You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISOLOGI HEWAN I
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

OLEH

NAMA

: KURNIA SARI

NIM

: 08121004010

KELOMPOK

: IX

ASISTEN

: RENDRA BAYU PRASETYO

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SIWIJAYA
INDRALAYA
2014

ABSTRAK

Praktikum dengan judul Pengukuran Tekanan Darah ini bertujuan untuk


mengukur tekanan darah. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10
September 2014, pukul 08.00 sampai dengan 10.00 WIB dan, bertempat di
Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Indralaya. Alat yang digunakan adalah
alat tulis, manset, spygnomanometer, dan stetoskop, sedangkan bahan yang
digunakan yaitu denyut praktikan. Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah
tekanan darah pada praktikan. Kesimpulan yang dapat diambil, tekanan darah
dipengaruhi oleh berat badan, usia, jenis kelamin, tinggi badan, kesehatan badan,
dan aktivitas.

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tekanan darah menggambarkan kerja jantung, dimana tahanan perifer turut
pula menentukan tekanan darah. Bila tahanan meningkat maka jantung bekerja
ekstra keras untuk mengatasi tahanan itu agar darah dapat mengalir, tekanan
tertinggi saat ejeksi diteruskan ke arteri sebagai tekanan sistolik, tekanan terendah
sesaat menjelang pemompaan berikutnya memberikan tekanan diastolik pada
arteri. Hipertensi disebabkan peningkatan cardiac output, meningkatnya tahanan
pembuluh darah perifer atau keduanya (Judha 2011: 92-93).
Selama penentuan tekanan darah, stetoskop diletakkan diata arteri brakhialis
disisi dalam siku tepat dibawah manset. Tidak terdengar suara ketika darah tidak
mengalir melalui pembuluh atau ketika darah mengalir dalam aliran laminar
normal. Sebaliknya, aliran darah turbulen menciptakan getaran yang dapat
terdengar. Bunyi yang terdengar ketika memeriksa tekanan darah, yang dikenal
sebagai bunyi korotkoff, berbeda dengan bunyi jantung yang berkaitan dengan
penutupan

katup

ketika

kita

mendengan

jantung

dengan

stetoskop

(Sherwood 2012: 375).


Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh jantung yang mendorong isi ventrikel
masuk ke dalam arteri yang telah teegang. Selama diastole arteri tetap masih
mengembung karena tahan periferi arterio-arteriol menghalangi semua darah
mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian

tergantung pada kekuatan dan volume darah yang dipompa jantung, dan sebagian
lagi pada kontraksi otot dalam dinding arteriol. Kontraksi ini dipertahankan saraf
vasokonstriktor, dan ini dikendalikan pusat vasomotorik dalam medula oblongata
(Pearce 2010: 169).
Pada titik ini tekanan yang nampak pada kolam air raksa dalam manometer
dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan dalam arteri brakialis perlahanlahan dikurangi sampai bunyi jantung atau pukulan denyut arteri dengan jelas
dapat didengar atau dirasakan. Dan titik dimana bunyi mulai menghilang
umumnya dianggap tekanan diastolik. Perbedaan antara sistole dan diastole
disebut tekanan nadi, dan normalnya berkisar antara 30 sampai 50 mmHg. Batas
terendah tekanan sistole pada orang-orang dewasa diperkirakan 105 mm Hg dan
batas teratas ialah 150. Pada wanita tekanan darahnya ialah 5 sampai 10 mm Hg
lebih rendah daripada pria (Pearce 2010: 169-170).
Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung didalam pembuluh
darah compliance, atau distensibilitas diniding pembuluh (seberapa mudah
pembuluh tersebut diregangkan). Jika volume darah yang masuk ke arteri selama
periode yang sama maka tekanan darah arteri akan konstan. Namun, pada
kenyataannya tidaklah demikian. Sewaktu sistol ventrikel, satu isi sekuncup dari
masuk ke arteri dari ventrikel (Sherwood 2011: 373).

1.2

Tujuan Percobaan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengukur tekanan darah.

II TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi berarti tekanan darah naik diatas normal. Tetapi sukar menetukan
nilai rata-rata tekanan darah normal untuk suatu golongan, meskipun yang
berumur 60an sering diberikan angka 160/90 sebagai batas terata. Akan tetapi,
banyak juga orang yang kelihantannya normal mmpunyai tekanan yang lebih
tinggi daripada batas tersebut. Umumnya terdapat perbedaan sebesar 40 sampai
50 mm Hg, antara tekanan sistolik dan diastolik. Sebuah tekanan diastolik
melebihi

130

mm

Hg

menunjukkan

adanya

hipertensi

yang

serius

(Pearce 2010: 173).


Tekanan Darah (TD) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah didalam
pembuluh darah. TD merupakan hasil dari (a) curah jantung, (b) resistensi
terhadap aliran darah yang diatur oleh pembuluh darah, terutama oleh kaliber
arteriol. Tekanan darah paling tinggi di aorta dan menurun sepanjang aliran darah.
Dapat meningkat pada emosi dan latihan dan menurun selama tidur. Tekanan
dapat diukur dalam milimeter air raksa (mmHg). Dua ukuran yang digunakan
adalah: tekanan sistolik yaitu tekanan saat sistole jantung. Tekanan distolik yaitu
tekanan saat distole jantung (Gibson 2002: 123).
Sewaktu udara di manset secara perlahan dikeluarkan, maka tekanan
dimanset secara perlahan juga berkurang. Ketika tekanan manset turun tepat
dibawah tekanan sistolik puncak, arteri secara transien terbuka sedikit saat
tekanan darah mencapai puncak ini. Darah sesaat lolos melewati arteri yang

tertutup parsial sebelum tekanan arteri turun dibawah tekanan manset dan arteri
kembali kolaps. Semburan darah ini turbulen sehingga dapat terdengar. Karena
itu, tekanan manset tertinggi saat bunyi pertama menunjukkan tekanan sistolik
(Sherwood 2011: 375-376).
Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset dikembungkan ke tekanan
yang lebih besar daripada tekanan darah, sehingga arteri brakhialis kolaps. Karena
tekanan eksternal ini lebih besar daripada puncak tekanan internal maka arteri
terjepit total di sepanjang siklus jantung; tidak terdengar bunyi apapun, karena
tidak ada darah yang mengalir (Sherwood 2011: 375).
Hipotensi, tekanan darah rendah, dapat fisiologik dalam keadaan sehat,
sewaktu istirahat, sesudah lelah, dan pada beberapa orang tua. Adakalnya
hipotensi menjadi kendala dari miksudema dan dijumpai pada beberapa bentuk
tiroiditis yang tidak ganas, seperti pada penyakit Hashimoto, yang biasanya
memberi hasil baikdengan pemberian ekstrak tiroid (Pearce 2010: 173).
Apabila tekanan darah menurun terjadi refleks untuk meningkatkan kembali
tekanan, dengan cara meningkatkan frekuensi denyut jantung dan vasokotriksi,
sebaliknya jika tekanan darah meningkat akan timbul refleks menurunkan
frekuensi denyut jantung dan vasodilatasi. Perubahan tekanan darah ini dideteksi
oleh baroreseptor dibeberapa tempat dipembuluh darah arteri seperti : sinus
karotikus dan arkus aorta yang meneruskan impuls ke pusat refleks di medulla
oblongata (Judha 2011: 93).
Sewaktu tekanan manset terus turun, darah secara intermiten menyembur
melewati arteri dan menghasilkan suara seiring dengan siklus jantung setiap kali

tekanan arteri melebihi tekanan manset. Ketika tekanan manse akhirnya turun
dibawah tekanan diastol, arteri brakhialis tidak lagi terjepit sepanjang siklus
jantung, dan darah dapat mengalir tanpa terhambat melalui pembuluh
(Sherwood 2011: 376).
Mengukur tekanan darah menggunakan alat disebut sfignomanometer.
Lengan atas dibalut dengan selelmbar kantong karet yang dapat digembungkan,
yang terbungkus dalam sebuah manset, dan yang digandengkan dengan sebuah
pompa dan manometer. Dengan memmopa tekanan dalam kantong karet cepat
naik sampai 200 mm Hg yang cukup untuk mengepit sama sekali arteri brakial,
sehingga tak ada darah yang dapat lewat, dan denyut nadi pergelangan
menghilang. Kemudian tekanan diturunkan sampai disuatu titik dimana denyut
dapat dirasakan atau lebih cepat (Pearce 2010: 169).
Tekanan dapat diukur secara tak langsung dengan lebih mudah dengan
sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan dipasang secara
eksternal unutk mengukur tekanan. Ketika manset dilingkarkan di sekitar lengan
atas dan kemudian dikembungkan dengan udara maka tekanan manset disalurkan
melalui jaringan ke arteri brakhialis dibawahnya, pembuluh utama yang
membawa darah ke lengan bawah (Sherwood 2011: 375).
Tekanan darah ialah kekuatan tekanan ke dinding pembuluh darah yang
menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung.
Selama sistole ventrikuler, pada saat ventikel kiri memaksa darh masuk aorta,
tekana naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan
turun. Nilai terendah disebut tekanan diastolik (Pearce 2010: 168-169).

III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 September 2014, pukul

08.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB, dan bertempat di Laboratorium Fisiologi
Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya Indralaya.

3.2

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah

alat tulis, manset,

spygnomanometer, dan stetoskop, sedangkan bahan yang digunakan yaitu denyut


praktikan.

3.3

Prosedur Percobaan
Diukur tekanan darah dengan spygnomanometer dengan posisi terlentang

untuk sistole dan distole. Manset diletakkan diatas tangan. Bel stetoskop
diletakkan diatas arteri brakialis (tengah lengan). Tekanan kemudian dinaikkan
dengan memompa kantong karet dalam manset untuk menghentikan aliran darah
dari arteri. Tekanan kemudian dilepaskan perlahan-lahan dan bunyi menutupnya
kantung jantung dapat didengar. Bunyi tersebut berhubungan dengan tekanan
dalam darah. Tekanan darah diukur.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Kelompok

Nama

Sistole

Diastole

IX

Anna Jayanti

110

71

IX

Azira Nadya Pasya

127

89

IX

Kurnia Sari

117

71

IX

Meki Novia

122

84

IX

Mhd. Isra Sahara

114

75

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pengukuran tekanan darah, dimana alat yang
digunakan

diantaranya

stetoskop

dan

spygmomanometer

digital

dan

spygmomanometer manual. Hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh


Sherwood (2011: 375), bahwa tekanan dapat diukur secara tak langsung dengan
lebih mudah dengan sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan
dan dipasang secara eksternal untuk mengukur tekanan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, ada dua wanita yang mempunyai
tekanan darah yang tinggi dari pria, dan ada dua wanita yang tekanan darahnya
rendah dari pria tersebut. Menurut Anonima (2014: 1) menyatakan bahwa wanita
cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih
banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran.
Pada permulaan penentuan tekanan darah, manset dikembungkan. Menurut
Sherwood (2011: 375), bahwa manset dikembungkan ke tekanan yang lebih besar
daripada tekanan darah, sehingga arteri brakhialis kolaps. Karena tekanan
eksternal ini lebih besar daripada puncak tekanan internal maka arteri terjepit total
di sepanjang siklus jantung; tidak terdengar bunyi apapun, karena tidak ada darah
yang mengalir.
Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor
patologis. Menurut Anonima (2014: 1) menyatakan bahwa beberapa faktor
patologis yang mempengaruhi tekanan darah diantaranya; 1. posisi tubuh:
baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha
menstabilankan tekanan darah; 2. aktivitas fisik : aktivitas fisik membutuhkan

energi sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan
darah naik); 3. temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin vasokontriksi
perifer; 4. usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah
(berkurangnya elastisitas pembuluh darah; 5. Emosi : Emosi Akan menaikan
tekanan darah.
Salah satu penyebab hipertensi sekunder adalah henti napas saat tidur.
Menurut Anonimb (2014:1), bahwa henti nafas saat tidur (sleep apnea) terjadi
karena menyempitnya saluran nafas atas, hingga walau gerakan nafas berusaha
memompa, seolah dicekik, tak ada udara yang dapat lewat. Setelah sesak beberapa
waktu, sistem tubuh akan membangunkan otak sejenak untuk menarik nafas.
Oksigen dalam tubuh jadi turun dan kembali normal secara berulang-ulang
(intermiten) sepanjang malam. Akibat penurunan oksigen (hipoksia) intermiten ini
akan memicu serangkaian reaksi dalam tubuh yang akan mengganggu kerja
jantung dan pembuluh darah hingga peningkatan tekanan darah.
Diagnosis hipertensi tidak bisa dibuat hanya dari sekali kunjungan.
Menurut Anonimc (2014: 2) menyatakan bahwa diagnosis hipertensi yang ideal
dibuat dari pengukuran tekanan darah yang diukur dari tiga kali kunjungan dalam
rentang waktu tiga bulan. Jika ketiganya menghasilkan pengukuran sebesar
sistolik sama dengan atau diatas 140 mmHg dan diastolik sama dengan atau diatas
90 mmHg, maka diagnosis hipertensi dapat ditegakkan. Akan tetapi, penilaian
klinis dan penghitungan faktor resiko terkait lainnya seringkali mengharuskan
dokter untuk segera menangani tekanan darah tinggi tersebut.

V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan:


1. Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya
yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran.
2. Manset dikembungkan ke tekanan yang lebih besar daripada tekanan darah,
membuat arteri brakhialis kolaps, sehingga tidak terdengar bunyi apapun,
karena tidak ada darah yang mengalir.
3. Semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya
elastisitas pembuluh darah)
4. Henti nafas saat tidur (sleep apnea) terjadi karena menyempitnya saluran nafas
atas.
5. Diagnosis hipertensi yang ideal dibuat dari pengukuran tekanan darah yang
diukur dari tiga kali kunjungan dalam rentang waktu tiga bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2014. Faktor Mempengaruhi Tekanan Darah. (http://www.terlambat.in


fo/2013/01/faktor-mempengaruhi-tekanan-darah.html), diakses tanggal 16
September 2014
Anonimb. 2014. Kesehatan Jantung, Kematian Mendadak, Olahraga, dan Tidur.
(http://health.kompas.com/read/2012/12/14/08431698/Kesehatan.Jantung.
Kematian.Mendadak.Olahraga.dan.Tidur), diakses tanggal 16 September
2014
Anonimc. 2014. Pemeriksaan Tekanan Darah. (http://www.tanyadok.com/
kesehatan/pemeriksaan-tekanan-darah-2), diakses tanggal 16 September
2014.
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta:
EGC.
Judha, Mohammad. 2011. Anatomi dan Fisiologi. Yogyakarta: Goshyen
Publishing.
Pearce, Evelyn C. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

LAMPIRAN

Pemeriksaan tekanan darah dengan spygmomanometer manual

You might also like