You are on page 1of 5

Latar belakang

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang


merupakan penjabaran amanat Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 bertujuan untuk mewujudkan tertib Administrasi Kependudukan dengan
terbangunnya database kependudukan secara nasional serta keabsahan dan kebenaran atas
dokumen kependudukan yang diterbitkan.
Penerapan E-KTP yang saat ini dilaksanakan merupakan bagian dari upaya untuk
mempercepat serta mendukung akurasi terbangunnya database kependudukan yang terintegrasi
di seluruh kabupaten/kota, provinsi maupun database kependudukan secara nasional. Penerapan
E-KTP secara nasional merupakan hal yang penting dalam penataan sistem administrasi
kependudukan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006). Adapun
manfaat penerapan E-KTP adalah sebagai berikut:
1.Untuk mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda dan KTP palsu, sehingga
memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi masyarakat;
2. Untuk mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat, sehingga data
pemilih dalam pemilu dan pemilukada yang selama ini sering bermasalah tidak akan
terjadi lagi, dan semua warga negara Indonesia yang berhak memilih terjamin hak
pilihnya;
3. Dapat mendukung peningkatan keamanan negara sebagai dampak positif dari
tertutupnya peluang KTP ganda dan KTP palsu, di mana selama ini para pelaku kriminal
termasuk teroris, TKI Ilegal maupun perdagangan orang yang pada umumnya
menggunakan KTP ganda dan KTP palsu;
4. Mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan untuk pengurusan berbagai
izin dari Lembaga Pemerintah dan Swasta, karena tidak lagi memerlukan KTP setempat;
5. Dapat dipergunakan sebagai ID Card untuk ATM, asuransi atau sebagai kartu pemilih
pada Pemilu;
6. NIK yang ada di E-KTP juga menjadi dasar penerbitan paspor, SIM, NPWP, polis
asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.
Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa penerapan E-KTP yang sudah dicapai
sudah signifikan, yaitu telah mencapai 145.000.000 penduduk yang sudah terjamin
ketunggalannya dari target 245.609.453 (80%). Dengan demikian, program E-KTP yang masih
belum dapat terealisasi adalah 20%. Untuk pencapaian 100%, Pemerintah melakukan langkah
strategis pada Tahun 2014 dan seterusnya, pencetakan E-KTP akan diserahkan kepada
Pemerintah kabupaten/kota dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini
sesuai dengan amanah dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2013tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Namun demikian tentu masih dijumpai adanya berbagai kendala diantaranya masih belum
dilakukannya pendistribusian blanko E-KTP ke kabupaten/kota, jumlah dan kualifikasi tenaga
operator yang disiapkan untuk pelayanan E-KTP masih kurang bahkan ada beberapa kabupaten
belum mempunyai tenaga operator sehingga diperlukan perekrutan tenaga operator untuk
melakukan pelayanan E-KTP. Selain itu masih kurangnya peralatan yang diberikan di daerah-
daerah perbatasan seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kepulauan
Riau sertaketersediaan daya listrik diseluruh kecamatan/tempat pelayanan E-KTP se-
Kabupaten/Kota tersebut belum tersedia keseluruhan dikarenakan anggaran untuk pembelian
genset belum mencukupi, biaya bahan bakar relatif mahal dan susah dijangkau, serta
memerlukan waktu yang lama dalam proses pengadaan pembelian genset.
Program E-KTP masih terus disempurnakan dan didorong agar program E-KTP benar-
benar dapat mendukung dan dijadikan dasar setiap aktivitas kependudukan. Data kependudukan
terus dilakukan validasi untuk meng-update seluruh data kependudukan bagi seluruh masyarakat
di negara ini, karena masih dijumpai sebagian masyarakat yang belum memiliki E-KTP padahal
secara usia sudah seharusnya mengurus pembuatan E-KTP.
Tetapi dalam perjalanannya terjadi permasalahan ynag terjadi dalam pelaksanaan proyek
ini. Dimulai dari proses lelangnya dan oknum pelaku yang terlibat didalamnya. Yang dimulai
dari tahun 2012.





PEMBAHASAN
1.Profile perusahaan BUMN PNPRI
percetakan Negara Republik Indonesia telah berdiri sejak zaman
pemerintahan Belanda pada tahun 1809 dengan nama "Lands Drukkerij". Seperti halnya
dinegara-negara lain maksud didirikannnya Perum Percetakan Negara (Government Printing
Office) adalah untuk mencetak dokumen negara yang pada waktu itu tugas adalah mencetak
"State Gazette". Di Indonesia State Gazette disebut Berita Negara dan Lembaran Negara beserta
tambahannya. Hampir semua Negara mempunyai institusi pencetakan negara yang tugas
utamanya adalah mencetak dokumen negara khususnya Berita Negara. Pada awal kemerdekaan
Republik Indonesia Perum Percetakan Negara mendapatkan tugas antara lain untuk mencetak
ORI (Uang Republik Indonesia), dan mendapatkan tugas untuk melaksanakan pembuatan Berira
Negara (State Gazeete) Republik Indonesia yang pertama kalinya dan sekarang disebut dengan
nama Berita Negara. Dalam perjalanannya hidup perusahaan ini selalu mengikuti sejarah bangsa
Indonesia. Sedangkan Pencetakan Uang sekarang dilakukan oleh Perum Peruri. Sebelum
namanya berubah menjadi Percetakan Negara Republik Indonesia (1950), Perum PNRI ini telah
mengalami beberapa kali perubahan nama. Pada tahun 1942 namanya adalah "Gunseikanbu
Inatsu Koja(GIK). Kemudian pada tahun 1945 berubah menjadi Percetakan Republik Indinesia
(PRI). Melalui sebuah Peraturan Pemerintah NO.46 Tahun 1991, PNRI menjadi sebuah
Perusahaan Umum (Perum) milik negara, yang mengemban fungsi, baik sebagai pendukung
pembangunan nasional (agent of development) maupun sebagai unit ekonomi (profit center).
Saat ini berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.133 Tahun 2000 Pasal 7, maksud dan tujuan
perusahaan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijakan program pemerintah di
bidang ekonomi dan pembangunan nasional dengan cara mengadakan usaha di
bidang percetakan, dan jasa grafika lainnya sertamultimedia.
Perum PNRI tidak hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang cetakan yang
berisi dokumen resmi negara seperti state gazette dan produk informasi yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Dan, saat ini sesuai dengan perkembangan pemesaran dan manajemen, Perum PNRI
melayani juga produk percetakan umum yang diterima dari BUMN, swasta maupun masyarakat
luas pada umumnya.

2.Profil perusahaan PT astra grafia
Segmen usaha Teknologi Informasi & Komunikasi merupakan pengembangan unit bisnis
Astragraphia untuk memberikan solusi dan layanan Teknologi Informasi & Komunikasi kepada
pelanggan. Segmen usaha ini dimulai sejak tahun 1983, sebagai salah satu divisi
Astragraphia. Dalam perjalanan bisnisnya, segmen usaha ini mengalami dinamika baik dalam
struktur perusahaan, organisasi, maupun portofolio.
Astragraphia mengawali perjalanan bisnis pada tahun 1971 sebagai Divisi Xerox di PT
Astra Internasional yang kemudian dipisahkan menjadi badan hukum sendiri pada tahun 1975.
Pada tanggal 22 April 1976 Astragraphia ditunjuk secara langsung sebagai distributor
eksklusif dari Fuji Xerox Co. Ltd. Jepang di seluruh Indonesia dengan ruang lingkup usaha
sebagai penyedia perangkat perkantoran. Sejalan dengan tuntutan kebutuhan pelanggan
yang dinamis dan perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi & komunikasi, sejak
tahun 1990-an Astragraphia mulai merintis transformasi bisnis menjadi penyedia
Solusi Teknologi Informasi.
AGIT mempunyai anak perusahaan bernama PT AGIT Monitise Indonesia (AMI).
Perusahaan ini merupakan kemitraan strategis antara AGIT dan Monitise Asia Pacific Limited
untuk menyediakan solusi mobile banking. Perusahaan ini menyediakan platform yang
memberikan dukungan perangkat lunak dan solusi terhadap layanan mobile banking, mobile
payment, mobile commerce yang memudahkan bank, lembaga keuangan, mobile operators, dan
penyedia (mobile).
3.permasalahan

4,analisa masalah
5.kesimpulan
S ditangkap dan dijadikan tersangka dan menjadi seorang tahanan koruptor.

You might also like