You are on page 1of 13

FLUIDISASI

Fluidisasi (atau fluidisation) adalah proses yang sama dengan pencairan dimana bahan
butiran dikonversi dari solid state seperti statis ke keadaan cairan seperti dinamis. Proses ini
terjadi ketika sebuah fluida (cairan atau gas) dilewatkan ke atas melalui bahan granular.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Fluidization)
Sebagai aplikasi dengan apa yang dinamakan fluidisasi ini, kita tinjau suatu bejana
dalam air dimana ditempatkan sejumlah partikel padat berbentuk bola, melalui unggun
padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari bawah ke atas. Pada laju alir yang
cukup rendah partikel padat akan diam. Keadaan yang demikian disebut sebagai unggun diam
atau fixed bed. Kalau laju alir gas dinaikkan, maka akan sampai pada suatu keadaan
dimana unggun padatan tadi tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya.
Pada kondisi partikel yang bergerak ini, sifat unggun akan menyerupai sifat-sifat
suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada kecenderungan untuk mengalir,
mempunyai sifat hidrostatik. Keadaan demikian disebut fluidized bed.
Ketika aliran gas diperkenalkan melalui bagian bawah unggun berisi partikel padat,
gas akan bergerak ke atas melalui unggun melalui ruang-ruang kosong diantara partikel. Pada
kecepatan gas rendah, hambatan aerodinamika pada setiap partikel juga rendah, dan dengan
demikian unggun tetap dalam keadaan tetap. Meningkatkan kecepatan, kekuatan tarik
aerodinamika akan mulai untuk melawan gaya gravitasi, menyebabkan unggun untuk
memperluas volume sebagai partikel pindah dari satu sama lain. Selanjutnya meningkatkan
kecepatan, maka akan mencapai nilai kritis di mana kekuatan tarik ke atas persis akan sama
dengan gaya gravitasi ke bawah, menyebabkan partikel menjadi tersuspensi dalam fluida.
Pada nilai kritis, unggun dikatakan terfluidisasi dan akan menunjukkan perilaku fluidic.
Dengan kecepatan gas selanjutnya meningkat, kepadatan bulk unggun akan terus menurun,
dan fluidisasi yang menjadi lebih
Gambar unggun yang terfluidisasi:

Gambar 4. unggun yang terfluidisasi

2.1.3 KEHILANGAN TEKANAN (Pressure Drop)

Aspek utama yang akan ditinjau di dalam suatu percobaan fluidisasi adalah untuk
mengetahui besarnya kehilangan tekanan di dalam unggun padatan yang cukup penting
karena selain erat sekali hubungannya dengan banyaknya energi yang diperlukan, juga bisa
memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi berlangsung. Korelasikorelasi
matematik yang menggambarkan hubungan antara kehilangan tekanan dengan laju alir fluida
di dalam suatu sistem unggun diperoleh melalui metode-metode yang bersifat semi empiris
dengan menggunakan bilangan-bilangan tak berdimensi.
Penentuan besarnya hilang tekan dalam unggun terfluidakan terutama dihitung
berdasarkan rumus-rumus yang diturunkan untuk unggun diam (persamaan Ergun) dan
diturunkan oleh Blake, Carman maupun peneliti-peneliti lainnya.
Untuk aliran laminer dimana kehilangan energi terutama disebabkan oleh viscous
loses, Blake memberikan hubungan sebagai berikut :
: Kehilangan tekanan per satuan panjang atau tinggi ukuran

gC

: Faktor konversi

: Viskositas fluida

: Porositas unggun yang didefinisikan sebagai perbandingan volume ruang kosong di


dalam unggun dengan volume unggunnya
V

: Kecepatan alir superficial fluida

: Luas permukaan spesifik partikel

Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan per satuan volume unggun) dihitung
berdasarkan korelasi berikut:
Sehingga persamaan (1) menjadi :
Persamaan (3) ini kemudian diturunkan lagi oleh kozeny dengan mengasumsikan
bahwa unggun zat padat tersebut adalah ekuivalent dengan satu kumpulan saluran-saluran
lurus yang partikelnya mempunyai luas permukaan dalam total dan volume total masingmasing sama dengan luas permukaan luar partikel dan volume ruang kosongnya.

Harga konstanta k yang diperoleh beberapa peneliti sedikit berbeda misalnya:


Kozeny (1927)

k= 150

Carman ( 1937)

k= 180

US Bureau of Munes (1951)

k= 200

Untuk aliran turbulen, persamaan (3) tidak bisa dipergunakan lagi, sehingga Ergun
kemudian menurunkan rumus lain dimana kehilangan tekanan digambarkan sebagai
hubungan dari : viscous losses dan kinetic energy losses.

dimana: k1=150;
k2=1,75
Pada tekanan ekstrim, yaitu:
1. Aliran laminer (Re<20), sehingga term II bisa diabaikan:

2. Aliran turbulen (Re>1000), sehingga term I bisa diabaikan:

2.1.4 UNGGUN TERFLUIDAKAN (fluidized bed)

Untuk unggun terfluidakan, persamaan yang menggambarkan pressure drop adalah


persamaan Ergun yaitu:
Dimana: f adalah porositas unggun pada keadaan terfluidakan. Pada keadaan ini dimana
partikel-partikel zat padat seolah-olah terapung di dalam fluida, akan terjadi kesetimbangan
antara berat partikel dengan gaya berat dan gaya apung dari fluida di sekelilingnya.
Gaya berat oleh fluida yang naik = berat partikel gaya apung atau:
[kehilangan tekanan pada unggun] [luas penampang] = [volume unggun] [densitas zat padatdensitas fluida].

2.1.5 Faktor- faktor Fluidisasi

1. Kecepatan Minimum Fluidisasi


Yang dimaksud kecepatan minimum fluidisasi (Umf), adalah kecepatan superficial
fluida minimum dimana fluida mulai terjadi. Harga Umbisa diperoleh dengan
mengkombinasikan persamaan (6) dengan persamaan (8)

2. Karakteristik Unggun Terfluidakan

Karakter unggun terfluidakan biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik antara


penurunan tekanan (P) dan kecepatan superficial fluida (Vo). Untuk keadaan yang ideal,
kurva hubungan ini berbentuk seperi terlihat dalam gambar :

Gambar 5. Kurva Karakteristik Fluidisasi Ideal

Keterangan:
Garis AB : menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam
Garis BC : menunjukkan keadaan dimana unggun telah terfluidakan
Garis DE: menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam pada waktu kita
menurunkan kecepatan air fluida . Harga penurunan tekanan untuk kecepatan aliran fluida
tertentu, sedikit lebih rendah daripada harga penurunan tekanan pada saat awal operasi.

Fluidisasi Heterogen (Agregative Fluidization)

Apabila dalam fluidisasi partikel-partikel padatnya terpisahnya secara sempurna tetapi


berkelompok membentuk suatu agregat. Keadaan yang seperti ini disebut sebagai fluidisasi
heterogen (agregative fluidization).
Tiga jenis fluidisasi yang biasa terjadi adalah karena timbulnya:
1. Penggelembungan (bubbling)
2. Penolakan (slugging)
3. Saluran-saluran fluida yang terpisah (channeling)

Gambar 6. Tiga jenis fluidisasi heterogen

Bentuk kurva karakteristik untuk unggun terfluidakan yang mengalami penyimpangan dari
keadaan ideal yang disebabkan oleh ke tiga jenis fenomena di atas

2.2.1 Evaluasi Parameter-parameter didalam Peristiwa Fluidisasi

1. Densitas partikel
Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang masih dan tidak menyerap air atau
zat cair lain, bisa dilakukan dengan memakai piknometer. Sedang untuk partikel berpori, cara
diatas akan menimbulkan kesalahan yang cukup besar karena air atau cairan akan memasuki
pori-pori didalam partikel, sehingga yang diukur bukan lagi densitas partikel (berikut poriporinya) seperti yang diperlukan dalam persamaan di muka, tetapi densitas bahan padatnya
(tidak termasuk pori-pori didalamnya). Untuk partikel-artikel yang demikian ada cara lain
yang biasa digunakan, yaitu dengan metode yang diturunkan Ergun.

2. Bentuk partikel
Dalam persamaan yang telah diturunkan, partikel padatnya dianggap sebagai butiran
yang berbentuk bola dengan diameter rata-rata dp. Untuk partikel bentuk lain, harus ada
koreksi yang menyatakan bentuknpartikel sebenarnya.
Faktor koreksi tersebut dinyatakan dengan :

3. Diameter partikel
Diameter partikel biasanya diukur berdasarkan analisa ayakan (ukuran mesh).

4. Porositas unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di dalam unggun yang secara
matematika bila ditulis sebagai berikut:
granulasi unggun yang terfluidisasikan adalah pembesaran ukuran umum di industri farmasi,
di mana bubuk halus adalah diaglomerasi menggunakan pengikat cair untuk memberikan
butiran yang lebih besar. Distribusi ukuran butiran selama granulasi adalah salah satu

karakteristik utama dari evaluasi proses. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk desain
proses pengendalian metode yang bertujuan untuk mengevaluasi distribusi ukuran pada realtime. Beberapa dari gambar analisis dan NIR instrumentasi memiliki ditangani ini masalah di
barutahun 1-3. Namun, yang isu dengan yang handal data penanganan dan probe kontaminasi
masih perlu untuk diatasi.

2.2.2 Keuntungan dari fluidisasi


Keuntungan

dari

sifat

padatan

yang

terfluidisasi

adalah

(www.scribd.com/doc/32561100/Fluidisasi):
1.

Sifatnya yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi menggunakan padatan dapat
bersifat kontinyu.

2.

Terangkatnya butiran sampai mengapung, ini membuat luas permukaan kontak sangat besar
sehingga operasi menjadi sangat efektif.

3.

Peristiwa fluidisasi dapat digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor cracking,
katalis padat dalam butiran dapat diregenerasi secara kontinyu dengan mengalirkan katalis
dari reaktor ke unit aktivasi katalis.

4.

Sirkulasibutiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinan pemindahan


jumlah panas yang besar dalam reactor

5.

Pemindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup tinggi,
perpindahan panas antara unggun terfluidisasi dengan media pemindah panas yang baik
memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas permukaan kecil.

2.2.3 Kerugian dari Fluidisasi


Kerugian proses fluidisasi antara: (www.scribd.com/doc/32561100/Fluidisasi)
1.

Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga karakteristik


fluidisasi dapat berubah dari waktu ke waktu

2.

Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya sejumlah tertentu
padatan

3.

Adanya erosi terhadap bejana dalam system pendingin

4.

Terjadinya gelombang dan penorakan didalam unggun sering kali tidak dapat dihindari
sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak seragam. Jika hal ini terjadi pada reactor,
konversi reaksi akan kecil.

2.3 Industri yang menggunakan metoda fluidisasi


Beberapa Industry yang menggunakan metoda fluidisasi adalah :
1.

Proses desulfurisasi batubara


Proses desulfurisasi batubara Tondongkurah, Sulawesi Selatan telah dilakukan dengan
menggunakan larutan hidrogen peroksida yang diencerkan dalam asam sulfat berkonsentrasi
0,1 N. Percobaan desulfurisasi tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan kolom
fluidisasi yang mempunyai ukuran panjang 80 cm dengan diameter 3,5 cm. Kolom
dihubungkan dengan sebuah pompa sirkulasi yang mampu memberikan suplai larutan dengan
jumlah aliran yang diatur sebesar 100 cc per menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
proses selama 2 jam dengan mempergunakan kolom tersebut mampu mengurangi 13,9 persen
jumlah sulfur yang terdapat di dalam batubara Tondongkurah yang berukuran (-14+20) mesh.
Perpanjangan waktu sirkulasi larutan hidrogen peroksida dari 2 jam menjadi 6 jam mampu
meningkatkan jumlah pengurangan sulfur menjadi sebesar 42,3 persen. Hasil percobaan
lainnya menunjukkan bahwa perkecilan ukuran partikel batubara dari (-14+20) mesh menjadi
(-20+48) mesh mampu meningkatkan angka tersebut. Pada percobaan desulfurisasi dengan
ukuran batubara (-20+48) mesh selama 2 jam, jumlah pengurangan sulfur adalah 19,6 persen.
Demikian pula, apabila waktu sirkulasi dinaikkan menjadi 6 jam pengurangan sulfur
meningkat menjadi 48,9 persen.

2.

Pembuatan Gas Sintetis Dari Batubara Dengan Teknologi Gasifikasi Unggun


Terfluidisasi
Percobaan

gasifikasi

dilakukan

terhadap

contoh

batubara

Indonesia

dengan

menggunakan reactor gasifikasi sistem unggun terfluidisasi digunakan batubara ukuran halus
(-48 + 65 mesh). Gas pereaksi masuk melalui plat distributor untuk mengangkat batubara dan
pasir silica sebagai unggun material dalam zona reaksi sehingga unggun terfluidisasi dan
terjadi proses pencampuran yang sempurna antara gas pereaksi dan batubara. Pada kondisi
fluidisasi suhu dalam reactor lebih merata dibanding dengan reaktor sistem unggun tetap.
Suhu reaktor sistem unggun fluidisasi adalah 900oC. Gas hasil gasifikasi yang disebut gas
sintetis (syngas) dilakukan pemurnian dengan alat cyclone, condenser dan scrubber. Sesudah

syngas

dimurnikan

kemudian

dianalisa

komposisinya

dengan

menggunakan

gas

chromatography (GC).

Perkembangan alat Fluidisasi dalam proses gasifikasi:

Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termo kimia
menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk
proses pembakaran. [1].
Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (diperlukan
panas dari luar selama proses berlangsung). Media yang paling umum digunakan pada proses
gasifikasi ialah udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga
bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan) dan gas
permanen. Media yang paling umum digunakan dalam proses gasifikasi adalah udara dan
uap. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai nilai kalor
yang lebih rendah tetapi disisi lain proses operasi menjadi lebih sederhana.
Beberapa keunggulan dari teknologi gasifikasi yaitu :
1. Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan sebagai
pembangkit listrik.
2. Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak berat,
biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.
3. Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai lebih
tinggi.
4. Mampu mengurangi jumlah sampah padat.
5. Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :

Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padatan dengan fluida baik


cair maupun gas. Metoda ini diharapkan butiran padatan memiliki sifat seperti fluida dengan
viskositas tinggi.
Evaluasi Parameter-parameter didalam Peristiwa Fluidisasi
1.

Densitas partikel

2.

Bentuk partikel

3.

Diameter partikel

4.

Porositas unggun

Daftar Pustaka

Jobsheet.2010. Penuntun Praktikum Satuan Operasi. Palembang: POLSRI


http://www.tekmira.esdm.go.id/HasilLitbang/?p=374
http://www.wikipedia.org.id/fluidisasi/macam-macamfluidisasi
http://lab.tekim.undip.ac.id/otk/2010/09/29/fluidisasi/
www.scribd.com/doc/32561100/Fluidisasi
http://ielisa.upnyk.ac.id/index.php?app=common&cat=komunitas_home&komunitas_id=100
http://matekim.blogspot.com/2010/05/fluidisasi-pada-gas.html
www.che.ft.untirta.ac.id/do

www.wikipedia.org.wiki/gasifikasi
http://muslimshare.wordpress.com(perkembangan)

Jawaban pertanyaan:
1.

Pertanyaan dari Aning Tyas P:


Pada penerapan Flluidisasi, beberapa industry menggunakan metoda fluidisasi yaitu pada
proses desulfurisasi. Apa yang dimaksud dengan desulfurisasi?
Jawabannya:
Desulfurisasi adalah proses penghilangan unsure belerang dari minyak bumi. Dalam
prosesnya untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas
(www.kimia.upi.edu/utama/bahanajar)

2.

Pertanyaan dari Meirina Rahayu Ningsih :


Ada tidak ukuran diameter tertentu dari proses fluidisasi itu sendiri? Kalau ada, dari berapa
ke berapa?
Jawabannya:
Misalnya dari proses desulfurisasi, menggunakan partikel yang halus berukuran
(14+20) mesh dan untuk proses gasifikasi menggunakan partikel halus berukuran (-48+65)
mesh.
Sebenarnya tidak ada batasan dari penggunaan ukuran partikel yang digunakan. Akan tetapi,
digunakan partikel yang halaus saja karena apabila menggunakan partikel yang berukuran
besar maka pengeringan tidak akan berjalan dengan baik karena udara yang dialirkan akan
terhalang.

Pada laju alir yang cukup rendah butiran padat akan tetap diamkarena gas hanya mengalir
melalui ruang antar partikel tanpamenyebabkan perubahan susunan partikel tersebut.
Keadaan yangdemikian disebut unggun diam atau fixed bed sedangkan yang
terfluidisaiadalah Pada laju alir yang cukup tinggi butiran padat akan bergerak karenagas
mengalir melalui ruang antar partikel dan menyebabkan perubahansusunan partikel
tersebut.Pada percobaan ini kami mengambil interval pembacaannya yaitu pada baliotini
kasar sebesar L/min. Dimana unggun diam dapat kita lihatsaat laju udara diberikan pada
kenaikan L/min, dan pada penambahan baliotini halus laju udara memberikan kenaikan yaitu
L/min. Untuk unggun terfluidisasi dapat kita lihat saat laju udara diberikan padakenaikan
L/min. Butiran padat terlihat tidak terlalu banyak bergerak pada saat unggun
diam.Sedangkan jenis unggun terfluidisasi dapat terlihat ketika butiran- butiran padatan
terangkat keatas karena laju aliran udara yang besar.Dimana di unggun terfluidisasi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Laju alir fluida dan jenis fluida, Ukuran partikel,
Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel, Porositas unggun,
Distribusialiran, Distribusi bentuk aliran fluida, Diameter kolom dan Tinggi.
4.2
KESIMPULANDari hasil praktikum fluidisasi dapat diambil kesimpulah bahwa :1.
Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan seperti fluida
karena di aliri udara.2.
Pada praktik fluidisasi yang kami lakukan terjadi fenomena-fenomenaseperti Fenomena
chanelling fluidization, dan Fenomena dispersefluidization3.
Semakin besar laju alir udara yang diberikan, maka akan semakin besar pula penurunan
tekanannya.4.
Semakin meningkatnya kecepatan fluida maka ketinggianunggun jugasemakin tinggi5.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi:1.
Laju alir fluida dan jenis fluida
2.
Ukuran partikel
3.
Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
4.
Porositas unggun
5.

Distribusi aliran
6.
Distribusi bentuk aliran fluida
7.
Diameter kolom
8.
Tinggi

DAFTAR PUSTAKA1.
Anonimus. 2003. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia, Lab.OperasiTeknik Kimia FTUMJ. Fakultas Teknik, Jurusan Kimia.UniversitasMuhammadiyah Jakarta.2.
Depi Oktari. 2012. Aliran Melalui Unggun
Diam.http://depisatir.blogspot.com/2013/01/aliran-melalui-unggun-diam-dan.html. Diakses
tanggal 4 Mei 20133.
De Nevers, Noel. Fluid Mechanics Chemical Engineering. 1951. New York :McGrawHillInc4.
Kunii, D., and Levenspiel, O., Fluidization Engineering, Butterworth-Heinemann, Boston,
1991

You might also like