Professional Documents
Culture Documents
BAB
9
PEDOMAN OPERASI
DAN PEMELIHARAAN
9.1 PROSEDUR OPERASI JARINGAN IRIGASI
9.1.1 Pembagian Air
Rencana pembagian air irigasi adalah suatu rencana yang menetapkan jadwal waktu dan
besarnya debit di tiap ruas saluran, besarnya debit yang diperbolehkan, jadwal
penyadapan debit di pintu tersier ditetapkan juga dalam proses rencana pembagian air.
Landasan rencana pembagian air pada Daerah Irigasi yang menerapkan O & P adalah
metode faktor K (Metode Pasten - Belanda). Metode faktor K berdasarkan pada ide-ide
yang menyatakan adanya suatu hubungan antara ketersediaan air di pintu sadap tersier
dengan kebutuhan air tanaman pada berbagai tingkat pertumbuhan tanaman. Pada
pelaksanaan operasi irigasi, metode faktor K yang telah dikembangkan ini berhubungan
dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Berapa jumlah air yang diperlukan oleh petak tersier
b. Cukupkah air tersedia untuk memenuhi kebutuhan tanaman
c. Dengan cara bagaimana kehilangan (kehilangan tekanan/energi karena operasi
karena pembagian, dipadukan ke dalam proses pengaturan air.
Metode faktor K memperhitungkan 3 (tiga) tersebut, dan dimaksudkan bahwa metode ini
akan dipertahankan sebagai inti pokok perencanaan pembagian air di Daerah Irigasi yang
akan direncanakan.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-1
Final Report
Daerah Irigasi yang direncanakan yaitu daerah irigasi Lua, Menebel I & II, dan Roboh.
Pola Tanam Usulan seperti terlihat pada tabel dan gambar dibawah ini :
Tabel 9.1 Kebutuhan Alternatif Pola Tanam DI. Lua, DI. Menebel I & II, dan DI. Roboh
No
Uraian
1.
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Des
0.68
0.91
1.08
0.91
0.09
0.00
1.18
0.77
1.22
1.18
0.60
1.13
0.80
0.52
1.15
0.87
0.94
0.33
0.92
0.43
0.16
0.00
0.80
0.52
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-2
Final Report
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-3
Final Report
Staf lapangan dan para petani harus siap terus menerus menjaga agar pintu-pintu
selalu tertutup / terbuka sedikit selama debit air tinggi.
Apabila curah hujan cukup tinggi, maka air irigasi tidak perlu dialirkan ke saluran
tersier.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-4
Final Report
MA sungai di hilir Pintu Penguras Kantong Lumpur lebih rendah dari MA di Kantong
Lumpur.
Tutup Pintu Pembilas yang ada agar diperoleh tenaga aliran pengurasan yang
sebesar-besarnya.
Tutup Pintu pemasukan yang ada di hilir kantong Lumpur.
Buka Pintu Intake dan biarkan air menjadi tinggi.
Bantulah kegiatan pengurasan dengan menggali dan membuang lumpur jauh dari
saluran Kantong Lumpur.
b.
Apabila duga air telah kembali seperti semula sampai duga yang dibutuhkan untuk
eksploitasi, bukalah Pintu Intake Saluran.
Untuk pembukaan dan penutupan pintu bangunan sadap, setiap langkah tidak boleh
lebih dari 10 cm, dan diberi selang waktu beberapa saat untuk kemudian langkah
selanjutnya agar keadaan aliran tetap stabil, meskipun terjadi fluktuasi aliran akibat
perubahan debit.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-5
Final Report
b.
Apabila terjadi hujan setempat, yang dapat memenuhi seluruhnya atau sebagian dari
kebutuhan air petak tersier, maka bangunan sadap yang bersangkutan ditutup
seluruhnya atau sebagian.
c.
Apabila saluran tersier belum terisi air, maka bangunan sadap yang bersangkutan
hanya boleh dibuka selebar 1/5 sampai 1/4 dari lebar bukaan maksimum, setelah air
melewati bangunan sadap dan keadaan aliran stabil, maka dilakukan pengaturan debit
yang dibutuhkan.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-6
Final Report
Kepala Ranting Dinas dan Staf Pemeliharaan melakukan inspeksi lapangan jika
menerima kejadian bencana alam/darurat. Hasil pemeriksaan di lapangan dituangkan
dalam blanko 03-P. Selanjutnya blanko ini disampaikan ke Balai PSDA dan instansi lain
yang terkait.
Dalam keadaan normal Pengamat harus melakukan inspeksi saluran irigasi maupun
pembuang dua kali setahun yaitu pada waktu diadakan pengeringan (bulan April/Mei
dan September/Oktober), sehingga kondisi bangunan/ saluran yang terendam di bawah
muka air normal dapat diketahui.
Inspeksi pada bulan September/Oktober dimaksudkan untuk mengecek fungsi
pembuang untuk musim hujan yang akan dating, sedangkan inspeksi pada bulan
April.Mei untuk mengecek fungsi jaringan untuk musim kemarau yang akan datang.
Inspeksi ini membutuhkan waktu selama 2-3 minggu.
rutin
ditangani
langsung
oleh
petugas
Seksi
Pengairan
dan
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-7
Final Report
c. Pemeliharaan Darurat
Macam pemeliharaan tersebut melaksanakan perbaikan darurat dianggap penting dan
diperlukan untuk memelihara keutuhan dari debit air terhadap kerusakan mendadak
pada bagian saluran.
Misalnya
kerusakan
konstruksi
pada
bagian
saluran,
jembatan
hantar, dan
memperbaiki tanah longsor dan bobol di saluran, perbaikan darurat akibat gempa bumi
kemungkinan diorganisir dan ditangani langsung oleh Kepengamatan atau Seksi
Pengairan, perbaikan bangunan yang sangat kompleks akan diatur oleh Seksi
Pengairan melalui kontrak pekerjaan.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-8
Final Report
b.
9.5 ORGANISASI
9.5.1 Skema Organisasi
Untuk operasi dan pemeliharaan diperlukan organisasi sederhana sebagai berikut :
KETUA
Pembinaan dari Dinas
Pertanian dan Dinas
Pek.Umum
Pengawasan dari
Desa
Penjaga Embung
2 orang
Ulu ulu
2 orang
Tenaga Pelaksana
9.5.2
Pengurus O & P
Seluruh pengurus dipilih secara demokratis berdasarkan keputusan rapat anggota dalam
rapat pleno petani pemakai air, untuk selama periode waktu tertentu. Pengurus diberi
ganjaran / upah yang besarnya ditetapkan oleh rapat anggota, dan diambil dari iuran air
oleh anggota.
Pembinaan pertanian dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan atau Penyuluh
Pertanian Madya (bilamana diperlukan).
Pembinaan pengelolaan air, operasi dan pemeliharaan embung serta jaringannya
dilakukan oleh Petugas Dinas Pengairan P.U.
Pengawasan secara kontinyu keseluruh kegiatan usaha tani, peternakan dan pengadaan
air bersih dilakukan oleh Kepala Desa atau petugas yang ditunjuk olehnya.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9-9
Final Report
9.5.3
(1) Ketua, bertanggung jawab kepada petani pemakai air melalui rapat anggota, dengan
tugas-tugas sebagai berikut :
a) Mengelola dan mengawasi seluruh kepala operasi dan pemeliharaan embung.
b) Memberikan pengarahan kepada penjaga embung dan ulu-ulu mengenai
pengelolaan air secara umum, atau khususnya mengenai tugas-tugas O & P.
c) Merencanakan dan mengalokasikan biaya O & P yang diperlukan pertahun, serta
menghitung biaya perbaikan-perbaikan darurat (bila diperlukan).
d) Memimpin rapat anggota berkala.
e) Menyelesaikan perselisihan pemakaian air diantara anggota.
f) Membuat laporan O & P bulanan.
g) Melaksanakan penagihan iuran di air dari petani pemakai air.
(2) Penjaga embung bertanggung jawab kepada ketua dengan tugas-tugas sebagai
berikut :
a) Operasi pembukaan dan penutupan pintu sesuai kebutuhan air secara terukur.
b) Pemeriksaan rutin terhadap kebocoran dan pintu dan atau pipa intake dan tubuh
embung serta melaporkan kejadiannya kepada ketua.
c) Pembuangan sampah dari intake dan pintu ukur.
d) Pemeriksaan konstruksi tubuh embung, kemungkinan terdapat retakan yang
membahayakan kestabilannya.
e) Pencegahan pengambilan endapan (pasir dan kerikil) dari daerah genangan.
f) Pencegahan pengelolaan lahan daerah genangan (saat air surut).
g) Pemantauan tinggi muka air di genangan waduk 2 (dua) kali sehari yaitu pada
pukul 7.00 pagi dan 17.00 sore.
h) Pemantauan pos curah hujan yang dipasang disekitar site embung.
i) Menjaga keamanan terhadap pengunjung, terutama siswa-siswa sekolah pada hari
libur.
j) Melaporkan kegiatan O & P mingguan dan kejadian-kejadian penting kepada ketua.
(3) Ulu-ulu : betanggung jawab kepada ketua dengan tugas-tugas sebagai berikut :
Saluran / pipa :
b) Pemeriksaan kebocoran saluran/pipa misalnya ada lining talud atau pipa yang
pecah.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9 - 10
Final Report
berikut :
Contoh perhitungan kebutuhan air setengah bulanan dari suatu pintu sadap/
embung.
Total area 25 ha.
50 % tanaman padi berumur 1,5 bulan :
Kebutuhan air 12,5 x 1,23
= 15,38 l/dt.
= 16,88 l/dt.
= 32,26 l/dt.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9 - 11
Final Report
(4)Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana hanya diperlukan sewaktu-waktu untuk pemeliharaan berkala atau
perbaikan berat pada konstruksi embung, saluran, dan bangunan bagi/sadap. Tenaga
pelaksana ini diambil dari petani pemakai air atau dari luar dengan dasar upah harian
atau kontrak.
SID Embung Lua, Jaringan Air Baku dan Jaringan Irigasi Menebel, Roboh
9 - 12