Professional Documents
Culture Documents
Hernia
j.
Meatal stenosis
k. Massa, Inflamasi
l.
Edema, Gatal
Riwayat penyakit keluarga dapat meningkatkan resiko pada klien misalnya kanker
kolon, pankreas dan proatat. Klien harus waspada sehingga dapat termotivasi untuk
mendeteksi sejak awal
b. Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit, penatalaksanaan, prognosa
4. Riwayat social
a. Jenis pekerjaan
b. Aktivitas
c. Fasilitas kesehatan yang tersedia
d. Status ekonomi
e. Kebersihan lingkungan
5. Pengkajian fisik
a. Pembagian region abdominal
1) Right upper quadrant
2) Right lower quadran
3) Left upper quadrant
4) Left right lower quadran
Gambar
Hasil
Distensi umum terjadi bila terdapat akumulasi udara atau cairan intra
abdomen.
Dilatasi diatas umbilicus terjadi bila terdapat masa pada pancreas, atau
dilatasi lambung.
Scapoid atau Kakeksia terjadi pada orang yang kelaparan atau menderita
penyakit terminal.
2)
Auskultasi
Lakukan auskultasi sesuai dengan gerakan gambar
Hasil
Dengarkan bunyi friction rub diatas liver dan spleen dengan menggukan
diafragma stetoskop
Hasil
Secara normal tidak terdengar
Bunyi friction rub dihasilkan Karen agesekan antara liver atau spleen dengan
peritoneum. Bunyi ini seiring dengan pernafasan.
Friction rub pada kosta bawah kanan menandakan adanya abses hepatic dan
metastasis
Friction rub pada anterior axial bagian kosta kiri bawah mengindikasikan adanya
infraksi, abses, infecsi, atau tumor splee.
3). Perkusi
Normal : terdengar bunyi timpani diperut karena ada udara diperut dan usus.
10
11
Perkusi hati :
Prosedur :
Tentukan daerah bawah dan atas, kaji bagian bawah, mulai dari RLQ didaerah mid
klavikula line dan perkusi ke atas, catat perubahan dari timpani ke dullness
Normalnya pada garis bawah hati terdengan dullness, berada pada kostal margin
1-2 cm dibawah.
Anjurkan klien menarik napas dalam lalu perkusi dinding dada kanan atas MCL
dan perkusi kebawah
Hasil
Normal : saat napas dalam, suara dullness menurun 1-4 cm dibawah costal
margin
Normalnya jarak hati 6-12 cm dari MCL, ukuran hati menurun pada usia > 50
tahun.
Abnormal : hepatomegali adalah hati yang membesar, ini merupakan karakter dari
tumor, sirosis, abses atau vaskular yg bengkak.
12
Atropi adalah ukuran yang mengecil, hati lebih kebawah posisinya mungkin karena
empisema, posisi lebih tinggi mungkin karena ada massa, asites, paralisis
diafragma.
Perkusi limpa
Dimulai dari posterior bagian kiri mid axila line ( MAL ) dan perkusi kebawah, tidak
ada perubahan dari bunyi resonan paru ke suara dullness limpa.
Hasil
Abnormal : splenomegali adalah meluasnya bunyi dullness lebih dari 7 cm,
mungkin karena injuri, hipertensi portal dan mononukleus.
Metode kedua : untuk mendeteksi pembesaran limpa adalah dengan perkusi
bagian interspace kiri anterior axilary line ketika klien napas dalam, bunyi
Hasil
normalnya adalah timpani atau resonan
Abnormal : saat inspirasi, terdengar dullness pada interspace DI daerah AAL
bagian kiri, hal ini menandakan pembesaran limpa
Sumber suara dullness yang lain harus disingkirkan sebelum mengatakan
splenomegali mis : perut penuh, feses dalam kolon.
Perkusi jenis perform blunt pada hati dan ginjal
Perkusi liver
Normal : tidak ada tenderness
Abnormal : tenderness pada hati mungkin menandakan inflamasi / infeksi mis ;
hepatitis / kolesititis.
4). Palpasi
Palpasi jenis perporm light
Digunakan untuk mengidentifikasi area tenderness dan resiten otot
Prosedur : menggunakan ujung jari, tekan 1 cm, pindah kearea lain
13
Hasil
Normal : tidak terasa keras, namun lambut
Abnormal : jika ada reflek guarding hal ini menandakan ada iritasi pada
peritoneal
14
Hasil
Normal : 2,5-3 cm di aproximal dengan kekuatan denyut yang sedang dan regular,
mungkin ditemukan ada tenderness yang lembut
Abnormal : ditemukan denyut yang menghentak, hal ini mungkin disebabkan
aneurisma aorta
Palpasi liver
Menggunakan tehnik hooking : perawat berdiri disebelah kanan dada klien,
ujung jari dilengkungkan ditepi batas kanan kostal, kemudian pasien dianjurkan
napas dalam, secara tegas namun lembut, tekan kedalam dan keluar dengan
ujung jari.
Hasil
Normal : liver biasanya tidak teraba, kadang teraba tenderness lembut
Abnormal : jika teraba keras mungkin hal ini disebabkan adanya kanker, jika ada
nodul mungkin karena ada tumor, kanker metastatik, sirosis dan sifilis
Tenderness mungkin disebabkan dari vaskular yang bengkak mis : CHF, hepatitis
akut atau abses
Palpasi limpa
15
Prosedur : perawat berdiri dikanan pasien , tangan kanan dibawah margin kostal
kiri dengan jari menekan, tangan kiri letakan dibawah posterior tulang rusuk, klien
menarik napas, tekan kedalam dan keluar, tahan dengan tangan yang lain
Hasil
Normal : limpa jarang teraba ditepi kostal kiri
Abnormal : pembesaran limpa mungkin karena trauma, mononukleus, perdarahan
kronis atau kanker
Palpasi lanjut :
Pemeriksaan shifting Dullness
Digunakan untuk mendeteksi adanya asites
Prosedur
A.
Posisi klien supine, pemeriksaa melakukan perkusi mulai dari sisi
abdoment kearah umbilicus catat perubahan suara dari dullness ke thympani
Lalu posisi klien dimiringkan
B.
Perkusi dari samping abdoment kearah atas
16
Hasil
Normal
Abnormal
17
Tehnik ballottement
Tehnik palpasi ini digunakan untuk mengidentifikasi massa atau pembesaran organ
Prosedur : bisa dilakukan dengan satu tangan atau 2 tangan
A.
Satu tangan
Gunakan ujung jari untuk menekan dinding abdoment
B.
Dua tangan
Letakkan salah satu tangan dibawah panggul dan tekan dinding anterior
abdoment dengan tangan yang lain
Hasil : Pada klien asites dapat dirasakan teraba masa yang bergerak bebas
Pemeriksaan appendiksitis
Blumbergs dan Rousings sign
18
Jika klien mengeluh nyeri dikuadrat kanan bawah saat ditekan pada
kuadrant kiri bawah tanda Rousings ( + ) kemungkinan klien mengalami
acut appendiksitis
Jika klien mengeluh nyeri dikuadrat kanan bawah saat tekanan pada
kuadrant kiri bawah dilepas tanda Blumbergs ( + ) kemungkinan klien
mengalami appendiksitis
Psoas Sign
Angkat kaki kanan mulai dari paha, letakkan tangan pengkaji pada paha bagian
bawah. Minta klien mempertahankan posisi kaki dan berikan tekanan pada paha
Secara normal tidak nyeri
Nyeri pada RLQ disebabkan oleh iritasi otot iliopsoas karena apendisitis
19
Obturator Sign :
Angkat kaki bagian bawah dan ankle. Fleksikan panggul dan kaki bagian bawah dan
putar kaki kearah internal dan eksternal
Secara normal tidak nyeri
Nyeri pada RLQ disebabkan oleh iritasi otot obturator karena apendisitis atau
perforasi apendik
Test
Hipersensitifitas
Tekan abdomen dengan benda tumpul atau cubit lipatan kulit dengan jempol dan jari
telunjuk lepaskan dengan cepat . lakukan cubitan sering.
Secara normal tidak nyeri atau peningkatan sensasi
20
nyeri atau peningkatan sensasi dirasakan pada RLQ adalah tanda + hipersensitif dan
merupakan tanda appendicitis.
Test Cholecystitis :
Dengan menggunakan ujung jari Tekan bagian bawah liver pada margin kosta kanan
dan minta klien untuk nafas dalam
Secara normal tidak ada peningkatan rasa nyeri
Adanya peningkatan rasa nyeri menyebabkan klien mengalami episode inspirasi
arrest merupakan + tanda Murphy dan terkait dengan cholecystitis (lihat display 18-8)
Cara mengukur lingkar perut :
1.
Ukur perut pada saat yang sama setiap hari, idealnya dilakukan pagi hari
setelah klien BAB dan BAK, atau waktu yang didesain pada klien yang tirah baring
2.
Posisi idealnya adalah berdiri, dapat dilakukan juga pada klien dengan
posisi supine dan orthopneic. Posisi pengukuran harus sama setiap kali
pengukuran.
3.
4.
5.
6.
a.
1.
2.
3.
21
Test Flouroscopy x-ray pada colon dengan menggunakan medium contras yang
pemberiannya melalui rectal (enema). Terdapat dua pilihan yaitu : double contras
dan barium enema kontras-udara. Digunakan untuk mendeteksi polyp, tumor,
divertikula dan inflamasi usus besar kronis.
Intervensi perawat:
4.
Oral Cholecystogram :
Test X-ray untuk mevisualisasi GB setelah pemasukan telepaque yang
dimasukkan melalui oral. Test ini digunakan untuk mengetahui kemempuan GB
untuk mengkonsentrasikan dan menyimpan cairan kontras, dan patensi saluran
biliar.
5.
Cholangiography :
a.
b.
c.
Surgical cholangiogram
Intervensi perawat :
22
6.
Ultrasound :
a.
Abdominal ultrasound
Untuk mendeteksi masa dan asites
b.
Hepatobiliari ultrasound
Untuk mendeteksi subprenik abses, tumor dan sirosis
c.
Intervensi Perawat :
7.
8.
Computed Tomography
Untuk mendeteksi saluran biliar, liver dan penyakit pada pancreas
Intervensi Perawat :
9.
10.
23
Untuk mengetahui gambaran isi dari saluran pancreas dan saluran bilier
11.
12.
Hepatobiliary scintigraphy
Digunakan untuk mengidentivikasi penyebaran neoplasma hepatih dan
mengetahui adanya akut cholesistitis
13.
Scintigrafy of GI Bleeding
Untuk mengetahui perdarahan aktif
Endoscopy :
b.
1.
2.
Colonoscopy
Melihat langsung kolon atas sampai dengan spinkter ileusekal, digunakan untuk
deteksi tumor dan dilatasi striktur
Intervensi Perawat :
24
3.
Proctosigmoidoscopy
Visualisasi langsung rectum dan kolon sigmoid, untuk mendeteksi tumor dan
penyakit infeksi, fisura dan haemorhoid
4.
Endoscopyretrogradecholangiopancreatography (ERCP)
Dapat digunakan untuk batu empedu pada distal saluran billier, dilatasi striktur,
biopsy tumor, menentukan pseudocyste
Intervensi Perawat :
5.
Peritoneoscopy ( Laparoscopy )
Visualisasi rongga peritoneal, biopsy spesimen
Blood Chemistry :
c.
1.
Hamil
: sedikit meningkat
Anak
Lansia
25
Ada dua jenis iso enzim amylase, tipe P dan S. Peningkatan Tipe P sering terjadi
pada pankreatitsi akut. Peningkatan Tipe S dapat disebabkan tumor ovarium dan
tumor bronkogenik.
Kadar amylase urin berguna untuk menentukan nilai normal tau meningkatnya
amylase serum, terutama bila klien mempunyai tanda gejala pankreatitis. Dapat
bertahan lebih dari 2 minggu setelah pankreatitis akut.
Masalah-masalah klinis
Penurunan kadar : D5W IV, pankreatitis kronis yang lanjut, nekrosis hati akut atau
subakut, alkoholik kronis, toksik hepatitis, luka baker yang luas, tiro toksikosis
yang berat.
Obat-obat yang menurunkan kadar :glukosa, sitras, flourida, oksalat
Peningkatan kadar : Pankreatitis akur, pankreatitis kronik (serangan akut),
gastrektomi parsial, perforasi ulkus peptikum, obstruksi saluran pancreas,
kolesistitis akut, kanker pancreas, asidosis diabetikum, DM, intoksikasi alcohol
akut, mumps, gagal ginjal, BPH, luka baker, kehamilan.
Obat-obat yang meningkatkan kadar :
Narkotik, aetil alcohol (dalam jumlah banyak), ACTH, guanetidin, tiazid,
Diuretic, salisilat, tetrasiklin
Intervensi perawat:
pastikan klien tidak mengkonsumsi gula, sebaiknya tidak diambil 2 jam setelah
makan karena glukosa dapat menurunkan amilse (perawat harus mengethui
D5W IV dapat menurunkan kadar amylase, atau menybabkan negative palsu
Anjurkan klien untuk minum air selama pemeriksaan, kecuali bila ada
kontraindikasi medis
Ukur haluaran urin 8-24 jam. Kekurangan haluaran urin dapat mengakibatkan
penurunan amylase urin.
2.
26
Deskripsi :
Lipase adalah enzim yang disekresikan oleh pancreas yang membantu mengolah
lemak pada duodenum. Lipase seperti amylase terlihat dalam aliran darah setelsh
kerusakan pancreas. Lipase dan amylase dapat meningkat setelah 2-12 jam pada
pankreatitis akut, namun lipse serum dapat meningkat 14 hari setelah pankreatitis
akut, dimana amilse kembali normal setelah 3 hari. Lipse serum berguna untuk
diagnosa akhir.
Masalah-Masalah klinis
Peningkatan kadar Pankrreatitis akut, pankreatitis kronik, kanker pancreas,
obstruksi saluran empedu, perforasi ulkus, stadium awal GGA
Obat-obatan yang dapat meningkatan nilai lipase : narkotik, steroid, betanekol
Intervensi perawat :
Laporkan pada medis bila ada peningkatan nyeri abdomen yang menetap,
kolaborasikan periksaan seru lipase untuk mendiagnosa pankreatitis akut
yang laten.
Berikan Keamanan pada klien dengan side rail untuk mencegah kecelakaan
3.
: 10 ng/dl
Neoplasma
: 12 ng/dl
Deskripsi
Untuk mendeteksi kanker kolon dan kanker pancreas, tetapi perlu pemeriksaan
yang lain.
Peningkatan kadar CEA dapat terjadi selama gangguan inflamasi akut dan kanker
saluran gastrointestinal, peran utama untuk memantau pengobatan karsinoma
27
kolon dan pancreas, jika kadar turun setelah pengobatan, kemungkinan kanker
terkontrol. Pemeriksaan CEA dapat bermanfaat untuk menentukan proses klinis
dari karsinoma dan menentukan jika klien telah jatuh sakit kembali dari kanker
Intervensi perawat :
4.
Anak
Deskripsi :
ALP merupakan enzim yang sebagian besar diproduksi di hati, tulang, usus, ginjal
serta plasenta.
Pemeriksaan ini untuk menentukan penyakit hati dan tulang
Untuk membedakan penyakit hati atau tulang adalah isoenzim ALP 1 berasal dari
hati dan isoenzim 2 berasal dari tulang
Intervensi perawat :
28
AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat dalam otot jantung dan
hati; sebagiannya lagi ditemukandalam otot rangka, ginjal, dan pancreas. Nilai AST
serum yang tinggi ditemukan pada IMA dan kerusakan hepar.
Pada penyakit hepar , nilai serum meningkat sampai sepuluh kali atau lebih dan
menetap untuk beberapa waktu. Nilai AST serum dan ALT sering dipakai sebagai
pembanding.
Masalah Klinis :
Penurunan Kadar : Kehamilan, KAD, beri-beri
Peningkatan Kadar : IMA, nekrosis hepar, pankreatitis akut, GJK, trauma
musculoskeletal, ensefalitis, eklampsia.
Obat-obat yang dapat meningkatkan nilai AST :
Anitbiotik, narkotik, vitamin (as. Folat, piridoksin, vitaminA), Antihipertensi
(aldomet) teofilin, gol digitalis, kortison, flurazefam (Dalmane), Indometasin
(Indosin) isoniazid (INH) , rifampisin, kontrasepsi oral , salisilat, injeksi
intramuskular (IM)
Intervensi perawat
Bandingkan nilai AST dan ALT serum untuk menentukan apakah kerusakan
hati yang menyebabkan hasil-hasil pemeriksaan tidak normal
29
7. Analisa Gastric
Hasil normal : puasa : 1-5 mEq/L/jam
Perangsangan : 10-25 mEq/L/jam
Deskripsi :
menilai keasaman sekresi lambung pada keadaan basa (tanpa perangsangan)
dan kemampuan sekresi maksimal saat perangsangan
1. analisa lambung basal : sekresi lambung diaspirasi melalui selang nasogastrik
setelah periode puasa
30
Intervensi perawat :
perawat memonitor tanda-tanda vital, observasi kemungkinan efekefek samping pemakaian perangsang ( pusing, merah, takikardia,
sakit kepala dan penurunan tekanan darah sistolik
31
masukan infus kalsium glukonat selama 3-4 jam, ambil darah 10 ml setiap 3060 mnt slama dinfus
1. Albumin ( Serum )
Nilai normal :
Dewasa : 3,5 5,0 g/dL ; 52 % sampai 68 % dari protein total
- Anak : 4,0 5,8 g/dL
Deskripsi :
Albumin di sintesa oleh hepar dan berfungsi untuk meningkatkan tekanan osmotic
( tekanan onkotik ) yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan cauiran
vaskuler. Penurunan albumin mengakibatkan cairan dari pembuluh vaskuler keluar
ke jaringan jaringan dan menyebabkan edema.
Intervensi Perawat :
Perawat memeriksa adanya edema perifeer dan asites bila albumin serum
rendah.
Kaji integritas kulit bila ada edema atau edema anasarka. Lakukan tindakan
untuk mencegah kerusakan kulit.
Beri makanan tinggi protein ( 50 gram atau llebih tiap hari)
10. Bilirubin (Total, Direk, Indirek)
Nilai Normal :
Dewasa : Total : 0,1 0,2 mg/dL
Direk ( terkonjugasi) : 0,0 0,3 mg/dL
Indirek ( tak terkonjugasi) : 0,1 1,0 mg/dL
Anak : 0,2 0,8 mg/dL
Deskripsi :
Bilirubin di bentuk dari pemecahan hemoglobin oleh system retikulo endothelial
dan di bawa oleh plasma ke heper. dan di ekskresi oleh empedPeningkatan
bilirubin direk atau indirek akibat obstruktif, ekstra hepatic ( oleh batu atau tumor )
atau intrahepatik ( kerusakan sel-sel hepar).
Intervensi Perawat :
Intruksikan klien untuk tidak makan wortel, selai, atau makanan tinggi lemak
sebelum pemeriksaan.
32
Periksa bilirubin serum ( total, dan bila hasilnya tinggi periksa nilai bilirubin
direk )
Periksa sclera mata dan ketiak pada ikterik.
Beri dukungan pada klien dan keluarga.
2. Liver Biopsi :
3. Test yang lain :
1. Gactric Analysis:
2. Fecal Analysis :
3. D-xylose :
4. Duodenal drainage :
7.
Diagnosa keperwatan
1. Nyeri : Abdoment acut b/d sekresi gaster, penurunan proteksi mukosa dan iritasi pada
saluran cerna
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d malabsorbsi, penurunan nafsu
makan, mual dan muntah yang sering
3. Gangguan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang berlebih
4. Diarhe b/d malabsorbsi dan sindrom iritasi bwel kronik atau pengobatan
5. Konstipasi b/d penurunan diit serat, penurunan intake cairan, penurunan aktivitas fisik,
bedrest dan pengobatan
6. intoleransi aktivitas
33
DAFTAR RUJUKAN
Kee, Joyje LeFever, ( 1997), Pemeriksaan laboraturium dan diagnostuk dengan implikasi
keperawatan, Alih bahasa, edisi 2, EGC, Jakarta
Lewis, Sharon Mantik et al, ( 2004 ), Medical Surgical Nursing, Vol 2, Mosby Year Book, st.
Louis Missouri
Reeves, C J, et al, ( 2001 ), Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Salrmba Medika,
Jakarta
Weber anet and Kelly Jane, ( 1998 ), Health Assesment in Nursing, Lippincoth Roven
Publisher, Washington Philadelphila
www.com/products/weber/documents/6 Sept 2006
www.ohiou.edu/nursing/CourseDocuments/310_6.do/6 Sept 2006
www.laras-lair.com/nursing/Abdominal.pdf/6 Sept 2006
www.mstc.edu/instructor/mpeters/pdf%20docs/Unit19/6 Sept 2006
http://www.pennhealth.com/ency/article/003893.htmUpdated 9/01/6 Sept 2006
http://www.sgna.org/images/resources/1-3.JPG/6 Sept 2006
http://www.umanitoba.ca/womens_health/nephys.htm/8 Sept 2006
34
TUGAS 1
PENGKAJIAN KMB LANJUT
PENGKAJIAN SISTEM PENCERNAAN
KELOMPOK
a. Yani Sofiani
35
b.
c.
d.
e.
DAFTAR ISI
Pengkajian sistem pencernaan
1. Gejala yang sering muncul
5. Pengkajian fisik
a. Pembagian region
2) Auskultasi
3) Perkusi
4) Palpasi
12
Palpasi lanjut
6. Data Penunjang
15
19
a. Radiologi
19
b. Endoscopi
22
c. Blood Chemistry
23
30
7. Diagnosa Keperawatan
Lampiran
31
: Display
36