Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
[1]
2. KOMPONEN-KOMPONEN & CARA KERJA SISTEM
• Antena
2.1 Antena
[2]
adalah mereka dapat digunakan pada beberapa lingkungan yang
berbeda dan juga kurang sensitif terhadap perubahan temperature
dan interferensi frekuensi radio.
RFID tags bisa berupa active, passive dan semi-passive tag.
Active RFID tags memerlukan sumber daya internal untuk
menyuplai daya untuk IC dan lalu untuk mengirimkan sinyal respon
ke reader. Sumber daya dapat berupa baterai yang dapat di-
charge, baterai arloji atau sumber daya AC.
Passive RFID tags tidak memiliki internal power source. Ketika
tag menjumpai suatu gelombang elektromagnetik, arus listrik di
dalam antena akan terinduksi untuk membentuk medan
elektromagnetik. Passive RFID tag kemudian dapat
menerima/menyerap daya dari sinyal yang dihasilkan reader-nya
untuk memberikan energi agar tag dapat mengirimkan sinyal
respon ke reader. Passive RFID tag lebih murah dan lebih kecil
ukurannya dibandingkan Active RFID tag namun tentu saja range
pembacaan datanya oleh reader jadi lebih sempit jika dibandingkan
Active tag. Selain itu passive tag memiliki umur operasional yang
hamper tidak terbatas.
Semi-passive RFID tags memiliki sumber daya internal sendiri
yang menyuplai daya chip-nya namun tidak untuk mengirimkan
sinyal. Ketika energinya dipantulkan kembali ke reader, pengiriman
sinyal respon baru dapat dilakukan.
Reading range dipengaruhi oleh:
a. Frekuensi gelombang radio yang digunakan
b. Ukuran antenna tag
c. Power output reader
Active dan semi-passive tag diimplementasikan pada objek-
objek yang berharga yang memerlukan range pembacaan yang
jauh – frekuensi tinggi dari 850 s/d 950 MHz yang dapat dibaca
dalam jarak 100 feet atau lebih. Jika diperlukan pembacaan tag
yang lebih jauh lagi, diperlukan tambahan baterai pada tag yang
dapat mengirimkan sinyal respon ke reader dalam range lebih dari
300 feet (100 meter).
[3]
Tag yang ditenagai oleh baterai memiliki reading range
biasanya 300 feet (100 meter). Tag seperti ini digunakan pada
sistem pembayaran tol. High-frequency tag yang sering digunakan
pada smart card memiliki reading range sekitar 3 feet atau kurang.
UHF tag memiliki reading range antara 20-30 feet pada kondisi
yang ideal. Jika tag berhubungan dengan air atau logam, reading
range dapat menjadi berkurang secara signifikan karena
gelombang radio akan memantul jika menabrak benda logam dan
terserap oleh air. Jika ukuran antenna UHF dikurangi, reading range
juga dapat menurun drastic. Menambahkan power output dapat
menambah range namun hal ini dapat menginterferensi RF device
lainnya seperti cordless phone.
Ada tiga tipe penyimpanan data dalam chip tag yaitu: read-
write, read-only dan WORM (write once, read many). Data di dalam
read-write tag dapat di-overwrite dan ditambah atau dimodifikasi,
sedangkan read-only tag tidak dapat di-overwrite, ditambah atau
dimodifikasi – hanya menyimpan data yang disimpan di sana sejak
chip tersebut dibuat. WORM tags dapat diisi additional data (seperti
serial number lainnya) yang dapat ditambah sekali namun tidak
dapat di-overwrite.
2.1 Cara Kerja Sistem
2.1 Frekuensi
[4]
• Low-frequency (LF: sekitar 125 KHz) sistem memiliki reading
range yang pendek dan biayanya adalah yang termurah. Paling
banyak frekuensi ini digunakan pada security access, asset
tracking,dan animal identification.
1. RFID TAG
3.1. Active RFID Tag
[5]
tag diprogram untuk menyimpan informasi dan di-decoding yang nantinya
akan dikirimkan ke reader jika diminta (tentu reader mengirimkan sinyal
aktivasi ke tag terlebih dahulu) seperti sebuah proses identifikasi. Chip juga
dapat digunakan untuk mengolah informasi ini atau untuk memodulasi dan
mendemodulasikan sinyal yang dilacak.
[6]
Passive tag adalah RFID tag yang tidak dilengkapi baterai atau
internal power source lainnya; daya ke tag disuplai oleh readernya
memenafaatkan gelombang elektromagnetik. Ketika gelombang radio
dari reader menemukan sebuah passive RFID tag, arus listrik di dalam
antena pada tag akan terinduksi untuk membentuk medan
elektromagnetik. Passive RFID tag kemudian dapat
menerima/menyerap daya dari sinyal yang dihasilkan reader-nya untuk
memberikan energi agar tag dapat mengirimkan sinyal respon ke
reader.
[7]
Gambar 7. Diagram blok model RFID system dengan passive tag
[8]
Pada receiver, sinyal dari tag di-half-wave-rectified-kan terlebih dulu
lalu diumpankan ke half-wave RC filter untuk mengeluarkan gelombang
carrier 125 KHz dan mendeteksi envelope signal. Sinyal ini lalu di-BPF kan
dan di-LPF kan untuk mengurangi gain lebih jauh pada frekuensi di luar 10-20
KHz area dan meningkatkan gain dari envelope signal untuk mensaturasi
opamp di filter. Pada final stage, sinyal dilewatkan di komparator dan
resistive divider untuk menghasilkan squarewave yang baik. Squarewave
didemodulasikan lalu data diekstrak untuk diumpankan ke mikrokontroler
untuk diproses.
Keuntungan terbesar dari sistem RFID ini secara umum yaitu teknologi
yang tidak memerlukan kontak fisik dan lingkungan yang line-of-sight dalam
mengidentifikasi suatu objek. Tag dapat dibaca dalam substansi seperti salju,
kabut, es, cet, permukaan yang berdebu dan rintangan visual lainnya
--kecuali air-- dimana barcode tidak bisa melakukannya dan menjadi tidak
berguna. RFID tag dapat juga dibaca dalam kondisi yang serba cepat, dalam
beberapa kasus, RFID merespon dalam waktu kurang dari 100 milidetik.
Kemampuan baca/tulis dari sistem active RFID juga keuntungan yang besar
bagi aplikasi interaktif seperti pelacakan. Meskipun dibandingkan dengan
barcode teknologi ini lebih mahal, RFID tidak dapat tergantikan untuk saat ini
dalam peranannya di bidang automated data collection dan proses
identifikasi objek.
a. Dapat dibaca pada jarak 100 feet atau lebih, kegunaan alat menjadi
lebih meningkat.
[9]
c. Reading range yang lebih luas karena disuplai oleh sumber energy
internal.
6.1. Problem-problem
Satu problem yang dijumpai RFID adalah sinyal dari satu reader dapat
menginterferensi sinyal lainnya dimana coverage-nya berdekatan
(overlapping). Hal ini dinamakan reader collision. Untuk mencegah problem
ini, digunakan teknik Time Division Multiple Access atau TDMA. Reader
diinstruksikan untuk membaca dalam waktu yang berlainan, lebih baik dari
daripada pembacaan dalam waktu yang sama. Hal ini meyakinkan agar tidak
terinterferensi satu sama lain namun ini juga berarti RFID tag apapun dalam
area dimana dua reader berselisihan, tag akan dibaca dua kali. Oleh karena
itu harus diprogram agar.
[10]
"Dense reader" mode
6.2. Kekurangan-kekurangan
• Tag tidak dapat berfungsi tanpa daya dari baterai yang mana juga
membatasi umur operasinal dari active tag ini.
• Active tag ini umumnya lebih mahal, setiap tag berharga USD 20 atau lebih.
• Biaya maintenance jarak panjang untuk active RFID tag dapat lebih besar
dari passive tag jika baterai-baterai untuk active tag harus diganti secara
berkala.
• Tag hanya dapat dibaca dalam jarak yang sangat pendek, biasanya beberapa
kaki saja.
• Tidak dapat pula ditambahkan sensor yang juga mengambil sumber daya
listrik.
• Tag yang tertinggal masih dapat terbaca dalam waktu sangat lama, bahkan
setelah produk yang di-tag tersebut terjual dan tidak lagi dilacak.
[11]
DAFTAR PUSTAKA
[12]