarah) adalah gangguan peradangan

usus, terutama usus besar, yang menghasilkan diare berat yang mengandung lendir dan / atau
darah dalam tinja. Jika tidak diobati, disentri bisa berakibat fatal.
Disentri Gejala dan Komplikasi
Gejala disentri sering termasuk bagian kotoran dan, dalam beberapa kasus, muntah darah.
Frekuensi mendesak untuk buang air besar, volume kotoran berlalu, dan adanya lendir dan / atau
darah tergantung pada parasit yang menyebabkan penyakit. Setelah pemulihan dimulai, refeeding
awal menganjurkan, menghindari makanan yang mengandung laktosa karena intoleransi laktosa
sementara, yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Penyebab disentri
Disentri biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau protozoa atau infestasi cacing parasit,
tetapi juga dapat disebabkan oleh iritasi kimia atau infeksi virus. Dua penyebab yang paling
umum adalah infeksi dengan basil dari kelompok Shigella, dan kutu oleh amuba, Entamoeba
histolytica. Ketika disebabkan oleh basil itu disebut disentri basiler, dan ketika yang disebabkan
oleh amuba itu disebut disentri amuba.
Pengobatan disentri
Disentri pada awalnya dikelola dengan menjaga asupan cairan menggunakan terapi rehidrasi
oral. Jika pengobatan ini tidak dapat secara memadai dipertahankan karena muntah atau diare
profuseness, masuk rumah sakit mungkin diperlukan untuk penggantian cairan intravena.
Idealnya, tidak ada terapi antimikroba harus diberikan sampai mikroskop mikrobiologi dan studi
budaya telah mendirikan infeksi spesifik yang terlibat. Ketika layanan laboratorium tidak
tersedia, mungkin perlu untuk mengelola kombinasi obat, termasuk obat amoebicidal untuk
membunuh parasit dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang terkait.
Selanjutnya, Lewin (2001) melaporkan bahwa "... konsumsi segar, kotoran unta hangat telah
direkomendasikan oleh Bedouin sebagai obat untuk disentri bakteri; kemanjurannya (mungkin
disebabkan oleh subtilisin antibiotik dari Bacillus subtilis) telah dikonfirmasi oleh tentara Jerman
di Afrika selama Perang Dunia II. " Selain itu, kotoran domba mengandung antibiotik yang sama
dengan kotoran unta. Ada banyak laporan dari tentara Jerman efektivitas domba dan kotoran unta
sebagai obat untuk disentri.




Jangan Anggap Remeh Disentri
Hembing Wed, 08 Feb 2006 08:19:00 WIB
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang
air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua yaitu disentri amuba dan
disentri basiler. Penyebab yang paling umum yaitu adanya infeksi parasit Entamoeba
histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteri golongan Shigella yang
menjadi penyebab disentri basiler.

Kuman-kuman tersebut dapat tersebar dan menular ke orang lain melalui makanan dan air
yang sudah terkontaminasi kotoran dan juga lalat.
Parasit Entamoeba hystolytica hidup dalam usus besar, parasit tersebut mempunyai dua
bentuk, yaitu bentuk yang bergerak dan bentuk yang tidak bergerak. Parasit yang berbentuk
tidak bergerak tidak menimbulkan gejala, sedangkan bentuk yang bergerak bila menyerang
dinding usus penderita dapat menyebabkan mulas, perut kembung, suhu tubuh meningkat,
serta diare yang mengandung darah dan bercampur lendir, namun diarenya tidak terlalu sering.

Disentri basiler biasanya menyerang secara tiba tiba sekitar dua hari setelah kemasukan
kuman/bakteri Shigella. Gejalanya yaitu demam, mual dan muntah-muntah, diare dan tidak
napsu makan. Bila tidak segera diatasi, dua atau tiga hari kemudian keluar darah, lendir atau
nanah dalam feses penderita. Pada disentri basiler, penderita mengalami diare yang hebat yaitu
mengeluarkan feses yang encer hingga 20-30 kali sehari sehingga menjadi lemas, kurus dan
mata cekung karena kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Hal tersebut tidak bisa dianggap
remeh, karena bila tidak segera diatasi dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala
lainnya yaitu perut terasa nyeri dan mengejang.

Penyakit ini umumnya lebih cepat menyerang anak-anak. Kuman kuman masuk ke dalam
organ pencernaan yang mengakibatkan pembengkakan dan pemborokan sehingga timbul
peradangan pada usus besar.

Penderita disentri harus segera mendapat perawatan, yang perlu dihindari adalah mencegah
terjadinya dehidrasi karena dapat berakibat fatal. Dalam keadaan darurat, dehidrasi yang
ringan dapat diatasi dengan pemberian cairan elektrolit (oralit) untuk mengganti cairan yang
hilang akibat diare dan muntah-muntah. Oralit dilarutkan dalamm 200 cc air matang, diaduk
dan diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok kepada penderita. Apabila oralit tidak
tersedia, dapat membuat larutan campuran gula dan garam (1 sendok teh gula + sendok teh
garam, dilarutkan dengan 200 cc air hangat) atau bisa juga dengan meminum air kelapa.
Apabila dehidrasi cukup berat, setelah diberi oralit atau larutan campuran gula dan garam
sebagai pertolongan pertama, sebaiknya penderita di bawa ke rumah sakit untuk diberikan
perawatan.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyakit disentri yaitu
dengan memperhatikan pola hidup sehat dan bersih, seperti selalu menjaga kebersihan
makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa kuman, menjaga
kebersihan lingkungan, membersihkan tangan secara baik sesudah buang air besar atau
menjelang makan atau ketika memegang makanan yang akan dimakan.

Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi disentri dan diare
diantaranya mempunyai efek sebagai adstringent (pengelat) yaitu dapat mengerutkan selaput
lendir usus sehingga mengurangi pengeluaran cairan diare dan disentri, selain itu juga
mempunyai efek sebagai antiradang, dan antibakteri.

Berikut ini beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi diare, yaitu :

1.PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta)
Khasiat & Efek : sebagai antiradang. Berkhasiat mengatasi disentri basiler, disentri amuba,
diare, gangguan pencernaan, radang usus, dan lain-lain.

2.DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava)
Khasiat & Efek : sebagai astringent/pengelat (mengerutkan selaput lendir usus sehingga dapat
mengurangi pengeluaran cairan), anti-diare, disentri, anti-radang, dan menghentikan
pendarahan.

3.SAMBILOTO (Andrographis paniculata)
Khasiat & Efek : sebagai antiradang, antibakteri, penawar racun. berkhasiat mengatasi diare,
disentri basiler, radang usus, dan lain-lain.

4.KUNYIT (Curcuma longa)
Khasiat & efek : sebagai anti-radang, anti-bakteri, astringent/pengelat. Berkhasiat mengatasi
disentri, diare, radang usus, gangguan pencernaan, dan lain-lain.

5.KROKOT (Portulaca oleracea)
Efek & khasiat : antiradang, menurunkan panas, antitoksik. Untuk disentri, diare akut, radang
usus buntu, dan lain-lain.

6.KULIT DELIMA (Punica granatum)
Khasiat & Efek: sebagai astingent/pengelat, anti-diare dan disentri, antibakteri.

7.TEH (Thea chinensis)
Khasiat & efek : sebagai pengelat usus/astringent, anti-bakteri. Teh pekat Berkhasiat mengatasi
diare, disentri, radang usus, gangguan pencernaan.
Dosis : 10-15 gram kering atau 60-120 krokot segar, direbus, airnya diminum.

8. DAUN SENDOK (Plantago major)
Efek & Khasiat : sebagai antiradang, berkhasiat mengatasi diare, disentri panas, disentri
basiler, gangguan pencernaan, dan lain-lain
Berikut contoh ramuan tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi
disentri.

Resep 1.
30 gram patikan kebo segar + 20 gram kunyit + gula merah secukupnya, direbus dengan 600
cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari, setiap kali minum 150 cc.

Resep 2.
30 gram daun jambu biji segar + 5 gram teh, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc,
disaring, airnya diminum 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Resep 3.
10 gram sambiloto kering + 15 gram kulit delima kering + gula aren, direbus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Resep 4
60 gram krokot segar + 30 gram daun sendok segar, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa
300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Catatan :
Untuk perebusan gunakan panci enamel, panci kaca atau periuk tanah.
Pilih salah satu resep, dan tetap konsultasi ke dokter.
Sumber: CBN


Disentri adalah peradangan pada kolon (usus besar) yang ditandai dengan sakit perut dan buang
air besar encer secara terus menerus (diare) bercampur lendir dan darah. Disentri dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri maupun amuba. Disebut disentri amuba apabila disebabkan oleh
infeksi amuba dan disentri basiler apabila disebabkan oleh bakteri terutama bakteri golongan
Shigella (60% kasus disentri akut disebabkan oleh bakteri Shigella).

Disentri basiler biasanya muncul sekitar dua hari setelah kemasukan bakteri Shigella. Masuknya
kuman bisa dari air yang terkontaminasi, rute fecal-oral (bakteri dari tinja masuk ke mulut, bisa
melalui tangan yang tidak dicuci sehabis BAB lalu langsung makan dengan tangan), maupun
kontak langsung dengan penderita. Gejalanya yaitu demam, mual dan muntah-muntah, diare,
perut terasa nyeri dan mengejang, serta tidak nafsu makan. Selain itu, dapat keluar darah, lendir
atau nanah dalam feses penderita. Pada disentri basiler, dapat terjadi diare akut, yaitu feses yang
keluar encer hingga 20-30 kali sehari. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh
(dehidrasi) sehingga tubuh menjadi lemas, kurus dan mata menjadi cekung.

Penyakit ini umumnya lebih cepat menyerang anak-anak karena sistem kekebalan tubuh yang
belum terlalu kuat dibanding sistem kekebalan tubuh orang dewasa. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bagi orang dewasa untuk terkena disentri.
7 months ago | 0 Suka

riocaesar
Halo Ameli3
Disentri adalah peradangan pada kolon (usus besar) yang ditandai dengan sakit perut dan buang
air besar encer secara terus menerus (diare) bercampur lendir dan darah. Disentri dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri maupun amuba. Disebut disentri amuba apabila disebabkan oleh
infeksi amuba dan disentri basiler apabila disebabkan oleh bakteri terutama bakteri golongan
Shigella (60% kasus disentri akut disebabkan oleh bakteri Shigella).

Disentri basiler biasanya muncul sekitar dua hari setelah kemasukan bakteri Shigella. Masuknya
kuman bisa dari air yang terkontaminasi, rute fecal-oral (bakteri dari tinja masuk ke mulut, bisa
melalui tangan yang tidak dicuci sehabis BAB lalu langsung makan dengan tangan), maupun
kontak langsung dengan penderita. Gejalanya yaitu demam, mual dan muntah-muntah, diare,
perut terasa nyeri dan mengejang, serta tidak nafsu makan. Selain itu, dapat keluar darah, lendir
atau nanah dalam feses penderita. Pada disentri basiler, dapat terjadi diare akut, yaitu feses yang
keluar encer hingga 20-30 kali sehari. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh
(dehidrasi) sehingga tubuh menjadi lemas, kurus dan mata menjadi cekung.

Penyakit ini umumnya lebih cepat menyerang anak-anak karena sistem kekebalan tubuh yang
belum terlalu kuat dibanding sistem kekebalan tubuh orang dewasa. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bagi orang dewasa untuk terkena disentri.

Sedikit koreksi disentri basiler ini adalah disentri yang disebabkan oleh golongan bakteri basil
dalam hal ini adalah Shigella, disentri amuba bukan masuk kategori kuman melainkan parasit
sehingga tidak masuk ke dalam kategori disentri basiler. Dan yang paling khas adalah diare
dengan konsistensi kotoran yang bisa cair disertai dengan lendir dan darah, hal ini karena sifat
bakteri terebut yang menginvasi usus sehingga menimbulkan perdarahan.

Dan masalah diare yang ditimbulkan tidak perlu sampai 20-30 kali, justru diarenya malah tidak
sehebat yang disebabkan oleh bakter kolera yang bisa dengan sangat cepat menyebabkan pasien
jatuh dalam keadaan dehidrasi, namun dengan BAB cair lebih dari 3 kali saja dengan darah
sudah bisa didefinisikan sebagai disentri basiler.

Disentri basiler ini cenderung malah lebih banyak pada dewasa dibandingkan anak-anak,
terutama pada balita lebih sering BAB dengan darah ini disebabkan oleh infeksi rotavirus.
7 months ago | 0 Suka

sonz-indo
Disentri basiler, selain oleh shigella, bisa disebabkan oleh escherichia coli enteroinvasif (EIEC),
salmonella dan campylobacter jejuni.

Para bakteri ini, setelah masuk ke dalam tubuh penderita, akan menyerang usus (baik halus
maupun kolon). Menyerangnya dengan menginvasi ke dalam mukosa (kulit) usus,
mengakibatkan luka sehingga usus berdarah.

Munculnya gejala berbeda pada tiap bakteri. Namun biasanya muncul dalam 24 jam bakteri
masuk (sehingga riwayat makan makanan luar rumah penting). Diare disertai darah dan kadang
berlendir. Disertai pula panas badan, nyeri perut, mual, muntah dan penderita akan terlihat
'sangat sakit'.

Penegakkan diagnosis adalah dengan pemeriksaan tinja dan biakan tinja. Namun hal tersebut
jarang dilakukan. Dilakukan apabila setelah diberi antibiotik, tidak ada reaksi (pengurangan
gejala).

Pada keadaan seperti itu, segerakan ke dokter. karena tanpa antibiotik yang tepat, komplikasi
seperti infeksi berat dapat terjadi.

Jangan lupa untuk minum yang banyak. Perhatikan apa yang dimakan, hindari sayuran dan
buah2an dan susu

Artikel Tentang Disentri 2
3
Bila sikecil tampak lemas karena bolak balik buang air besar disertai suhu tubuh yang tinggi dan nyeri
tiap mengeluarkan kotoran dan feses dibarengin darah dan lendir , kalau iya maka ini merupakan gejala
disentri. Menurut dr.Hadjat S. darah dan lendir adalah gejala disentri yang paling utama.
Sindroma disentri dapat disebabkan oleh semua mikroba, bakteri atau parasit. Bisa juga karena
intoleransi laktosa . Sindroma disentri umumnya disebabkan karena adanya kuman shigella dan parasit
entamoeba histolityca, walau kuman penyebabnya berbeda namun kedua infeksi itu menunjukkan
adanya feses berdarah dan berlendir. Sindroma disentri merupakan salah satu jenis diare akut.

Sindroma disentri dapat menular melalui berbagai cara dan media, sindrome ini banyak dialami dimasa
balita, namun jarang menimpa anak usia dibawah satu tahun karena pada usia ini pengawasan orang tua
sangatlah ketat


Komplikasi Disentri

komplikasi disentri biasa terjadi akibat adanya factor resiko pada anak yang tidak
mendapat ASI, berstatus gizi buruk atau sedang menderita campak. Komplikasi berawal dari melunaknya
dinding usus sehingga bakteri shigella dapat menginvasi jauh kedalam, luka yang terjadi didinding usus
menjadi semakin parah karena tercemar racun yang dihasilkan bakteri tadi, sehingga memicu terjadinya
perforasi usus atau usus pecah yang ditandai dengan feses bercampur darah.

Pengobatan

Dokter akan memberikan antibiotik sesuai dengan gambaran klinis diare, tes laboratorium diperlukan
untuk mengetahui tanda2 ketahanan kuman dan jenis
disentri. Namun biasanya dokter akan memberikan antibiotik selama 5-7 hari.

Pemberian makanan untuk penderita disentri haruslah yang lunak dan tidak
memiliki rasa yang tajam, serta harus berprotein tinggi karena diperlukan untuk
proses penyembuhan, pemberian air minum yang banyak sangat dianjurkan agar
tidak terjadi dehidrasi.

Kondisi bertambah parah

Apabila kondisi si sakit makin lemah, tidur terus menerus, perut kembung, demam
tak kunjung turun, diare yang makin sering disertai darah yang banyak segeralah
bawa anak ke rumah sakit mungkin telah terjadi komplikasi, dalam hal ini maka
pasien perlu penangan lebih jauh dan perawatan intensif di rumah sakit.

DIARE

Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret, tinjanya
encer dan kadang muntah-muntah. Diare juga disebut dengan muntaber ( muntah
berak), muntah mencret atau muntah bocor, kadang tinja penderita mengandung
darah dan lendir dan diare juga menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja.

Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian
terutama pada bayi dan anak-anak usia dibawah lima tahun.

Penyebab diare

penyebab diare yang terpenting adalah:

-karena adanya peradangan usus: karena kolera, disentri, bakteri-bakteri lain, virus dsb.
-karena kekurangan gizi: kelaparan, kekurangan zat putih telur
-karena keracunan makanan
-karena tak tahan makanan tertentu: karena bayi/anak tak tahan meminum susu yang mengandung
lemak atau laktosa.

Terjadinya diare

Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman diare. Air sumur atau air tanah yang telah
tercemar kuman diare, atau makanan dan minuman yang telah terkontaminasi kuman diare, atau tidak
mencuci tangan sebelum memberikan makan/minum pada bayi/anak, memasak dll yang tanpa disadari
sebenarnya tangan
telah terkontaminasi kuman diare yang tak tampak oleh mata telanjang.

Cara menolong penderita diare

Minumlah garam oralit untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh karena
diare, minumlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau. Berikan minuman/
jus buah yang disukai anak, tetap susui bayi yang menderita diare karen asi terbukti memberikan
perlindungan dan ketahanan bagi anak.

Bila diare tidak kunjung berhenti segeralah bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.

Cara mencegah diare

-Buang airlah ditempatnya dan tidak disembarang tempat, latih anak untuk buang air dikakus
-Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.
-Cuci tangan sebelum memasak makanan dan pastikan tangan anda selalu bersih
ketika memberikan makan pada bayi atau balita.
Pastikan peralatan makan dan minum anak bersih dan tidak terkontaminasi kuman
apapun juga.
Untuk bayi usahakan
-Selalu memasak/merebus peralatan makan dan minumnya terlebih dahulu.
-Minum dan makanlah makanan yang sudah dimasak.

Hindari memberikan makanan setengah masak/setengah matang pada anak.
-Pastikan air yang dimasak benar-benar mendidih.
-Berikanlah ASI selama mungkin kepada anak, disamping pemberian makanan lainnya.
-Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang diare dari pada bayi yang disusui ibunya.
-Tetap menyusui anak walaupun anak terserang diare.
-Pastikan tangan sipengasuh tetap bersih ketika mengasuh anak atau memberikan
makan dan minum pada anak.
-Jaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

----
MamKav said :
Dari medicasrore

*Sigelosis*
*DEFINISI*

Sigelosis (*Disentri Basiler*) adalah infeksi usus yang menyebabkan diare hebat.

Infeksi menyebar melalui tinja orang yang terinfeksi. Infeksi juga bisa ditularkan melalui kontak mulut-
ke-dubur atau dari makanan, air, benda-benda atau lalat yang terkontaminasi.
Wabah sering terjadi di pemukiman yang padat dengan tingkat kebersihan yang kurang. Anak-anak
biasanya memiliki gejala-gejala yang lebih berat.

*PENYEBAB*

Bakteri *Shigella*.

*GEJALA*

Bakteri menyebabkan penyakit dengan menyusup ke dalam lapisan usus, menyebabkan pembengkakan
dan kadang kadang luka dangkal. Gejala dimulai dalam 1-4 hari setelah terinfeksi.

Pada anak-anak yang lebih muda, gejala dimulai secara tiba-tiba dengan demam, rewel, perasaan
mengantuk, hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, diare, nyeri perut dan kembung dan nyeri pada
saat buang air besar. Setelah 3 hari, tinja akan mengandung nanah, darah dan lendir. Buang air besar
menjadi lebih sering, sampai lebih dari 20
kali/hari.
Bisa terjadi penurunan berat badan dan *dehidrasi* berat.

Pada orang dewasa tidak terjadi demam dan pada mulanya tinja sering tidak berdarah dan tidak
berlendir. Gejalanya dimulai dengan nyeri perut, rasa ingin buang air besar dan pengeluaran tinja yang
padat, yang kadang mengurangi rasa nyeri. Episode ini
berulang, lebih sering dan lebih berat. Terjadi diare hebat dan tinja menjadi lunak atau cair disertai
lendir, nanah dan darah.

Kadang penyakit dimulai secara tiba-tiba dengan tinja yang jernih atau putih, kadang dimulai dengan
tinja berdarah. Sering disertai muntah-muntah dan bisa menyebabkan dehidrasi.


*KOMPLIKASI*

Sigelosis bisa menyebabkan penurunan kesadaran, kejang dan koma dengan sedikit bahkan tanpa diare.
Infeksi ini akan berakibat fatal dalam 12-24 jam.

Infeksi bakteri lain bisa menyertai sigelosis, terutama pada penderita yang mengalami dehidrasi dan
kelemahan.Terbentuknya luka di usus karena sigelosis bisa menyebabkan kehilangan darah yang berat.

Komplikasi yang jarang terjadi adalah kerusakan saraf, persendian atau jantung, dan kadang-kadang
usus yang berlubang.
Dorongan yang kuat selama proses buang air besar,
menyebabkan sebagian
selaput lendir usus keluar melalui lubang dubur
(*prolapsus rekti*).

*DIAGNOSA*

Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gejala-gejala
pada seseorang yang
tinggal di daerah dimana *Shigella* sering ditemukan.
Untuk memperkuat diagnosis, dibuat pembiakan bakteri
pada contoh tinja
segar.

*PENGOBATAN* Pada kebanyakan kasus, penyakit akan
berakhir dalam 4-8 hari.

Pada kasus yang berat, bisa berlangsung sampai 3-6
minggu.

Pengobatan terutama berupa penggantian kehilangan
cairan dan garam sebagai
akibat dari diare.

Antibiotik diberikan jika penderita sangat muda,
penyakitnya sangat berat
atau jika cenderung terjadi penularan ke orang lain.
Beratnya gejala dan lamanya *Shigella* berada dalam
tinja, bisa dikurangi
dengan antibiotik seperti
trimetroprim-sulfametoksazol, norfloksasin,
siprofloksasin dan furazolidon.
Intip Kesehatan Lewat Mata
SUDAH LUPA TUH (2)
DIARE, DEHIDRASI DAN DISENTRI
3 Juli 2010 oleh infosehat09hartonoprasetyo

Diare sebetulnya bukan penyakit melainkan gejala suatu penyakit. Masuk angin, tidak enak
badan, sakit maag, salah makan juga dapat menimbulkan diare, namun tentu saja bukan diarenya
yang perlu diobati. Yang disebut diare adalah buang air besar (BAB) lebih dari 3 x sehari dengan
kondisi feses/tinja yang encer (karena banyak air di dalamnya). Efek samping dari diare yang
perlu diwaspadai adalah dehidrasi (jumlah cairan yang keluar dari tubuh lebih besar dari jumlah
cairan yang masuk)

Jadi diare ada yang merupakan gejala penyakit dan ada yang bukan. Ciri diare yang merupakan
gejala penyakit adalah :
1. Diare > 5 x sehari
2. Tinja/feses lembek sampai cair, berbau busuk dan berlendir, kadang-kadang sampai
berdarah
3. Perut terasa mulas melilit namun tinja hanya keluar sedikit
4. Disertai demam dan nyeri kepala
Salah satu diare yang disebabkan infeksi adalah disentri.
Apakah disentri itu ?
Peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar (BAB) encer
secara terus menerus yang bercampur lendir dan darah.
Berdasarkan penyebabnya, disentri dapat dibedakan 2, yaitu :
1. Disentri basiler
Penyebab : Bakteri Shigella, bakteri Escherichia coli enterovasif, bakteri Salmonella.
Ciri : Biasanya menyerang secara tiba-tiba , sekitar 2 hari setelah tubuh dimasuki bakteri.
Gejalanya demam, mual, muntah, diare (20-30 x sehari) sehingga bahaya dehidrasi sangat besar,
tidak mempunyai nafsu makan.
2. Disentri amuba
Penyebab Entamoba hystolitica. Parasit ini mempunyai dua bentuk yaitu bentuk yang tidak
bergerak (kista) dan bentuk yang bergerak. Bentuk yang bergerak inilah yang menimbulkan
gejala mulas, perut kembung, demam, serta diare yang mengandung darah dan lendir. Meskipun
demikian frekuensi diare tidak terlalu sering (6-8 kali sehari). Juga disertai dengan bau yang
menyengat yang berasal dari pembusukan darah dan dinding usus yang dimakan amuba
Sumber penularan :
air yang tak di masak, kotoran manusia, buah-buahan dan sayuran, makanan yang tercemar
dengan kista amuba. Dapat saja penderita terlihat sehat tetapi di tubuhnya membawa parasit
amuba.
Setiap kista amuba berisi empat inti telur sangat kebal terhadap lingkungan terutama suhu yang
rendah, bahan chlorine yang biasa dipakai untuk menjernihkan air, asam lambung dan enzim
pencernaan di usus. Kista parasit ini dapat dimatikan dengan memanaskan sampai suhu 55
derajat celcius.
Bahayanya penyakit desentri amuba dapat bersifat fatal bila terjadi komplikasi antara lain usus
berlubang (perforasi usus), infeksi selaput rongga perut (peritonitis), abses di hati dan otak.
Menurut laporan angka kematian yang disebabkan infeksi amuba ini merupakan urutan ketiga
dari kematian yang disebabkan infeksi parasit di dunia. Karenanya dianjurkan pengobatan infeksi
amuba harus tuntas. Sampai sekarang belum ditemukan obat pencegahan maupun vaksin untuk
infeksi amuba.
Pencegahan
1. Menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan lalat.
2. Menjaga kebersihan lingkungan
3. Membersihkan tangan sesudah buang air besar (BAB) atau menjelang makan atau ketika
akan memegang makanan.
Herbal
Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan mengatasi diare
1. Patikan kebo (Euphorbia hirta)
Sifat : Anti radang
Khasiat : Mengatasi disentri basiler, disentri amuba, diare, gangguan pencernaan, radang usus.
2. Daun jambu biji (Psidium guajava)
Sifat : astringent (mengerutkan selaput lender usus sehingga dapat mengurangi pengeluaran
cairan), anti diare, anti radang, mewnghentikan perdarahan
3. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Sifat : anti radang, anti bakteri, penawar racun
Khasiat : mengatasi diare, disentri basiler, radang usus
4. Kunyit (Curcuma longa)
Sifat : anti radang, anti bakteri, astringent
Khasiat : mengatasi disentri, diare, radang usus, gangguan pencernaan
5. Kulit delima (Punica granatum)
Sifat : astringent, anti diare, anti bakteri
6. Krokot (Portulaca oleracea)
Efek & khasiat : antiradang, menurunkan panas, antitoksik. Untuk disentri, diare akut, radang
usus buntu, dan lain-lain.
7. Daun Sendok (Plantago major)
Efek & Khasiat : sebagai antiradang, berkhasiat mengatasi diare, disentri panas, disentri basiler,
gangguan pencernaan, dan lain-lain
Health Today
Cybermed
Ikatanapotekerindonesia
Surya
Sudah cukupkah hidrasi AndaDisentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang
menyebabkan tukak terbatas di kolon atau usus besar yang ditandai dengan gejala khas yang disebut
sebagai sindroma disentri, yakni sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare)
yang bercampur lendir dan darah.

Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut
menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. ltulah sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare
invasif lebih disukai oleh para ahli.

Dulu, disentri dianggap hanya terdiri dari dua jenis yang didasarkan pada penyebabnya, yakni disentri
basiler yang disebabkan oleh basil Shigella spp. dan disentri amuba yang disebabkan oleh parasit
Entamoeba histolytica. Tapi sekarang telah diketahui banyak penyebab lain berupa mikroba, bakteri dan
parasit, yakni: Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter spp., Vibrio parahaemolyticus, Pleisomonas
shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. coil), Aeromonus spp., Entamoeba histolytica atau Giardia lambha.
Shigella spp. terdapat di mana-mana dan merupakan penyebab terbanyak disentri.

Berikut adalah empat macam kuman atau bakteri yang banyak menyebabkan disentri:

1. Shigella spp.

Shigelloides terdapat di mana-mana tapi yang terbanyak terdapat di negara dengan tingkat kesehatan
perorangan yang sangat buruk. Manusia sendiri merupakan sumber penularan dan hospes alami dari
penyakit ini, yang cara penularannya adalah secara orofaecal yaitu kuman masuk tubuh orang sehat
lewat oral (mulut) dan keluar dari tubuh orang sakit lewat feses. Shigella spp merupakan penyebab
terbanyak dari diare invasif (disentri) dibandingkan dengan penyebab lainnya.

Dikenal ada empat spesies dari Shigella berdasarkan reaksi biokimia dan serologi, yaitu: Sh. Jlexneri, Sh.
boydii, Sh. dysentriae dan Sh. sonnei. Ketiga spesies pertama masih dibagi lagi dalam serotipe sedang Sh.
sonnei dibagi menurut tipe colisin. Hingga sekarang sudah dikenal ada 8 scrotipe Sh. Jlexneri, 15 serotipe
Sh. boydii, 10 serotipe Sh. dysentriae dan 15 tipe colisin Sh. sonnei.

2. Salmonella spp.

Beberapa spesies Salmonella yang bukan S. typhi, S. paratyphi A dan B dapat menyebabkan diare invasif.
Seperti diketahui Salmonella merupakan penyakit zoonosis, hewan dan unggas merupakan reservoir
penyakit ini, dan manusia tertular melalui makanan, daging, unggas dan telur.

Penyakit ini lebih sering terdapat di negara yang penduduknya pemakan daging. Maka dapat dimengerti
bahwa Salmonellosis menjadi problem kesehatan yang lebih besar di negara yang telah maju
dibandingkan dengan negara yang sedang berkembang.

3. Campylobacter spp.

Pada akhir-akhir ini Campylobacter jejuni (dulu disebut "vibrio lainnya" (related vibrio) mulai muncul
sebagai penyebab penting penyakit diare. Penyakit ini umumnya adalah zoonosis walaupun penularan
dari orang melalui air yang terkontaminasi.

Infeksi Campylobacter terutama terdapat pada masa kanak-kanak dan, diare yang ditimbulkannya
biasanya lebih dari 7 hari walaupun dengan gejala yang tidak terlalu berat.

Diperkirakan unggas merupakan reservoir yang paling potensial. Hal ini amat penting karena Indonesia
penduduknya lebih senang makan daging unggas daripada daging sapi. Selain itu telur juga memegang
peran penting dalam, penularan penyakit ini. Berbagai letusan penyakit ini di Inggris, Amerika Serikat
dan Canada telah dihubungkan dengan susu yang tidak dipasteurisasi. Susu terkontaminasi melalui
kontak langsung dengan tinja sapi. C. jejuni akan dapat bertahan selama 22 hari dalam susu yang
disimpan pada 4C tapi segera mati apabila dipasteurisasi.

4. EIEC (Entero Invasive Escherichia coli)

Sejak 1967, para peneliti di Jepang, Brazil dan negara-negara lain telah membuktikan bahwa serotipe
tertentu dari Escherichia coli selain dari yang dinamakan EPEC (serotipe tertentu lainnya dari E. coli),
telah berhasil diisolasi dari tinja penderita anak dan dewasa yang menderita diare invasif. Sekarang telah
diketahui bahwa serotipe dari E. coli yang invasif ialah: 028ac, 029, 0112ac, 0124, 0136, 0143, 0144,
0152, 0164 dan 0167. Serotipe 0124 merupakan EIEC yang paling sering menimbulkan letusan epidemi,
seperti yang terjadi di Hongaria dan USA.

EIEC sangat menyerupai Shigella karena sifat biokimia yang sering sama yaitu laktosa negatif, tidak
bergerak, dekarboksilase lysin juga negatif, selain itu mempunyai antigen somatik 0 yang bersamaan.

Pentingnya Pola Hidup Sehat dan Bersih

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyakit disentri yaitu dengan
memperhatikan pola hidup sehat dan bersih, seperti selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman
dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa kuman, menjaga kebersihan lingkungan,
membersihkan tangan secara baik sesudah buang air besar atau menjelang makan atau ketika
memegang makanan yang akan dimakan.
disentri amoeba-basiler
Diposkan oleh Tiwitiwul di 04:47
Apa sih sebenarnya penyakit Disentri itu?bahaya ga sih penyakit ini?
penyakit ini merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan usus, yaitu
suatu penyakit peradangan usus yang di tandai dengan sakit perut dan buang air besar, tinja berlendir
bercampur darah.Buang air besar ini berulang-ulang yang menyebabkan penderita kehilangan banyak
cairan dan darah.Penyakit ini terbagi menjadi dua yaitu disentri Basiler dan disentri Amoeba.
Penyebab penyakit ini adalah infeksi parasit Entamoeba histolytica yang menyebabkan disentri amoeba
dan infeksi bakteri golongan Shigella, Escherichia coli, Salmonella yang menyebabkan disentri basiler.

Disentri basiler
Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada
permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah
12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
Muntah-muntah.
Anoreksia.
Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala,
letargi, kaku kuduk, halusinasi).
Disentri amoeba
Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (10x/hari)
Sakit perut hebat (kolik)
Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus)
Faktor-faktor penyebab penyakit diare:
1. Tangan yang kotor
2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus dan bakteri
3. .Di tularkan oleh binatang peliharaan
4. Kontak langsung dengan feses atau material lain yang menyebabkan diare ( cara membersihkan
diri yang tidak benar saat keluar dari toilet )
Virus penyebab diare yaitu virus gastrointeritis atau yang di kenal dengan stomatch virus ( virus
perut )

Diagnosis


Diagnosis penyakit disentri dapat di tegakkan dengan pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan tinja
Pemeriksaa inin merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting.Biasanya tinja berbau
busuk,berlendir dan bercampur darah. Pemeriksaan ini meliputi :
Makroskopis: Disentri amoeba dapat di tegakkan bila di temukan bentuk tropozoit dan kista
dalam tinja
Benzidin test
Mikroskopis: Leukosit fecal (petanda adanya kolitis ),darah fecal
2. Biakan tinja: Media agar macconkey,xylose-lysinedioxycholate (XLD ), agar SS
3. Pemeriksaan darah rutin: Leukositosis(5000-15000 sel/mm3) kadang-kadang di temukan leukopenia

Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat di lakukan dengan jalan:
1. Meperhatikan pola hidup sehat dan bersih
2. Menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa
kuman
3. Menjaga kebersihan lingkungan
4. Membersihkan tangan dengan baik sesudah buang air besar atau sebelum makan dan
5. Mencegah terjadinya dehidrasi

Jangan menganggap remeh gitu aja ya penyakit disentri.Disentri basiler biasanya menyerang secara tiba
tiba sekitar dua hari setelah kemasukan kuman/bakteri Shigella. Penyakit ini umumnya lebih cepat
menyerang anak-anak. Kuman kuman masuk ke dalam organ pencernaan yang mengakibatkan
pembengkakan dan pemborokan sehingga timbul peradangan pada usus besar. Penderita disentri harus
segera mendapat perawatan, yang perlu dihindari adalah mencegah terjadinya dehidrasi karena dapat
berakibat fatal
Parasit Entamoeba histolytica



Kuman dan parasit penyebab Diare

Kuman Escherichia coli

Kuman Salmonella

Kuman Shigella

You might also like