You are on page 1of 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ANSIETAS

A. Pengertian
Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan-akan
terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman (Budi Anna Kelliat : 2011).
Ansietas adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan
adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengalami tindakan
untuk mengatasi ancaman (Kaplan & Sadock).
Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005)
aspek positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak
maju perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan
lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.
Sisi negatif ansietas atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir
yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial.
Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut, dan menghambat
individu melakukan fungsinya dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi
kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak
lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi
sebagian besar kehidupan individu sehingga menyebabkan perilaku maladaptif dan
disabilitas emosional.

B. Etiologi
C. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami ansietas
(Hawari, 2008), sebagai berikut:
D. a.

Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.

E. b.

Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut

F. c.

Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

G. d.

Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

H. e.

Gangguan konsentrasi dan daya ingat

I. f.

Keluhan-keluhan somatik

J. Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami,
dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau
(dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu
yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,
bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
Ketegangan otot ringan
Sadar akan lingkungan
Rileks atau sedikit gelisah
Penuh perhatian
Rajin
b. Respon kognitif
Lapang persepsi luas
Terlihat tenang, percaya diri
Perasaan gagal sedikit
Waspada dan memperhatikan banyak hal
Mempertimbangkan informasi
Tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional
Perilaku otomatis
Sedikit tidak sadar
Aktivitas menyendiri
Terstimulasi
Tenang
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik
Ketegangan otot sedang
Tanda-tanda vital meningkat
Pupil dilatasi, mulai berkeringat
Sering mondar-mandir, memukul tangan

Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi


Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif
Lapang persepsi menurun
Tidak perhatian secara selektif
Fokus terhadap stimulus meningkat
Rentang perhatian menurun
Penyelesaian masalah menurun
Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional
Tidak nyaman
Mudah tersinggung
Kepercayaan diri goyah
Tidak sabar
Gembira
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
Ketegangan otot berat
Hiperventilasi
Kontak mata buruk
Pengeluaran keringat meningkat
Bicara cepat, nada suara tinggi
Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
Rahang menegang, mengertakan gigi
Mondar-mandir, berteriak
Meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif
Lapang persepsi terbatas
Proses berpikir terpecah-pecah
Sulit berpikir
Penyelesaian masalah buruk
Tidak mampu mempertimbangkan informasi
Hanya memerhatikan ancaman
Preokupasi dengan pikiran sendiri
Egosentris
c.
Respons emosional
- Sangat cemas
- Agitasi
- Takut
- Bingung
- Merasa tidak adekuat

- Menarik diri
- Penyangkalan
- Ingin bebas
4.
Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut
Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a.
Respons fisik
- Flight, fight, atau freeze
- Ketegangan otot sangat berat
- Agitasi motorik kasar
- Pupil dilatasi
- Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
- Tidak dapat tidur
- Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
- Wajah menyeringai, mulut ternganga
b.
Respons kognitif
- Persepsi sangat sempit
- Pikiran tidak logis, terganggu
- Kepribadian kacau
- Tidak dapat menyelesaikan masalah
- Fokus pada pikiran sendiri
- Tidak rasional
- Sulit memahami stimulus eksternal
- Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c.
Respon emosional
- Merasa terbebani
- Merasa tidak mampu, tidak berdaya
- Lepas kendali
- Mengamuk, putus asa
- Marah, sangat takut
- Mengharapkan hasil yang buruk
- Kaget, takut
K. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan ansietas,
diantaranya :
1. Faktor biologis
Otak mengadung reseptor untuk benzodiazepin, membantu mengatur ansietas.
Penghambat GABA berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin.
2. Faktor psikologis

a. Pandangan psikoanalitik
Konflik emosional antara 2 elemen yaitu: id (dorongan insting atau impuls
primitif) dan superego (hati nurani). Ego berfungsi menengahi tuntutan dari
dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas mengingatkan ego bahwa
ada bahaya.
b. Pandangan interpersonal
Perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal
c. Pandangan prilaku
Merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Sosial budaya
Merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Faktor ekonomi, latar
belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.

L. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi :
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
akan datang dan menurunya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga
diri, dan fungsi social

You might also like