You are on page 1of 36

PENGKAJIAN SISTEM PENCERNAAN

1. Gejala yang sering ditemukan


a. Nyeri, kaji karakter , durasi, pola, frekuensi, waktu nyeri, lokasi dan distribusi
penyebaran nyeri.
Nyeri pada gangguan saluran gastrointestinal terdapat 3 macam :
1. Visceral pain : nyeri yang terjadi pada organ yang berongga, karakteristik :
panas, kolik, kram
2. Parietal pain : terjadi ketika peritoneum parietal mengalami inflamasi,
karakteristik lebih dari viseral pain dan menetap
3. Referred pain
Gambar :

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

b. Phyrosis ( heartburn ), Ulkus


c. Kembung, distensi, merasa penuh dengan gas :
1. Sendawa : pengeluaran gas dari lambung melalui mulut
2. Flatulens : pengeluaran gas dari rektum
d. Mual,Muntah :
1. Berisi partikel makanan yg tdk dicerna
2. Berisi darah ( hematemesis)
3. Bila terjadi segera setelah perdarahan, muntah berwarna merah terang
4. Bila darah telah tertahan dlm lambung, akan berubah mjd warna kopi krn kerja
enzim lambung
e. Perubahan kemampuan mengecap dan menelan, Alergi makanan
f. Diare / konstipasi
Karakteristik dan bau feces : feces berwarna coklat, merah terang, hitam, ter , kuning
pucat dan berminyak
g. Melena : feces warna merah terang / hitam atau Urin berwarna coklat
h. Malaise, penurunan berat badan
i.

Hernia

j.

Meatal stenosis

k. Massa, Inflamasi
l.

Edema, Gatal

m. Cystocele / rectocele, Endometriosis


2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Pola nutrisi : pola makan, makanan kesukaan ( makanan tinggi lemak, rendah serat,
terlalu berbumbu dll)
b. Pola eliminasi : diare, konstipasi , penggunaan pencahar, ileostomy / kolostomy
c. Gaya hidup : merokok, alkohol, obat-obatan, olah raga, koping terhadap stress
d. Riwayat penyakit yg pernah dialami : riwayat pengobatan, pembedahan
3. Riwayat keluarga
a. Riwayat penyakit keluarga

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

Riwayat penyakit keluarga dapat meningkatkan resiko pada klien misalnya kanker
kolon, pankreas dan proatat. Klien harus waspada sehingga dapat termotivasi untuk
mendeteksi sejak awal
b. Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit, penatalaksanaan, prognosa
4. Riwayat social
a. Jenis pekerjaan
b. Aktivitas
c. Fasilitas kesehatan yang tersedia
d. Status ekonomi
e. Kebersihan lingkungan
5. Pengkajian fisik
a. Pembagian region abdominal
1) Right upper quadrant
2) Right lower quadran
3) Left upper quadrant
4) Left right lower quadran
Gambar

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

b. Tehnik pemeriksaan fisik :


1). Inspeksi
a. KULIT
Observasi perubahan warna kulit
Hasil :
Normal
Secara normal kulit abdomen tampak lebih pucat dari pada area kulit yang lain
karena jarang terpapar dengan sinar matahari
Abnormal

warna keunguan pada pinggang (tanda Grey Turner ) menandakan


adanya perdarahan pada intra abdomen. Perdarahan bias terjadi pada
ginjal, pancreas, atau duodenum

warna kekuningan pada jaundice lebih terlihat pada area abdomen

pucat, regangan terlihat pada asites

kemerahan mengindiaksikan adanya inflamasi

perubahan warna yang disebabkan trauma juga merupakan tanda


abnormal

Amati vaskularisasi pada abdomen


Hasil
Beberapa kumpulan vena dapat diamati dengan jelas.
Vena yang terletak diatas umbilicus mengalirkan darah menuju kepala.
Sedang vena yang terletak di bawah umbikus mengalirkan darah kearah
abdomen bawah.
Dilatasi vena dapat diamati pada klien sirosis hepatic, obstruksi vena cava,
hipertensi portal dan asites.
Dilatasi arteriol dan kapiler dengan pusat seperti bingtang (tanda spider
angioma) dapat terlihat pada klien denagn gangguan liver atau portal
hipertensi.

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

Amati adanya Strie


Hasil
Adanya strie atau regangan merupakan tanda normal pada wanita setelah
hamil
Strie warna pink tua terjadi pada klien dengan cushings sindrom.
Strie dapat jugan disebabkan karena asites yang dapat meregangkan kulit.
Amati scar. Tanyakan pada klien penyebab scar, ukur panjang dan lebar
scar, amati bentuk dan letak scar.
Hasil
Scar yang tua terlihat pucat dan halus.
(scar merupakan tanda adesi adanya internal )
Scar yang tidak normal terlihat kemerahan, inflamasi, scar yang tidak
sempurna. Scar dalam dan irregular disebabkan karena luka baker.
Amati adanya lesi dan kemerahan
Hasil
Abdomen secara norma l tidak terdapat lesi atau kemerahan. Moles datar dan
kecoklatan merupakan hal normal.
Perubahan warna, ukuran, dan kesimetrisan moles merupakan tanda
abnormal. Perdarahan atau petechie pada moles merupakan tanda abnormal
b. UMBILIKUS
Amati perubahn warna
Hasil
Warna umbilicus sama dengan kulit sekitarnya atau mungkin lebih gelap
Warna keungun disekitar umbilicus (Cullens sindrom) merupakan tanda
perdarahan intraabdomen

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

Observasi letak umbilikus


Hasil
Berada ditengah garis tubuh
Letak umbilicus yang begeser disebabkan adanya desakan dari intraabdomen
Kontur umbilikus
Hasil
Menonjol atau kedalam tidak lebih dari 0.5 cm
Penonjolan umbilicus disebabkan adanya peningkatan tekanan intra abdomen
atau distensi abdomen.
C. Kontur, Simetri, Gerakan
Observasi kontur dilakukan dari samping, atas kepala, dan bawah kaki.

Hasil

Abdomen flat, rounded atau scapoid biasa terdapat pada orang


dewasa.abdomen biasa berbentuk rounded

Distensi umum terjadi bila terdapat akumulasi udara atau cairan intra
abdomen.

Distensi dibawah umbilicus terjadi bila bladder penuh, pembesaran uterus,


tumor pada ovarium atau vesica urinary.

Dilatasi diatas umbilicus terjadi bila terdapat masa pada pancreas, atau
dilatasi lambung.

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

Scapoid atau Kakeksia terjadi pada orang yang kelaparan atau menderita
penyakit terminal.

Kaji kesimetrisan ketika klien terbaring (posisi supine)


Hasil
Untuk mengkaji hernia, diastasis recti atau untuk membedakan masa intra
abdomen minta klien untuk mengkat kepala.
Secara normal abdomen simetris
Abdomen asimetris terdapat klien dengan pembesaran masa
intraabdomen,hernia, distasis recti, bowel obtruksi.
Amati gerakan abdomen saat klien bernafas
Hasil

Pernafasan abdomen biasa terlihat. Pernafasan abdomen lebih sering


pada laki-laki dewasa

Hilangnya pernafasan abdomen atau menjadi pernafasan dada


menandakan adanya iritasi peritoneal.

Observasi pulsasi aorta

Pulsasi abdominal terlihat pada epigastrium, bisa tampak lebih


panjang pada orang yang kurus

Pulsasi yang kuat dan lebar merupakan tanda anurisma aorta


abdomen

Amati gerakan peritaltik


Hasil
Peristaltik normal tidak terlihat
Peristaltik meningkat dan terdapat pola peningkatan dari LUQ menuju RLQ
merupakan tanda obstruksi abdomen

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

2)

Auskultasi
Lakukan auskultasi sesuai dengan gerakan gambar

Hasil

Bunyi intermittent, gelembung udara halus terdengar rata 5-30/ menit.

Bunyi hiperaktif umumnya terdengar sebagai bunyi normal (borborygmi)

Bunyi hipoaktif mengindikasikan penurunan motilitas usus.dapat


disebabkan oleh efek anastesi atau obstruksi lanjut.

Hiperaktif usus mengindikaiskan peningkatan motilitas, biasa disebabkan


oleh diare, gastroenteritis, obstruksi tahap awal.

Bunyi usus memghilang mengindikaiskan peritonitis atau ileus paralitik.

Adanya bunyi pitc tinggi menandakan adanaya obstruksi.

Gunakan stetoskop bell untuk memeriksa bunyi bruit

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

Secara normal tidak terdengar

Bruit terjadi bila ada turbulensi atau obstruksi.bruit mengindikasikan


adanya aneurisma atau stenosis arteri.

Dengarkan venous hum pada epigastrik dan sekitar umbilikus

Secara normal tidak terdengar

Venous hum terjadi karena adanay peningkatan sirkulasi kolateral antara


portal dan system vena, terdapat pada klien sirosis.

Dengarkan bunyi friction rub diatas liver dan spleen dengan menggukan
diafragma stetoskop

Hasil
Secara normal tidak terdengar
Bunyi friction rub dihasilkan Karen agesekan antara liver atau spleen dengan
peritoneum. Bunyi ini seiring dengan pernafasan.
Friction rub pada kosta bawah kanan menandakan adanya abses hepatic dan
metastasis
Friction rub pada anterior axial bagian kosta kiri bawah mengindikasikan adanya
infraksi, abses, infecsi, atau tumor splee.
3). Perkusi
Normal : terdengar bunyi timpani diperut karena ada udara diperut dan usus.

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

10

Bunyi dullness pada hati dan limpa


Abnormal : terdengar timpani atau hiperesonan jika banyak udara dalam perut.
Abnormal jika terdengar di hati dan limpa, terdengar dullness kalau di bladder ada
masssa atau asites

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

11

Perkusi hati :
Prosedur :
Tentukan daerah bawah dan atas, kaji bagian bawah, mulai dari RLQ didaerah mid
klavikula line dan perkusi ke atas, catat perubahan dari timpani ke dullness
Normalnya pada garis bawah hati terdengan dullness, berada pada kostal margin
1-2 cm dibawah.
Anjurkan klien menarik napas dalam lalu perkusi dinding dada kanan atas MCL
dan perkusi kebawah

Hasil
Normal : saat napas dalam, suara dullness menurun 1-4 cm dibawah costal
margin
Normalnya jarak hati 6-12 cm dari MCL, ukuran hati menurun pada usia > 50
tahun.
Abnormal : hepatomegali adalah hati yang membesar, ini merupakan karakter dari
tumor, sirosis, abses atau vaskular yg bengkak.

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

12

Atropi adalah ukuran yang mengecil, hati lebih kebawah posisinya mungkin karena
empisema, posisi lebih tinggi mungkin karena ada massa, asites, paralisis
diafragma.

Perkusi limpa
Dimulai dari posterior bagian kiri mid axila line ( MAL ) dan perkusi kebawah, tidak
ada perubahan dari bunyi resonan paru ke suara dullness limpa.
Hasil
Abnormal : splenomegali adalah meluasnya bunyi dullness lebih dari 7 cm,
mungkin karena injuri, hipertensi portal dan mononukleus.
Metode kedua : untuk mendeteksi pembesaran limpa adalah dengan perkusi
bagian interspace kiri anterior axilary line ketika klien napas dalam, bunyi
Hasil
normalnya adalah timpani atau resonan
Abnormal : saat inspirasi, terdengar dullness pada interspace DI daerah AAL
bagian kiri, hal ini menandakan pembesaran limpa
Sumber suara dullness yang lain harus disingkirkan sebelum mengatakan
splenomegali mis : perut penuh, feses dalam kolon.
Perkusi jenis perform blunt pada hati dan ginjal
Perkusi liver
Normal : tidak ada tenderness
Abnormal : tenderness pada hati mungkin menandakan inflamasi / infeksi mis ;
hepatitis / kolesititis.
4). Palpasi
Palpasi jenis perporm light
Digunakan untuk mengidentifikasi area tenderness dan resiten otot
Prosedur : menggunakan ujung jari, tekan 1 cm, pindah kearea lain

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

13

Hasil
Normal : tidak terasa keras, namun lambut
Abnormal : jika ada reflek guarding hal ini menandakan ada iritasi pada
peritoneal

Palpasi jenis perform deep


Prosedur : menggunakan telapak tangan, tekan secara dalam ( 5-6 cm )
Gunakan 2 tangan untuk mengkaji struktur dalam
Hasil
Normal : teraba tenderness pad xipoid, aorta, secum, kolon sigmoid dan ovarium.
Abnormal : teraba tenderness keras atau nyeri, hal ini dapat disebabkan trauma,
peritonitis, infeksi, tumor atau organ yang bengkak atau sakit.
Jika pada palpasi teraba massa, kaji lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas,
denyutan, kekerasan dan mobilitas.
Palpasi umbilikus
Palpasi umbilikus adan daerah sekitarnya, untuk mengetahui adanya bengkak,
tonjolan atau massa.
Hasil
Normal : tidak ada bengkak, tonjolan atau massa.
Abnormal : jika ditemukan hal diatas mungkin disebabka kanker gastrointestinal
Palpasi aorta
Gunakan ibu jari dan jari telunjuk atau gunakan 2 tangan dan palpasi secara
dalam di epigastrium sebelah kiri mid line

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

14

Hasil
Normal : 2,5-3 cm di aproximal dengan kekuatan denyut yang sedang dan regular,
mungkin ditemukan ada tenderness yang lembut
Abnormal : ditemukan denyut yang menghentak, hal ini mungkin disebabkan
aneurisma aorta
Palpasi liver
Menggunakan tehnik hooking : perawat berdiri disebelah kanan dada klien,
ujung jari dilengkungkan ditepi batas kanan kostal, kemudian pasien dianjurkan
napas dalam, secara tegas namun lembut, tekan kedalam dan keluar dengan
ujung jari.

Hasil
Normal : liver biasanya tidak teraba, kadang teraba tenderness lembut
Abnormal : jika teraba keras mungkin hal ini disebabkan adanya kanker, jika ada
nodul mungkin karena ada tumor, kanker metastatik, sirosis dan sifilis
Tenderness mungkin disebabkan dari vaskular yang bengkak mis : CHF, hepatitis
akut atau abses
Palpasi limpa

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

15

Prosedur : perawat berdiri dikanan pasien , tangan kanan dibawah margin kostal
kiri dengan jari menekan, tangan kiri letakan dibawah posterior tulang rusuk, klien
menarik napas, tekan kedalam dan keluar, tahan dengan tangan yang lain

Hasil
Normal : limpa jarang teraba ditepi kostal kiri
Abnormal : pembesaran limpa mungkin karena trauma, mononukleus, perdarahan
kronis atau kanker
Palpasi lanjut :
Pemeriksaan shifting Dullness
Digunakan untuk mendeteksi adanya asites
Prosedur
A.
Posisi klien supine, pemeriksaa melakukan perkusi mulai dari sisi
abdoment kearah umbilicus catat perubahan suara dari dullness ke thympani
Lalu posisi klien dimiringkan
B.
Perkusi dari samping abdoment kearah atas

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

16

Hasil
Normal
Abnormal

: Tidak ada perubahan suara


: Jika klien asites maka saat posisi supine cairan akan berada
dikedua sisi abdoment, saat posisi miring cairan akan
mengisi ruang dibawah umbilicus

Pemeriksaan fluid wave


Digunakan untuk mendeteksi adanya asites
Prosedur
Posisi klien supine, anjurkan klien untuk meletakkan kedua tangan diatas
epigastrium, lalu asisten meletakkan tangan digaris tengah abdoment, pemeriksa
meletakkan tangan dikedua sisi abdoment klien dan menggerakkan salah satu
tangan
Hasil :
Jika ada pergerakan air kearah tangan yang menopang maka asites ( + )
Pemeriksaan ini tidak pasti harus dikofirmasi dengan USG

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

17

Tehnik ballottement
Tehnik palpasi ini digunakan untuk mengidentifikasi massa atau pembesaran organ
Prosedur : bisa dilakukan dengan satu tangan atau 2 tangan
A.

Satu tangan
Gunakan ujung jari untuk menekan dinding abdoment

B.

Dua tangan
Letakkan salah satu tangan dibawah panggul dan tekan dinding anterior
abdoment dengan tangan yang lain

Hasil : Pada klien asites dapat dirasakan teraba masa yang bergerak bebas

Pemeriksaan appendiksitis
Blumbergs dan Rousings sign

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

18

Digunakan untuk mengidentifikasi adanya iritasi abdoment


Prosedur : Palpasi kuadran kiri bawah lalu dengan cepa lepaskan
Tanyakan pada klien kapan nyeri tarasa ( saat ditekan atau dilepas ) dan
dikuadran mana
Hasil :

Jika klien mengeluh nyeri dikuadrat kanan bawah saat ditekan pada
kuadrant kiri bawah tanda Rousings ( + ) kemungkinan klien mengalami
acut appendiksitis

Jika klien mengeluh nyeri dikuadrat kanan bawah saat tekanan pada
kuadrant kiri bawah dilepas tanda Blumbergs ( + ) kemungkinan klien
mengalami appendiksitis

Psoas Sign
Angkat kaki kanan mulai dari paha, letakkan tangan pengkaji pada paha bagian
bawah. Minta klien mempertahankan posisi kaki dan berikan tekanan pada paha
Secara normal tidak nyeri
Nyeri pada RLQ disebabkan oleh iritasi otot iliopsoas karena apendisitis

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

19

Obturator Sign :
Angkat kaki bagian bawah dan ankle. Fleksikan panggul dan kaki bagian bawah dan
putar kaki kearah internal dan eksternal
Secara normal tidak nyeri
Nyeri pada RLQ disebabkan oleh iritasi otot obturator karena apendisitis atau
perforasi apendik

Test

Hipersensitifitas
Tekan abdomen dengan benda tumpul atau cubit lipatan kulit dengan jempol dan jari
telunjuk lepaskan dengan cepat . lakukan cubitan sering.
Secara normal tidak nyeri atau peningkatan sensasi

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

20

nyeri atau peningkatan sensasi dirasakan pada RLQ adalah tanda + hipersensitif dan
merupakan tanda appendicitis.
Test Cholecystitis :
Dengan menggunakan ujung jari Tekan bagian bawah liver pada margin kosta kanan
dan minta klien untuk nafas dalam
Secara normal tidak ada peningkatan rasa nyeri
Adanya peningkatan rasa nyeri menyebabkan klien mengalami episode inspirasi
arrest merupakan + tanda Murphy dan terkait dengan cholecystitis (lihat display 18-8)
Cara mengukur lingkar perut :
1.

Ukur perut pada saat yang sama setiap hari, idealnya dilakukan pagi hari
setelah klien BAB dan BAK, atau waktu yang didesain pada klien yang tirah baring

2.

Posisi idealnya adalah berdiri, dapat dilakukan juga pada klien dengan
posisi supine dan orthopneic. Posisi pengukuran harus sama setiap kali
pengukuran.

3.

Gunakan meteran yang sesuai

4.

Letakkan meteran dibawah klien dan ukur mulai dari umbilicus

5.

Ukur dengan unit telah ditentukan (cm atau inches)

6.

Lakukan pengukuran pada tempat yang sama. Berikan tanda pada


abdomen klien untuk membantu pengukuran pada tempat yang sama setiap hari.

6. Data Penunjang Advance :


Radiology :

a.
1.

Upper GI Tract (Barium swllow) :


Flouroscopy dengan medium contras. Digunakan untuk mendiagnosa struktur
abnormal dari esophagus, lambung dan duodenum.

2.

Small bowel series :


Medium dimasukkan sampai ileum terminal

3.

Lower GI Tract (Barium enema) :

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

21

Test Flouroscopy x-ray pada colon dengan menggunakan medium contras yang
pemberiannya melalui rectal (enema). Terdapat dua pilihan yaitu : double contras
dan barium enema kontras-udara. Digunakan untuk mendeteksi polyp, tumor,
divertikula dan inflamasi usus besar kronis.
Intervensi perawat:

Menjelaskan pada klien untuk puasa 6 jam sebelum test

Memberikan laksativ dan cairan setelah test untuk mengeluarkan barium

Menjelaskan keadaan faces setelah dilakukan tindakan ( faeces akan


berwarna putih

Memitor tanda-tanda komplikasi ( sakit perut atau sembelit karena


kegagalan pengeluaran barium )

4.

Oral Cholecystogram :
Test X-ray untuk mevisualisasi GB setelah pemasukan telepaque yang
dimasukkan melalui oral. Test ini digunakan untuk mengetahui kemempuan GB
untuk mengkonsentrasikan dan menyimpan cairan kontras, dan patensi saluran
biliar.

5.

Cholangiography :
a.

IV Cholangiogram : X-ray digunakn untuk memvisualisasi saluran


biliar setelah injeksi intravena cairan radiopaque.

b.

Percutaneous transhepatic cholangiogram : setelah anestesi local.


Jarum dimasukan dengan floroskopy ked lm percabangan bilier, cairan
empedu diambil dan zat kontran diinjeksikan, pemfokusan film diambil,
prosedur ini digunakan utk mengetahu pengisian hepatic dan saluran bilier.

c.

Surgical cholangiogram

Intervensi perawat :

Menganjurkan klien untuk puasa 8 jam sebelum test

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

22

Setelah test klien dimonitor untuk mengetahui perdarahan terhadap media


kontras

6.

Klien miring kekanan selama 6 jam setelah test

Ultrasound :
a.

Abdominal ultrasound
Untuk mendeteksi masa dan asites

b.

Hepatobiliari ultrasound
Untuk mendeteksi subprenik abses, tumor dan sirosis

c.

Gall Blader ultrasound


Untuk mendeteksi batu

Intervensi Perawat :

7.

Anjurkan klien untuk puasa 8 12 jam sebelum test

Klien dapat makan dan beraktivitas normal setelah test

Nuclear Imaging Scans ( scintigraphy )


Untuk melihat ukuran, bentuk, posisi organ dan mengidentivikasi kelainan bentuk
dan fungsi

8.

Computed Tomography
Untuk mendeteksi saluran biliar, liver dan penyakit pada pancreas
Intervensi Perawat :

9.

Anjurkan klien untuk puasa 8 12 jam sebelum test

Perawat melakukan test alergi yodium bila melakukan media kontras

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Prosedur noninvasive menggunakan gelombang radio magnetic
Untuk mendeteksi hepatic matastase dan sumber perdarahan gastrointestinal dan
derajat cancer kolorectal

10.

MRCP : Magnetic Resonance Cholangiopancreography

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

23

Untuk mengetahui gambaran isi dari saluran pancreas dan saluran bilier
11.

Gastric emphtyng studies


Pemeriksaan radionulkead yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
lambung untuk mengosongkan benda padat dan cairan, dilakukan pada klien
dengan kelainan pengosongan pada peptic ulcer, ulcer surgery dan gastric
malignancy

12.

Hepatobiliary scintigraphy
Digunakan untuk mengidentivikasi penyebaran neoplasma hepatih dan
mengetahui adanya akut cholesistitis

13.

Scintigrafy of GI Bleeding
Untuk mengetahui perdarahan aktif
Endoscopy :

b.
1.

Upper GI endoscopy :Esophagogastroduodenoscopy


EGD ( Oesogastroduodenoscopy ) tehnik visualisasi langsung lapisan mukosa
pada esophagus, lambung dan duodenum dengan vidioendoskop
Dapat menggunakan video untuk melihat motilitas lambung, inflamasi, ulserasi,
tumor atau parises dan mendeteksi malloryweiss
Intervensi Perawat :

Menganjurkan klien puasa 8 jam sebelum prosedur

Setelah prosedur monitor kesadaran, tanda vital, gejala dipsnea, kesakitan


atau disphagia

2.

Colonoscopy
Melihat langsung kolon atas sampai dengan spinkter ileusekal, digunakan untuk
deteksi tumor dan dilatasi striktur
Intervensi Perawat :

Memberikan laksativ 2 3 hari sebelum prosedur

Melakukan enema pada hari test

Setelah prosedur monitor adanya perubahan tanda-tanda vital dan adanya


nyeri abdomeninal dan perdarahan rectal atau demam

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

24

3.

Proctosigmoidoscopy
Visualisasi langsung rectum dan kolon sigmoid, untuk mendeteksi tumor dan
penyakit infeksi, fisura dan haemorhoid

4.

Endoscopyretrogradecholangiopancreatography (ERCP)
Dapat digunakan untuk batu empedu pada distal saluran billier, dilatasi striktur,
biopsy tumor, menentukan pseudocyste
Intervensi Perawat :

Monitor tanda nyeri abdomen, mual dan muntah setelah dilakukan


prosedur

5.

Peritoneoscopy ( Laparoscopy )
Visualisasi rongga peritoneal, biopsy spesimen

Blood Chemistry :

c.
1.

Serum Amylase ( Normal 0 s.d. 130 u/l)


Nilai Rujuka :
Dewasa

: 60-160 Somogyi U/dL, 25-125 U/L (unit SI)

Hamil

: sedikit meningkat

Anak

: Biasanya tidak dilakukan

Lansia

: Mungkin sedikit lebih tinggi dari dewasa

Iso enzim :Tipe S (saliva) : 45-70 %


Tipe P (pancreas): 30-55 %
Nilai-nilai ini dapat berbeda sesuai metode yang digunakan.
Urine : Dewasa : 4-37 U/L 2 jam
Deskripsi
Amilase adalah enzim yang dihasilkan oleh pancreas, kelenjar air liur, dan liver.
Pada pankreatitis akut serum amylase meningkat dua kali dari normal. Nilai serum
meningkat 2-12 jam setelah serangan, mancapia puncaknya 20-30 jam. Turun
kembali sampai normal dalam 2-4 hari.Peningkatan serum amylase dapat terjadi
setelah pembedahan abdomen meliputi kandung empedu dan lambung.

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

25

Ada dua jenis iso enzim amylase, tipe P dan S. Peningkatan Tipe P sering terjadi
pada pankreatitsi akut. Peningkatan Tipe S dapat disebabkan tumor ovarium dan
tumor bronkogenik.
Kadar amylase urin berguna untuk menentukan nilai normal tau meningkatnya
amylase serum, terutama bila klien mempunyai tanda gejala pankreatitis. Dapat
bertahan lebih dari 2 minggu setelah pankreatitis akut.
Masalah-masalah klinis
Penurunan kadar : D5W IV, pankreatitis kronis yang lanjut, nekrosis hati akut atau
subakut, alkoholik kronis, toksik hepatitis, luka baker yang luas, tiro toksikosis
yang berat.
Obat-obat yang menurunkan kadar :glukosa, sitras, flourida, oksalat
Peningkatan kadar : Pankreatitis akur, pankreatitis kronik (serangan akut),
gastrektomi parsial, perforasi ulkus peptikum, obstruksi saluran pancreas,
kolesistitis akut, kanker pancreas, asidosis diabetikum, DM, intoksikasi alcohol
akut, mumps, gagal ginjal, BPH, luka baker, kehamilan.
Obat-obat yang meningkatkan kadar :
Narkotik, aetil alcohol (dalam jumlah banyak), ACTH, guanetidin, tiazid,
Diuretic, salisilat, tetrasiklin
Intervensi perawat:

pastikan klien tidak mengkonsumsi gula, sebaiknya tidak diambil 2 jam setelah
makan karena glukosa dapat menurunkan amilse (perawat harus mengethui
D5W IV dapat menurunkan kadar amylase, atau menybabkan negative palsu

Anjurkan klien untuk minum air selama pemeriksaan, kecuali bila ada
kontraindikasi medis

Ukur haluaran urin 8-24 jam. Kekurangan haluaran urin dapat mengakibatkan
penurunan amylase urin.

2.

Serum Lipase ( Normal 0 s.d. 160 u/l )


Nilai Rujukan :
Dewasa :20-180 UI/L, 14-280 mU/L, 14-280 U/L(unit SI)
Anak : 20-136 IU/L pada 37C
Bayi : 9-105 UI/L pada 37C

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

26

Deskripsi :
Lipase adalah enzim yang disekresikan oleh pancreas yang membantu mengolah
lemak pada duodenum. Lipase seperti amylase terlihat dalam aliran darah setelsh
kerusakan pancreas. Lipase dan amylase dapat meningkat setelah 2-12 jam pada
pankreatitis akut, namun lipse serum dapat meningkat 14 hari setelah pankreatitis
akut, dimana amilse kembali normal setelah 3 hari. Lipse serum berguna untuk
diagnosa akhir.
Masalah-Masalah klinis
Peningkatan kadar Pankrreatitis akut, pankreatitis kronik, kanker pancreas,
obstruksi saluran empedu, perforasi ulkus, stadium awal GGA
Obat-obatan yang dapat meningkatan nilai lipase : narkotik, steroid, betanekol
Intervensi perawat :

Laporkan pada medis bila ada peningkatan nyeri abdomen yang menetap,
kolaborasikan periksaan seru lipase untuk mendiagnosa pankreatitis akut
yang laten.

Berikan Keamanan pada klien dengan side rail untuk mencegah kecelakaan

Beritahukan pada klien untuk tidak meminum minuman beralkohol setelah


meminim obat-obat sedative, hipnotik, narkotik, traquilizer, antikonvulsan,
antikoagulan

Dengarkan keluhan-keluhan klien.

3.

Antigen Karsinoembrionik ( CEA ) serum atau


plasma
Nilai Rujukan :
Dewasa

: Tidak merokok : < 2,5 ng/ml, merokok 3,5 ng/ml

Gangguan inflamasi akut

: 10 ng/dl

Neoplasma

: 12 ng/dl

Deskripsi
Untuk mendeteksi kanker kolon dan kanker pancreas, tetapi perlu pemeriksaan
yang lain.
Peningkatan kadar CEA dapat terjadi selama gangguan inflamasi akut dan kanker
saluran gastrointestinal, peran utama untuk memantau pengobatan karsinoma

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

27

kolon dan pancreas, jika kadar turun setelah pengobatan, kemungkinan kanker
terkontrol. Pemeriksaan CEA dapat bermanfaat untuk menentukan proses klinis
dari karsinoma dan menentukan jika klien telah jatuh sakit kembali dari kanker
Intervensi perawat :

Tunda pemberian heparin selama 2 hari sebelum pemeriksaan

Klien tidak perlu pembatasan makanan atau cairan

Bahan 10 darah vena dalam tabung tertutup hindari hemolisis

4.

Alkalin Fosfatase ( ALP ) dengan isoenzim


( serum )
Nilai Rujukan :
Dewasa

: 20 90 U/L pada 30 C, 25 97 U/L pada 37 C

Anak

: bayi dan anak usia

0 12 tahun : 40 300 U/L


13 18 tahun : 30 165 U/L

Deskripsi :
ALP merupakan enzim yang sebagian besar diproduksi di hati, tulang, usus, ginjal
serta plasenta.
Pemeriksaan ini untuk menentukan penyakit hati dan tulang
Untuk membedakan penyakit hati atau tulang adalah isoenzim ALP 1 berasal dari
hati dan isoenzim 2 berasal dari tulang
Intervensi perawat :

Perhatikan obat-obatan yang dapat


meningkatkan kadar ALP seperti antibiotic, kolsisin, metildopa, alopurinol,
fenotiazid, prokainamid, tolbutamin, isoniazid ( INH ) albumin

Tunda pemberian obat-obatan yang dapat


meningkatkan hasil selama 8 s.d 24 jam

Bahan 5 10 ml darah vena masukkan


dalam tabung tertutup hindari hemolisis

5. Aspartat Aminotransferase (AST) Serum, Serum Glutamic oxaloacetic


Transaminase (SGOT)
Deskripsi :

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

28

AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat dalam otot jantung dan
hati; sebagiannya lagi ditemukandalam otot rangka, ginjal, dan pancreas. Nilai AST
serum yang tinggi ditemukan pada IMA dan kerusakan hepar.
Pada penyakit hepar , nilai serum meningkat sampai sepuluh kali atau lebih dan
menetap untuk beberapa waktu. Nilai AST serum dan ALT sering dipakai sebagai
pembanding.
Masalah Klinis :
Penurunan Kadar : Kehamilan, KAD, beri-beri
Peningkatan Kadar : IMA, nekrosis hepar, pankreatitis akut, GJK, trauma
musculoskeletal, ensefalitis, eklampsia.
Obat-obat yang dapat meningkatkan nilai AST :
Anitbiotik, narkotik, vitamin (as. Folat, piridoksin, vitaminA), Antihipertensi
(aldomet) teofilin, gol digitalis, kortison, flurazefam (Dalmane), Indometasin
(Indosin) isoniazid (INH) , rifampisin, kontrasepsi oral , salisilat, injeksi
intramuskular (IM)
Intervensi perawat

Jelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan

Ambil 5 10 mL darah vena dan masukkan kedalam tabung bertutup. Hindari


hemolisis. Darah diambil sebelum obat-obat diberikan

Beri label nama, tanggal dan pemberian obat terakhir.

Tunda pemberian obat-obatan yang menyebabkan peningkatan AST serum


dalam 24 jam sebelum pemeriksaan (Ijin dokter)

Bandingkan nilai AST dan ALT serum untuk menentukan apakah kerusakan
hati yang menyebabkan hasil-hasil pemeriksaan tidak normal

6. Antigen Hepatitis B Permukaan ( Hbs Ag ) Serum, Hepatitis Yang


Berhubungan Dengan Antigen (Haa) Tes Antigen Australia
Nilai-Nilai Rujukan
Dewasa : Negatif
Anak : Negatif
Deskripsi.

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

29

Pemeriksaan Hbs.Ag dilakukan untuk menentukan adanya virus hepatitis B di


dalam darah baik dalam kondisi aktif ataupun sebagai carier, ini secara rutin
dilslukan pada darah donor untuk mengidentifikasi adanya hepatitis B antigen.
Kira-kira 5% orang dengan penyakit lain selain hepatitis B ( serum Hepatitis ) akan
ditemukan hasil pemeriksaan positif .
Pada hepatitis B, antigen dalam serum dapat dideteksi 2 sampai 24 minggu
setelah inkubassi virus. HbsAg positif dapat terjadi 2 sampai 6 minggu setelah
terpajan penyakit hepatitis.
Pemeriksaan HbsAg tidak mendiagnosis virus hepatitis A. Dua pemeriksaan untuk
hepatitis A adalah anti HAV-IgM (indikasi infeksi akut) dan atau HAV-IgG (indikasi
setelah pemajanan sebelumnya)
Masalah-masalah Klinins :
Peningkatan kadar (positif) : Hepatitis B, Hepatitis B kronis
Intervensi perawat :

Ambil 5 7 mL darah vena dan masukkan ke dalam tabung bertutup merah

informasikan kepada klien untuk pengambilan darah ini tidak perlu


pembatasan cairan dan makanan

Tangani specimen darah dengan tehnik steril aseptic.

Ikuti prosedur isolasi institusi dalam pembuangan alat-alat sekali pakai

Observasi tanda-tanda dan gejala hepatitis (lemah, anorexia, mual dan


muntah, panas, warana urine pekat,dan kuning)

Anjurkan klien untuk istirahat, diet makanan dan cairan.

7. Analisa Gastric
Hasil normal : puasa : 1-5 mEq/L/jam
Perangsangan : 10-25 mEq/L/jam
Deskripsi :
menilai keasaman sekresi lambung pada keadaan basa (tanpa perangsangan)
dan kemampuan sekresi maksimal saat perangsangan
1. analisa lambung basal : sekresi lambung diaspirasi melalui selang nasogastrik
setelah periode puasa

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

30

2. analisa stimulasi lambung : merupakan lanjutan dari analisa lambung basal.


Stimulan lambung diberikan(histolog atau pentagastrin), isi lambung diaspirasi
setiap 15-20 mnt sampai beberapa sampel didapat.
Penurunan kadar : anemia pernisiosa, malignansi lambung, atropenik gastritis
Peningkatan kadar : ulkus peptikum / duodenul, sindrom zollinger ellison

Intervensi perawat :

analisa lambung basal :

menganjurkan pasien utk puasa 8-12 jam seb pemeriksaan

menghentikan pemakaian obat antikolinergik, bloker adrenergik,


antasida, steroid, alkohol dan kopi

melepas gigi palsu dan memasang NGT

analisa stimulasi lambung :

perawat memonitor tanda-tanda vital, observasi kemungkinan efekefek samping pemakaian perangsang ( pusing, merah, takikardia,
sakit kepala dan penurunan tekanan darah sistolik

8. Gastrin (Serum Atau Plasma)


Hasil normal : dewasa : puasa : <100pg/ml, tdak puasa : 50-200pg/ml
Anak : <10-125pg/ml
Deskripsi :
Gastrin adalah hormon yg disekresi oleh sel-sel G dr mukosa pilorus yg
menstimulasi sekresi cairan gaster mis asam hidroklorida (HCL)
Tes ini membantu membedakan antara sindrom Zollinger Ellison dan
hipergastinemia karena penyebab-penyebab lain.
Penurunan kadar : vagotomi, hipotiroidisme
Peningkatan kadar : anemia pernisiosa, sindrom zollinger-ellison, neoplasama
lambung maligna, ulkus peptikum, gastritis atropik kronik, sirosis hepatik, gagal
ginjal akut dan kronis.
Intervensi perawat :

anjurkan pasien puasa 12 jam seb. Pemeriksaan

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

31

masukan infus kalsium glukonat selama 3-4 jam, ambil darah 10 ml setiap 3060 mnt slama dinfus

untuk pemeriksaan sekresi, masukan infuse sekretin selama 1 jam, ambil


contoh darah seb pemeriksaan kemudian setiap 15-30 mnt selama 1 jam

1. Albumin ( Serum )
Nilai normal :
Dewasa : 3,5 5,0 g/dL ; 52 % sampai 68 % dari protein total
- Anak : 4,0 5,8 g/dL
Deskripsi :
Albumin di sintesa oleh hepar dan berfungsi untuk meningkatkan tekanan osmotic
( tekanan onkotik ) yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan cauiran
vaskuler. Penurunan albumin mengakibatkan cairan dari pembuluh vaskuler keluar
ke jaringan jaringan dan menyebabkan edema.
Intervensi Perawat :
Perawat memeriksa adanya edema perifeer dan asites bila albumin serum
rendah.
Kaji integritas kulit bila ada edema atau edema anasarka. Lakukan tindakan
untuk mencegah kerusakan kulit.
Beri makanan tinggi protein ( 50 gram atau llebih tiap hari)
10. Bilirubin (Total, Direk, Indirek)
Nilai Normal :
Dewasa : Total : 0,1 0,2 mg/dL
Direk ( terkonjugasi) : 0,0 0,3 mg/dL
Indirek ( tak terkonjugasi) : 0,1 1,0 mg/dL
Anak : 0,2 0,8 mg/dL
Deskripsi :
Bilirubin di bentuk dari pemecahan hemoglobin oleh system retikulo endothelial
dan di bawa oleh plasma ke heper. dan di ekskresi oleh empedPeningkatan
bilirubin direk atau indirek akibat obstruktif, ekstra hepatic ( oleh batu atau tumor )
atau intrahepatik ( kerusakan sel-sel hepar).
Intervensi Perawat :
Intruksikan klien untuk tidak makan wortel, selai, atau makanan tinggi lemak
sebelum pemeriksaan.

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

32

Periksa bilirubin serum ( total, dan bila hasilnya tinggi periksa nilai bilirubin
direk )
Periksa sclera mata dan ketiak pada ikterik.
Beri dukungan pada klien dan keluarga.
2. Liver Biopsi :
3. Test yang lain :
1. Gactric Analysis:
2. Fecal Analysis :
3. D-xylose :
4. Duodenal drainage :
7.

Diagnosa keperwatan
1. Nyeri : Abdoment acut b/d sekresi gaster, penurunan proteksi mukosa dan iritasi pada
saluran cerna
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d malabsorbsi, penurunan nafsu
makan, mual dan muntah yang sering
3. Gangguan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang berlebih
4. Diarhe b/d malabsorbsi dan sindrom iritasi bwel kronik atau pengobatan
5. Konstipasi b/d penurunan diit serat, penurunan intake cairan, penurunan aktivitas fisik,
bedrest dan pengobatan
6. intoleransi aktivitas

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

33

DAFTAR RUJUKAN

Kee, Joyje LeFever, ( 1997), Pemeriksaan laboraturium dan diagnostuk dengan implikasi
keperawatan, Alih bahasa, edisi 2, EGC, Jakarta
Lewis, Sharon Mantik et al, ( 2004 ), Medical Surgical Nursing, Vol 2, Mosby Year Book, st.
Louis Missouri
Reeves, C J, et al, ( 2001 ), Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Salrmba Medika,
Jakarta
Weber anet and Kelly Jane, ( 1998 ), Health Assesment in Nursing, Lippincoth Roven
Publisher, Washington Philadelphila
www.com/products/weber/documents/6 Sept 2006
www.ohiou.edu/nursing/CourseDocuments/310_6.do/6 Sept 2006
www.laras-lair.com/nursing/Abdominal.pdf/6 Sept 2006
www.mstc.edu/instructor/mpeters/pdf%20docs/Unit19/6 Sept 2006
http://www.pennhealth.com/ency/article/003893.htmUpdated 9/01/6 Sept 2006
http://www.sgna.org/images/resources/1-3.JPG/6 Sept 2006
http://www.umanitoba.ca/womens_health/nephys.htm/8 Sept 2006

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

34

TUGAS 1
PENGKAJIAN KMB LANJUT
PENGKAJIAN SISTEM PENCERNAAN

KELOMPOK
a. Yani Sofiani

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

35

b.
c.
d.
e.

Dina Dewi SLI


Ernawati
Uun Nurul Huda
Siti Rahayu

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2006

DAFTAR ISI
Pengkajian sistem pencernaan
1. Gejala yang sering muncul

2. Riwayat kesehatan masa lalu

3. Riwayat kesehatan keluarga

4. Riwayat kesehatan sosial

5. Pengkajian fisik

a. Pembagian region

b. Tehnik pemeriksaan fisik


1) Inspeksi

2) Auskultasi

3) Perkusi

4) Palpasi

12

Palpasi lanjut
6. Data Penunjang

15
19

a. Radiologi

19

b. Endoscopi

22

c. Blood Chemistry

23

d. Test yan lain

30

7. Diagnosa Keperawatan
Lampiran

31

: Display

Tugas 1, Pengkajian KMB Lanjut, Gastrointestinal

36

You might also like