You are on page 1of 29

Laporan Praktikum KI-3141

Kimia Fisik
Percobaan K-1
Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu
Nama

: Bintang Triprabowo S.

NIM

: 13713006

Kelompok

: II

Tanggal Percobaan

: 8 Oktober 2014

Tanggal Pengumpulan

: 22 Oktober 2014

Asisten

: Istiqomah Rahmawati 20514029


Gusti Ayu Citra W. U 20513300

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. Tujuan
1.

Menentukan viskositas air, kloroform dan etanol pada suhu 25C, 20, 35C, dan 40C

2.

Menentukan massa jenis air, kloroform dan etanol pada suhu 25C, 20, 35C, dan 40C

3. Menentukan pengaruh suhu terhadap viskositas suatu cairan


4. Menentukan nilai E (Energi Ambang) dan A suatu cairan
5. Menentukan nilai tetapan Van Der Waals suatu cairan

II. Teori Dasar


Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem yang
mendapatkan suatu tekanan. Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir.
Semakin tinggi viskositas suatu zat cair, maka akan semakin kental aliran zat cair tersebut.
Suatu zat cair dengan viskositas tinggi, seperti molase, dalam suhu kamar dikatakan kental.
Viskositas zat cair adalah suatu indikasi dari kekuatan gaya-gaya di antara molekulmolekulnya. Gaya antar molekul yang kuat saling menarik molekul dan tidak akan
membiarkan mereka berpindah tempat dengan mudah. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekulmolekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida-fluida tersebut
mengalir. Adapun beberapa satuan viskositas yaitu satuan viskositas () = Pa.s >
punya dimensi = M.L-1 .T-1
satuan kecepatan (V) = m/s > dimensinya = L.T-1
satuan tekanan (P) = Pascal > dimensinya = M.L -1 .T-2
satuan diameter (D) = meter > dimensinya = L
Karena viskositas () sebagai variabel yang dependen, maka viskositas
merupakan fungsi dari besaran turunan kecepatan (V) dan tekanan (P) dan
besaran pokok panjang berupa diameter (D) sebagai variabel independen-nya.
Secara matematis hubungan itu di tulis sbb :
F(V,P,D) ~ Va x Pb x Dc
~ Va x P b x D c
dimana : a,b dan c berturut-turut sebagai orde dari V,P dan D

dengan memasukkan faktor dimensi ke tiap variabel, maka :


~ Va x P b x D c
M.L-1 .T-1 ~ (L.T-1)a x (M.L-1 .T-2)b x (L)c
M.L-1 .T-1 ~ Mb x L(a b + c) x T( -a -2b)
sehingga :
1 = b , 1 = a b + c dan 1 = a 2b
diperoleh a = -1 , b = 1 dan c = 1
Agar hubungan fungsi dengan variabelnya nampak jelas, maka haruslah ada
konstanta k sehingga :
F(V,P,D) = k x Va x Pb x Dc
= k x Va x P b x Dc
= k x V-1 x P x D
jadi rumus viskositas
= k.P.D / V

III. Data Pengamatan


T ruang = 25 C
Massa pikno kosong (wo)A = 19.07 gr
Massa pikno kosong (wo)B = 17.99 gr

T ( C)

Wpikno +

Tetanol

Wetanol (gr)

t1 (s)

t2 (s)

t3 (s)

taverage (s)

25

40.03

10.44

10.69

10.79

10.64

30

39.97

10.45

10.43

10.47

10.47

35

39.89

9.92

9.82

9.85

9.85

40

39.73

9.39

9.51

9.41

9.41

T ( C)

Wpikno +

Kloroform

Wkloroform(gr)

t1 (s)

t2 (s)

t3 (s)

taverage (s)

25

56.7

4.08

4.20

4.27

4.18

30

56.60

3.92

3.92

4.05

3.96

35

56.31

3.85

3.85

3.91

3.89

40

56.09

3.95

3.95

3.88

3.91

T ( C)

Wpikno + Waqua dm

Tair
t1 (s)

(gr)

t2 (s)

t3 (s)

taverage
(s)

25

47,42

6,1

6.03

30

47,25

5,8

5.93

35

47,40

6,2

6,2

6,3

6.23

40

47,18

6,0

5,9

5,9

5.93

IV. Pengolahan Data


1. Penentuan Volume Piknometer

Piknometer
Etanol
Kloroform

W. Pikno+ air
(gr)
45.18
44.35

W Pikno Kosong
(gr)
19.07
17.99

air (g/mL)
0.9970476
0.9970476

V pikno (mL)
26.187
26.438

2. Penentuan densitas zat pada berbagai suhu

W pikno kosong
Suhu

25
30
35
40

(gram)
Etano Klorofor
l

19.07

17.99

19.07

17.99

19.07

W pikno+zat(gram)
Etanol

17.99

19.07

40.03
39.97

56.60

39.89

17.99

Klorofor
m
56.7

39.73

massa jenis zat

V pikno (mL)
Klorofor

Etanol

56.31
56.09

26.187

26.438

26.187

26.438

26.187

26.438

26.187

26.438

(gr/mL)
Kloro
Etanol
form
0.8003
1.46
9
0.7981

418
1.46

0
0.7950

039
1.44

5
0,7889

942
1.44

110

3. Penentuan zat

Sebagai pembanding digunakan air yang data fisis diambil dari literature.

Error: Reference source not found


Error: Reference source not found
Zat

T (C)

V Pikno

t avg

massa

(s)

jenis

(Pa/s)

(g/mL)
25
30
Air
35
40

0,997047

5.93

6
0,995649

6.23

5
0,994033

7
0,00071

5.93

3
0,992216

9
0,00065

0,00089
0,00079

25

26.187

10.64

0.80039

1.3 x 10-3

30

26.187

10.47

0.79810

1.1 x 10-3

35

26.187

9.85

0.79505

9.0 x 10-4

40

26.187

9.41

0,78894

8.2 x 10-4

25

26.438

4.18

1.46418

9.0 x 10-4

Klorofor

30

26.438

3.96

1.46039

7.8 x 10-4

35

26.438

3.89

1.44942

6.5 x 10-4

40

26.438

3.91

1.44110

6.3 x 10-4

Etanol

4. Penentuan E dan A

Ln = Error: Reference source not found


y= mx + c
ln A= c

6.03

1/T (KLarutan

Air

Etanol

Klorofor
m

T (C)

T (K)

25

298

30

303

35

308

40

313

25

298

30

303

35

308

40

313

25

298

30

303

35

308

40

313

1)
0,0033
56
0,0033
0,0032
47
0,0031
95
0,0033
56
0,0033
0,0032
47
0,0031
95
0,0033
56
0,0033
0,0032
47
0,0031
95

ln

0,00089
0,000797
0,000719
0,000653
1.3 x 10-3
1.1 x 10

-3

9.0 x 10-4
8.2 x 10-4
9.0 x 10-4
7.8 x 10

-4

6.5 x 10-4
6.3 x 10-4

A.Grafik ln terhadap Error: Reference source not found pada air

-7,024289
-7,134656
-7,237649
-7,333933
-6,645391
-6,812445
-7.013115
-7.106206
-7.013115
-7.156216
-7.338538
-7.369790

B. Grafik Error: Reference source not found terhadap ln pada Etanol

C.Grafik Error: Reference source not found terhadap ln pada Kloroform

D.Tabel Hasil E dan A

Zat

Air

1925.50

1.3 x 10-6

Etanol

2933.14

6.3 x 10-8

kloroform

2277.72

3.4 x 107

5. Penentuan Tetapan Van der Waals


y = mx +c
Error: Reference source not found = mError: Reference source not found + b
tetapan Van der Waals

b=

Zat

T (C)
25
30

Air
35
40

zat
1,0029

76
0,99564

61
1,0043

95
0,99403

7
1,0060

33
0,99221

03
1,0078

64

45
1.2493

25

0.80039

30

0.79810

35

0.79505

40

0,78894

25

1.46418

30

1.46039

35

1.44942

Etanol

Klorofor
m

zat (g/ml s)

(gr/mL)
0,99704

9
1,2603
8
1.2577
8
1.2675
2
0.6829
7
0.6847
4
0.6899
3
0.6939

0,00089
0,000797
0,000719
0,000653
1.3 x 10-3
1.1 x 10-3
9.0 x 10-4
8.2 x 10-4
9.0 x 10-4
7.8 x 10-4
6.5 x 10-4

1123,59
55
1254,70
51
1390,82
06
1531,39
36
769.230
76
909.090
90
1111.11
11
1219.51
21
1111.11
11
1282.05
12
1538.46
15
1587.30

6.3 x 10-4
A.
1
15
Grafik Error: Reference source not found Terhadap Error: Reference source not found Pada
40

Air

1.44110

B. Grafik Error: Reference source not found Terhadap Error: Reference source not found Pada
Etanol

C. Grafik Error: Reference source not found Terhadap Error: Reference source not found Pada
Kloroform

D. Tabel
Hasil
Harga
B
(Tetapan Van Der Waals)
Zat

Harga b

Air

0,9894

Etanol

1.2273

Kloroform

0.6584

V. Pembahasan

VI. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui nilai viskositas serta massa jenis air, etanol, dan
klorofrom pada suhu 25,30,35, dan 40 C.

Zat
Air

T (C)

25
30

V Pikno

t avg
(s)

massa
jenis

6.03

(g/mL)
0,997047

5.93

6
0,995649
5

(Pa/s)

0,00089
0,00079
7

35
40

6.23

0,994033

0,00071

5.93

3
0,992216

9
0,00065

0.80039

1.3 x 10-3

25

26.187

10.64

30

26.187

10.47

0.79810

1.1 x 10-3

35

26.187

9.85

0.79505

9.0 x 10-4

40

26.187

9.41

0,78894

8.2 x 10-4

25

26.438

4.18

1.46418

9.0 x 10-4

Klorofor

30

26.438

3.96

1.46039

7.8 x 10-4

35

26.438

3.89

1.44942

6.5 x 10-4

40

26.438

3.91

1.44110

6.3 x 10-4

Etanol

2. Pada percobaan ini kita dapat menyimpulkan bahwa nilai viskositas sebuah zat atau zairan
dalam percobaan ini berhubungan dengan suhu. Dimana nilai viskositas suatu zat akan turun
bila suhu dinaikkan karena ada gaya antarmolekul yang semakin kecil.
3. Nilai E dan A zat:

Zat

Air

1925.50

1.3 x 10-6

Etanol

2933.14

6.3 x 10-8

kloroform

2277.72

3.4 x 107

4. Nilai B (tetapan Van der Walls) zat:

Zat

Harga b

Air

0,9894

Etanol

1.2273

Kloroform

0.6584

VII.

DAFTAR PUSTAKA

1. Daniels, farrington dan Robert A. Alberty. 1961. Physical Chemistry 2 nd Edition.


McGrawHill Book Company: USA. Halaman 350-353.
2. Bawendy, Moungi G. et al. 2005. Physical Chemistry 8th ed.. Danvers: John wiley hal.
634 dan 725
3. Bird. 1993. Physical Chemistry 4nd Edition. McGrawHill Book Company: USA.
Halaman 350-353.
4. Respati (1981)
5. http://ittc.sname.org/7.5-02-01-03.pdf
6. http://www.scribd.com/doc/88464157/Viskositas-Cairan-Sebagai-Fungsi-Suhu
7. https://www.academia.edu/5193912/Bilangan_Reynold
VIII.

LAMPIRAN

Jawaban Pertanyaan
1.

Bilangan Reynold adalah bilangan yang digunakan sebagai penentu jenis aliran fluida
apakah laminar atau turbulen. Bilangan reynold sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran
fluida dan kekentalan fluida. Bilangan Reynold terbagi dua, yaitu;
Internal flow, yakni merupakan aliran fluida yang mengalir di dalam pipa. Eksternal flow
yakni aliran fluida di luar atau aliran fluida yang mengalir pada permukaan suatu benda.
2.
adapun

Cara untuk mengukur viskositas suatu zat ialah dengan menggunakan viscometer,
beberapa jenis viscometer berikut penjelasan singkatnya ialah antara lain
Viskometer Brookfield
Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur gaya puntir sebuah

rotor

silinder yang dicelupkan ke dalam sample. Viskometer Brookfield memungkinkan

untuk

mengukur viskositas dengan menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur

kekentalan

dapatmengukur viskositas melalui kondisi aliran berbagai bahan sampel yang

diuji.
Viskometer Oswald
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan
tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan
itu sendiri. Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk volume V melalui pipa kapiler yang
vertical.
Viskometer Hoppler
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola untuk melewati cairan
pada

jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya gravitasi benda yang jatuh melalui medium

yang

berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan

maksimum.
Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan
dinding

dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini

adalah

terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling

bagian

tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini

menyebabkab

bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran

sumbat.
Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar
3.

Viskositas sebagai fungsi suhu berarti viskositas berubah tergantung keadaan suhu. Ini

dikarenakan oleh ikatan antarmolekulnya masing-masing zat yang dipengaruhi oleh suhu. Semakin
tinggi suhu maka ikatan antar molekul semakin lemah dan sebaliknya.

4.

Air (H2O) mempunyai viskositas yang lebih besar daripada kloroform (CHCL 3) walaupun

densitas kloroform lebih besar daripada air. Fenomena ini dikarenakan air mempunyai gaya
antarmolekul yang lebih kuat dibandiingkan dengan kloroform. Gaya antar molekul yang terdapat di
molekul-molekul air adalah Ikatan Hidrogen. Ikatan hydrogen membuat permukaan air lebih rigid
dibanding dengan kloroform.

MSDS (Material Safety Data Sheet)


Zat / Senyawa

Mr (gr / mol)

Tb (

Tf

Sifat Kimia

Aseton

0,79

58,8

56,2

-95,35

Bening, Mudah Terbakar

Etanol

0,78

46,07

78,4

-114,3

Bening, Mudah Terbakar

Kloroform

1,48

11,9137

61

-63

Jernih,

Beracun

jika

Terhirup
Toluena

0,867

92,14

110,6

-93

Bening, terbakar

Air

18

100

Bening

Zat .Senyawa

Bahaya Cairan

Aseton

Bila terkena kulit atau mata, dapat menyebabkan iritasi. Gangguan pencernaan &
pernafasan bila terhirup.

Toluena

Bila terkena kulit atau mata, dapat menyebabkan iritasi. Gangguan pencernaan &
pernafasan bila terhirup.

Kloroform

Bahaya bila dihirup (bersifat bius). Iritasi mata & kulit. Indikasi karsinogenik.

Etanol

Bahaya bila dihirup. Iritasi mata dan kulit. Gangguan pernafasan.

Tabel data fisis air murni pada berbagai keadaan

You might also like