You are on page 1of 20

PRINSIP DAN KONSEP HEMODIALISA

Divisi Ginjal & Hipertensi


RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Pengelolaan Ruang Dialisis
Di AS, setiap tahun terdapat sekitar 20 juta orang dewasa menderita gagal ginjal yang
menjalani dialisis. Di Indonesia diperkirakan setiap satu juta penduduk, 20 orang mengalami
Gagal GINJAL per tahun yang memerlukan tindakan dyalisis. Untuk itu akhir-akhir ini banyak
unit-unit dyalisis dibuka di beberapa RS.
Sebelum mendirikan suatu unit Dyalisis harus sudah mempertimbangkan beberapa aspek,
antara lain;
1. Aspek medis tehnis
2. Aspek sosial
3. Aspek ekonomi / keuangan
4. Aspek management / pengelolaan
1. Aspek Medis Teknis
Yang termasuk dalam aspek ini yaitu:
a. Dokter
Di dalam suatu unit dialysis mutlak diperlukan seorang dokter yang bertugas selama dialysis
berlangsung. Dokter tersebut harus mengerti teknik-teknik dialisis dan dapat mengatasi
setiap keadaan / komplikasi yang terjadi. Selain itu, diperlukan seorang Nephrolog sebagai
konsultan / penanggung jawab.
b. Perawat
Dibutuhkan perawat yang sudah terididik di dalam menjalankan peralatan-peralatan dialisis,
mengerti prinsip-prinsip perawatan pasien penyakit ginjal dan cara-cara mengatasi keadaan
darurat pasien.
c. Gedung
Gedung yang disediakan untuk unit dialisis adalah gedung yang khusus didesain untuk
peralatan-peralatan dialisis sehingga dapat berjalan secara optimal. Beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu:
Air Condition / sirkulasi yang baik
Listrik dan pengaman-pengamanya
Saluran air yang sudah dilakukan water treatment (a.l. Filtrasi)
Saluran-saluran pembuangan cairan yang keluar dari pasien dan mensin
Penerangan yang cukup
Letak gedung sebaiknya berdampingan dengan ICU. Sehingga setiap keadaan Emergency
yang sudah tidak dapat diatasi di unit dialisis dapat segera dikirim ke ICU.

Gedung disebut ideal bila memenuhi / mempunyai perlengkapan standar sebagai berikut :
Central O2
Central suction
Central Air
Selain itu mempunyai :
Ruang isolasi (untuk pasien HbsAG+)
Ruang dokter dengan kapasitas yang dibutuhkan
Kamar dokter, kamar perawat.
Gudang, kamar mandi / WC
Ruang tunggu dan ruang ganti pakaian
Luas gedung disesuaikan dengan jumlah unit dialisa yang akan dimiliki.
d. Peralatan
Peralatan-peralatan lain yang diperlukan antara lain:
Tensimeter dinding / tensimonitor
Timbangan badan / timbangan di bed
Suction pump
Bed side monitoring
DC Shock (defibrilator)
Infussion pump
Dan peralatan-peralatan lainya yang digunakan dispossable (single use) seperti hollow fiber,
blood line, cairan-cairan, dll.
2. Aspek sosial
Rumah sakit dengan fungsinya sebagai tempat pelayanan masyarakat harus tidak
melupakan fungsi sosialnya, tetapi inipun berarti bila sosial itu harus gratis. Rumah sakit
dapat berbuat sosial apabila telah mampu. Sedangkan untuk mampu berbuat sosial ada
banyak jalan antara lain:
Menggali dana dari masyarakat / sumbangan
Dari pemerintah / sumbangan luar negeri
Dari pengelolaan yang baik.
Semua jalan tersebut di atas terutama penting bagi unit dialisis, karena umumnya pasienpasien dialisis menghabiskan biaya yang besar, sehingga mungkin unit dialisa perlu
mencarikan jalan untuk menolong pasien-pasien tersebut.
3. Aspek Keuangan
Rumah sakit yang ingin mendirikan unit dialisis haruslah mampu memperhitungkan secara
cermat dana yang akan digunakan dan pengelolaan keuangan berkaitan dengan tarif dan
juga policy untuk pasien-pasien tidak mampu.

Penentuan tarif haruslah selalu didasarkan pada prinsip tidak mencari untung, tetapi juga
tidak merugi. Karena dana yang dipergunakan untuk investasi adalah cukup besar.
Rumah sakit apabila sudah menentukan harus mempunyai unit dialisis, harus dibuat suatu
anggaran yang terperinci, sehingga dana yang dibutuhkan untuk mendirikan unit dialisa
dapat dipasitkan, dan yang penting lagi adalah biaya operasional.
4. Aspek Management
SEJARAH HEMODIALYSIS
Untuk mengetahui secara tepat posisi kita saat ini, mari kita melihat kembali apa yang sudah
terjadi sebelumnya. Pengertian paling awal mengenai hemodialisis didasarkan pada
penemuan Graham, seorang ahli kimia bangsa Scotlandia pada abad ke 19 tentang hukum
yang mengatur perpindahan / pergerakan suatu zat terlarut dalam suatu larutan.
Peristiwa difusi zat terlarut dari suatu larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan
berkonsentrasi lebih rendah merupakan dasar dari subtitusi fungsi ginjal pada masa
sekarang.
Graham juga mempelajari apa yang terjadi bila suatu membran yang sangat tipis
ditempatkan di antara 2 larutan yang berbeda konsentrasinya, ternyata membran tersebut
memungkinkan partikel-partikel yang sangat kecil dari larutan yang berkonsentrasi tinggi
untu melewatinya. Sedangkan partikel-partikel yang lebih besar ukuranya tidak dapat
melewatinya. Membran semipermeable ini merupakan bagian yang terpenting dari dializer.
Aftificial kidney (ginjal buatan) pertama kali digunakan untuk mengerjakan HD pada hewan
percobaan, dibuat pertama kali oleh Abel dkk dari Universitas Baltimore AS. Pada tahun 1913,
mereka membuat tabung dari bahan kolodion, yang kemudian diujicobakan untuk
mendialisis binatang percobaan tersebut.
Persoalan yang mereka hadapi adalah bagaimana mencegah darah anjing percobaan
tersebut tidak membeku selama proses dialisis. Untuk itu mereka mencoba menggunakan
ekstrak lintah yang disiapkan dalam keadaan segar tiap mengoperasikan mesin. Ternyata
anjing percobaan tersebut mati karena hipersensitivitas terhadap hirudin yang terdapat
pada lintah tersebut.
Penggunaan dialisis pada manusia pertama kali diperkenalkan oleh Nicholas & Lim pada
tahun 1926 waktu Perang Dunia II di Belanda. Tahun 1942 1943 William Kolf membuat
mesin dialisis yang berupa drum berputar-putar (rotating drum) dalam air dialysat untuk
pengobatan GGA. Ukuran mesin dan ginjal buatan yang dibuat cukup besar tidak seperti
sekarang. Kolf kemudian mengembangkan dialyzer kecil yang sekali pakai pada tahun 1956,
dan dipakai di indonesia sampai tahun 1985.
Keuntungan penggunaan HD untuk menangani pasien GG baru disadari sekitar tahun 1960.
Penggunaan temporary dialysa untu menangani pasien GGA sudah banyak dilakukan di
senter-senter dialisis di dunia.

Persoalan yang dihadapi adalah bagaimana cara mengalirkan darah keluar dari tubuh pasien,
dialirkan ke mesin, kemudian dimasukkan lagi ke tubuh pasien secara berulang-ulang. Pada
waktu itu canula pembuluh darah yang ada hanya bertahan sebentar, dan akan rusak karena
proses dialisis. Sehingga HD pada waktu itu hanya bisa dilakukan dalam waktu beberapa
hari, bahkan beberapa minggu. Pada waktu tahun 1959 Scribner, Guinton dkk mengenalkan
canula baru terbuat dari silicon yang dapat bertahan beberapa bulan bahkan tahun. Baru
pada tahun 1965 dikembangkan fistula arteriovenous internal internal oleh Brescvia dan
Cimino.
Dializer yang dapat dipakai secara terus menerus sudah dibuat dalam waktu 2 sampai 3
tahun dan seorang pasien sudah berhasil menggunakan secara teratur.
Shaldon adalah orang pertama yang melaksanakan home dialisis, ginjal Hollow Fiber dibuat
dan diujicobakan pada tahun 1967 , dan tahun 1974 sudah muncul dializer dengan luas
permukaan yang besar.
Perkembangan dializer sangat pesat dengan pemakaian sellulosa. Yang dimodifikasi,
membran sintetik yang mempunyai klirens dan filtrasi besar. Pada tahun 1989 hormon
erytroprotein rekombinan mulai dipakai, sehingga saat ini dimulai era kualitas hidup optimal
bagi pasien gagal ginjal.
Prinsip Hemodialisis
Dialisis berkesinambungan merupakan terapi pengganti (replacement treatment) pada
pasien CRF stadium terminal. Dialysis digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produkproduk sampah dari dalam tubuh saat ginjal tidak dapat melakukanya lagi. Prinsip
hemodialisis adalah menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat yang
dipisahkan oleh suatu membrane (selaput tipis) yang disebut membrane semi permeable.
Membrane hanya dapat dilalui oleh air dan zat tertentu (zat sampah) dengan BM kecil
sampai sedang.
Ada 3 prinsip dasar dalam HD yang bekerja pada saat yang sama yaitu:
1. Proses Difusi
Merupakan proses berpindahnya suatu zat terlarut yang disebabkan karena adanya
perbedaan konsentrasi zat-zat terlarut dalam darah dan dialisat. Perpindahan molekul terjadi
dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah. Pada HD
pergerakan molekul / zat ini melalui suatu membrane semi permeable yang membatasi
kompartemen darah dan kompartemen dialisat.
Proses difusi dipengaruhi oleh:
Perbedaan konsentrasi
Berat molekul (makin kecil BM suatu zat, makin cepat zat itu keluar)
QB (Blood Pump)
Luas permukaan membrane
Temperatur cairan

Proses konvektik
Tahanan / resistensi membrane
Besar dan banyaknya pori pada membrane
Ketebalan / permeabilitas dari membrane
Factor-faktor di atas menentukan klirens dialiser
Klirens suatu dializer adalah kemampuan dializer untuk mengeluarkan zat-zat yaitu jumlah
atau banyaknya darah yang dapat dibersihkan dari suatu zat secara komplit oleh suatu
dializer yang dinyatakan dalam ml/mnt.
Klirens (K) =
K : klirens solute
Qb : kecepatan aliran darah (ml/mnt)
Cbi : Konsentrasi darah arteri (masuk ke dalam dializer)
Cbo : konsentrasi darah vena (keluar dari dializer)
Qf : Laju ultrafiltrasi (ml/mnt)
Laju aliran dialisat + 2 2,5 x Qb.
2. Proses Ultrafiltrasi
Berpindahnya zat pelarut (air) melalui membrane semi permeable akibat perbedaan tekanan
hidrostatik pada kompartemen darah dan kompartemen dialisat.
Tekanan hidrostatik / ultrafiltrasi adalah yang memaksa air keluar dari kompartemen darah
ke kompartemen dialisat. Besar tekanan ini ditentukan oleh tekanan positif dalam
kompartemen darah (positive pressure) dan tekanan negative dalam kompartemen dialisat
(negative pressure) yang disebut TMP (trans membrane pressure) dalam mmHg.
Perpindahan & kecepatan berpindahnya dipengaruhi oleh:
TMP
Luas permukaan membrane
Koefisien Ultra Filtrasi (KUF)
Qd & Qb
Perbedaan tekanan osmotic
TMP =
Pbi : Tekanan di blood inlet
Pdi : Tekanan di dialisat inlet
Pbo : Tekanan di blood outlet
Pdo : Tekanan di dialisat outlet
KUF (koefisien ultra filtrasi) dalam ml/jam /mmHg merupakan karakteristik dari dializer yang
menyatakan kemampuan atau koefisien untuk mengeluarkan air dan luas permukaan
dializer.

3. Proses Osmosis
Berpindahnya air karena tenaga kimiawi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan
osmotic (osmolalitas) darah dan dialisat.
Proses osmosis ini lebih banyak ditemukan pada peritoneal dialysis.
Komponen Utama pada Hemodialisis
HD terdiri dari 3 komponen dasar yaitu :
1. Sirkulasi darah
2. Sirkulasi dialisat
3. Dializer
1. Sirkulasi Darah
Bagian yang termasuk dalam sirkulasi darah adalah mulai dari jarum / kanula arteri (inlet),
arteri blood line (ABL), kompartemen darah pada dializer, venus blood line (VBL), sampai
jarum / kanula vena (outlet).
Sirkulasi darah ada 2 :
Di dalam tubuh pasien (sirkulasi sistemik)
Di luar tubuh pasien (sirkulasi ekstrakorporeal)
Dimana kedua sirkulasi tersebut berhubungan langsung melalui akses vascular.
2. Sirkulasi Dialisat
Dialisat adalah cairan yang digunakan untuk prosedur HD. Berada dalam kompartemen
dialisat berseberangan dengan kompartemen darah yang dipisahkan oleh selaput semi
permeable dalam dializer.
Ada 2 dialisat :
a. Dialisat pekat (concentrate)
Ialah dialisat yang tersedia dalam kemasan gallon, merupakan cairan pekat yang belum
dicampur atau diencerkan dengan air. Dialisat pekat ada yang berisi Acetate (acid) pada port
A dan ada yang berisi Bicarbonat (port B).
b. Air
Jumlah air yang dibutuhkan untuk 1 kali HD + 150 liter selama 5 jam HD. Kualitas air yang
dibutuhkan harus memenuhi standar untuk proses HD yang sudah diolah melalui
pengolahan air (water treatment).
3. Membrane Semi permeable
Membrane semi permeable adalah suatu selaput atau lapisan yang sangat tipis dan
mempunyai lubang (pori) sub mikroskopis. Dimana partikel dengan BM kecil & sedang (small
dan middle molekuler) dapat melewati pori membrane, sedangkan partikel dengan BM
besar (large molekuler) tidak dapat melalui pori membrane tersebut.
Dializer merupakan suatu tabung yang terdiri dari 2 ruangan (2 kompartemen) yang
dipisahkan oleh selaput semi permeable. Darah mengalir di 1 sisi membrane dan dialisat pada

membrane lainya.
Di dalam dializer ini terjadi proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi.
Material membrane :
Cellulose
Subtitusi cellulose
Cellulosynthetic
Synthetic
Berbagai sifat dializer :
1. Luas permukaan dializer
2. Ukuran besar pori atau permeabilitas ketipisanya
3. Koefisien ultrafiltrasi
4. Volume dializer
5. Kebocoran darah tidak boleh terjadi
6. Dapat di re-use tanpa merubah kemampuan klirens dan ultrafiltrasinya.
7. Harga
Pada mulanya HD dilakukan dengan menggunakan membrane yang mempunyai klirens dan
ultrafiltrasi yang rendah yang memerlukan waktu sampai 6 jam untuk mendialisis pasien.
Kemajuan biomaterial dializer memungkinkan dialysis lebih pendek lagi (4 jam) dalam 3 kali
seminggu.
Preskripsi Hemodialisis
Sebelum pasien dilakukan HD, sebelumnya harus direncanakan dahulu hal-hal sebagai
berikut:
1. Lama & frekwensi dialysis
2. Tipe dializer
3. Kecepatan aliran darah
4. Dosis antikoagulan / heparin
5. Banyaknya UF & UFR
6. Vaskulerisasi yang dipakai.

hemodialisis

DEFINISI
Hemodialisis adalah prosedur tindakan untuk memisahkan darah dari zat-zat
sisa atau racun yang dilaksanakan dengan mengalirkan darah melalui membran
semipermiabel dimana zat sisa atau racun ini dialihkan dari darah ke cairan
dialisat yang kemudian dibuang, sedangkan darah kembali ke dalam tubuh. Hal
ini sesuai dengan arti dari hemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti
memindahkan. Hemodialisis merupakan metode yang paling umum digunakan
dalam pengobatan gagal ginjal stadium akhir dan permanen.
Pada proses ini digunakan membran buatan semipermeabel yang berfungsi
sebagai .ginjal buatan. Juga dipergunakan suatu mesin untuk mengalirkan
darah pasien melalui salah satu sisi permukaan dari membran semi-permeabel
sebelum dikembalikan ke sirkulasi darah tubuh pasien. Pada saat yang sama
cairan hemodialisis dipompakan ke dalam mesin dan dialirkan melalui sisi lain
dari permukaan semipermeabel, sehingga terjadi pertukaran ion antara darah
pasien dengan cairan hemodialisis. Melalui membran semipermeabel yang
mengandung lubang-lubang kecil tersebut produk-produk sisa dari darah
pasien seperti urea, kreatinin, fosfat, kalium dan lainnya termasuk kelebihan air
serta garam dari tubuh kan lewat dan masuk ke dalam cairan hemodialisis yang
mengalir dengan arah berlawanan dari aliran darah pasien. Walaupun demikian,
protein dan sel-sel darah tidak dapat menembus melalui lubang-lubang kecil
dalam membran semi-permeabel tersebut. Bakteri dan virus yang mungkin
mengkontaminasi cairan hemodialisis juga tidak dapat masuk ke dalam aliran
darah pasien melalui membran tersebut karena ukurannya lebih besar dari
lubang-lubang kecil tersebut.

TUJUAN HEMODIALISIS
Alat hemodialisis merupakan alat yang berada di luar tubuh yang dipergunakan
sebagai pengganti fungsi ginjal dan pemakaiannya biasanya dilakukan pada
pasien yang menderita gagal ginjal tahap akhir. Karena hemodialisis merupakan
terapi untuk mengganti fungsi ginjal yang rusak, maka hemodialsis memilki

tujuan yang sama dengan fungsi ginjal, seperti membersihkan produk-produk


dalam tubuh yang bersifat racun, mengeluarkan kelebihan garam, dan
mengeluarkan kelebihan air. Hemodialisis juga dapat membantu dalam
mengontrol tekanan darah dan menjaga keseimbangan ion-ion yang penting
dalam tubuh, seperti kalium, natrium, kalsium, dan bikarbonat. Terapi dengan
menggunakan hemodialisis ini tidak bertujuan untuk mengembalikan fungsi
ginjal, melainkan hanya mengganti sebagian fungsi ginjal agar dapat
meminimalisasi kerusakan organ yang lain.

INDIKASI HEMODIALISIS
Indikasi tindakan terapi dialisis, yaitu :
1. Indikasi absolut
Beberapa yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis,
ensefalopati/neuropati azotemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang
tidak responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten,
dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin > 10 mg%.

2. Indikasi elektif
Indikasi elektif, yaitu Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) antara 5 dan 8
mL/menit/1,73m, mual, anoreksia, muntah, dan astenia berat (Sukandar, 2006).

Indikasi pada gagal ginjal stadium terminal


Indikasi dilakukannya hemodialisis pada penderita gagal ginjal stadium terminal
antara lain karena telah terjadi:
Kelainan fungsi otak karena keracunan ureum (ensepalopati uremik)

Gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit misalnya: asidosis


metabolik, hiperkalemia dan hipercalsemia
Edema paru sehingga menimbulkan sesak nafas berat
Gejala-gejala keracunan ureum (uremic symptoms)

Indikasi pada gagal ginjal kronik


Pada umumnya indikasi dialisis pada Gagal Ginjal Kronik adalah bila laju filtrasi
glomerulus (GFR) kurang dari 5mL/menit (normalnya GFR mencapai 125
mL/menit) dan dianggap baru perlu di mulai bila dijumpai salah satu dari hal
tersebut di bawah:
1. Keadaan umum buruk dan gejala klinisnya nyata
2. Serum Kalium > 6 meq/L
3. Ureum darah > 200 mg/dl
4. pH darah < 7,1
5. Anuria berkepanjangan (> 5 hari)
6. Fluid overloaded (papdi jilid 1 edisi V)

Indikasi dialisis pada gagal ginjal akut


Terapi dialisis pada gagal ginjal akut memudahkan dalam pemberian cairan dan
nutrisi. Indikasi terapi dialisis ditetapkan berdasarkan berbagai pertimbangan,
bila diberikan pada saat yang tepat dan cara yang benar akan memperbaiki
morbiditas dan mortalitas. Pada gagal ginjal akut berat yang pada umumnya
dirawat di unit perawatan intensif terapi dialisis diberikan lebih agresif.
Menunda terapi dialisis pada gagal ginjal akut berat hanya akan memperburuk

gangguan fisiologis dengan konsekuensi peningkatan mortalitas. Adapun


indikasi dialisis pada gagal ginjal akut, antara lain;

Severe fluid overload

Refractory hypertension

Hiperkalemia yang tidak terkontrol

Mual, muntah, nafsu makan kurang, gastritis dengan pendarahan

Letargi, malaise, somnolence, stupor, coma, delirium, asterixis, tremor,


seizures, perikarditis (risiko pendarahan atau tamponade)

Perdarahan diathesis (epistaksis, pendarahan gastrointestinal dan lainlain)

Asidosis metabolik berat

Blood urea nitrogen (BUN) > 70 100 mg/dl

KONTRA INDIKASI HEMODIALIS


Dalam kaitan dengan kontraindikasi absolut hemodialysis, ada sangat sedikit
kontra indikasi untuk hal tersebut, dan mungkin yang yang paling sering adalah
tidak adanya akses vaskuler dan toleransi pada hemodialysis prosedur yang
buruk, selain juga terdapat ketidakstabilan hemodinamik yang parah.
Kontraindikasi Relatif Terapi Dialisis
1. Malignansi stadium lanjut (kecuali multiple myeloma)
2. Penyakit Alzheimers
3. Multi-infarct dementia
4. Sindrom Hepatorenal
5. Sirkosis hati tingkat lanjut dengan enselopati

6. Hipotensi
7. Penyakit terminal
8. Organic brain syndrome

PROSES HEMODIALISIS
I.

Pra Hemodialisis

A. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyiapkan mesin HD :


- Mesin diperiksa harus dalam keadaan siap pakai.
- Hubungkan mesin dengan aliran listrik.
- Hubungkan mesin dengan saluran air.
- Drain line ditempatkan di saluran pembuangan tidak dalam keadaan
tersumbat.
- Jerigen tempat cairan dialisat terisi sesuai jumlah yang dibutuhkan untuk satu
kali dialisa.

B. Persiapan dialisat
Dialisat adalah cairan yang digunakan pada proses HD, terdiri dari camuran air
dan elektrolit yang mempunyai konsentrasi hampir sama dengan serum normal
dan mempunyai tekanan osmotic yang sama dengan darah.
Menyiapkan / mencampur Dialisat
1. Batch Sistem : Sebelum HD dimulai, dialisat disiapkan dulu dalam suatu
tempat dengan jumlah tertentu sesuai kebutuhan. Biasanya perbandingan air
dengan Dialysate Batch Concentrate adalah 34:1.

2. Proportioning system : Adalah system penyediaan dialisat dimana dialisat


dibuat dicampur secara otomatis oleh mesin selama HD berlangsung.
C. Persiapan Air
Air untuk dialisat seharusnya tidak mengandung zat / elektrolit /
mikroorganisme dan benda asing lainnya karena itu untuk mendapatkan air
yang ideal untuk dialysis sehingga perlu dilakukan pengolahan air / water
treatment.

Pengolahan air / water treatment :


1. Saringan / filter
a. Penyaring sedimen, untuk menyaring partikel.
- Pre filter (100 U)
- Sebelum masuk ke mesin HD (5 U)
- Sebelum masuk selang dialyzer (1 U)

b. Penyaring penyerap / adsorption filter


- Arang / carbon : untuk menyerap zat-zat chlorine bebas, chloraming, bahan
organic atau pyrogen.
- Besi : untuk menyerap besi dan mangan.

2. Sistem Reverse Osmosis


Air dengan tekanan cukup tinggi dialirkan melalui alat yang mempunyai
membran semi permeable sehingga dihasilkan air yang murni bebas
(kesadahan / CaCO kurang dari 1,8 mg/L).

D. Persiapan Alat-alat dan Obat-obatan


1. Peralatan kedokteran
Tensimeter dan stetoscope
Timbangan berat badan
Tabung oksigen lengkap
Alat KG
Slym Zuiger
Tromol (duk, kassa, klem)
Bak spuit, kom kecil
Korentang dan tempatnya
Klem-klem (besar dan kecil)
Gunting
Bengkok
Gelas ukuran
Zeil / karet untuk alas tangan
Sarung tangan
Kassa
Plester / band aid
Verband

2. Alat-alat khusus

Dyalizer
Blood line
AV fistula
Dialisat pekat
Infus set
Spuit 1 cc, 3 cc, 20 cc.
Conducturty meter

3. Obat-obatan
Lidocain, novocain
Alcohol, betadin
Heparin, protamin
Sodium bikarbonat

E. Menjalankan Mesin HD
1. Periksa saluran listrik dan saluran air
2. Hubungkan slang water inlet ke kran air dan slang water outlet ke lubang
pembuangan
3. hubungkan kabel power dengan stop kontak
4. siapkan cairan dialisat dalam jerigen sebanyak yang dibutuhkan, perhatikan
cairan yang diperlukan apakah standar atau free potassium
5. Hidupkan mesin dengan posisi rinse selama 15 menit, bila mesin mengandung
formalin, maka posisi rinse lebih lama (30 menit)

6. Setelah rinse selesai, masukan slang untuk concentrate ke dalam jerigen


dialisat.
7. Lampu temperatur, lampu conductivity dan lampu concentrate di mesin akan
warna merah, tunggu lampu 2 tersebut sampai warna hijau.
8. Pindahkan tombol ke posisi dialisa bila lampu sudah berwana hijau.
9. Mesin HD siap digunakan.

F. Persiapan Sirkulasi Darah


Dalam menyiapkan dialyzer dan blood lines pada mesin HD pperlu dilakukan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Soaking yaitu melembabkan dialyzer (hubungkan dialyzer dengan sirkulasi
dialisat).
2. Rinsing yaitu membilas dialyzer dan blood lines
3. Priming yaitu dialyzer dan blood lines.

G. Persiapan pasien
1. Persiapan mental
Memberitahukan pada pasien bahwa akan dilakukan HD
Memberi penjelasan dan motivasi mengenai proses HD dan komplikasi yang
mungkin terjadi selama HD.

2. Persiapan fisik
Menimbang berat badan

Observasi keadaan umum


Observasi tanda-tanda vital
Mengatur posisi

II. PROSES PELAKSANAAN HEMODIALISA


1) Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
Untuk menghubungkan sirkulasi darah dari mesin dengan sirkulasi sistemik
dilakukan dengan :

a. Cara Sementara
Cara ini dilakukan dengan memakai kateter ataupun jarum di vena femoralis,
vena subclavian, atau vena jugularis untuk inlet dan untuk outlet dapat dipilih
salah satu vena di tangan.

b. Cara permanent
cara ini dilakukan dengan membuat shunt antara lain
c mino shunt ..
seribner shunt ..

MEKANISME KERJA HEMODIALISIS


Alat hemodialisis merupakan suatu rangkaian yang terdiri dari :
1. Selang
2. Monitor dari tekanan arteri
3. Pompa darah
4. Pompa heparin
5. Monitor tekanan masuk dialiser
6. Dialiser
7. Clamp detektor udara
8. Monitor tekanan vena
9. Penyaring udara dan detektor udara
Gambar 1 Skema rangkaian hemodialisis

Mekanisme utama pada proses hemodialisis adalah darah dipompakan dari


dalam tubuh masuk ke dalam suatu ginjal buatan yaitu dialiser yang terdiri dari
2 kompartemen yang terpisah. Darah pasien dipompa dan dialirkan ke dalam
kompartemen darah yang dibatasi oleh selaput semipermeabel buatan
(artifisial) dengan kompartemen dialisat yang kemudian akan dibersihkan pada
dializer dan selanjutnya akan dipompakan kembali ke dalam tubuh pasien.
Cairan dialisis dan darah yang terpisah akan mengalami perubahan konsentrasi
karena zat terlarut berpindah dari konsentrasi yang tinggi kearah konsentrasi
yang rendah sampai konsentrasi zat terlarut sama di kedua kompartemen atau
berdifusi. Dengan menggunakan kompeterisasi, beberapa parameter penting
dapat dimonitor seperti laju darah dan dialysat, tekanan darah, detak jantung,
daya konduksi maupun pH.

Melalui Aretriovenous Fistula, aliran darah dari tubuh pasien dialihkan ke mesin
hemodialisis yang terdiri dari selang Inlet/arterial (menuju ke mesin), dan
selang Outlet/venous (dari mesin kembali ke tubuh). Jumlah darah yang
menempati sirkulasi darah di mesin mencapai 200 mL. Darah akan dibersihkan
dari sampah-sampah hasil metabolisme secara kontinu menembus membran
dan menyebrang ke kompartemen dialisat. Di lain pihak, cairan dialisat
mengalir dengan kecepatan 500 mL/menit ke dalam kompatemen dialisat.
Selama proses hemodialisis, heparin diberikan untuk mencegah pembekuan
darah ketika berada diluar vaskular.(handbook)
Prinsip hemodialisis melibatkan difusi zat terlarut melalui suatu membran
semipermeabel yang ada pada dialyzer. Darah yang mengandung hasil sisa
metabolime dengan konsentrasi tinggi dilewatkan pada membran
semipermeabel pada dialyzer, dimana dalam waktu yang bersamaan juga
dialirkan dialysate dengan arah yang berlawanan (counter current) ke dalam
dialyzer. Membran semi permeabel yang biasa digunakan dalam dialyser yaitu
membran selulosa, membran selulosa yang diperkaya, membran selulosa
sintetik dan membran sintetik. Besar pori-pori pada selaput semipermeabel
akan menentukan besar molekul zat terlarut yang berpindah. Perpindahan zat
terlarut pada awalnya berlangsung cepat tetapi kemudian melambat sampai
konsentrasinya sama di kedua kompartemen.
Gambar 2 Aliran counter current antara darah dan dialysate pada dialyzer

Perbedaan konsentrasi zat terlarut dalam darah akan dijadikan sebagai Driving
Force untuk mendorong zat terlarut masuk ke dalam dialysate melewati
membran semipermeabel. Molekul dengan berat molekul lebih besar akan
berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan molekul dengan berat molekul
yang lebih rendah. Kecepatan perpindahan zat terlarut akan semakin tinggi
apabil perbedaan konsentrasi di kedua kompartemen semakin besar,
peningkatan tekanan hidrostatik di kompartemen darah sehingga lebih tinggi

dari kompartemen dialisat, peningkatan tekanan osmotik di kompartemen


dialisat sehingga lebih tinggi dari kompartemen darah.
Gambar 2 proses difusi partikel zat terlarut dari darah ke dialyzer melalui
membran semipermeable

Pada proses dialisis, air juga dapat berpindah dari kompartemen darah ke
kompartemen cairan dialisat dengan cara menurunkan tekanan hidrostatik
pada kompartemen cairan dialisat. Perpindahan cairan ini disebut ultrafiltrasi.

You might also like