Professional Documents
Culture Documents
I.
Pendahuluan
Nyeri sendi adalah suatu akibat yang diberikan tubuh karena pengapuran atau
akibat penyakit lain. Sebagian besar masyarakat (dan bahkan beberapa dokter)
memiliki anggapan yang keliru bahwa semua nyeri sendi diakibatkan oleh penyakit
rematik atau asam urat. Penyakit lain yang sering dianggap secara salah sebagai
penyebab nyeri sendi adalah kolesterol, osteoporosis dan bahkan flu tulang.1,2
Penyakit rematik dan asam urat memang dapat menyebabkan nyeri sendi, akan
tetapi sebenarnya tidak banyak nyeri sendi yang disebabkan oleh penyakit rematik
dan asam urat. Atau dengan kata lain, sebagian besar nyeri sendi yang dialami oleh
masyarakat tidak disebabkan oleh penyakit rematik atau asam urat, tetapi oleh
penyakit lainnya.1
Kolesterol dan osteoporosis tidak pernah menyebabkan nyeri sendi. Sungguh
memprihatinkan bahwa cukup banyak dokter (dan tentu masyarakat awam) yang
beranggapan secara keliru bahwa kadar kolesterol yang tinggi dan osteoporosis dapat
menyebabkan nyeri sendi. Banyak dokter yang melakukan pemeriksaan kadar
kolesterol dan trigliserid serta pemeriksaan osteoporosis pada pasien dengan keluhan
nyeri sendi. Pemeriksaan semacam itu tentu saja tidak bermanfaat dan hanya
merupakan pemborosan uang saja.1
Sementara itu, flu tulang merupakan istilah yang salah kaprah, karena tulang
tidak pernah mengalami flu. Nyeri persendian yang dialami mereka yang sedang
mengidap flu sebenarnya adalah bagian dari gejala-gejala infeksi akut yang
disebabkan oleh virus, bukan karena tulang mengalami flu.1
Anggapan yang salah akan menyebabkan salah diagnosis dan salah pengobatan.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila cukup banyak nyeri sendi yang tidak
sembuh meskipun telah memperoleh pengobatan dari dokter, karena didasarkan pada
diagnosis dan pengobatan yang salah.1
Pendapat bahwa nyeri sendi berarti penyakit rematik dan asam urat harus mulai
ditinggalkan. Ada banyak penyakit lain yang jauh lebih sering menyebabkan nyeri
sendi dibanding penyakit rematik dan asam urat.1
Kebanyakan orang yang telah lanjut usia pernah mengalami hal ini Nyeri
Sendi. Nyeri sendi merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu untuk
tubuh kita, apabila penyakit ini terasa kalau kita sedang bekerja dan pastinya
konsentrasi untuk kerja hilang dan buyar seketika karena keluhan ini.2
II.
Etiologi
1.
Osteoarthritis
Osteoartritis (OA) merupakan suatu penyakit yang berkembang dengan perlahan
bawaan,
akromegali)
dan
penyakit
sistemik
(hemofilia,
hemoglobinopati, neuropati).5
Manifestasi klinis yang sering dapat dilihat adalah, nyeri sendi, kekakuan sendi
selepas tidak bergerak (terutamanya pada waktu pagi), sendi yang tidak stabil,
kehilangan fungsi, kelembutan pada sendi (joint tenderness), krepitus pada
pergerakkan,
pergerakkan
terbatas,
tahap
inflamasi
yang
bervariasi,
dan
pembengkakan tulang.5
Diagnosis OA biasanya berdasarkan tanda-tanda klinis dan radiogafi. Pada
tahap awal, radiografinya bisa normal tetapi penyempitan ruang sendi tampak nyata
2
apabila kartilago artikuler semakin menghilang. Selain itu, karakteristik yang dapat
diketemui adalah sklerosis tulang subkondral, kista subkondral, dan osteofitosis.
Tetapi, biasanya dapat ditemukan perbedaan yang besar diantara tingkat keparahan
radiografi, tingkat keparahan simptom, dan abilitas fungsional.5
Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak digunakan untuk mendiagnosa OA,
tetapi pemeriksaan ini dapat membantu untuk menentukan penyebab OA sekunder.
Oleh karena OA primer bukan sistemik, laju endap darah, serum kimia, dan urinalisis
adalah normal. Analisa cairan sinovial dapat membantu menyingkirkan kemungkinan
lain seperti gout atau artritis sepsis. Pemeriksaan MRI dan ultrasonografi tidak
digunakan untuk mendiagnosa OA ataupun untuk pemantauan perkembangan
penyakit.5
2.
Rheumatoid Artritis
Reumatoid artritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun dimana etiologinya
Deteksi nodul reumatoid pula paling sering sekitar siku dan jari. Antibodi abnormal
yang disebut faktor rematik, dapat ditemukan pada 80% pasien. Antibodi lain yang
disebut antibodi citrulline dan antibodi antinuklear (ANA) juga sering ditemukan
pada orang dengan RA. Biasanya tes darah yang dilakukan adalah laju sedimentasi
(Tingkat
sed). Tingkat sed biasanya lambat selama remisi. Tes darah lain yang
digunakan adalah untuk mengukur tingkat hadir peradangan dalam tubuh dengan
protein C-reaktif . Tes darah juga dapat mengungkapkan anemia, karena anemia
adalah umum di RA, terutama karena peradangan kronis. Apabila penyakit
berlanjutan sinar-X dapat memperlihatkan erosi tulang yang khas dari RA pada
sendi.5,6
3.
Spondiloartritis
Spondiloartritis (atau spondiloartropati) adalah nama keseluruhan suatu penyakit
rematik dengan peradangan yang dapat mempengaruhi tulang belakang dan sendi,
ligament dan tendon. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kelelahan dan nyeri atau
kekakuan di punggung, leher, tangan, lutut, dan pergelangan kaki serta peradangan
mata, kulit, paru-paru, dan katup jantung. Penyakit yang termasuk dalam
spondiloartritis dapat mencakup, ankilosing spondilitis, reaktif artritis, arthritis
psoriatis dan spondilitis psoriasis, dan artritis atau spondilitis yang berkaitan dengan
penyakit inflamasi usus, kolitis ulseratif dan Crohn's disease.3
Spondiloartritis cenderung berdampak mereka yang remaja dan 20-an, dan pria
muda dua sampai tiga kali lebih sering daripada wanita muda. Anggota keluarga
pasien dengan spondiloartritis mempunyai risiko tertinggi tertular penyakit ini,
terutama mereka dengan gen HLA.6
Penyebab pasti spondiloartritis tidak diketahui. Namun, para peneliti
menunjukkan bahwa faktor keturunan memainkan peranan penting karena penyakit
ini cenderung terjadi lebih sering pada anggota keluarga pasien yang mempunyai
spondiloartritis. Orang yang biasanya terdampak penyakit ini mempunyai penanda
genetik umum yang disebut HLA-B27, yang terjadi pada sekitar tujuh persen dari
populasi. Infeksi seperti klamidia (yang dapat menyebabkan uretritis atau rasa
terbakar saat buang air kecil) dan bakteri yang menyebabkan disentri usus (seperti
salmonella, shigella, dll), bisa memicu beberapa jenis artritis reaktif yang merupakan
bentuk spondiloartritis.7
Penyakit ini bermula dengan nyeri pinggul atau nyeri punggung bawah yang
tidak menetap dan memburuk di malam hari, di pagi hari, atau setelah tidak aktif.
4
Nyeri punggung tersebut mungkin mulai pada sendi sakroiliaka (antara panggul dan
tulang belakang) dan melibatkan semua atau sebagian tulang belakang. Nyeri dapat
hilang dengan membungkuk dan pasien mungkin tidak dapat mengembangkan dada
sepenuhnya karena keterlibatan sendi antara tulang rusuk. Gejala spesifik termasuk,
pembungkukkan yang kronis untuk meredakan gejala, peradangan mata, kelelahan,
tumit kaki sakit, nyeri dan kekakuan pinggang, rasa sakit dan bengkak pada sendi
bahu, lutut, dan pergelangan kaki, kehilangan nafsu makan, sakit leher, dan demam.7
Diagnosa dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada nyeri
punggung yang terinflamasi atau artritis sendi kaki karena ia berbeda dari artritis jenis
lain seperti RA. Pengujian tambahan seperti sinar-X dari sendi sakroiliaka dan tulang
belakang dapat mengkonfirmasi kehadiran spondilitis. Jika gejala dan tanda-tanda
menunjukkan spondiloartritis, dokter juga akan memeriksa keberadaan gen HLAB27.7
4.
Gout
Gout adalah penyakit yang berhasil dari kelebihan asam urat dalam tubuh.
Kelebihan asam urat ini mengarah pada pembentukan kristal kecil asam urat yang
terakumulasi di jaringan tubuh, terutama sendi. Ketika kristal membentuk pada sendi,
ia menyebabkan serangan berulang dari peradangan sendi (artritis). Biasanya endapan
kristal asam urat terjadi dalam cairan sendi (cairan sinovial) dan lapisan sendi (lapisan
sinovial). Gout dianggap sebagai penyakit kronis dan progresif. Gout kronis juga bisa
menyebabkan endapan gumpalan keras asam urat dalam jaringan, khususnya di dan
sekitar sendi dan dapat menyebabkan kerusakan sendi, penurunan fungsi ginjal, dan
batu ginjal (nefrolisiasis).4
Lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Hal ini terutama menyerang
pria setelah pubertas, dengan usia puncak 75. Pada wanita, serangan gout biasanya
terjadi
setelah
menopause.
Banyak
pasien
dengan
hyperuricemia
tidak
Osteoarthritis
Tujuan utama dalam penatalaksanaan OA adalah untuk mengurangkan nyeri,
nyeri
dan
memperbaiki
mobilitas
dalam
OA,
N-Acetyl-P-
Rheumatoid Artritis
Pengobatan yang optimal adalah kombinasi obat, istirahat, latihan penguatan
sendi, perlindungan sendi, dan edukasi pasien (dan keluarga). Obat yang digunakan
untuk mengobati RA ada 2 jenis, yaitu obat lini pertama yang cepat bertindak seperti
aspirin dan kortison (kortikosteroid) digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan
7
peradangan. Obat lini kedua yang lambat bertindak (juga disebut sebagai diseasemodifying antirheumatic drugs atau DMARDs) seperti emas, metotrexete, dan
hidrokloroquine, dapat mempromosikan remisi penyakit dan mencegah terjadinya
kerusakan sendi yang progresif.6,7
3.
Spondiloartritis
Seperti berbagai bentuk artritis, terapi fisik dan olahraga rekreasi minimal 30
menit per hari secara signifikan dapat memperbaiki rasa sakit dan kekakuan. Latihan
tambahan untuk punggung setidaknya lima hari per minggu juga akan memperbaiki
rasa sakit dan fungsi pada pasien dengan ankilosing spondilitis.
Ada banyak pilihan pengobatan untuk spondiloartropati, dimulai dengan OAINS
seperti naproxen, diklofenak, ibuprofen atau indometasin yang diberikan pada gejala
awal penyakit. DMARD seperti sulfasalazine dan methotrexate telah terbukti efektif
dalam mengobati artritis di lengan atau kaki, tetapi tidak untuk artritis tulang belakang
atau sendi sakroiliaka. Suntikan obat depo-steroid ke dalam sendi atau selubung
tendon sering digunakan oleh dokter untuk mengurangi gejala-gejala flare lokal.
Antibiotika seperti siprofloksasin, diberikan selama tiga bulan saja, segera
setelah bermulanya penyakit, mungkin memiliki efek yang menguntungkan pada
prognosis artritis reaktif, terutama bila dipicu oleh Chlamydia trachomatis, tapi bukan
untuk spondiloartritis jenis lain. TNF alfa bloker telah terbukti cukup efektif dalam
mengobati kedua-dua gejala sendi perifer dan tulang belakang dari spondiloartritis,
serta masalah lain seperti psoriasis dan peradangan usus. Ada tiga jenis yaitu,
infliximab, etanercept, dan ada limumab. Oleh karena efek samping anti-TNF,
OAINS dan terapi DMARD dicoba terlebih dahulu.
Bagi mereka dengan ankilosing spondilitis, penggantian panggul total adalah
yang paling umum. Fusi bedah tulang belakang mungkin diperlukan jika fungsi tulang
belakang atau fungsi saraf terganggu. Osteotomi pula adalah koreksi bedah dari
deformitas tulang belakang yang dapat terjadi dengan ankilosing spondilitis.6,7
4.
Gout
Menjaga asupan cairan yang cukup membantu mencegah serangan gout akut
dan menurunkan resiko pembentukan batu ginjal pada pasien dengan gout.
Pengurangan konsumsi alkohol, penurunan berat badan, perubahan pola makan dapat
menurunkan kadar asam urat dalam darah (mengurangi hiperurisemia). Alkohol
memiliki dua dampak utama yang memperburuk gout, yaitu dengan menghambat
ekskresi asam urat dari ginjal serta dengan menyebabkan dehidrasi, yang keduanya
8
memberikan kontribusi pada pengendapan kristal asam urat pada sendi dengan
mengefek metabolisme asam urat.
Ada tiga aspek untuk pengobatan asam urat dengan obat-obatan. Pertama,
penghilang rasa sakit seperti asetaminofen (Tylenol) atau analgesik lain yang lebih
kuat digunakan untuk mengatasi rasa sakit. Kedua, agen anti-inflamasi seperti
OAINS, colchicines, dan kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan
sendi. Akhirnya, obat dipertimbangkan untuk mengelola kekacauan metabolisme
kronis yang menyebabkan hiperurisemia dan asam urat. Probenesid (Benemid) dan
sulfinpirazone (Anturane) adalah obat-obat yang biasa digunakan untuk mengurangi
kadar asam urat darah dengan meningkatkan ekskresi asam urat ke dalam urin. Tetapi,
obat penurun asam urat seperti alopurinol dan febuxostat umumnya tidak dimulai
pada pasien yang mengalami serangan akut gout karena dapat memperburuk
peradangan akut. Obat intravena baru yang digunakan untuk menurunkan kadar asam
urat darah pada pasien tertentu dengan gout kronis adalah pegylated uricase. Obat
infus ini harus dipertimbangkan hanya untuk pasien-pasien dengan gout yang telah
gagal pengobatan dengan obat-obat penurunan asam urat konvensional karena dapat
menyebabkan reaksi anafilaksis dan reaksi infus.4
DAFTAR PUSTAKA
1.
Nyeri
sendi.
Online.
[cited
2013
July].
Available
from
URL:
www.pantirapih.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=198:ny
eri.
2.
Pengertian nyeri sendi. Online. [cited 2013 July]. Available from URL:
caramengobatipenyakit.biz/tag/pengertian-nyeri-sendi/
3.
4.
Center for Disease Control and Prevention. Online. [cited 2013 July]. Available
from URL : http://www.cdc.gov/arthritis/basics/osteoarthtritis.html.
5.
6.
Edward ST. Arthritis pirai (arthritis gout). Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi
B,Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisike-4. Jakarta:Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.
7.
10