You are on page 1of 46

BATIK

Fikhi Frasethian, S.Pd


Daftar Isi
Daftar Isi
Pengantar Penulis
Pengertian Batik
Sejarah Batik
Batik Sebagai Warisan Dunia
Alat dan Bahan Membuat Batik
Macam-macam Batik
Proses Pembuatan
Motif - Motif Batik
i
i
ii
1
2
6
9

15
19
33
ii
PENGANTAR PENULIS
Beruntung kita menjadi warna negara Indonesia, karena kaya
akan kebudayaan. Salah satunya adalah batik, dan sudah sewajarnya
kita bangga akan apa yang kita miliki, karena batik Indonesia telah
diakui sebagai warisan budaya dunia.
Kebanggaan kita dapat kita terapkan tidak sekedar dengan
menggunakan batik, tetapi kita juga harus melestarikannya. Salah satu
cara melestarikannya adalah dengan cara belajar membatik.
Melalui buku ini kita akan bersama-sama mengetahui batik
secara umum. dari mulai pengertian, sejarah, hingga proses
pembuatan batik itu sendiri. Buku ini juga dilengkapi dengan proses
membatik secara lengkap dan terperinci. Sehingga buku ini dapat
digunakan sebagai buku petunjuk dan modul untuk guru.
Bandung, Desember 2013
Penulis
01
PENGERTIAN BATIK
Banyak sekali alat alat pakai berunsurkan batik, namun apakah
kita mengetahuinya apakah batik itu ? oleh karena itu, berikut
pengeertian batik dari beberapa sumber :
Menurut sumber Wikipedia : Batik adalah salah satu cara pembuatan
bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang
pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam
untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur
internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian
kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut,
termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan.
Menurut Muha yang ditulisnya di websit berupa artikel Batik
merupakan lukisan di atas kain yang digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan pakaian. Pada awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan
keraton. Batik terdiri dari berbagai motif dan setiap motif merupakan
simbol bagi pemakainya, seperti motif-motif parang dan kawung yang
hanya bol eh di kenakan ol eh kel uarga keraj aan. Pada
perkembangannya, batik menyebar ke kalangan masyarakat umum.
Yudoseputro : bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada
kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup
kain batik.
Widodo seorang ahli seni rupa mengemukakan : bahwa seni batik
merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya.
Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan.
Telah banyak yang dikatakan ole para ahli tentang pengertian
batik itu sendiri, dapat disimpulkan bahwa Batik adalah karya seni rupa
pada kain yang memakai teknik pewarnaan rintang dengan
menggunakan lilin / malam sebagai perintang warna.
02
SEJARAH BATIK
Keberadaan batikdari awalmula munculnya hingga menjadi
tenar sampai sekarang, emmberikan pertanyaan besar, yaitu
bagaimana sejarah awal mulanya batik, apakahbenarbatik tersebut
berasaldariIndonesia atau akulturasi dari budaya luar yang sudah
mengenal proses yang sama sehingga dikembangkan oleh masyarajat
Indonesia menjadi produk khas masyarakat sekarang.
1. Ditinjau dari Sejarah Kebudayaan
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan bahwa sebelum
masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik
membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan
dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford
Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon
menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van
Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat
berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal
abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu
dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik
Indonesia memukau publik dan seniman
03
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin
menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan
Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain
serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena
tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu.
Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan
hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang
Sultan kecewa. Oleh beberapa penafsir, serasah itu ditafsirkan sebagai
batik.
2. Ditinjau dari sejarah
Baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta,
mengemukakan bahwa batik di Indonesia telah ada sejak zaman
Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau Tang (abad 7-9).
Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta,
Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya,
Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut,
Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik,
Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).
Sejarah batik diperkirakan dimulai pada zaman prasejarah
dalam bentuk prabatik dan mencapai hasil proses perkembangannya
pada zaman Hindu. Sesuai dengan lingkungan seni budaya zaman
Hindu seni batik merupakan karya seni Istana. Dengan bakuan tradisi
yang diteruskan pada zaman Islam. Hasil yang telah dicapai pada
zaman Hindu, baik teknis maupun estetis, pada zaman Islam
dikembangkan dan diperbaharui dengan unsur-unsur baru
(Yudaseputro, 2000 : 97).
04
3. Ditinjau dari design batikdan proses Loax-resist tehnique
Prof. Dr. Alfred Steinmann mengemukakan bahwa :
Telah ada semacam batik di Jepang pada zaman dinasti Nara yang
disebut Ro-Kechr, di China pada zaman dinasti Tang, di Bangkok
dan Turkestan Timur. Design batik dari daerah-daerah tersebut pada
umumnya bermotif geometris, sedang batik Indonesia lebih banyak
variasinya. Batik dari India Selatan (baru mulai dibuat tahun 1516 di
Palekat dan Gujarat) Adalah sejenis kain batik lukisan lilin yang
terkenal dengan nama batik Palekat. Perkembangan batik India
mencapai puncaknya pada abad 17-19.
Daerah-daerah di Indonesia yang tidak terpengaruh kebudayaan
India, ada produksi batik pula, misalnya di Toraja, daerah Sulawesi,
Irian dan Sumatera.
Tidak terdapat persamaan ornamen batik Indonesia dengan
ornamen batik India. Misal : di India tidak terdapat tumpal, pohon
hayat, caruda, dan isen-isen cece serta sawut.
05
06
BATIK SEBAGAI WARISAN DUNIA
Perwakilan RI di negara anggota Tim Juri (Subsidiary Body),
yaitu di Persatuan Emirat Arab, Turki, Estonia, Mexico, Kenya dan
Korea Selatan serta UNESCO-Paris, memegang peranan penting
dalam memperkenalkan batik secara lebih luas kepada para anggota
Subsidiary Body, sehingga mereka lebih seksama mempelajari
dokumen nominasi Batik Indonesia.
UNESCO mencatat Batik Indonesia dan satu usulan lainnya dari
Spanyol merupakan dokumen nominasi terbaik dan dapat dijadikan
contoh dalam proses nominasi mata budaya tak-benda di masa datang.
Konvensi dimaksud menekankan perlindungan warisan budaya
takbenda, antara lain tradisi bertutur dan berekspresi, ritual dan festival,
kerajinan tangan, musik, tarian, pagelaran seni tradisional, dan kuliner.
Warisan yang masih hidup dan diturunkan dari generasi ke generasi,
memberikan komunitas dan kelompok rasa identitas dan
keberlangsungan, dan dianggap sebagai upaya untuk menghormati
keanekaragaman budaya dan kreatifitas manusia.
UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik
dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari
lahir sampai meninggal, bayi digendong dengan kain batik bercorak
simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup
dengan kain batik.
Pakaian dengan corak sehari-hari dipakai secara rutin dalam
kegiatan bisnis dan akademis, sementara itu berbagai corak lainnya
dipakai dalam upacara pernikahan, kehamilan, juga dalam wayang,
kebutuhan nonsandang dan berbagai penampilan kesenian. Kain batik
bahkan memainkan peran utama dalam ritual tertentu.
07
Berbagai corak Batik Indonesia menandakan adanya berbagai
pengaruh dari luar mulai dari kaligrafi Arab, burung phoenix dari China,
bunga cherry dari Jepang sampai burung merak dari India atau Persia.
Tradisi membatik diturunkan dari generasi ke generasi, batik
terkait dengan identitas budaya rakyat indonesia dan melalui berbagai
arti simbolik dari warna dan corak mengekspresikan kreatifitas dan
spiritual rakyat Indonesia.
UNESCO memasukkan Bat i k I ndonesi a ke dal am
Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya
dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia;
memberi kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya takbenda pada
saat ini dan di masa mendatang.
Selanjutnya seluruh komponen masyarakat bersama
pemerintah melakukan langkah-langkah secara berkesinambungan
untuk perlindungan termasuk peningkatan kesadaran dan
pengembangan kapasitas termasuk aktivitas pendidikan dan pelatihan.
Dalam menyiapkan nominasi, para pihak terkait telah melakukan
berbagai aktivitas, termasuk melakukan penelitian di lapangan,
pengkajian, seminar, dan sebagainya untuk mendiskusikan isi
dokumen dan memperkaya informasi secara bebas dan terbuka.
Pemerintah telah memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar
Inventaris Mata Budaya Indonesia
08
09
ALAT DAN BAHAN MEMBUAT BATIK
1, sehelai kain putih
pada awal kemunculannya, kain yang digunakan sebagai bahan
batik adalah kain hasil tenunan sendiri. Kain putih import baru dikenal
sekitar abad ke-19. sekarang ini anda dapat dengan mudah
mendapatkan kain putih dengan harga terjangkau. Jenis kain yang
dapat digunakan pun beraneka ragam, dari jenis kain mori sampai
jenis sutera. Ukuran pun tidak harus lebar, cukup dengan ukuran
kecil.
2. lilin malam dan pemanas
sebelum digunakan, lillin malam harus dicairkan terlebih dahulu
dengan cara dipanaskan di atas kompor atau pemanas lain. Lilin
malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk menahan
warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak
dikehendaki. Sedangkan bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak
ditutupi lilin.
10
3. pewarna batik
pewarna batik yang digunakan setiap daerah berbeda-beda.
Pewarna tersebut berasal dari bahan-bahan yang terdapat di daerah
tersebut. Di Kebumen misalnya,pewarna batik yang digunakan
adalah pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna
merah kesemuan kuning. Di Tegal digunakan pace atau mengkudu,
nila, dan soga kayu.Dan ada pula pewarna dari bahan kimia
11
4. Gawangan
Gawangan i al ah perkakas unt uk menyangkut kan dan
membentangkan mori sewaktu dibatik.
5. Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan malam (lilin untuk
membatik). Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat.

6 Kompor
Untuk memanaskan lilin
7 Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembatik supaya tidak
terkena tetesan malam, panas sewaktu canting di tiup, atau waktu
membatik. Taplak biasanya dibuat dari kain bekas.
8. Dingklik
Dingklik, tempat duduk si pembatik.
12
9. Canting
Canting berfungsi semacam pena, yang diisi lilin malam cair sebagai
tintanya. Bentuk canting beraneka ragam, dari yan berujun satu
hingga beberapa ujung. Canting yang memiliki beberapa ujung
berfungsi untuk membuat titik dalam sekali sentuhan. Sedangkan
canting yang berujung satu berfungsi untuk membuat garis, lekukan
dan sebagainya. Canting terdiri dari tiga bagian. Pegangan canting
terbuat dari bamboo. Terdapat mangkuk sebagai tempat lilin malam,
serta ujung yang berlubangsebagai ujung pena tempat keluarnya lilin
malam. Canting puntidak hanya 1 jenis tetapi ada beberapa jenis,
diantaranya:
13
Menurut fungsinya
Canting Reng-rengan
Canting reng-rengan dipergunakan untuk membatik Reng-rengan.
Reng-rengan (ngengrengan) ialah batikan pertama kali sesuai
dengan pola sebelum dikerjakan lebih lanjut. Orang membatik reng-
rengan disebut ngengreng. Pola atau peta ialah batikan yang
dipergunakan sebagai contoh model. Reng-rengan dapat diartikan
kerangka. Biasanya canting reng-rengan dipergunakan khusus
untuk membuat kerangka pola tersebut, sedangkan isen atau isi
bidang dibatik dengan mempergunakan canting isen sesuai dengan
isi bidang yang diinginkan. Batikan hasil mencontoh pola batik
kerangka ataupun bersama isi disebut Polan. Canting reng-rengan
bercucuk sedang dan tunggal.
Canting Isen
Canting Isen ialah canting untuk membatik isi bidang, atau untuk
mengisi polan. Canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun
rangkap.
Menurut besar kecil cucuk
Canting carat (cucuk) kecil.
Canting carat (cucuk) sedang.
Canting carat (cucuk) besar.
Menurut banyaknya carat (cucuk)
Canting cecekan
Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk
membuat titik- titik kecil
Canting loron
Canting ini bercucuk dua, berjajar atas dan bawah, dipergunakan
untuk membuat garis rangkap.
-
Canting telon
Canting yang bermata canting 3, berbentuk segi tiga
-
14
Canting prapatan
Canting yang bermata canting 4,berbentuk segi empat
Canting liman
Canting yang bermata cantik 5, berbentuk segi empat dan 1 ditengah
Canting byok
Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih
dipergunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-
titik, ; sebuah titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau
besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil.
Canting renteng atau galaran
Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari
bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu
yang berjejer ; cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting
galaran atau renteng selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk
atau lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun dari bawah
ke atas.
15
MACAM-MACAM BATIK
1. Berdasarkan Proses Pembuatannya
Batik tulis
adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu
kurang lebih 2-3 bulan.
Batik cap
adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang
dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses
pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Dan motif yang dibuat sama satu dengan yang lain
Batik lukis
adalah proses pembuatan batik saat pewarnaanya dengan cara
langsung melukis pada kain putih
Batik ampuran
adalah proses pembuatan batik dengan menggunakan campuran
ketiga teknik tersebut, atau gabungan dari kedua teknik diantara
16
MACAM-MACAM BATIK
2.. Letak Geografis
Batik Keratonan
adalah batik yang dibuat disekitar oleh masyarakat yang tinggal
disekitar daerah keraton, seperti cirebon, jogja dan solo. Ciri khas
dari batik keratonan ini adalah pada warna batiknya. Warna batik
keraton cenderung menggunakan warna-warna gelap seperti warna
hitam, coklat, krem, abu-abu.
Batik Pesisiran
adalah batik yang dibuat oleh masyarakat yang tinggal didaerah
pesisir atau dekat dengan pantai seperti cirebon, peklongan,dan
indramayu. Ciri khas dari batik pesisiran juga terdapat pada warna
batiknya. Warna batik daerah pesisiran cenderung berwarna cerah
dan warna yang digunakan lebih variatif seperti warna merah, biru,
kuning, oranye
17
MACAM-MACAM BATIK
3. Jenis Motif
Batik Flora
adalah batik yang motifnya merupakan stilasi dari bagian-bagian
tumbuhan ataupun tumbuhan secara keseluruhan, seperti bunga,
daun, ranting, dan akar, dan sebagainya.
Batik Fauna
adalah batik yang motifnya merupakan stilasi dari hewan, baik
hewan yang nyata maupun hewan-hewan legenda, seperti harimau,
kupu-kupu, burung, naga, phoenix, dan sebagainya.
Batik Alam Benda
adalah batik yang motifnya merupakan stilasi dari benda-benda
yang ada disekitar, seperti batu, gedung, keris, pedang, topeng, dan
sebagainya.
Batik Manusia
adalah batik yang motifnya merupakan stilasi dari manusia ataupun
bagian tubuh manusia dan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
oleh masyarakat, seperti suana berdagang, perang, upacara-
upacara kedaerahan, dan sebagainya.
Batik Geometris
adalah batik yang motifnya merupakan bentuk geometris seperti
lingkaran, oval, persegi panjang, segi empat, segi tiga dan
sebagainya.
18
19
PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS
Secara umum proses pembuatan batik tulis ada 6 tahap, yaitu:
1. Mengolah kain (Persiapan alat dan bahan)
2. Membuat Pola
3. Mencanting
4. Pewarnaan
5. Pelorotan
6. Finishing
1. Mengolah kain (Persiapan alat dan bahan)
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kanji dari mori dengan
cara membasahi mori tersebut dengan larutan : minyak kacang, soda
abu, tipol dan air secukupnya. Lalu mori diuleni setelah rata dijemur
sampai kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali. Proses ini
diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu di cuci sampai bersih.
Proses ini agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan
sempurna. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Merendamkan kain dalam air, kemudian direbus dengan minyak
kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya (kecuali kain sutera),
waktu merebus + 5menit.
Kemudian direndam dengan air dingin dan diremas-remas.
Kain diuleni (dipukul guna mengendorkan serat kain)
Kain dikeringkan.
20
21
2. Membuat Pola
Setelah kain kering kemudian membuat gambar pola batik yang
diinginkan dengan menggunakan pensil. Proses ini dapat dilakukan
dengan 2 cara membuat pola dengan garis dan Membuat pola
dengan mal kertas (Menjiplak pola yang sudah ada)
22
3. Mencanting
Inilah proses inti dari membatik, proses mencantik sama saja seperti
proses menggambar pola hanya saja menggunakan canting. caranya
adalah dengan menebalkan pola yang sudah digambar. proses ini
dibutuhkan ketelitian dan harus berhati-hati karena malam yang
digunakan sangatlah panas.
Persiapan malam
Persiapan wajan dan kompor untuk mencairkan malam
Persiapan gawangan untuk menaruh kain
Mbatik / nyanting. Ada beberapa jenis mencanting yaitu :
-Nglowong (menerapkan lilin sesuai dengan pola awal)
-Ngisen-iseni (menambahkan hiasan atau detai dari hasil
nglowong)
-Nerusi (melanjutkan pola yang lain yang belum tercanting)
-Nembok (menutup bagian tertentu pada pola dengan
menggunakan koas atau cantim dengan cucuk besar)
23
02
4. Pewarnaan
Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan pewarnaan kimia
maupun pewarnaan alami. Pewarnaan kimia dengan menggunakan
napthol atau indigosol. Sedangkan pewarnaan alami dengan
menggunkan tumbuhan yang mengandung unsur warna yang kuat.
Pewarnaan dengan Napthol
Kain pada proses pewarnaan kimia harus dicelupkan kedalam dua
larutan yaitu :
Larutan I
5 gr Napthol + 1 liter air (panas+dingin)
1,5 gr TRO (Turkis Red Oil) (air panas hanya sbg pelarut,
3 gr Kustik (soda api) setelah larut + air dingin)
Larutan II
10 gr Garam (Salt) + 1 liter air dingin
(Pembangkit warna)
Proses pewarnaan dengan napthol sebagai berikut :
Pencelupan Air Bersih
Diangin2kan/ditiriskan
Membuat Larutan Napthol
Pencelupan pada Napthol
Diangin2kan
Membuat larutan garam pembangkit warna
Pencelupan pada garam pembangkit warna
Dicelup air bersih
Diangin2kan
24
4. Pewarnaan
Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan pewarnaan kimia
maupun pewarnaan alami. Pewarnaan kimia dengan menggunakan
napthol atau indigosol. Sedangkan pewarnaan alami dengan
menggunkan tumbuhan yang mengandung unsur warna yang kuat.
Pewarnaan dengan Napthol
Kain pada proses pewarnaan kimia harus dicelupkan kedalam dua
larutan yaitu :
Larutan I
5 gr Napthol + 1 liter air (panas+dingin)
1,5 gr TRO (Turkis Red Oil) (air panas hanya sbg pelarut,
3 gr Kustik (soda api) setelah larut + air dingin)
Larutan II
10 gr Garam (Salt) + 1 liter air dingin
(Pembangkit warna)
Proses pewarnaan dengan napthol sebagai berikut :
Pencelupan Air Bersih
Diangin2kan/ditiriskan
Membuat Larutan Napthol
Pencelupan pada Napthol
Diangin2kan
Membuat larutan garam pembangkit warna
Pencelupan pada garam pembangkit warna
Dicelup air bersih
Diangin2kan
25
02
4. Pewarnaan
Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan pewarnaan kimia
maupun pewarnaan alami. Pewarnaan kimia dengan menggunakan
napthol atau indigosol. Sedangkan pewarnaan alami dengan
menggunkan tumbuhan yang mengandung unsur warna yang kuat.
Pewarnaan dengan Napthol
Kain pada proses pewarnaan kimia harus dicelupkan kedalam dua
larutan yaitu :
Larutan I
5 gr Napthol + 1 liter air (panas+dingin)
1,5 gr TRO (Turkis Red Oil) (air panas hanya sbg pelarut,
3 gr Kustik (soda api) setelah larut + air dingin)
Larutan II
10 gr Garam (Salt) + 1 liter air dingin
(Pembangkit warna)
Proses pewarnaan dengan napthol sebagai berikut :
Pencelupan Air Bersih
Diangin2kan/ditiriskan
Membuat Larutan Napthol
Pencelupan pada Napthol
Diangin2kan
Membuat larutan garam pembangkit warna
Pencelupan pada garam pembangkit warna
Dicelup air bersih
Diangin2kan
26
Pewarnaan dengan Indigosol
Kain pada proses pewarnaan kimia harus dicelupkan kedalam dua
larutan yaitu :
Larutan I
5 gr Indigosol + 1 liter air (panas+dingin)
7 gr Nitrit (Na No2) (air panas hanya sbg pelarut,
setelah larut + air dingin)
Larutan II
20 cc Hcl + 2 liter air dingin
(Pembangkit warna)
Proses pewarnaan dengan napthol sebagai berikut :
Pencelupan Air Bersih
Diangin-anginkan/ditiriskan
Membuat Larutan Indigosol
Pencelupan pada Indigosol
Dijemur diterik matahari
Membuat larutan HCL pembangkit warna
Pencelupan pada HCL pembangkit warna
Dicelup air bersih
Diangin2kan
27
02
4. Pewarnaan
Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan pewarnaan kimia
maupun pewarnaan alami. Pewarnaan kimia dengan menggunakan
napthol atau indigosol. Sedangkan pewarnaan alami dengan
menggunkan tumbuhan yang mengandung unsur warna yang kuat.
Pewarnaan dengan Napthol
Kain pada proses pewarnaan kimia harus dicelupkan kedalam dua
larutan yaitu :
Larutan I
5 gr Napthol + 1 liter air (panas+dingin)
1,5 gr TRO (Turkis Red Oil) (air panas hanya sbg pelarut,
3 gr Kustik (soda api) setelah larut + air dingin)
Larutan II
10 gr Garam (Salt) + 1 liter air dingin
(Pembangkit warna)
Proses pewarnaan dengan napthol sebagai berikut :
Pencelupan Air Bersih
Diangin2kan/ditiriskan
Membuat Larutan Napthol
Pencelupan pada Napthol
Diangin2kan
Membuat larutan garam pembangkit warna
Pencelupan pada garam pembangkit warna
Dicelup air bersih
Diangin2kan
28
Pewarnaan Alami
Zat warna alam berasal dari tumbuh-tumbuhan. Zat warna tumbuh -
tumbuhan diambil dari akar, batang (kayu), kulit, daun dan bunga.
Tumbuhan yang menghasilkan warna antara lain :
-Daun pohon nila (Indigofera)
-Kulit pohon soga tingi (Ceriops Candolleana arn)
-Kulit pohon soga tegeran
-Kulit soga jambal
-Akar pohon mengkudu
-Temu lawak
-Kunir
-Gambir dan pinang
-Pucuk gebang (Corypha gebanga), dll.
Bahan untuk menimbulkan dan memperkuat warna alam
(Fixsasi) antara lain:
jeruk sitrun, jeruk nipis, cuka, sendawa, borak, tawas,
gula batu, gula jawa, gula aren, tunjung, prusi, tetes, air
kapur, tape, pisang klutuk, daun jambu klutuk dll.
0 2
4. Pewarnaan
Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan pewarnaan kimia
maupun pewarnaan alami. Pewarnaan kimia dengan menggunakan
napthol atau indigosol. Sedangkan pewarnaan alami dengan
menggunkan tumbuhan yang mengandung unsur warna yang kuat.
Pewarnaan dengan Napthol
Kain pada proses pewarnaan kimia harus dicelupkan kedalam dua
larutan yaitu :
Larutan I
5 gr Napthol + 1 liter air (panas+dingin)
1,5 gr TRO (Turkis Red Oil) (air panas hanya sbg pelarut,
3 gr Kustik (soda api) setelah larut + air dingin)
Larutan II
10 gr Garam (Salt) + 1 liter air dingin
(Pembangkit warna)
Proses pewarnaan dengan napthol sebagai berikut :
Pencelupan Air Bersih
Diangin2kan/ditiriskan
Membuat Larutan Napthol
Pencelupan pada Napthol
Diangin2kan
Membuat larutan garam pembangkit warna
Pencelupan pada garam pembangkit warna
Dicelup air bersih
Diangin2kan
29
Bahan untuk menimbulkan dan memperkuat warna alam
(Fixsasi) antara lain:
Larutan zat warna alam harus dipanaskan dahulu
Larutan ini harus cukup kepekatannya.
Kain yang sudah siap untuk dicelup dimasukkan satu persatu
dalam larutan yang telah didinginkan.
Pencelupan dilakukan berulang-ulang, dan kain harus dalam
keadaan kering, agar larutan lebih banyak menempel dan merata.
Pencelupan rata-rata dilakukan 15-23 kali. Sehabis kain dicelup
malamnya harus disimpan bertumpuk, supaya tetap dalam
keadaan basah.
Esok harinya baru diangin-anginkan di tempat yang teduh sampai
kering, baru dicelup ulang.
Setelah proses pencelupan cukup, dilakukan fixsasi (disareni),
agar warna menjadi kuat.
30
5. Pelorotan
Merupakan proses penghilangan malam atau lilin. Prosesnya adalah :
Didihkan air + kanji (abu soda)
Masukkan kain & diaduk
Angkat + celupkan air dingin
keringkan
31
5. Finishing
adalah proses akhir dari membatik. Proses ini batik yang telah dibuat
siap untuk dipasarkan dan dibuat menjadi benda pakai seperti
kemeja, kaos, taplak meja, selendang, kerudung, dsb.
Prosesnya adalah :
Menjahit bagian tepi
Menyeterika
Mengemas (Packing)
32
1. Kain mori setelah dibersihkan
2. Membuat Pola
3. Mencanting
4. Pewarnaan
4. Pelorotan
33
MOTIF-MOTIF BATIK
(BATIK CIREBON)
34
MOTIF-MOTIF BATIK
(BATIK INDRAMAYU)
35
MOTIF-MOTIF BATIK
(BATIK GARUT)
36
MOTIF-MOTIF BATIK
(BATIK CIANJUR)
37
MOTIF-MOTIF BATIK
(BATIK CIMAHI)
38
MOTIF-MOTIF BATIK
(BATIK JOGJA)
39
MOTIF-MOTIF BATIK
(BATIK SOLO)
40
MOTIF-MOTIF BATIK
(BATIK PEKALONGAN)
41
SELAMAT
BELAJAR BATIK
BATIK

You might also like