Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Mohammad Syarif Masud
1102011167
ABSTRAK
Objective: To describe the knowledge and attitude about drug abuse.
Desain : Case report.
Background : Drug users is increasing from year to year, especially on adolescents in Indonesia. Most drug
users aged between 19-21 years (97%) and 90% male. Based on data from the World Health Organization in
Indonesia is estimated 150,000 teenagers involved drug abuse. Teens have a tendency to want to know so that it
will look for information about the drug, therefore, to obtain such information, the teens can shape attitudes and
behavior away from drug abuse. However, it can also be the attitude of wanting to explore various sources of
information about drugs so teenagers will tend to have potential use of drugs such as starting with try.
Metode : Interview with questionnaire to one of the drug users who rehabilitation in RSKO East Jakarta.
Discussion : Adolescence is a period of transition from childhood into adulthood. The influence of friends
group in adolescence very big influence on drug abuse by teens. Knowledge of drug abuse can come from
various sources, such as the acquisition of resources, living place to stay with a high crime rate, the behavior of
a parent who is also a drug user, the influence of the peer group, as well as low levels of education. Extensive
knowledge about drugs is very good but this knowledge does not guarantee a person to not use drugs. In
addition to the knowledge, that influence drug abuse is the attitude, behavior and environment. Because an act is
done not only by knowledge but also includes attitudes, behavior and environment.
Conclusion : Patient A has good knowledge and bad attitude about drug abuse. Good knowledge does not
necessarily lead to a good attitude about drugs, although both are closely related.
Key word : Drug Abuse, Knowledge, Attitude
PENDAHULUAN
Pengguna narkoba semakin meningkat dari tahun ke tahun khususnya pada kalangan remaja
di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba
tahun 2013 sudah mencapai 3,8 juta. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya
sebesar 3,6 juta. 22% diantaranya, berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Narkoba
jenis ganja, ekstasi maupun shabu-shabu menjadi favorit di kalangan ini (Rudi qusnul, 2013).
Usia remaja sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba karena pada usia remaja tingkat
emosi dan mental masih sangat labil, sehingga para remaja mudah terpengaruh ke dalam
perilaku menyimpang (yeli asti et al, 2014). Sebagian besar pengguna narkoba berumur
antara 19-21 tahun (97%) dan 90% berjenis kelamin laki- laki (Iswanti, et al, 2007).
Remaja memiliki kecenderungan ingin tahu sehingga akan mencari informasi mengenai
narkoba, oleh karena itu dengan mendapat informasi tersebut, maka remaja dapat membentuk
sikap dan perilaku yang menjauhi penyalahgunaan narkoba. Namun, dapat pula dengan sikap
ingin mencari berbagai sumber informasi tentang narkoba remaja maka remaja akan
cenderung memiliki potensi memakai narkoba misalnya dimulai dengan sekedar coba-coba.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia diperkiran 150.000 remaja di indonesia
terlibat penyalahgunaan narkoba (Nasution, 2003). Angka kejadia tersebut belum
menunjukan yang sebenarnya karna lebih banyak yang dilakukan secara tersembunyi.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penyalah gunaan narkoba
yang terlihat lebih sedikit daripada yang tidak terlihat (purwandari, 2007).
Tujuan dari pelaporan penulisan ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
sikap tentang penyalahgunaan narkoba. Penulisan ini bedasarkan hasil wawancara dengan
menggunakan kuesioner pada seorang pengguna narkoba berumur 19 tahun di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Cibubur, Jakarta timur, serta dilengkapi dengan sejumlah tinjauan
pustaka.
PRESENTASI KASUS
Tuan A adalah seorang pengguna narkoba yang saat ini sedang di rehabilitasi di RSKO
jakarta timur. Dia berusia 19 tahun, anak pertama dari 3 bersaudara, berasal dari pekanbaru
(Riau), suku melayu dan beragama Islam. Pendidikan terakhir SMA (pesantren). Tuan A
pertama kali mencoba narkoba jenis shabu dan inex ketika tamat SMP (4 tahun yang lalu).
Dia menggunakan inex dalam bentuk pil dan shabu dengan cara dihisap. Tuan A mengenal
narkoba dari lingkungan pergaulan/pertemanannya. Biasanya tuan A mendapatkan narkoba
dari temanya selain itu juga mendapatkan pasokan narkoba dari polisi. Jenis narkoba yang
sering dikonsumsi adalah shabu dan dia juga tidak pernah ganti jenis narkoba. Tuan A sudah
ketergantungan selama 4 tahun dan sekarang tinggal di RSKO dalam masa rehabilitasi sudah
sekitar 28 hari. Banyak hal yang dilakukan di RSKO seperti kegiatan kelompok (mencuci,
masak, seminar). Perasaan yang dirasakan saat ini sangat baik karna efek obat yang ia minum
berupa antidepresan. Tuan A hampir mengetahui semua jenis narkoba dan efek yang
ditimbulkannya tetapi tidak semua narkoba tersebut dia coba. Tuan A pun juga mengetahui
tentang hukuman terhadap pengguna dan pengedar narkoba.
Tuan A mengatakan tidak berkeinginan untuk menggunakan obat lagi karena menurutnya, ia
harus menggapai cita-citanya sebagai polisi dan masih ada banyak hal yang ingin dia
lakukan. Dia juga berharap apabila telah keluar dari RSKO akan menjadi orang yang lebih
baik kemudaian membuka usaha sendiri sambil menunggu dibukanya tes pendaftaran sebagai
polisi.
DISKUSI
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran,
suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan,
diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya. Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu :
(1) narkotika, (2) psikotropika, dan (3) zat adiktif lainnya. Semua jenis narkoba mengubah
perasaan dan cara berpikir seseorang. Tergantung pada jenisnya, narkoba menyebabkan a.
perubahan suasana pada hati (menenangkan, rileks, gembira, dan rasa bebas); b. perubahan
pada pikiran (stress hilang dan meningkatkan daya khayal); dan c. perubahan pada perilaku
(meningkatkan keakraban, menghambat nilai, dan lepas kendali) (Harlina, 2008).
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Pengaruh teman kelompok pada masa remaja sangat besar pengaruhnya terhadap
penyalahgunaan narkoba oleh para remaja. Remaja yang berteman dengan para pemakai
narkoba umumnya mudah terpengaruh dan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Hal
tersebut disebabkan pada masa transisi yang labil remaja selalu ingin mencoba sesuatu
walaupun mereka belum mengetahui manfaat dan akibat yang ditimbulkanya (Sunaryo,
2004).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang, penentuan diperlukan sebagai dorongan psikis menumbuhkan rasa
percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan
bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang. Berdasarkan
keputusan uji tersebut, maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan perlakuan
pemberian
pendidikan
kesehatan
terhadap
tingkat
pengetahuan
pada
kelompok.
(Krisworowati, 2005).
Pengetahuan mengenai penyalahgunaan narkoba merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap informasi mengenai penyalahgunaan
narkoba. Pengetahuan mengenai penyalahgunaan narkoba dapat berasal dari berbagai
sumber, misalnya perolehan sumber informasi, hidup ditempat tinggal dengan angka
kriminalitas tinggi, perilaku orang tua yang juga sebagai pengguna narkoba, pengaruh
kelompok sebaya, serta rendahnya tingkat pendidikan (Krisworowati, 2005).
Perolehan sumber informasi mengenai penyalahgunaan narkoba pada responden dapat
berasal dari media seperti internet, media cetak, media elektornik, Handphone dan
SS
1.
2.
3.
4.
mengetahui
bahaya
apa
saja
yang
ditimbulkan narkoba
6.
7.
8.
9.
Saya
tahu
narkoba
dapat
menyebabkan
ketergantungan
10.
Jumlah
STS
Saya
TS
seseorang
5.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Kesimpulan dari data kuesioner diatas, bahwa tuan A memiliki pengetahuan yang baik
mengenai narkoba. Dengan nilai sangat setuju 6 butir, setuju 3 butir dan tidak setuju 1 butir.
Sikap adalah kesiapan mental yang timbul karena berkenelannya orang dengan sesuatu, yang
mempengaruhi respon tersebut terhadap objek maupun situasi yang berhubungan dengan
sesuatu itu. Sikap juga merupakan suatu bentuk atau keadaan tertentu yang dapat berupa
penerimaan, penolakan, pengabdian serta tanggung jawab. Sikap seseorang sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap masalah tersebut (Hidayati,
2012).
Tabel 2 Gambaran Sikap Tentang Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Studi Kasus
Tuan A Pasien Rehabilitasi RSKO Jakarta Timur
Pasien Rehabilitasi RSKO Jakarta timur
Nama: Tuan A
Umur: 19 Tahun
NO. PERNYATAAN
1.
SS
TS
2.
3.
STS
penyembuhannya
4.
5.
6.
7.
8.
9.
remaja
kepada
narkoba
adalah
Menurut
saya,
pengguna
narkoba
akan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Kesimpulan dari data kuesioner diatas, bahwa tuan A memiliki sikap yang lebih mendukung
dengan adanya kegiatan atau aktivitas tentang narkoba disekitarnya. Dengan nilai setuju 2
butir, tidak setuju 5 butir dan sangat tidak setuju 3 butir.
Seseorang yang memiliki pengetahuan baik belum tentu akan bersikap baik walaupun
pengetahuan dan sikap dianggap dua hal yang berhubungan. Sedangkan, walaupun seseorang
berpengetahuan
yang
baik
mengenai
penyalahgunaan
narkoba,
namun
jika
ada
Dari kasus tuan A dapat kita lihat bahawa pengetahuan yang dimilikinya tentang narkoba
sangatlah baik namun pengetahuan yang baik belum tentu menentukan sikap yang baik pula,
walaupun keduanya saling berhubungan. Pengetahuan yang baik tentang mengenai narkoba
tidak menjamin seseorang untuk tidak menggunakan narkoba. Selain pengetahuan yang
berpengaruh dalam penyalahgunaaan narkoba ialah sikap dan perilaku serta lingkungan.
Karna sebuah tindakan dilakukan tidak hanya berdasarkan pengetahuan tetapi juga mengikut
sertakan sikap, prilaku serta lingkungan.
Penyalahgunaan narkotika oleh remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan
pengetahuan / pengalaman sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari proses
interaksi sosial yang mereka hadapi.
Peranan pendidikan Islam terhadap penyalahgunaan narkoba juga merupakan hal yang
penting. Penanaman pendidikan keagamaan dilakukan sejak dini. Pendidikan berarti usahausaha sistematis dan pragmatis dalam membentuk anak didik agar supaya mereka hidup
sesuai dengan ajaran Islam. Jadi yang dimaksud dengan pendidikan agama bukanlah
pendidikan (khusus) agama melainkan pendidikan yang berdasarkan agama atau menurut
pandangan agama. Dan mutlak harus diberikan kepada pelajar baik lewat formal maupun non
formal. Pendidikan agama sebagai proses memanusiawikan manusia agar mencapai tingkat
optimal aktualisasi dirinya dalam rangka peribadatannya kepada kholik. Oleh karena itu kita
tidak mungkin untuk menerima sesuatu konsepsi pendidikan yang dapat memerosotkan
tingkat kepekaan keagamaan anak didik. Pemerosotan tingkat keagamaan dan peningkatan
perusuhan persepsi keagamaan harus dicegah. Kepada seluruh lembaga-lembaga pendidikan
mulai dari tingkat dasar sampai ke perguruan tinggi, agar mereka tidak memisahkan antara
ilmu dan agama lalu mengajarkan ilmu pengetahuan terpisah dari ilmu dari agama dan ilmu
agama terpisah dari ilmu pengetahuan. Pemisahan ini sangat jelek pengaruhnya terhadap
pendidikan dan betapa lebih jeleknya pengaruhnya terhadap pendidikan dan betapa lebih
jeleknya jika di sekolah/kampus diajarkan materi-materi pelajaran dengan berbagai metode
yang berlawanan dengan gambaran dan ajaran-ajaran agama tersebut (Ridwan, 1984).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan
mufattir (yang membuat lemah) (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini dhoif). Jika khomr itu haram, maka demikian pula
dengan mufattir atau narkoba (Tausikal, 2012).
KESIMPULAN
Tuan A memiliki pengetahuan yang baik tentang narkoba dan sikap yang buruk mengenai
narkoba. Pengetahuan yang baik belum tentu menimbulkan sikap yang baik terhadap narkoba
walaupun keduanya saling berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Asti Y et al. 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Penyalahgunaan
Narkoba Pada Siswa/i SMP Negeri 4 Kecamatan Pontianak Timur Kotamadya
Pontianak. Universitas Tanjung Pura.
Harlina L. 2008. Peran Orang Tua Mencegah Narkoba. Jakarta: PT. Penerbitan dan
Percetakan Balai Pustaka.
Hidayati PE, Indrawati. 2012. Gambaran dan Pengetahuan Upaya Pencegahan Terhadap
Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di SMK Negeri 2 Seragen Kabupaten
Seragen. Gaster, Vol. 9, No. 1.
Iswanti DI, Suhartini, Supriyadi. 2007. Koping keluarga terhadap anggota keluarga yang
Mengalami ketergantungan narkoba di wilayah kota Semarang.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/view/316
Krisworowati. 2005. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Penyalahguna Minuman Keras Di Kalangan Remaja Di Kabupaten
Grobogan. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nasution N, Pambudi ES. 2003. Tingkat Pengetahuan Orang Tua Murid SLTP Tenatang
Penggunaan Narkotika, Alkohol dan Zat adiktif lainnya Di Kota Depok Tahun
2002. Makara kesehatan. 2003: 7 (1): 2009.
Qunsul R. (2013, 22 Oktober). Narkoba Cederai Anak Bangsa. Available at :
http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/deputipencegahan/artikel/11535/narkoba-cederai-anak-bangsa.
Ridwan S. 1984. Islam dan Moralitas Pembangunan, Jakarta: PN. Pustaka Panji Emas. hh 3.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta.
Tuasikal MA. Narkoba dalam Pandangan Islam. Available at:
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.html
(last update 2012, April 21)
Wibana T. 2013. Bahaya Narkoba Dikalangan Remaja. Available at :
http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/bahaya-narkoba-dikalanganremaja.html