Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK DIHIBRID
1. AGUSTINA ADHI SURYANI
4401412055
2. AMALIA TRISTIANA
4401412063
3. DINULLAH ALHAQ
4401412126
A. Tujuan
1) Mengetahui variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat genetik
2) Mengetahui penyebaran sifat-sifat dan melihat persamaan sifat terbanyak dalam
populasi kelas
B. Dasar Teori
Pada manusia, setiap sel somatik memiliki 46 kromosom. Dengan mikroskop
cahaya, kromosom- kromosom yang terkondenasi dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya, terlihat dari penampilannya. Masing-masing kromosom memiliki suatu garis pola
pita/ garis tertentu ketika diberi zat tertentu. Jika kedua kromosom dari satiap pasangan
membawa gen yang mengendalikan karakter warisan yang sama. Sebagai contoh, jika
suatu gen untuk warna mata ditempatkan pada suatu lokus pada kromosom tertentu,
maka homolog dari kromosom tersebut juga akan memiliki gen yang menentukan warna
mata pada lokus yang setara.
Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari
asal-usul seksual kita. Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan kromosom
dari masing-masing orang tua. Dengan demikian ke-46 kromosom dalam sel somatik
sebenarnya adalah dua set yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom, satu set
maternal dan satu set paternal (Cambell, 2003).
Berdasarkan perbedaan sifatsifat fisiknya, secara antropologis manusia
digolongkan dalam berbagai suku dan ras. Penggolongan ini didasarkan atas perbedaan
parameter morfologis yang antara lain terdiri dari warna kulit, warna dan tekstur rambut,
tinggi badan, bentuk raut muka, bentuk hidung, dan sebagainya, yang membedakan
suku-suku tertentu dengan suku lainnya. Dalam pendekatan secara genomik,
perbedaan-perbedaan morfologis tersebut ternyata disebabkan oleh adanya beberapa
gen yang bertanggung jawab terhadap perbedaan fenotipe dari masing-masing etnik
tersebut (Owen, S and King,M.C. 1999). Perbedaan warna kulit misalnya, disebabkan
oleh perbedaan atau diferensiasi ekspresi dari gen multiallelic melanocortin stimulating
hormone receptor-1 (MCIR) yang dipengaruhi oleh adaptasinya terhadap paparan sinar
matahari (Palmer,J.S, et al., 2000).
Munculnya beberapa jenis allele dan haplotip tersebut disebabkan karena
terjadinya beberapa mutasi yang terjadi pada sel reproduksi dari masing-masing individu
(Brown, T.A., 1999). Perbedaan allele dan polimorfisme dalam individu disebabkan oleh
terjadinya perubahan susunan basa-basa DNA seperti perubahan salah satu basa DNA,
delesi ataupun rearrangement DNA dalam salah satu lokus kromosomnya. Ekspresi dari
allele tertentu tergantung dari struktur dan sekuen regulatornya sehingga kadang kala
epksresinya sangat tinggi sedangkan yang lainnya mungkin mengalami represi.
Berdasarkan asumsi bahwa sedemikian besarnya variasi ekspresi dan variasi yang
terdapat dalam genom setiap individu maka bisa diperkirakan betapa besarnya
diversitas allele yang terjadi dalam populasi manusia.
Terdapat 4 mekanisme perubahan yang terjadi selama evolusi pada manusia yang
membentuk tingkat dan pola variasi tersebut. Factor tersebut antara lain adalah
terjadinya sampling secara acak, terjadi mutasi, pertukaran anggota populasi dan
adanya seleksi alam. (Jeffrey, 2003).
Genom manusia terdiri dari sekitar 3 x 109 pasangan basa DNA, dan tingkat
variasi genetik manusia adalah sedemikian rupa sehingga tidak ada dua manusia,
menyimpan kembar identik, pernah telah atau akan identik secara genetik. Antara dua
manusia, jumlah genetik variasi-biokimia individualitas sekitar 0,1 persen. Ini berarti
bahwa sekitar satu pasangan basa dari setiap 1.000 akan berbeda antara dua individu.
Setiap dua (diploid) orang memiliki sekitar 6 x 106 pasangan basa yang berbeda, alasan
penting untuk pengembangan prosedur otomatis untuk menganalisis variasi genetik.
Polimorfisme yang paling umum (atau perbedaan genetik) dalam genom manusia
adalah perbedaan pasangan basa tunggal. Para ilmuwan menyebut perbedaan ini SNP,
untuk polimorfisme nukleotida tunggal. Ketika dua genom haploid yang berbeda
dibandingkan, SNP terjadi, rata-rata, setiap 1.000 basa. Jenis lain dari polimorfismemisalnya, perbedaan jumlah copy, insert, delesi, duplikasi, dan penyusunan ulang-juga
terjadi, tetapi lebih jarang.
C. Permasalahan
1) Mengapa dalam satu kelas atau kelompok terdapat beberapa orang yang memiliki
indeks genetika yang sama? Apa artinya?
2) Apakah ada hubungan kekerabatan pada mahasiswa yang mempunyai indeks
genetika sama?
3) Nomor indeks berapakah yang terbanyak pada mahasiswa putra? Berapa yang
terbanyak pada mahasiswa putri? Apa arti dari hasil tersebut?
4) Menentukan frekuensi dari indeks genetika kelas, setelah sebelumnya setiap
mahasiswa mengetahui indeks genetikanya masing-masing.
D. Alat dan Bahan
sifat-sifat yang dapat diamati pada diri
alat tulis
jangka
cakram genetika
E. Cara Kerja
Melakukan pencandraan
Melakukan pencandraan
Menulis
Melakukan pencandraan
Melakukan pencandraan
Menulis
siat yang tampak pada
siat yang tampak pada
hasil
siat yang tampak pada
siat yang tampak pada
hasil
setiap anggota
setiap anggota
pencandraa
setiap anggota
setiap anggota
pencandraa
kelompok, minimal 6
kelompok, minimal 6
n pada
kelompok, minimal 6
kelompok, minimal 6
n pada
sifat
sifat
tabel.
sifat
sifat
tabel.
Membuat cakram genetika
Menentukan kemungkinan
Menempatk
Membuat cakram genetika
Menentukan kemungkinan
Menempatk
berdasarkan hasil.
genotip dari sifat-sifat
an ciri
berdasarkan hasil.
genotip dari sifat-sifat
an ciri
Memberi warna yang
yang diamati dengan
seseorang
Memberi warna yang
yang diamati dengan
seseorang
berbeda
untuk
tiap
sifat.
mengingat
sifat dominan
pada
berbeda untuk tiap sifat.
mengingat sifat dominan
pada
dan fenotip.
cakram
dan fenotip.
cakram
genetika dimulai dari
Penempatan
genetika dimulai
Penempatan
dari
Menentukan
lingkaran terdalam
lingkaran terdalam
indeks untuk
menuju ke luar sesuai
menuju ke luar sesuai
setiap anggota
daerahnya
daerahnya
kelompok.
Sifat dominan / resesif dari berbagai karakter pada manusia:
No
Karakter yang diamati
Keterangan
1
Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan
2
Daun telinga
Daun telinga bebas dominan terhadap yang
melekat
3
Lesung pipi
Berlesung pipi dominan terhadap yang tidak
berlesung pipi
4
Bentuk rambut
Keriting dominan terhadap yang lurus
5
Warna kulit
Kulit gelap dominan terhadap yang terang
6
Lidah
Dapat menggulung dominan terhadap yang tidak
menggulung
7
Bulu Mata
Panjang dominan terhadap pendek
8
Telapak kaki
Leper dominan terhadap yang lekung
9
F.
Golongan darah
Hasil Pengamatan
Keterangan
XX
: perempuan
XY
: laki-laki
L: lesung pipi
ll
: tidak lesung pipi
R: keriting
rr
: lurus
K: kulit gelap
kk
: kulit terang
G: lidah menggulung
gg
: lidah tidak menggulung
M: telapak kaki leper
mm
: telapak kaki lengkung
Tabel 1. Hasil Pencandraan Kelompok Dihibrid
NO
1
2
3
4
5
6
Agustina
XX
ll
rr
gg
mm
O
98
Amalia
XX
ll
Rgg
mm
A
72
Dinullah
XY
ll
rr
GMA
121
Nama Mahasiswa
Elin Rahmawati
Rika Dewi
Adieba Warda
Fina Lutfiya
Naily Irfana
Narinda Intany
Elita Anggraini
Alifa Luluk
Erna Muktisari
Agustina
Amalia Tristiana
Dinullah Alhaq
Laila Septiana
Eka Novita
Jamilatuz Zahroh
Indeks Genetika
8
26
42
108
30
38
82
50
56
98
72
121
44
114
118
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Elok Prayogi
Idaliani
Khuswatun
Desi Ayu
Mentari
Yesi Febri
Ardi Rijal
Kumala
Prima Ardiani
Hilda Afiani
38
46
50
20
114
38
81
62
76
126
Sifat yang
Diamati
Nama Mahasiswa
Fina Lutfiya
Naily Irfana
Narinda Intany
Jenis kelamin
Perempuan
XX
Perempuan
XX
Perempuan XX
Bentuk rambut
Lurus(kk)
Ikal (K-)
Ikal (K-)
Bulu mata
Pendek (ll)
Panjang (L-)
Pendek (ll)
Tinggi badan
Pendek (tt)
Panjang
(TT)
Pendek (tt)
Warna kulit
Gelap (G-)
Gelap (G-)
Cerah (gg)
Golongan darah
AB
Sifat yang
Diamati
Nama Mahasiswa
Jamilatuz Z.
Laila S. S.
Eka Novita S.
Jenis kelamin
Perempuan XX
Perempuan XX
Perempuan XX
Bentuk rambut
Lurus (rr)
Keriting (R-)
Lurus (rr)
Warna kulit
Terang (kk)
Terang (kk)
Terang (kk)
Menggulung (P-)
Tidak menggulung
(pp)
Menggulung (P-)
Pendek (tt)
Tinggi (T-)
Pendek (tt)
Mancung (M-)
Pesek (mm)
Pesek (mm)
AB
Lidah
Tinggi badan
Hidung
Golongan darah
Sifat yang
Diamati
Nama Mahasiswa
Ardi K.
Kumala H.
Prima A.
Hilda A.
Jenis kelamin
Laki-laki
XY
Perempuan
XX
Perempuan
XX
Perempuan
XX
Bentuk rambut
Lurus
bergelombang
Lurus
Lurus
Bulu mata
Panjang
Pendek
Panjang
Pendek
Lidah
Bisa
Bisa
Tidak bisa
Bisa
Hidung
Mancung
Pesek
Pesek
Pesek
Golongan darah
AB
No.
Nama Mahasiswa
Mentari S.
Desi Ayu P.
Yesi F.
Jenis kelamin
Perempuan XX
Perempuan XX
Perempuan XX
Bentuk rambut
Lurus
Keriting
Keriting
Bulu mata
Pendek
Panjang
Pendek
Golongan darah
AB
Lidah menggulung
Tidak
Tidak
Tidak
Telapak kaki
Leper
Leper
Cekung
No.
Sifat yang
Diamati
Nama Mahasiswa
Khuswatun K.
Idaliani P.
Elok P.
Jenis kelamin
Perempuan XX
Perempuan XX
Perempuan XX
Daun telinga
Bebas (K-)
Bebas (K-)
Bebas (K-)
Lesung pipi
Warna kulit
Gelap (T-)
Terang (tt)
Terang (tt)
Bentuk rambut
Lurus (gg)
Bergelombang
(G-)
Bergelombang
(G-)
Golongan darah
No.
Sifat yang
Diamati
Nama Mahasiswa
Adieba W.
Elin R.
Rika D.P
Jenis kelamin
Perempuan XX
Perempuan XX
Perempuan XX
Daun telinga
EE
EE
EE
Warna kulit
dd
DD
DD
Bentuk rambut
cc
cc
CC
Lidah
TT
tt
TT
Golongan darah
No.
Nama Mahasiswa
Elita A.
Alifa L.
Erna M.
Perempuan XX
Perempuan XX
Perempuan XX
ll
L-
L-
Jenis kelamin
Lidah menggulung
Bulu mata
M-
mm
Mm
Bentuk rambut
K-
K-
K-
Telapak kaki
gg
gg
Gg
Golongan darah
G. Pembahasan
Topik dari praktikum ini adalah variasi sifat pada manusia yang bertujuan untuk
mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotip.
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat
yang nyata yang dimiliki oleh organisme. Ciri ini tampak oleh mata, seperti jenis kelamin,
warna kulit, daun telinga, bentuk rambut, bentuk telapak kaki, bulu mata, dan golongan
darah.
Variasi genetik manusia merupakan keanekaragaman gen yang menunjukan
jumlah total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap manusia
memiliki gen-gen dan fenotip yang berbeda-beda. Tidak ada dua orang manusia yang
secara genetik sama meskipun mereka kembar identik. Pernyataan tersebut sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa genom manusia terdiri dari sekitar 3 x 109
pasangan basa DNA, dan tingkat variasi genetik manusia adalah sedemikian rupa
sehingga tidak ada dua manusia, menyimpan kembar identik, pernah telah atau akan
identik secara genetik. Perbedaan gen tersebut terjadi pada tingkat spesies. Perbedaan
gen pada tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi fenotip pada setiap individu.
Dengan bantuan cakram genetika kita dapat melihat adanya keanekaragaman gen
manusia melalui tampilan fenotipnya. Dalam praktikum kali ini, variasi fenotip yang akan
diamati dari 25 orang praktikan meliputi:
a) Jenis Kelamin
b) Daun telinga (cuping) yang bebas dan melekat
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Lesung pipi
Bentuk rambut yang keriting dan lurus
Warna kulit yang gelap dan terang
Lidah yang dapat menggulung dan yang tidak
Bulu mata yang panjang dan pendek
Telapak kaki yang leper dan melengkung
Golongan darah : A, B, AB, dan O.
I.
Variasi sifat pada manusia dapat dicandra berdasarkan fenotipnya, antara lain
jenis kelamin, lesung pipi, daun telinga, bentuk rambut, golongan darah, dll.
Persamaan sifat terbanyak dalam populasi kelas antara lain pada bentuk
rambut yang mayoritas bersifat lurus.
Dari hasil pengamatan kelompok kami, diperoleh variasi sifat tiap individu
yaitu
Agustina (perempuan) mempunyai sifat tidak berlesung pipi, berambut lurus,
lidah tidak dapat menggulung, telapak kaki melengkung, dan golongan darah O.
Amalia (perempuan) mempunyai sifat tidak berlesung pipi, berambut keriting,
lidah tidak dapat menggulung, telapak kaki melengkung, dan golongan darah A.
Dinullah (laki-laki) mempunyai sifat tidak berlesung pipi, berambut lurus, lidah
dapat menggulung, telapak kaki leper, dan golongan darah A.
Daftar Pustaka
Brown, T.A. (1999) Molecular Phylogenetics in Genomes. John Wiley & Sons,
Singapore, pp 408
Long, Jeffrey. 2003. Human Genetic Variation: The Mechanisms and Results Of
Microevolution. University of Michigan Medical School : Ann Arbor, MI 48109
Palmer,J.S. Duffy, D.L. Box,N.F. Aitken, J.F, OGorman,L.E. Green, AC Hayward, N.K.
Martin, N.G. andSturm, R.A. (2000). Melanocortin-1 Receptor Polymorphisms and
Riskof Melanoma: Is the Association Explained Solely by Pigmentation
Phenotype? Am. J. Hum. Genet.,66:176-186
Owen, S and King, M.C. (1999). Genomic Views of Human History. Science286, 451453
Campbell, et all. 2003. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
http://science.education.nih.gov/supplements/nih1/genetic/guide/genetic_variation3.htm
diunduh pada hari kamis, 2 oktober 2014