Analisis Kinerja Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging Antara Sistem Kandang Close House Dan Open House

You might also like

You are on page 1of 9

BROILER FINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS OF CLOSE HOUSE AND

OPEN HOUSE SYSTEMS IN DARUREJO VILLAGE, PLANDAAN SUBDISTRICT,


JOMBANG REGENCY

Fuad Pranata Wardana
1)
, Hari Dwi Utami
2)
and Bambang Ali Nugroho
2)
1.
Student at Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University.
2.
Lecturer at Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University.

ABSTRACT

Research was conducted at the broiler used close house system and open house
system at Darurejo. The study was aimed to investigate financial performance of broiler
close house and open house systems. The method of the researched was case study.
Respondents involved broiler farmers of two broiler house systems. Primary data were
collected from15
th
July to 30
th
August 2013 using structure questionaire. The data were
analysed by descriptive analysis with applying economic equation namely profit, R/C ratio
and BEP. The results showed that open house system was more profitable than those of
broiler close house system. Profit and R/C ratio in close house and open house systems were
Rp 1.605,51/bird vs Rp 2.065,55/bird and 1,06 vs 1,08, respectively whereas Rp 13.112 vs
Rp 13.235 of BEP price; 1,73 kg vs 1,66 kg of BEP product and 28.669 birds vs 7.793 birds
of minimal broiler raised.

Keywords: R/C ratio, profit, BEP

ANALISIS KINERJA FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING
ANTARA SISTEM KANDANG CLOSE HOUSE DAN OPEN HOUSE
DI DESA DARUREJO KECAMATAN PLANDAAN JOMBANG

Fuad Pranata Wardana
1)
, Hari Dwi Utami
2)
and Bambang Ali Nugroho
2)
1 .
Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
2.
Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan di peternakan ayam pedaging yang mengunakan close house
systemdan open house system yang berlokasi di Desa Darurejo.Tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui kinerja finansial sistem kandang close house dan sistem kandang open
house.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Responden terdiri dari
peternak ayam pedaging dari dua sistem perkandangan. Data primer diperoleh dari tanggal 15
Juli sampai 30 Agustus 2013 menggunakan kuesioner.Data dianalis menggunakan analisis
deskriptif dengan penerapan persamaan ekonomi yaitu profit, R/C ratio dan BEP. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa open house system lebih menguntungkan daripada close
house system. Keuntungan yang diperoleh peternak close house system rata-rata sebesar Rp
1.605,51/ekor dan peternak dengan open house system sebesar Rp 2.065,55/ekor.Analisis R/C
ratio menunjukan bahwa peternak close house systemrata-rata 1,06, sedangkan pada peternak
dengan kandang open house systemrata-rata 1,08.BEPHarga, produk dan ayam pada peternak
yang menggunakan kandang close house systemrata-rata sebesar Rp 13.112,-; 1,73 kg dan
28.669 ekor sedangkan BEPHarga, produk dan ayam pada peternak yang menggunakan
kandang openhouse systemrata-rata sebesarRp13.235,-; 1,66 kg dan 7.793 ekor.

Kata kunci: R/C ratio, keuntungan, BEP
PENDAHULUAN
Usaha peternakan ayam pedaging
merupakan salah satu usaha yang potensial
untuk menghasilkan daging dan
meningkatkan konsumsi protein bagi
masyarakat. Ayam pedaging merupakan
ayam yang tumbuh dengan cepat dan dapat
dipanen dalam waktu yang singkat.
Keunggulan genetik yang dimiliki ayam
pedaging dan pemberian pakan yang baik
mampu menampilkan performa produksi
yang optimal. Selain faktor genetik dan
pakan, lingkungan kandang mempunyai
peran yang besar dalam menentukan
performa ayam pedaging dan keuntungan
yang diperoleh peternak.
Kandang merupakanbagianpenting
dari tatalaksanapemeliharaan,karena
merupakan tempatseluruh aktivitas ternak
sehingga kenyamananternak terjaminagar
diperoleh ternakyangsehatdan
produktif.Usaha peternakan ayam
pedaging mempunyai dua sistem
perkandangan yaitu sistem kandang close
house dan sistem kandang open house.
Kedua sistem tersebut mempunyai
kelebihan dan kekurangan.Besarnya
pengeluaran yang bervariasi untuk biaya
input produksi pada sistem kandang close
house dan sistem kandang open house,
serta tingkat mortalitas dalam peternakan
ayam pedaging tentunya akan berpengaruh
terhadap pendapatan yang diperoleh. Hal
inilah yang nantinya berdampak pada hasil
dari kinerja peternakan yang mengunakan
sistem kandang close house dan sistem
kandang open house.
Keberhasilan serat kelayakan usaha
peternakan dapat dianalisis dari laporan
keuangannya. Laporan dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan dan aktifitas peternakan
dengan melakukan analisis. Analisis
ekonomi usaha peternakan sangat
diperlukan karena dapat digunakan sebagai
penentu kelayakan suatu usaha yaitu
dengan menghitung semua unsur biaya
yang ada. Oleh karena itupenetahuan
tentang perhitungan jumlah biaya produksi
dari jenis sistem perkandangan yang
berbeda akan didapatkan suatu penerimaan
dan keuntungan sehingga nantinya dapat
diketahu hasil analisis usahanya. Analisis
usaha pada peternakan ayam pedaging
berdasarkan sistem kandang yang
digunakan meliputi perhitungan biaya
produksi, penerimaaan, pendapatan, R/C
ratio dan BEP (Break Even Point).
Berdasarkan kajian diatas maka
dilakukan penelitian untuk mengetahui
kinerja finansial pada usaha peternakan
ayam pedaging yang menggunakan sistem
kandang close house dan sistem kandang
open house.

TINJAUN PUSTAKA
Menurut Amrullah (1992) ayam
pedaging adalah ayam jantan dan ayam
betina muda yang berumur dibawah 6
minggu ketika dijual dengan bobot badan
tertentu, mempunyai pertumbuhan yang
cepat, serta dada yang lebar dengan
timbunan daging yang sekelompok ayam
yang dihasilkan oleh perusahaan
pembibitan melalui proses pemuliabiakan
untuk tujuan ekonomis tertentu.
Sistem kemitraan, yaitu pengusaha
atau perusahaan memberikan modal
berupa bibit ayam, pakan, obat-obatan dan
vaksin dan peternak menyediakan kandang
dan alat, tenaga kerja, listrik, air dan bahan
lain seperti sekam dan kapur. Ayam yang
terpanen maka penjualan atau pemasaran
ayam akan dilakukan oleh perusahaan
dengan harga pasar yang telah ditentukan
(Zuraida, dkk., 2006).
Modal adalah barang-barang atau
peralatan yang dapat digunakan untuk
melakukan proses produksi. Modal dapat
digolongkan berdasar sumbernya, bentuk,
kepemilikan serta berdasarkan sifatnya.
Berdasarkan sumbernya, modal dibagi
menjadi dua, yaitu modal sendiri
dan modal asing. Berdasarkan
kepemilikannya, modal dibagi menjadi
modal individu dan modal masyarakat
(Faiqoh, 2011).
Pembiayaan perusahaan
dikelompokkan atas biaya tetap, biaya
variabel dan biaya semi variabel.
Penyusunan anggaran variabel diharapkan
dapat diidentifikasikan sejauh mana
masing-masing biaya akan dipengaruhi
oleh aktivitas atau kegiatan perusahaan.
Biaya variabel jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan tingkatan
produksi, sedangkan biaya tetap
merupakan biaya yang jumlahnya tetap,
tidak tergantung kepada perubahan tingkat
kegiatan dalam menghasilkan keluaran
atau produk di dalam interval tertentu
(Umar, 2003).
Harapan beroperasinya sebuah
perusahaan adalah adanya penerimaan
pendapatan perusahaan. Penerimaan
pendapatan perusahaan akan diperoleh dari
hasil penjualan barang atau jasa yang
diproduksikan oleh perusahaan.
Manajemen perusahaan akan dapat
merencanakan penjualan dengan suatu
target keuntungan tertentu. Keuntungan
yang diinginkan oleh sebuah perusahaan
merupakan kelebihan penerimaan
pendapatan total atas biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang
bersangkutan (Ahyari, 1987).
Analisa BEP merupakan suatu cara
atau suatu teknik yang digunakan
olehseorang petugas atau manajer
perusahaan untuk mengetahui pada volume
(jumlah) penjualan dan volume produksi
berapakah perusahaan tersebut tidak
menderitakerugian dan tidak pula
memperoleh laba (Syukur, 2008).
Efisiensi usaha dapat pula digunakan
untuk menilai kelayakan usaha tani.
Recepts per Dollar Expenses atau
penerimaan (Revenue; R) yang dihasilkan
dari setiap satu dollar biaya (Cost;
C).Suatu usaha dikatakan menguntungkan
jika perbandingan antara R dan C (R/C)
bernilai lebih besar dari satu. R/C ratio
(Return Cost Ratio) yaitu perbandingan
antara penerimaan dengan biaya
(Soekartawi, 1995).

MATERI DAN METODE
Lokasi penelitian di Desa Darurejo
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data
dilakukan selama satu bulan yaitu 15 Juli
sampai 30 Agustus 2013.Pemilihan lokasi
penelitian dikarenakan di lokasi ini
terdapat peternakan yang pemeliharaan
ayam pedaging mengunakan sistem
kandang dengan sistem open house dan
close house.
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode survey dengan penentuan
sampel secara purposive sampling. Kriteria
yang ditetapkan untuk menjadi responden
adalah pemeliharaan ayam menggunakan
kandang dengan sistem open house dan
close house serta populasi ayamnya
>10.000 ekor.Untuk mengetahui kinerja
finansial pada usahaternak broiler yang
menggunakan kandang sistem open house
dan close house dilakukan analisis
kuantitatif dengan dilihat dari besarnya
pendapatan, keuntungan peternak serta
efisiensi usahaternak dengan menghitung
Break Even Point (BEP)dan R/C ratio.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Mortalitas
Mortalitas atau angka kematian yaitu
angka yang menunjukan jumlah ayamyang
mati selama pemeliharaan. Nilai mortalitas
diukur melalui perbandingan antarajumlah
seluruh ternak yang mati dengan jumlah
total ternak yang dipelihara.
Tingkatkematian sebesar 5% tidak terlalu
mempengaruhi biaya produksi, tetapi
untukkematian sebesar 20-30%
pengaruhnya besar sekali terhadap biaya
produksi. Tingkat mortalitas dalam 1 tahun
terakir (2012) pada kandang close house
dan open house dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rataan tingkat mortalitas ayam broiler pada
kandang close house lebih rendah daripada
kandamg open house yaitu 4,25% pada
kandang close house dan 6,46% pada
kandang open house. Perbedaan ini
menunjukkan bahwa kandang sistem
terbuka menimbulkan respon kurang baik
ketika kondisicuaca tidak mendukung atau
terjadi perubahan cuaca yang sangat
drastis. Pemeliharaan ayambroiler dengan
menggunakan close house system
merupakan salah satu upaya
inovasiteknologi untuk menghadapi
perubahan cuaca cukup ekstrim, sehingga
diharapkan dapatmeminimalisasi pengaruh
buruk dari kondisi lingkungan atau
perubahan iklim di luarkandang.
Konversi Pakan
Konversi pakan merupakan salah
satu indikator keberhasilan usaha bagi
perternak. Perbandingan konsumsi pakan
dan pertambahan bobot badan akan
menghasilkan angka sebagai dasar
perhitungan ekonomis. Konversi pakan
setiap periode dalam 1 tahun terakhir
(2012) untuk per ekor ayam pada kandang
close house dan open house dapat dilihat
pada Tabel 2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rataan konversi pakan ayam broiler pada
kandang close house lebih rendah daripada
kandang open house yaitu 1,653% pada
kandang close house dan 1,673% pada
kandang open house. Perbedaan ini
menunjukkan bahwa dipengaruhi banyak
faktor, salah satunya kondisi lingkungan
terutama temperatur di dalam kandang.
Semakin rendah temperatur di dalam
kandang akan semakin banyak ayam
mengkonsumsi ransum yang disediakan
untuk mempertahankan suhu tubuh agar
relatip konstan. Rataan temperatur di
dalam kandang close house system yang
rendah diduga menyebeakan tingkat
konsumsi pakan ayam broiler menjadi
lebih tinggi daripada kandan tertutup
sehinggan menyebabkan terjadinya
peningkatan konsumsi pakan sehingga
menaikkan nilai konversi pakan. Fadilah
(2007), temperatur ideal untuk ayam
broiler setelah periode pemeliharaan
brooding adalah 23 26
0
C. Wahju (1997),
bahwa pada temperatur yang lebih rendah
akan menyebabkan ayam mengkonsumsi
ransum lebih banyak. Konsumsi ransum
menurun sekitar 1,5% untuk setiap
kenaikan 1
0
C.
Permodalan
Modal tetap dalam suatu usaha
peternakan ayam pedaging dalam
penelitian ini baik yang menggunakan
kandang sistem close house maupun open
house ini meliputi lahan, pembuatan
kandang, serta pembelian peralatan
kandang. Sedangkan modal tidak tetap
pada usaha peternakan ayam pedaging
meliputi pembilian bibit, pakan, obat-
obatan, sekam, listrik, gas LPG serta upah
tenaga kerja. Total modal tetap serta modal
tidak tetap setiap periode dalam 1 tahun
terakhir (2012) pada kandang close house
dan open house dapat dilihat pada Tabel 3.

Modal tetap serta modal kerja yang
tercantum pada Tabel 3 menunjukkan
bahwa modal tetap pada close house
system lebih tinggi dibandingkan dengan
open house system,dikarenakan kandang
close house systemmenggunakan peralatan
otomatis sehingga modal yang dibutuhkan
sangat tinggi sehingga menyebabkan
modal kerja yang dikeluarkan lebih besar
close house system dari pada open house
system.



Analisa Ekonomi
Biaya produksi adalah biaya yang
dikeluarkan oleh seorang peternak dalam
proses produksi serta membawanya
menjadi produk. Biaya tetap terdiri dari
sewa tanah, penyusutan kandang,
penyusutan peralatan, pajak dn bunga
modal. Biaya variabel terdiri dari
pembelian bibit, pakan, obat, sekam,
listrik, gas elpiji, tenaga kerja, ongkos
angkut pakan. Berikut tabel biaya produksi
setiap periode dalam 1 tahun terakhir
(2012) untuk per ekor ayam pada kandang
close house dan open house dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel.4 total biaya open house
system dan close house system/periode /1
tahun /ekor.


Biaya produksi yang tercantum pada
Tabel 4 menunjukkan bahwa biaya
produksi tertinggi terletak pada biaya
variabel, dimana pada biaya variabel biaya
pakanlah yang mendominasi. Hal tersebut
didukung oleh pendapat dari Aryanti
(2010), menyatakan bahwa biaya pakan
merupakan biaya yang terbesar pada suatu
usaha peternakan, yang mana berkisar
antara 60% 80%. Sedangkan pada biaya
tetap sesuai pada pengertiannya, biaya
tersebut tidak berubah dan akan memiliki
nilai yang sama setiap periode produksi.
Kandang tipe close house system biaya
variabel bila dibandingkan dengan
kandang tipe open house system relatif
Lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan
kedua tipe kandang yang berbeda tersebut
memelihara ayam broiler dengan kapasitas
yang berbeda.
Pada Tabel 4 di atas menunjukkan
bahwa biaya variabel yang dikeluarkan
oleh kandang close house lebih tinggi dari
pada kandang open house, bahkan pada
periode 5 dan 6 mengalami kenaikan
dengan jumlah biaya variabel. Kenaikan
biaya ini dikarenakan naiknya biaya yang
harus dikeluarkan untuk bibit dan pakan
dimana kedua variabel tersebut sangat
penting dalam menjalankan usaha.
Sedangkan biaya variabel yang
dikeluarkan oleh kandang open house pada
periode 3 mengalami penurunan, ini
dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk
bibit lebih rendah dibandingkan periode
sebelumnya yang mengakibatkan
penutunan pada pengeluaran untuk obat-
obatan dan vaksin. Periode 3 pada semua
tipe kandang mengalami penurunan biaya
variabel. Penurunan ini disebakan karena
turunnya harga DOC dan pakan sehingga
menyebabkan biaya variabel akan turun
juga.
Biaya tetap adalah biaya yang
dikeluarkan dalam jumlah tetap yang
terdiri dari penyusutan modal tetap. Pada
kandang close house, biaya tetap yang
dikeluarkan sebesar Rp. 10.072.200,-
setiap periode atau Rp. 324,91 per ekor
sedangkan untuk kandang open house
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.
1.947.000,- per periode atau Rp. 216,33
per ekor pemeliharaan. Tingginya biaya
tetap pada kandang close house
dikarenakan pada kandang close house
menggunakan sistem teknologi yang tinggi
sehingga memerlukan biaya yang lebih
besar pula. Penggunaan biaya tetap pada
pada pemeliharaan ayam dengan kandang
close house dan open housesetiap
periodenya disajikan pada Tabel 4
Total biaya (TC) per ekor pada
pemeliharaan ayam broiler dengan sistem
kandang yang berbeda diasjiak pada Tabel
4. Hasil analisis menunjukan bahwa terjadi
perbedaan jumlah total biaya yang
dikeluarkan dalam pemeliharaan ayam
setiap periodenya. Pada close house system
TC tertinggi terjadi pada periode 5
mencapai Rp 25.324,37 dan yang terendah
terjadi pada periode 1 sebesar Rp
22.467,18 sedangkan pada open house
system TC tertinggi terjadi pada periode 6
mencapai Rp 25.342 dan yang terendah
terjadi pada periode 3 sebesar Rp
22.792.49 Fluktuasi biaya total ini
dikarenakan adanya beberapa faktor yang
mempengaruhinya, meliputi : harga DOC
yang berbeda setiap periode, jumlah
konsumsi pakan yang berbeda serta
pemakain obat obatan yang berbeda
sesuai indikasi adanya penyakit yang
terjadi setiap periodenya.

Penerimaan dan Keuntungan
Penerimaan adalah nilai hasil dari output
atau produksi karenaperusahaan telah
menjual atau menyerahkan sejumlah
barang atau jasa kepada pihak
pembeli.Selanjutnya dikatakan penerimaan
perusahaan bersumber dari penjualan hasil
usaha, sepertipanen dari peternak dan
barang olahannya.Hasil penelitian terhadap
penerimaan dan keuntungan pada
pemeliharaan ayam dengan kandang close
house dan open house disajikan pada Tabel
5 dan 6.


Hasil penelitan didapat penerimaan
usaha peternakan ayam pedaging close
house system total penerimaanper ekor
ayamyang diperoleh dari penjualan ayam,
kotoran ayam dan bonus selama 1 tahun
untuk pemeliharaan ayam pedaging yakni
sebesar Rp 151.531,70 untuk penerimaan
tertinggi terjadi pada periode 5 yaitu
sebesar Rp 27.292,71 untuk 1 ekor ayam.
Pada peternakan ayam pedaging open
house system total penerimaan selama 1
tahun sebesar Rp 152.239,87 dan
penerimaan tertinggi terjadi pada periode 4
yaitu sebesar Rp 27.838,51Perbedaan
penerimaan ini dipengaruhi oleh harga
pasar, semakin tinggi harga ayam di pasar,
maka semakin tinggi pula penerimaan
yang Hasil penelitan yang terdapat pada
Tabel 6 didapat keuntunganper ekor ayam
pada usaha peternakan ayam pedaging
close house system total keuntungan
selama 1 tahun yakni sebesar Rp 9.594,33
dengan keuntungan tertinggi terjadi pada
periode 5 yaitu sebesar Rp 1.968,34.
Sedangkan pada peternakan ayam
pedaging open house system total
keuntungan yang diperoleh selama 1 tahun
sebesar Rp 12.393,31 dan keuntungan
tertinggi terjadi pada periode 4 yaitu
sebesar Rp 3403,37.
Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa keuntungan dan penerimaan usaha
peternakan ayam pedaging open house
system lebih tinggi daripada kandang close
house system. Keuntungan adalah selisih
dari penerimaan dan biaya. Keuntungan
bisa dibaca sebagai berapa banyak yang
dihasilkan setelah mengeluarkan sejumlah
biaya tertentu dalam persen. Keuntungan
yang didapat baik oleh kandang close
house maupun open house memiliki pola
yang relatif sama. Pada periode ke-3
mengalami penurunan profit dan pada
periode 4 mengalami kenaikan profit.
Penurunan profit disebabkan oleh biaya
yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding
periode sebelumnya dan kenaikan profit
disebabkan penerimaan yang diterima
lebih besar dibanding sebelumnya (harga
pasar tinggi).
Keuntungan atau profit merupakan
hasil dari selisih antara penerimaan dan
biaya. Keuntungan adalah buah dari
kegiatan usaha yang dijalankan. Pada
grafik di atas digambarkan persentase
tingkat keuntungan yang diterima oleh
peternak berdasarkan biaya yang
dikeluarkan. Pada penggunaan kandang
close house, keuntungan yang didapat
lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kandang open house.Fluktuasi keuntungan
antara kedua kandang tidak jauh berbeda.
Situasi ini dapat dilihat pada periode ke 3,
4, dan 5 yang mana kedua kandang
mengalami penurunan profit kemudian
pada periode ke-4 mengalami kenaikan
profit, dan pada periode 5 mengalami
penurunan profit. Kondisi bisa terjadi
karena situasi/kondisi eksternal yang
dialami oleh peternak baik yang
menggunakan close house maupun open
house adalah sama.

R/C ratio
Rasio R/C (Revenue Cost Ratio)
bertujuan untuk mengukur efisiensi
inputdan output, dengan menghitung
perbandingan antara penerimaan total
dengan biaya produksi total. Analisis ini
digunakan untuk menganalisisimbangan
antara penerimaan dengan biaya. Hasil
perhitungan analsis R/C ratio pada pada
pemeliharaan ayam dengan kandang close
house dan open housedapat dilihat pada
Tabel 7.

Hasil perhitungan yang disajikan
pada tabel 7 diatas dapat diperoleh bahwa
nilai R/C ratio per ekor pemeliharaan
ayam broiler berbeda setiap periodenya.
Pada pemeliharaan ayam dengan sistem
close house system R/C ratio tertinggi
terjadi pada periode 1 mencapai 1.08 dan
yang terendah terjadi pada periode 4
sebesar 1.05, sedangkan pada
pemeliharaan ayam dengan sistem open
house system R/C ratio tertinggi terjadi
pada periode 4 mencapai 1.14 dan yang
terendah terjadi pada periode 3 sebesar
1.05. Terjadinya fluktuasi R/C ratio setiap
periodenya dipengaruhi dengan harga
sapronak dipasaran yang fluktuatif dan
hasil ayam pedaging yang dipelihara. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa usaha
peternakan ayam broiler peternak close
house system dan peternak open house
system memiliki nilai R/C ratio>1
sehingga dapat diartikan bahwa usaha
tersebut efisien dan menguntungkan. Rasio
R/C (Revenue Cost Ratio) bertujuan untuk
mengukur efisiensi input dan output,
dengan menghitung perbandingan antara
penerimaan total dengan biaya produksi
total (Kadarsan, 1995). Salam (2009)
menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan
menguntungkan jika perbandingan antara
R dan C (R/C) bernilai lebih besar dari
satu. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio),
yaitu perbandingan antara penerimaan
dengan total biaya produksi.

Analisa Break Even Point (BEP)
Nilai BEP harga, produk dan ekor
pada peternakan skala kecil dan skala
menengah dihitung per periode selama
satu tahun. Nilai untuk BEP ini untuk
mengukur nilai produksi yang didapat oleh
masing-masing peternak, agar mengetahui
titik minimal produksi ataupun harga yang
agar peternak tidak mengalami kerugian.
Berikut hasil dari perhitungan BEP harga,
BEP produk dan BEP ekor dapat dilihat
pada Tabel 7.
Break Even Point (BEP)
Harga
pada
kandang close house system tertinggi
terjadi pada periode 6 mencapai Rp
13.901,- dan yang terendah terjadi pada
periode 1 sebesar Rp 11.794, sedangkan
pada open house system tertinggi terjadi
pada periode 4 mencapai Rp 14.129 dan
yang terendah terjadi pada periode 3
sebesar Rp 12.091.
Break Even Point (BEP)
Produk
pada
close house system tertinggi terjadi pada
periode 4 mencapai 1,83 kg/ekor dan yang
terendah terjadi pada periode 6 sebesar
1,62 kg/ekor sedangkan pada open house
system tertinggi terjadi pada periode 4
mencapai 1,81 kg/ekor dan yang terendah
terjadi pada periode 3 sebesar 1,50
kg/ekor.
Break Even Point (BEP)
Ekor
pada
close house system tertinggi terjadi pada
periode 5 mencapai 29.799 ekor dan yang
terendah terjadi pada periode 6 sebesar
27.374 ekor, sedangkan pada open house
system tertinggi terjadi pada periode 2
mencapai 8348 ekor dan yang terendah
terjadi pada periode 5 sebesar 6.973 ekor.
Analisis BEP
Harga
, BEP
Produk
dan
BEP
Ekor
menunjukkan bahwa nilainya
berbeda pada setiap periode. Rata-rata
BEP
Harga
pada kandang close house
systemselama satu tahun sebesar Rp
13.112,- dan pada kandangopen house
system sebesar Rp 13.235,-. Rata-rata
BEP
Produk
pada close house system sebesar
53.542kg sedangkan pada open house
system sebesar 14.961 kg. Rata-rata
BEP
Ekor
pada close house system sebanyak
28.669 ekor, sedangkan pada open house
system sebanyak 7.793 ekor.
Break Even Point dihitung untuk
mengetahui tingkat hasil produksi dari
suatu perusahaan sehingga dapat diketahui
letak kerugian apabila hasil produksinya
dibawah dari hasil nilai BEP yang
dihitung. Pernyataan ini sesuai dengan
hasil penelitian dari Indah (2012), yaitu
analisa Break Even Point (BEP)
merupakan suatu cara atau suatu teknik
yang digunakan oleh seorang petugas atau
manajer perusahaan untuk mengetahui
pada volume (jumlah) penjualan dan
volume produksi berapakah perusahaan
tersebut tidak menderita kerugian dan
tidak pula memperoleh laba. Untuk nilai
BEP harga itu sendiri biasanya digunakan
sebagai penentu dari harga produk, agar
dapat diketahui nilai jual produk tidak
akan menyebabkan kerugian. Menghitung
BEP produk digunakan untuk menentukan
titik minimal produksi agar tidak
mengalami kerugian dan menghitung BEP
ekor untuk mengetahui nilai ekor atau
jumlah minimal ternak agar tidak
mengalami kerugian

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa secara ekonomi dan
R/C ratio pemeliharaan ayam broiler
dengan kandang open house lebih
menguntungkan daripada kandang dengan
sistem close house tetapi secara BEP
produk kandang sistem close house lebih
tinggi daripada sistem open house.
Disarankan apabila peternak ingin
mendirikan kandang untuk pemeliharaan
ayam broiler secara jangka panjang
disarankan menggunakan kadang dengan
sistem close house tetapi jika
pemeliharaannya dalam jangka pendek
sebaiknya mendirikan kandang open house
sytem.

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, A. 1987.Pengendalian Produksi.
BPFE. Yogyakarta

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam
Pedaging. Cetakan ke-1. Lembaga
Satu Gunungbudi. Bogor.

Aryanti, F. 2010. Kompetensi kinerja
karyawan kandang ayam broiler
milik peternak di wilayah desa
Cisalopa, Cinagara, Bogor.
http://www.deptan.go.id/bpsdm/bbp
kh_cinaga
ra/index.php?option=com_content&
view=arti cle&id=69:kinerja-
karyawan-
anakkandang&catid=28:peternakan
&Itemid=44.

Asnawi, A. 2009. Perbedaan Tingkat
Keuntungan Usaha Peternakan
Ayam Ras Petelur Antara Sebelum
dan Sesudah Memperoleh Kredit PT.
BRI di Kabupaten Pinrang. Buletin
Ilmu Peternakan dan Perikanan, Vol.
XIII(1), Januari 2009 : 23 30

Fadilah, R. 2007. Sukses Beternak Ayam
pedaging. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Faiqoh.2011. Analisis Keuntungan dan
Kelayakan Usaha Peternakan Ayam
Petelur PT. Bintang Sembilan di
Kecamatan Tambakboyo Kabupaten
Tuban. Skripsi. Program Studi Ilmu
Peternakan, Fakultas Peternakan,
Universitas Brawijaya. Malang

Indah, P. 2012. Analisa Keuntungan dan
Kelayakan Usaha Peternakan
Broiler Kemitraan PT. Semesta
Mitra Sejahtera Surabaya Wilayah
Gresik Jawa Timur. Skripsi. Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
Malang

Salam T. 2009. Analisis Finansial Usaha
Peternakan ayam broiler pola
kemitraan. Jurnal Agrisistem Vol. 1 :
213 217

Soekartawi. 1995. Teori Ekonomi
Produksi. Penerbit Rajawali. Jakarta

Syukur, S. H. 2008. Analisis Break Even
Ponit Usaha Peternakan Rakyat
Ayam Petelur di Kecamatan Palu
Selatan. Jurnal, Agribis 9(1):41-49,
April 2008.

Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis
Edisi 2. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Wahju, J., 2004. Ilmu Nutrisi Unggas.
Cetakan Kelima. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta




Yulianti, F., 2012. Kajian Analisis Pola
Usaha Pengembangan Ayam
Broiler Di Kota Banjarbaru. Jurnal
Socioscientia Kopertis Wilayah XI
Kalimantan. Februari 2012. Volume
4 Nomor 1 hal 35 42.

Zuraida, R, Rohaeni E.S. dan Hikmah, Z.
2006. Prospek Pengusahaan Ayam
Pedaging pada Kotamadya
Banjarbaru Kalimantan Selatan:
Kasus di Desa Palam Kecamatan
Cempaka Kota Banjarbaru
Kalimantan
Selatan.http://agris.fao.org/agrissear
ch/search/display.do?f=1999/ID/ID9
9010.xml;ID1999000716.

You might also like