Nama : Dea Sintia NIM : 08121004065 Kelompok : II Asisten : Meilisa Dwinda A
LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013 ABSTRAK
Praktikum mengenai struktur dan perkembangan hewan yang membahas tentang Reptil. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari struktur morfologi dan anatomi anggota dari kelas reptil. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 16 April 2013, Pukul 08.00-10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Alat yang digunakan adalah alat tulis, baki, buku kerja dan gunting bedah. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Chelonia midas, Gecko gecko dan Hemydactil frenatus. Adapun hasil yang di dapat yaitu morfologi serta anatomi yang menjadi ciri khas kelas reptil. Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah Hemidactylus frenatus memiliki bentuk tubuh pipih dorsolateral. Tempurung kura-kura bagian atas disebut carapace. Tempurung bagian bawah yang membalutnya disebut plastron.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan peru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan ( Santoso 2010: 2). Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit. Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada Serpentes dan sebagian Lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru (Murtiasih 2001: 60). Pewarnaan mungkin untuk penyamaran dengan latar belakang lingkungannya dan dengan demikian hewan menjadi tersembunyi dan terlindungi. Beberapa spesies kadal menunjukkan tanda seksual dalam warna dimorfisme, khususnya pada masa kawin. Warna juga menjadi penting dalam termogulasi, yaitu akan terjadi perubahan konsentrasi granula-granula pigmen dalam kromatofora akibat respon temperatur tinggi dengan mengurangi pewarnaan sehingga menjadi terang (Madang 2010: 2). Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinar matahari. Saluran ekskresi kelas reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia (Soertono 1998: 123). Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm. Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut ( Santoso 2010: 3). Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Reptil mempunyai dua pasang kaki, masing-masing mempunyai lima jari yang bercakar, tetapi pada jenis-jenis tertentu kakinya mereduksi atau sama sekali tidak ada. Rangka dari bahan tulang, oksipital, kondil hanya satu. Tipe gigi pada reptil adalah labyrinthodont (pada reptile fosil), acrodont, pleurodont, dan thecodont (Murtiasih 2001: 56).
1.2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari struktur morfologi dan anatomi anggota dari kelas reptil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Reptilia, suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian besar kadal, ular, penyu atau kura-kura, dan buaya. Ini adalah pengelompokan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda tersebut. Namun demikian, analisis kladistik menunjukkan bahwa pengelompokan semua vertebrata tersebut di dalam satu kelas yang tidak menyertakan burung merupakan suatu hal yang tidak sesuai dengan filogeni ( Santoso 2010: 3). Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membrane amniotik. Sekarang ini mereka menghidupi setiap benua kecuali Antartika, dan saat ini mereka dikelompokkan sebagai Ordo Crocodilia (buaya, garhial, caiman, dan alligator) 23 spesies , Ordo Sphenodontia (tuatara Selandia Baru) 2 spesies, Ordo Squamata (kadal,ular dan amphisbaenia (worm-lizards) sekitar 7.900 spesies, Ordo Testudinata (kura-kura, penyu, dan terrapin) sekitar 300 spesies (Dorling 2002: 124). Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin mereka menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia. Ukuran reptil bervariasi, dari yang berukuran hingga 1,6 cm (tokek kecil, Sphaerodactylus ariasae) hingga berukuran 6 m dan mencapai berat 1 ton (buaya air asin, Crocodylus porosus). Cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari reptil adalah herpetology (Madang 2010: 4). Reptilia kadang-kadang diberi nama sebagai hewan berdarah dingin karena mereka tidak menggunakan metebolismenya secara luas untuk mengontrol suhu tubuh. Akan tetapi, reptilia mengatur suhu tubuhnya menggunakan adaptasi perilaku. Sebagai contoh, banyak kadal mengatur suhu internalnya dengan cara berjemur di bawah terik matahari ketika udara sejuk dan mencari tempat berteduh ketika udara terlalu panas. Karena mereka menyerap panas eksternal dan tidak menghasilkannya sendiri, reptilian juga dikatakan sebagai hewan ekstoderm, suatu istilah yang lebih tepat dibandingkan dengan berdarah dingin. Dengan langsung memanaskan diri dengan energi matahari dan bukan dengan cara perombakan makanan secara metabolisme, seekor reptilia dapat bertahan hidup dengan asupan kalori kurang dari 10% kalori yang diperlukan oleh mamalia dengan ukuran tubuh yang sama (Soertono 1998: 126). Reptilia umumnya memiliki ciri-ciri, yakni tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya ditutupi oleh kulit yang kering dan keras serta disokong oleh sisik berguna untuk menjaga cairan tubuh agar tidak mudah kering. Reptilia bergerak dengan cara merangkak atau melata, tergolong hewan poikiloterm (berdarah dingin). Bernafas dengan paru-paru, memiliki sistem peredaran darah tertutup. Reptilia memiliki sel darah merah yang berinti. Alat kelamin pada reptilia terpisah, berkembang biak dengan cara bertelur dan pembuahan terjadi di dalam tubuh betinanya (pembuahan internal). Beberapa reptilia dapat mengalami ganti kulit atau ekskufikasi (Murtiasih 2001: 58). Habitat dari kelas reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperti penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Ordo Crocodilia dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa Sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, bebepapa anggota Ordo Testudinata, subterran pada sebagian kecil anggota Sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil Sub-ordo Ophidia dan Lacertilia. Kelas reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu ordo Rhyncocephalia contohnya Tuatara, ordo Testudinata atau Chelonia contohnya penyu, kura-kura, dan bulus, ordo Squamata contohnya Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena dan ordo Crocodilia contohnya buaya, aligator, senyulong, dan caiman (Madang 2010: 3). Sistem transportasi pada reptilia berbeda dengan sistem transportasi pada amphibia. Reptil mempunyai jantung yang terdiri dari empat ruangan yang terdiri dari dua serambi dan dua bilik. Serambi kanan dan serambi kiri dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut dengan sekat serambi. Sedangkan sekat yang membatasi bilik kiri dan bilik kanan belum sempurna sehingga dapat terjadi pencampuran darah yang berasal dari kedua bilik jantung tersebut. Derajat pemisahan ventrikel ini makin menuju ke arah kesempuranaan pada reptil yang bertingkat tinggi. Pada buaya, sekat bilik jantungnya hampir sempurna dan hanya terdapat pada kedua hubungan ventrikel pada suatu lubang yang disebut dengan foramen pannizae berfungsi untuk memungkinkan pemberian oksigen ke alat-alat pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam air ketika sedang menyelam (Soertono 1998: 129). Reptilia memiliki beberapa karakteristik, seperti tubuh yang dilapisi oleh kulit yang berduri atau bersisik dan kering, namun ada juga yang kulitnya agak halus. Memiliki dua pasang alat gerak dengan lima buah jari pada masing-masing alat gerak tersebut yang dilengkapi juga dengan cakar yang tajam, berfungsi untuk berlari, memanjat dan lain-lain. Pada hewan sejenis kadal, alat gerak ini mengalami reduksi sedangkan pada ular tidak terdapat kaki sebagai alat gerak. Semua hewan vertebrata mempunyai sistem transportasi darah tertutup (Dorling 2002: 125). Hewan dari kelas reptilia baik jenis maupun individu hidup di daerah tropikal dan sub tropical. Jumlahnya menurun dengan sangat cepat pada daerah kutub dan daerah tinggi. Habitat reptilia tersebar luas dalam keanekaragamannya. Total konsumsi makanan reptilia adalah kecil jika dibandingkan dengan yang dibutuhkan oleh burung dna mamalia. Sebagian besar reptilian menghasilkan telur amniotik bercangkang. Fertilisasi pada reptilia harus terjadi secara internal, sebelum cangkang itu disekresi melalui saluran reproduksi betina. Beberapa spesies ular dan kadal adalah vivivar. Membran ekstra embrioniknya membentuk plasenta yang memungkinkan embrio mendapatkan nutrien dari induk (Soertono 1998: 132). Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya untuk mengurangi hambatan air dan memungkinkannya mempertinggi kecepatan pada saat berenang. Jari- jari kaki belakangnya berselaput renang. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu mudah menyerang ke samping atau ke belakang. Spesies bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm (Dorling 2002: 127).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 23 April 2013 pukul 08.00- 10.00 WIB bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis, baki, buku catatan dan gunting bedah. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Chelonia midas, Gecko gecko, Hemydactilus dan Mabouya multifasciata.
3.3. Cara Kerja Langkah pertama yang dapat kita lakukan pada praktikum kali ini ialah dengan menyiapkan bahan yang akan digunakan lalu letakkan diatas baki. Kemudian amatilah morfologi yang menjadi ciri khas dari masing masing bahan lalu dibedah untuk diamati anatomi serta system tubuhnya. Dan langkah terakhir yaitu gambarkannya dalam buku kerja dan agar hasil yang didapat mudah dimengerti sertakan penjelasan dan keterangan pada gambar tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Morfologi Hemydactilus frenatus
Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Squama Family : Geckonidae Genus : Hemydactilus Spesies : Hemydactilus frenatus Nama Umum : Cicak Keterangan Gambar : 1. Organon Visus 2. Rimaoris 3. Membran timpani 4. Caput 5. Truncus 6. Femur 7. Digiti 8. Kloaka 9. Nores ekstermaa
Anatomi Hemydactilus frenatus
Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Squama Family : Geckonidae Genus : Hemydactilus Spesies : Hemydactilus frenatus Nama Umum : Cicak Keterangan Gambar : 1. Cor 2. Hepar 3. Gaster 4. Pulmo 5. Intestinum
Morfologi Gecko gecko
Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Anura Family : Geckonidae Genus : Gecko Spesies : Gecko gecko Nama Umum : Tokek Keterangan Gambar : 1. Organon Visus 2. Cavum oris 3. Nores 4. Digiti 5. Ekstermitas arterior 6. Ekstermitas posterior 7. Caudal 8. Kloaka
Morfologi Chelonia midas
Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Cheloria Family : Emydidae Genus : Chelonia Spesies : Chelonia midas Nama Umum : Penyu Keterangan Gambar : 1. Organon Visus 2. Cavum oris 3. Nores 4. Caput 5. Karapaks 6. Truncus 7. Caudal 8. Kloaka 9. Web
4.2. Pembahasan Hemidactylus frenatus memiliki kepala putih dengan bercak hitam, dagu bersisik, mempunyai mulut berwarna putih, punggung berwarna putih kekuning - kuningan, perut berwarna kuning pucat dan paha berwarna abu-abu kekuningan. Menurut Santoso (2010: 67) menyatakan bahwa Hemidactylus frenatus memiliki bentuk tubuh pipih dorsolateral. Badan Hemidactylus frenatus seperti kadal atau berbentuk pipih dorsolateral dengan terbungkus bintil-bintil sisik yang dapat terkelupas sebagian. Pada cicak, sisik mereduksi menjadi tonjolan atau tuberkulum. Ekor membulat, dengan enam deret duri-duri kulit yang lunak. Sisik-sisik berbentuk serupa bintik bulat halus di sisi dorsal yang tidak seragam besarnya. Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang memungkinkan untuk bisa memendek dan menumpul. Menurut Murtiasih (2001: 77) menyatakan bahwa autotomi adalah proses adaptasi yang khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Autotomi merupakan perwujudan dari mutilasi diri. Cicak jika akan dimangsa oleh predatornya maka akan segera memutuskan ekornya untuk menyelamatkan diri. Ekor yang putus tersebut dapat tumbuh lagi tetapi tidak sama seperti semula. Mekanisme diselesaikan dengan melukai bagian distal ekor atau memberikan tekanan yang menyebabkan hewan tidak nyaman sehingga ekor terputus di bagian distal. Regenerasi kemudian akan dilakukan cicak untuk membentuk ekor yang baru. Tempurung kura-kura bagian atas disebut carapace. Tempurung bagian bawah yang membalutnya disebut plastron. Carapace dan plastron tersambung pada sisi-sisi kura-kura oleh strukur tulang yang disebut bridges. Menurut Madang (2010: 69) menyatakan bahwa bentuk tempurung kura-kura memberi petunjuk yang sangat menolong mengenai bagaimana kura-kura tersebut hidup. Warna tempurung kura-kura bisa bermacam-macam. Tempurung pada umumnya berwarna cokelat, hitam, atau hijau gelap. Gecko gecko atau dalam bahasa Indonesia adalah tokek, memiliki tubuhyang diliputi dengan sisik. Gecko gecko memiliki mata yang tidak berkelopak sehingga mata tidak menutup. Tubuhnya terdiri dari caput, cerviks, trunchus, dan caudal. Menurut Soertono (1998: 134) menyatakan bahwa, tubuh Gecko gecko ditutupi oleh sisik granuler yang telah mereduksi. Jari-jarinya berjumlah 5 buah dan memiliki kuku. Bentuk kepalanya seperti bentuk segitiga atau kerucut, panjang badan lebih pendek, ekornya lebih pendek dibandingkan dengan ekor kadal. Squama menyebar, mereduksi dan bermodifikasi menjadi sebuah tuberculum atau granula kecil. Dibawah integumennya terdapat bangunan kecil dan keras yang berjumlah banyak. Pengamatan secara langsung menunjukkan secara umum morfologi Gecko gecko dibagi atas lima bagian yaitu caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), cauda (ekor) dan squama. Menurut Murtiasih (2001: 60) menyatakan bahwa, pada bagian caput (kepala) terdapat beberapa bagian yaitu rima oris (celah mulut) yang terletak pada ujung rostrum (moncong), organon visus, nares anteriores, dan lubang telinga. Rima oris terdiri dari maxilla, mandibula, palatum, lingua, dan dentes. Sedangkan pada organon visus terdiri atas palpebra superior dan palpebra inferior. Chelonia midas tubuhanya memiliki pelindung yang keras dan kaku yang juga berfungsi sebagai rumahnya. Tubuh bagian atas yang menutupi punggung disebut dengan karapaks dan bagian bawah disebut plastron. Menurut Dorling (2002: 127) menyatakan bahwa, Chelonia midas mempunyai perisai punggung yang kuat dan keras untuk melindunginya dari serangan musuh. Penyu mempunyai perisai punggung yang tinggi dan bundar. Gerakannya sangat lambat. Cara menghindari bahaya dengan menarik kepala, kaki dan ekornya ke dalam perisai punggung. Penyu merupakan perenang yang baik. Penyu hijau betina ke darat untuk bertelur. Penyu ini menggali lubang di pasir dan meletakkan telurnya sekitar seratus butir telur. Setelah enam puluh hari telur akan menetas. Bayi kura-kura segera menuju ke pantai terjun ke lautan. Reptil bernapas dengan paru-paru, dan jantung pada reptil telah memiliki empat lobi antara lain dua atrium dan dua ventrikel. Menurut Soertono (1998: 136) menyatakan bahwa, jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat anatara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hemidactylus frenatus memiliki bentuk tubuh pipih dorsolateral. 2. Gecko gecko memiliki mata yang tidak berkelopak sehingga mata tidak menutup, tubuhnya terdiri dari caput, cerviks, trunchus, dan caudal. 3. Chelonia midas tubuhanya memiliki pelindung yang keras dan kaku yang juga berfungsi sebagai rumahnya. 4. Tempurung kura-kura bagian atas disebut carapace. Tempurung bagian bawah yang membalutnya disebut plastron. 5. Reptil bernapas dengan paru-paru, dan jantung pada reptil telah memiliki empat lobi, dua atrium dan dua ventrikel
LAMPIRAN Hemydactilus frenatus
Chelonia midas
Gecko gecko
DAFTAR PUSTAKA Dorling. 2002. Enslikopedia populer. PT. Icchtiar Baru . Jakarta : vii + 124 hlm. Madang, Kodri. 2010. Struktur Vertebrata. Indralaya: FKIP Biologi Universitas Sriwijaya. Murtiasih. 2001. Hewan Reptilia. Gramedia. Jakarta : v + 240 hlm. Santoso, Lucia.Maria. 2010. Struktur Vertebrata. Indralaya: FKIP Biologi Universitas Sriwijaya. Soertono. 1998. Jenis-Jenis Reptil. Pustaka Indah. Bogor : vi + 356 hlm.