Professional Documents
Culture Documents
Seorang anak laki laki MT usia 38 bulan tercebur ke panci berisi kolak panas, anak
ini berteriak teriak menangis kesakitan, kemudia anak MT dibawa ke Rumah Sakit BHD,
hasil pemeriksaan didapatkan luka bakar meliputi punggung, perut dibawah epigastrium,
pantat dan 1/.3 dari paha kanan dan kiri. Luka di punggung dan bokong melepuh, saat ini
pasien sudah dilakukan tindakan debridement di ruang operasi, BB anak sebelumnya 11,6 kg,
TB 92 cm. Saat ini pasien diberi parenteral RL : 2 labu/24 jam.
Albumin serum
= 3,1 gr/dl
Protein total
= 6,8 gr/dl
Globulin
= 3,6 gr/dl
Hb
= 12,5 gr/dl
Hematokrit
= 53%
Eritrosit
= 4,9 x 107/mm3
Leukosit
= 12,6 x 103/mm3
Natrium
= 134 mEq/L
Kalium
= 4,1 mEq/L
Phosfor
= 3,8 mg/dl
BUN
= 32 mg/dl
Serum Kreatinin
= 1,3 mg/dl
Dx kerja dokter
: combustion derajat II
Susun rencana terapi nutrisi Format NCP
BAB I
GAMBARAN UMUM PASIEN
: MT
: Laki-laki
: 38 bulan
:
:
:
:
1 | Page
Diagnosa
: Combustion derajat II
Hasil Laboratorium
Kategori
Albumin Serum
Protein Total
Globulin
Hb
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Natrium
Kalium
Phospor
BUN
Serum Kreatinin
3,1 gr/dl
6,8 gr/dl
3,6 gr/dl
12,5 gr/dl
53%
4,9 x 107/mm3
12,6 x 103/mm3
134 mEq/L
4,1 mEq/L
3,8 mg/dl
32 mg/dl
1,3 mg/dl
4 5,8 gr/dl
6 8 gr/dl
0,7 1,3 gr/dl
12 14 mg/dl
33 38%
4,6 6,2 x 107/mm3
9000 12.000/mm3
135 145 mEq/L
3,6 5,8 mEq/L
3,6 5,6 mg/dl
5 20 mg/dl
0,3 0,6 mg/dl
Rendah
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi
Rendah
Normal
Normal
Tinggi
Tinggi
Data Antropometri
Hasil Antropometri
Umur
38 bulan
11,6 kg
92 cm
14,4 kg
Hasil
Zscore BB/U
-2.02 (kurus)
Zscore TB/U
-1.54 (normal)
Zscore BB/TB
-1.8 (normal)
3 | Page
BAB II
INTERVENSI GIZI
=
=
=
= 0,544 m2
4 | Page
= 3 gr / kg BBa + (1 gr x % LLB)
= 3 gr x 11,6 jg + (1 gr x 36,34)
= 34,8 gr + 36,34
= 71,14 gr
% Protein =
= 20,12%
Lemak
o SFA
= x 54,99 gr = 10,998 gr
o MUFA/PUFA
= x 54,99 gr = 43,992 gr
Cairan
= 1,5 cc / kalori
= 1,5 cc x 1414,12 kkal
= 2121,18 cc
a. Vitamin C =
x 40 mg
= 44,31 mg
5 | Page
b. Vitamin A =
x 400 g
= 443,01 g
c. Zn
x 0,4 mg
= 0,44 mg
d. Fe
x 8 mg
= 8,86 mg
e. Vitamin D =
x 15 g
= 16,61 g
f. Fosfor
x 500 mg
= 553,85 mg
g. Arginin
h. Glutamin
= 7,07 gr
= 5,8 gr
%
20
10
15
10
15
10
10
10
100
Energi (kal)
282,824
141,412
212,118
141,412
212,118
141,412
141,412
141,412
1414,12
Protein (gr)
14,228
7,114
10,671
7,114
10,671
7,114
7,114
7,114
71,14
Lemak (gr)
10,998
5,599
8,2485
5,599
8,2485
5,599
5,599
5,599
54,99
Karbohidrat (gr)
31,732
15,866
23,799
15,866
23,799
15,866
15,866
15,866
158,66
Pemberian
Nasi goreng hongkong
Lumpia goreng jamur
Nasi + Gurame bakar daun jeruk + Tim
Tahu wortel + Lodeh Manisa
Omelet Makaroni dan Sayur
Nasi + Udang Goreng Tepung + Tempe
Bacem + Bobor Bayam
Puding Buah
Fettucini Bayam Carbonara
Puding Coklat Biskuit
6 | Page
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi
(Moenandjat, 2001)
Kerusakan pada kulit akibat luka bakar sering kali digambarkan pada
kedalaman cedera dan didefinisikan dalam istilah cedera ketebalan parsial (yang
mengenai lapisan epidermis atau lapisan dedermis) dan cedera ketebalan penuh
(mengenai lapisan epidermia, dedermis dan lapisan lemak) (Hudak & Gallo, 1994)
7 | Page
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik dan bahan kimia & radiasi. Juga oleh sebab kontak
dengan suhu rendah (ferostbife). Luka bakar ini dapat mengakibatkan kematian atau
akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetik (Mansjoer, 2000).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi yang mengakibatkan kerusakan
atau kehilangan jaringan yang mengenai lapisan epidermis, dedermis, dan lemak.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari luka bakar tersebut:
1.
Thermal
Merupakan penyebab yang paling sering memindahkan kekuatan dari
sumber panas kepada tubuh (lidah api, permikaan yang panas, logam yang
2.
3.
Listrik
Disebabkan oleh percikan atau busur atau oleh arus listrik yang
4.
5.
C. PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka
bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, luka bakar radiasi, dan luka
bakar kimia.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang
8 | Page
ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang mengandung banyak elektrolit. Hal
itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat
luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan,
masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran
cairan dari keropen luka bakar derajat III.
Bila luas luka bakar kurang dari 20% biasanya mekanisme tubuh masih bisa
mengatasinya tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala
yang khas seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, dan produksi urin berkurang. Pembekakan terjadi pelan pelan,
maksimal terjadi setelah 8 jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila terluka di wajah, dapat terjadi
kerusaka mukosa jalan nafas karena gas, asap atau uap panas yang terhisap. Oedem
larig yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan nafas dengan gejala
sesak nafas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak berwarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. Karbon
monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuran sehingga hemoglobin tak
mampu lagi mengikat okesigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung,
pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat bisa terjadi koma. Bila lebih
dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal.
Setelah 12 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi
mobilisasi serta penyerapan kembali cairan oedem ke pembuluh darah. Ini ditandai
dengan meningkatnya diuresis.
Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang merupakan
medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi
9 | Page
ini sulit diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang
mengalami thrombosis. Padahal, pembuluh ini membawa sistem pertahan tubuh atau
antibiotic. Kuman penyebab infeksi pada luka bakar, selain berasal dari kulit penderita
sendiri, juga dari kontaminasi kuman saluran nafas atas dan kontaminasi kuman di
lingkungan rumah sakit. Infeksi nosocomial ini biasanya sangat berbahaya karena
kumannya banyak yang sudah resisten terhadap berbagai antibiotik
D. MANIFESTASI KLINIS
1.
2.
Distress Pernafasan
Ditandai dengan serak, ngiler, dan ketidakmampuan menangani sekresi
3.
Cedera Pulmonal
Ditandai dengan pernafasan cepat atau sulit, krakles, stridor, dan batuk pendek
4.
Gangguan Hematologik
Tanda yang ditemukan adalah kenaikan hematocrit, penurun SDP, leukosit
meningkat dan penurunan trombosit
5.
Gangguan elektrolit
Tanda yang ditemukan adalah penurunan kalium, kenaikan natrium dan
klorida, serta kenaikan BUN
6.
Gangguan ginjal
Tanda yang ditemukan adalah peningkatan keluaran urin dan mioglobinuria
7.
Gangguan metabolic
Tanda yang ditemukan adalah hipermetabolisme dan kehilangan berat badan.
10 | P a g e
2.
Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri berat daripada luka
bakar derajat I
Luka sangat sensitif dan akan menjadi lebih pucat bila terkena
tekanan
Permukaan luka bercak merah muda dan putih karena variasi dari
vaskularisasi pembuluh darah (bagian yang putih punya hanya
sedikit pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai
beberapa aliran darah
3.
4.
12 | P a g e
Luka bakar dengan LPTT (Luas Permukaan Total Tubuh) < 15% pada
orang dewasa usia < 40 tahun
Luka bakar dengan LPTT < 10% pada orang dewasa > 40 tahun
Luka bakar dengan LPTT 10% pada anak anak usia < 10 tahun
dengan luka bakar ketebalan
LPTT < 2% dan tidak ada resiko kosmetik atau fungsi pada wajah,
mata, telinga, tangan atau kaki atau perineum
2.
Luka bakar dengan LPTT < 15% - 25% pada orang dewasa usia < 40
tahun
Luka bakar dengan LPTT < 10% - 20% pada anak anak usia < 10
tahun
Luka bakar dengan LPTT 10% - 20% pada anak anak usia < 10 tahun
dengan luka bakar ketebalan tubuh
LPTT 10 % dan tidak ada resiko kosmetik atau fungsi pada wajah,
mata, telinga, tangan atau kaki atau perineum.
3.
Luka bakar dengan LPTT < 25% pada orang dewasa usia < 40 tahun
Luka bakar dengan LPTT < 20% pada orang dewasa usia > 40 tahun
13 | P a g e
Luka bakar dengan LPTT < 20% pada anak anak usia < 10 tahun
dnegan luka bakar ketebalan penuh
LPTT 20% dan tidak ada resiko kosmetik atau fungsi pada wajah,
mata, tangan, telinga, atau kaki dan perineum.
F. KOMPLIKASI
1.
Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut atau
kematian
2.
3.
Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat terjadi
kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium serta sindrom
distress pernafasan pada orang dewasa.
4.
5.
Syok luka bakar seraca irreversible merusak ginjal sehingga timbul gagal
ginjal dalam 1 atau 2 minggu pertama setelah luka bakar. Dapat terjadi gagal
ginjal akibat hipoksia ginjal atau rabdomiolosis (obstruksi myoglobin pada
tubulus ginjal akibat nekrosis otot yang luas)
6.
Penurunan aliran darah ke saluran cerna dapat menyebabka hipoksia sel sel
penghasil mucus sehingga terjadi ulkus peptikum
7.
8.
Pada luka bakar yang luas akan menyebabkan kecacaan, trauma psikologis
dapat menybabkan depresi, perpecahan keluarga, dan keinginan untuk bunuh
14 | P a g e
diri. Gejala gejala psikologis dapat timbul setiap saat setelah luka bakar.
Gejala gejala dapat datang dan pergi berulang ulang kapan saja seumur
hidup.
9.
Beban biaya pada keluarga pasien pengidap luka bakar yang luas sangatlah
besar. Apabila pasiennya orang dewasa, yang hilang tidak saja penghasilan
tetapi perawatan pasien tersebut juga harus terus menerus dan mahal.
BAB IV
RENCANA KERJA
NO.
JUMLAH
1.
Baskom besar
2.
Baskom kecil
3.
Piring plastik
4.
Dandang
5.
Panci
6.
Panci susu
7.
Wajan
8.
Sutil
9.
Serok
10.
Telenan
11.
Pisau
15 | P a g e
12.
Gelas ukur
13.
Spatula
14.
Blender
15.
Saringan
NO.
JUMLAH
1.
Nampan
3.
Mangkuk sup
4.
Dinner Plate
5.
BnB plate
6.
Dessert plate
7.
Gelas Cocktail
8.
Garpu
9.
Sendok teh
10.
Sendok makan
Waktu
Dessy
06.45 07.15
alat
hidang
Dhenok
yang
dipraktekkan
Membuat udang goreng tepung dengan
Aduk
matang.
merata,
diamkan
20
menit.
07.15 07.40
07.40 08.00
Membuat
pudding
buah
dengan Membersihkan tempat masak dan alat
memasukkan agar-agar dan gula ke
masak yang telah digunakan
dalam panci susu. Tambahkan air
secukupnya. Masak agar agar dengan
api kecil. Setelah masak, matikan api,
biarkan uap panasnya hilang. Masukkan
buah buahan ke dalam cetakan
pudding. Masukkan agar agar ke dalam
cetakan. Tunggu hingga mengeras.
Sajikan dingin
17 | P a g e
08.00 08.10
EVALUASI
EVALUASI
08.10 - selesai
Beras
Daging sapi
Tahu
Buncis
Wortel
Daun bawang
Kentang
Tepung maizena
Mentega
Garam
Peterseli
Papaya
Jeruk nipis
Susu kental manis
Susu cair/sapi
Gula pasir
BERAT BERSIH
gr
URT
50
20
25
20
20
10
100
10
10
150
10
5
100
20
TOTAL
BERAT KOTOR
gr
URT
1 sdm
sdt
1 sdt
HARGA
SATUAN
Rp 9.000/kg
Rp 90.000/kg
Rp 1.000/bj
Rp 8.000/kg
Rp 1.000/bj
Rp 500/bks
Rp 10.000/kg
Rp 15.000/kg
Rp 2.500/sct
Rp 500/bks
Rp 5.000/bks
Rp 2.000/bj
Rp 1.000/bj
Rp 1.000/sct
Rp 12.000/l
Rp12.000/kg
HARGA
Rp 1.000
Rp 2.000
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 500
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 1.500
Rp 500
Rp 2.000
Rp 4.000
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 1.500
Rp 1.200
Rp 21.200,-
18 | P a g e
4.4 RESEP
Resep I
Nasi
(1 porsi)
Bahan :
1. Beras
2. Air
25 gr
100 cc
Cara membuat :
1. Cuci beras hingga bersih
2. Kemudian masak beras dan air dalam panci
3. Masak sambil terus diaduk sampai airnya habis
4. Siapkan dandang, isi air kira-kira di bawah saringan yang ada di tengah
dandang itu, setelah air mendidih, masukkan beras yg sudah setengah matang
lagi, dan masak sampai benar-benar matang.
19 | P a g e
Resep II
Udang Goreng Tepung
(1 porsi)
Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Udang
Tepung Terigu
Minyak
Bawang putih
Air jeruk
Garam
25 gr
sdm
sdm
1 siung
10 cc
sck
Cara Membuat:
1. Bersihkan udang dari kepala dan kulitnya, lalu kerat di bagian tengahnya.
2. Campurkan udang, bawang putih, air jeruk, dan garam. Aduk merata,
diamkan 20 menit.
3. Campurkan semua bahan tepung hingga tercampur rata dan licin.
4. Panaskan minyak, celpukan udang ke dalam adonan tepung, lalu goreng
hingga berwarna kekuningan dan benar-benar matang, angkat.
20 | P a g e
Resep III
Tempe Bacem
(1 porsi)
Bahan:
1. Tempe
25 gr
2. Daun salam.
1 lbr
3. Asam jawa.
1 sdt
4. Air kelapa
100 cc
Bumbu (haluskan):
1. Bawang putih
2 siung
2. Bawang merah
4 bh
3. Lengkuas, memarkan.
1 rj
4. Ketumbar
1 sdm
5. Gula merah
10 gr
6. Garam
sck
Cara Membuat:
1. Haluskan semua bumbu. Masukkan ke dalam panci, air kelapa, lengkuas,
daun salam, asam jawa dan bumbu halus. Aduk sampai semua bahan
tercampur.
2. Masukkan Tempe. Tutup pancinya.
3. Rebus sampai air kelapa habis sehingga bumbu meresap
4. Kemudian goreng sampai berwarna kecoklatan.
5. Tempe bacem siap disajikan
21 | P a g e
Resep IV
Bobor Bayam
(1 porsi)
Bahan-bahan/bumbu-bumbu:
1.
Bayam, siangi
2.
Santan
3.
Daun salam
4.
Lengkuas, memarkan
Bumbu Halus:
1.
Bawang merah
2.
Bawang putih
3.
Ketumbar
4.
Kencur
5.
Gula pasir
6.
Garam
10 gr
50 cc
1 lbr
1 rj
2 bh
1 siung
sdt
1 rj
sdt
sdt
Cara membuat:
1. Rebus santan, bumbu halus, daun salam, dan lengkuas sampai harum
dan mendidih.
2. Masukkan bayam. Masak sambil sesekali diaduk hingga matang dan
meresap. Angkat.
3. Sajikan sayur bobor bayam.
Resep V
Puding Buah
(1 porsi)
Bahan :
1.
10 gr
2.
5 gr
3.
5gr
4.
Gula
10 gr
5.
Agar agar
Cara Membuat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sajikan dingin
BAB V
HASIL EVALUASI PRAKTEK
Menu
Nasi
Zat Gizi
Energi : 72,2 kal
Hasil Evaluasi
Perbaikan
Protein : 1,3 gr
Lemak : 0,1 gr
2.
Ikan
KH : 15,9 gr
Energi : 63,5 kal
Masak
Protein : 9,1 gr
kesalahan
Kuning
Lemak : 2,8 gr
yang
23 | P a g e
KH : 0 gr
bahan makanan.
3.
Sup
Kembang
Protein : 5,9 gr
kesalahan
Tahu
Lemak : 6 gr
KH : 2,5 gr
sup untuk anak dalam masa santan atau lemak yang tinggi untuk
pertumbuhan
yang
anak
sayur
yang
yang
menggunakan
dalam
pertumbuhan
4.
Sayur
gulung
Protein : 4,6 gr
Lemak : 5,5 gr
5.
Puding
KH : 4,8 gr
Energi : 40,5 kal
buah
Protein : 0 gr
Lemak : 0 gr
KH : 11,8 gr
24 | P a g e
masa
BAB VI
PEMBAHASAN
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenandjat,
2001)
Pada kasus luka bakar ini, kami mendapatkan kasus : Seorang anak laki laki MT
usia 38 bulan tercebur ke panci berisi kolak panas, anak ini berteriak teriak menangis
kesakitan, kemudia anak MT dibawa ke Rumah Sakit BHD, hasil pemeriksaan didapatkan
luka bakar meliputi punggung, perut dibawah epigastrium, pantat dan 1/.3 dari paha kanan
dan kiri. Luka di punggung dan bokong melepuh, saat ini pasien sudah dilakukan tindakan
debridement di ruang operasi, BB anak sebelumnya 11,6 kg, TB 92 cm. Saat ini pasien diberi
parenteral RL : 2 labu/24 jam. Hasil pemeriksaan lab: Albumin serum = 3,1 gr/dl, Protein
total = 6,8 gr/dl, Globulin = 3,6 gr/dl, Hb = 12,5 gr/dl, Hematokrit = 53%, Eritrosit = 4,9 x
107/mm3, Leukosit = 12,6 x 103/mm3, Natrium = 134 mEq/L, Kalium = 4,1 mEq/L, Phosfor =
25 | P a g e
3,8 mg/dl, BUN = 32 mg/dl, Serum Kreatinin = 1,3 mg/dl. Diagnosa kerja dokter :
combustion derajat II.
Dari kasus tersebut dapat diketahui PES sebagai berikut : masalah yang pertama
adalah asupan energi dari parenteral tidak adekuat disebabkan oleh luka bakar yang dialami
yaitu luka bakar derajat II dengan tanda tidak ada asupan energi pada nutrisi parenteral RL,
Kedua adalah peningkatan kebutuhan natrium dan kalium disebabkan oleh luka bakar yang
dialami yaitu luka bakar derajat II ditandai dengan hasil lab menunjukkan kadar Na sebesar
134 mEq/L yang berarti lebih rendah dari kadar normal, begitu juga dengan hasil lab yang
menunjukkan kadar kalium sebesar 4,1 mEq/L yang berarti lebih rendah dari kadar normal
kalium. Masalah ketiga yaitu pasien memiliki berat badan yang kurang ditandai dengan
zscore BB/U pasien yaitu -2,02 yang berarti pasien memiliki berat badan kurus. Masalah
yang keempat adalah peningkatan kebutuhan energi, protein , cairan, mineral zinc dan
vitamin C disebabkan karena luka bakar yang diderita yaitu luka bakar derajat II ditandai
dengan luas luka bakar yaitu sebesar 36,34%, hasil lab dari albumin serum yang rendah,
globulin rendah, hematocrit tinggi, leukosit tinggi yang menandakan ada infeksi, kadar BUN
tinggi, serum kreatinin rendah. Perubahan nilai lab yang terkait gizi yaitu energi, protein,
cairan, mineral dan vitamin juga merupakan masalah dalam kasus ini disebabkan juga oleh
luka bakar derajat II ditandai dengan hasil lab albumin resum yang rendah, globulin tinggi,
hematocrit tinggi, leukosit tinggi, kadar natrium dan kalium rendah, BUN tinggi, serum
kreatinin rendah.
Dari masalah tersebut, kami memberikan intervensi gizi sebagai berikut : memberikan
energi cukup sebesar 1414,12 kal sesuai kebutuhan pasien dengan luas luka bakar dan luas
permukaan tubuh pasien itu sendiri, memberikan protein tinggi sebesar 3 gr/kgBB/hari
sebesar 71,14 gr untuk mengupayakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak
serta untuk masa pertumbuhan anak usia 3 tahun, memberikan lemak cukup sebesar 35% dari
total energi sebesar 54,99 gr, memberikan karbohidrat cukup sebesar 158,66 gr, memberikan
26 | P a g e
cairan sebesar 1,5cc per kalori yaitu 2121,18 cc, kebutuhan nitrogen balance sebesar 0,12
gr/kgBB/hari, memberikan vitamin A dan C untuk mempercepat penyembuhan infeksi yang
terjadi, memberikan makanan dengan bentuk makanan biasa karena pasien tidak mengalami
luka bakar atau gangguan pada daerah mulut, memberikan makan dengan frekuensi makan 8x
tiap 2 jam sekali sesuai kemampuan pasien.
Dari hasil praktikum didapatkan hasil bahwa pemilihan lauk hewani ikan kurang
tepat, untuk anak yang mengalami luka bakar dan sedang dalam masa pertumbuhan
sebaiknya memberikan lauk hewani seperti daging yang berwarna merah, hal tersebut akan
mempercepat proses penyembuhan infeksi dan memperbaiki jaringan sel yang rusak, dalam
pemilihan sayur juga kurang tepat, penggunaan sayur yang bersantan atau berlemak tinggi
akan lebih baik bagi anak yang mengalami luka bakar dan sedang dalam masa pertumbuhan.
27 | P a g e
BAB VII
KESIMPULAN
1. Pasien diberikan nutrisi parenteral RL 2 labu dalam 24 jam untuk menghindari syok
yang terjadi karena luka bakar yang dialami
2. Pada kasus ini, kami memberikan energi cukup sebesar 1414,12 kal sesuai kebutuhan
pasien dan sesuai luas luka bakar yang diderita dan luas permukaan tubuh pasien
3. Protein diberikan tinggi yaitu 3 gr/kgBB/hari sebesar 71,14 gr untuk mempercepat
proses penyembuhan jaringan sel yang rusak.
4. Lemak diberikan cukup sebesar 35% yaitu 54,99 gr untuk proses pertumbuhan anak
usia 3 tahun
5. Karbohidrat diberikan cukup sebesar 158,66 gr
6. Diberikan vitamin A dan C untuk mempercepat proses penyembuhan infeksi luka
bakar yang diderita
7. Makanan diberikan bentuk makanan biasa karena tidak mengalami luka bakar atau
gangguan disekitar mulut
8. Makanan diberikan dengan frekuensi 8x tiap 2 jam sekali sesuai kemampuan pasien.
28 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/206301024/bab2.pdf
file:///D:/NUGAS/PENANGANAN_LUKA_BAKAR.pdf
file:///D:/NUGAS/jtptunimus-gdl-zaenulmuar-5268-2-bab2.pdf%20LUKA%20BAKAR.pdf
29 | P a g e
LAMPIRAN
30 | P a g e