You are on page 1of 10

MINGGU, 11 NOVEMBER 2012

ASKEP INFERTILITAS
A. PENGERTIAN INFERTILITAS
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa
menghamili.Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000).

Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha
selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998).

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas
primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil.
(Siswandi, 2006).
B. JENIS JENIS INFERTILITAS
Ada 2 macam:
1. infertilitas primer yaitu :
keadaan dimana seorang isteri belum pernah memiliki/melahirkan anak dalam keadaan
hidup.
2. Infertilitas sekunder yaitu :
jika seorang isteri pernah melahirkan anak dan namun tidak mampu melahirkan lagi
sementara masih dalam masa produktif/belum menopause.
C. PENYEBAB INFERTILITAS
Banyak faktor yang menjadi penyebab infertilitas sehingga pasangan suami istri tidak
mempunyai anak, antara lain:

1. Faktor hubungan seksual
Yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan
fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat,
ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual
wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.
2. Faktor infeksi
Berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi
pada buah pelir dan infeksi pada rahim.
3. Faktor hormon
Berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel
spermatozoa dan sel telur terganggu.
4. Faktor fisik
Berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses
produksi spermatozoa terganggu.
5. Fakror psikis
Misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan
sel telur.
D. TANDA TANDA INFERTILITAS
1. GEJALA INFERTILITAS PADA PEREMPUAN
- ketidakteraturan dalam periode menstruasinya.
Penyimpangan dapat terjadi dalam cara yang berbeda. Kadang-kadang seorang wanita
mengalami haid/menstruasi dalam satu bulan dan dalam bulan berikutnya mungkin tidak
mengalami menstruasi/haid sama sekali
.
E. PEMERIKSAAN INFERTILITAS

Syarat-Syarat Pemeriksaan
Pasangan infertil merupakan satu kesatuan biologis sehingga keduanya sebaiknya
dilakukan pemeriksaan.Adapun syarat-syarat sebelum dilakukan pemeriksaan adalah:
1. Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha mendapatkan anak
selama 12 bulan.
2. Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang.
3. Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum
mendapat anak dari perkawinan ini.
4. Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap penyakit.
Langkah Pemeriksaan
Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari penyebabnya.
Adapun langkah pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Umum
a. Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum
dan khusus.
Anamnesa umum :

- Berapa lama menikah
- umur suami istri
- frekuensi hubungan seksual
- tingkat kepuasan seks
- penyakit yang pernah diderita
- teknik hubungan seks
- riwayat perkawinan yang dulu
- apakah dari perkawinan dulu mempunyai anak
- umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
Anamnesa khusus

Istri :
- Usia saat menarche,
- apakah haid teratur,
- berapa lama terjadi perdarahan/ haid,
- apakah pada saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri,
- adakah keputihan abnormal,
- apakah pernah terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi,
kontrasepsi, abortus, infeksi genitalia).
Suami :
- Bagaimanakah tingkat ereksi,
- apakah pernah mengalami penyakit hubungan seksual,
- apakah pernah sakit mump (parotitis epidemika) sewaktu kecil.
b. Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik umum meliputi tanda vital (tekanan
darah, nadi, suhu dan pernafasan)
c. Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin
meliputi darah lengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah.
d. Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen
ataupun USG.
2. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan Ovulasi
Pemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan diantaranya :

Penatalaksanaan suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi
dipengaruhi oleh hormon progesteron.
Pemeriksaan vaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan sitologi pada sel-
sel superfisial.
Pemeriksaan lendir serviks; Hormon progesteron menyebabkan perubahan lendir
serviks menjadi kental.
Pemeriksaan endometrium.
Pemeriksaan endometrium; Hormon estrogen, ICSH dan pregnandiol.
Gangguan ovulasi disebabkan :
Faktor susunan saraf pusat ; misal tumor, disfungsi, hypothalamus, psikogen.
Faktor intermediate ; misal gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis.
Faktor ovarial ; misal tumor, disfungsi, turner syndrome.
Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila terdapat disfungsi kelenjar hipofise ddengan
memberikan pil oral yang mengandung estrogen dan progesteron, substitusi terapi
(pemberian FSH dan LH) serta pemberian clomiphen untuk merangsang hipofise
membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan bromokriptin yang diberikan
pada wanita anovulatoir dengan hiperprolaktinemia. Atau dengan pemberian Human
Menopausal Gonadotropin/ Human Chorionic Gonadotropin untuk wanita yang tidak
mampu menghasilkan hormon gonadotropin endogen yang adekuat.
b. Pemeriksaan Sperma
Pemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya.
Sperma yang ditampung/ diperiksa adalah sperma yang keluar dari pasangan suami istri
yang tidak melakukan coitus selama 3 hari. Pemeriksaan sperma dilakukan 1 jam
setelah sperma keluar.
Ejakulat normal : volume 2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc,
pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal
25 %.
Spermatozoa pria fertil : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril :
20 juta per cc atau kurang.
Sebab-sebab kemandulan pada pria adalah masalah gizi, kelainan metabolis,
keracunan, disfungsi hipofise, kelainan traktus genetalis (vas deferens).
c. Pemeriksaan Lendir Serviks
Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah:
Kentalnya lendir serviks : Lendir serviks yang mudah dilalui spermatozoa adalah
lendir yang cair.
pH lendir serviks : pH lendir serviks 9 dan bersifat alkalis.
Enzim proteolitik.
Kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.
Baik tidaknya lendir serviks dapat diperiksa dengan :
Sims Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini
menandakan bahwa : teknik coitus baik, lendir cerviks normal, estrogen ovarial cukup
ataupun sperma cukup baik.
Kurzrork Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test kurang
baik dan dilakukan pada pertengahan siklus.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen ataupun antibiotika bila
terdapat infeksi.
d. Pemeriksaan Tuba
Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan :
Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan
CO2 ke dalam cavum uteri.
Hysterosalpingografi; pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk
liang tuba bila terdapat sumbatan.
Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat keadaan tuba dan ovarium.
Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia interna dan sekitarnya.
e. Pemeriksaan Endometrium
Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase.
Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap
progesteron, produksi progesterone kurang.
Terapi yang diberikan adalah pemberian hormon progesteron dan antibiotika bila terjadi
infeksi.
F. PENATALAKSANAAN
Nasehat Untuk Pasangan Infertil
dapat memberikan nasehat kepada pasangan infertil, diantaranya :
Meminta pasangan infertil mengubah teknik hubungan seksual dengan
memperhatikan masa subur.
Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan kesuburan.
Menghitung minggu masa subur.
Membiasakan pola hidup sehat.
Referensi
Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981.
Ginekologi. Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana
Untuk Bidan. EGC.Jakarta.Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan,
Hipokrates, Jakarta.
www/portalkalbe/files/cdk/files/13obatovulasiO81/13obatovulasiO81. Setiabudy, R.
Tinjauan Farmakologik Beberapa Obat Yang Menginduksi Ovulasi. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
Medical Faculty Of Hasanudin University, 2005. Hubungan Endometriosis Dengan
Infertilitas, Makasar.
Wardoyo, Hasto, 2002. Infertilitas. Makalah Seminar Bayi Tabung. RSUP dr.Sardjito,
Yogyakarta.
THURSDAY, SEPTEMBER 16, 2010
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
INFERTILITAS
A. DEFENISI
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita
belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / minggu, tanpa mamakai
matoda pencegahan selama 1 tahun
Ada 2 jenis infertilitas :
Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali.
Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak
pernah hamil lagi
B. ETIOLOGI
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa
suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik
10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak
wanita/istri.

Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :

a. Pada wanita
Gangguan organ reproduksi

1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan
pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus
serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu,
bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga
sperma tidak dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu
pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai
darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi
sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu
Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan
pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini
dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan
terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka
folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.

Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak
berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.

Endometriosis
Abrasi genetis
Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai
respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.

Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat
menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi
kesuburan.

b. Pada pria

Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :
Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
Abnormalitas ereksi
Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada
obstruksi pada saluran genital
Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
Abrasi genetik

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Wanita

Terjadi kelainan system endokrin
Hipomenore dan amenore
Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada aksis
ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak berkembang,dan
gonatnya abnormal
Wanita infertil dapat memiliki uterus
Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi, atau tumor
Traktus reproduksi internal yang abnormal

2. Pria

Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok,
narkotik, alkohol, infeksi)
Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
Hipertiroidisme dan hipotiroid
Tumor hipofisis atau prolactinoma
Disfungsi ereksi berat
Ejakulasi retrograt
Hypo/epispadia
Mikropenis
Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
Abnormalitas cairan semen

D. PATOFISIOLOGI

a. Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis
hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi
gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng
mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab
mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat
dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil
konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium,
mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom
seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan
interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut
perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.

b. Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang
mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam
mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang
berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi
masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat
pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan
komposisi sperma terganggu.

E. PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Fisik:
Perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat ( spt distribusi lemak tubuh dan rambut yang tidak
sesuai ).

Pemeriksaan System Reproduksi

1. Wanita

Deteksi Ovulasi
1. Meliputi pengkajian BBT (basal body temperature )
2. Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks
dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam
menerima sperma

Analisa hormon
Mengkaji fungsi endokrin pada aksis ovarium hipofisis hipotalamus. Dengan pengambilan
specimen urine dan darah pada berbagai waktu selama siklus menstruasi.


Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina
Uji pasca senggama
Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks ( 6 jam pasca coital ).

Biopsy endometrium terjadwal
Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3 hr
sebelum haid.

Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat kelainan
uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses radang.
Dilakukan secara terjadwal.

Laparoskopi
Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.

Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan, perkembangan dan
maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin.
2. Pria
Analisa Semen

Parameter
Warna Putih keruh
Bau Bunga akasia
PH 7,2 - 7,8
Volume 2 - 5 ml
Viskositas 1,6 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50%
Bentuk normal > 60%
Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
persentase gerak sperma motil > 60%
Aglutasi Tidak ada
Sel sel Sedikit,tidak ada
Uji fruktosa 150-650 mg/dl

Pemeriksaan endokrin
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipothalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga
sebagai penyebab infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuna untuk menilai kadar hormon tesrosteron,
FSH, dan LH.

USG
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat, vesikula seminalis, atau seluran
ejakulatori.

Biopsi testis
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis memakai metoda invasif untuk
mengidentifikasi adanya kelainan patologi.

Uji penetrasi sperma

Uji hemizona

F. PENATALAKSANAAN

A. Wanita

Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu yang tepat untuk
coital
Pemberian terapi obat, seperti;

1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan
kadar prolaktin, pemberian tsh .
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang
adekuat
GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
Pengangkatan tumor atau fibroid
Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

B. Pria

Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas
sperma meningkat
Agen antimikroba
Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak
membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFERTILITAS

1. PENGKAJIAN

A. Identitas klien
Termasuk data etnis, budaya dan agama

B. Riwayat kesehatan
1) Wanita
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah
Riwayat infeksi genitorurinaria
Hipertiroidisme dan hipotiroid
Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
Tumor hipofisis atau prolaktinoma
Riwayat penyakit menular seksual
Riwayat kista

b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Endometriosis dan endometrits
Vaginismus (kejang pada otot vagina)
Gangguan ovulasi
Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
Autoimun

c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik

d. Riwayat Obstetri
Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
Mengalami aborsi berulang
Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi

2) Pria
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok,
narkotik, alkohol, infeksi)
Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
Hipertiroidisme dan hipotiroid
Tumor hipofisis atau prolactinoma
Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi prostat,
operasi tumor saluran kemih
Riwayat vasektomi

b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Disfungsi ereksi berat
Ejakulasi retrograt
Hypo/epispadia
Mikropenis
Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
Saluran sperma yang tersumbat
Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
Abnormalitas cairan semen

c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik

C. Pemeriksaan Fisik
Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita.

D. Pemeriksaan penunjang
a. Wanita
Deteksi Ovulasi
Analisa hormon
Sitologi vagina
Uji pasca senggama
Biopsy endometrium terjadwal
Histerosalpinografi
Laparoskopi
Pemeriksaan pelvis ultrasound

b. Pria
Analisa Semen
Parameter
Warna Putih keruh
Bau Bunga akasia
PH 7,2 - 7,8
Volume 2 - 5 ml
Viskositas 1,6 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50%
Bentuk normal > 60%
Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
persentase gerak sperma motil > 60%
Aglutasi Tidak ada
Sel sel Sedikit,tidak ada
Uji fruktosa 150-650 mg/dl
Pemeriksaan endokrin
USG
Biopsi testis
Uji penetrasi sperma
Uji hemizona

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ansietas b.d ketidaktahuan tentang hasil akhir proses diagnostic
Gangguan konsep diri; harga diri rendah b.d gangguan fertilitas
Gangguan konsep diri; gangguan citra diri b.d perubahan struktur anatomis dan fungsional organ
reproduksi
Resiko tinggi terhadap kerusakan koping individu / keluarga b.d metode yang digunakan dalam
investigasi gangguan fertilitas
Konflik pengambilan keputusan b.d terapi untuk menangani infertilitas, alternatif untuk terapi
Perubahan proses keluarga b.d harapan tidak terpenuhi untuk hamil
Berduka dan antisipasi b.d prognosis yang buruk
Nyeri akut b. d efek tes dfiagnostik
Efek tes diagnostic ketedakberdayaan b.d kurang control terhadap prognosis
Resiko tinggi isolasi social b.d kerusakan fertilitas, investigasinya, dan penataklaksanaannya

3. INTERVENSI

Diagnosa keperawatan : Gangguan konsp diri; harga diri rendah b.d gangguan fertilitas
Kriteria hasil :
Klien mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya
Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertil
Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil
Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
Mengidentifikasi aspek positif diri
posting by mbah bejo di 9/16/2010 08:28:00 AM

You might also like