Arya Wibisono Manifestoputra

240210090076
Shift C1 Kelompok 1
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada praktikum ke -7 ini kita bertujuan memeriksa mikroorganisme dari
produk olahan sayuran dan buah-buahan. Para praktikan diharapkan dapat
mengenali dan membedakan jenis-jenis mikroorganisme yang tumbuh pada
produk olahan sayuran dan buah-buahan dan dapat melakukan perhitungan SPC.
Sampel yang kelompok kami pakai yaitu jagung beku. Dalam prosedur
sayuran beku dilakukan 2 jenis pengamatan yaitu pengamatan jumlah koloni dan
SPC pada medium PCA di dua cawan petri yang terpisah (masing-masing
pengenceran 10-2 dan 10-3), dan pengamatan pembentukan gas dan kekeruhan pada
media LB-SS yang berisi suspensi pada pengenceran tingkat 10-1 di tabung reaksi.
Pada tabung reaksi media LB-SS ditaruh tabung durham pada posisi terbalik yang
berguna sebagai indikator adanya gelembung gas. Pengamatan dilakukan setelah
dilakukan inkubasi 37oC, 2 hari pada media LB-SS dan 30 oC, 2 hari pada media
PCA.
Saat pengamatan metode tuang pada cawan petri dengan media PCA
didapatkan hasil:
Cawan petri pengenceran 10-2 terdapat 18 koloni yang bentuknya kecil
Cawan petri pengenceran 10-3 terdapat 1 koloni yang besar bentuknya
Perhitungan SPCnya adalah sebagai berikut:
TPC pada cawan petri 10-2 18 . 1/10-2 = 1,8 . 103
TPC pada cawan petri 10-3 1 . 1/10-3 = 1 . 103
Jadi SPCnya diambil yang 1,8 . 103 (<3 . 103)

Jumlah koloni pada kedua cawan petri tidak ada yang memenuhi range 30300 maka perhitungan SPC diambil dari pengenceran tingkat terendah. Selain
perhitungan SPC, dilakukan pewarnaan gram terhadap mikroorganisme yang
tumbuh pada cawan petri ini. Setelah diamati dengan mikroskop menggunakan
layar televisi, didapatkan beberapa koloni bakteri yang berbentuk bulat-bulat
seperti kumpulan anggur. Dari penampakan ini dapat kita simpulkan bahwa
bakteri ini termasuk dalam kelompok staphylococcus. Pewarnaan menunjukkan
bakteri ini termasuk dalam bakteri gram negatif karena di mikroskop terlihat
berwarna merah.
Staphylococcus merupakan bakteri yang dapat memproduksi pigmen
kuning sampai oranye contohnya S. aureus. Kebanyakan dari spesies ini bersifat
patogen dan memproduksi enterotoksin yang tahan panas. Ada juga spesies yang
tidak bersifat patogen yaitu S. epidermides yang biasa terdapat pada kulit tangan
dan hidung.
Saat pengamatan tabung reaksi media LB-SS, didapati adanya perubahan
warna pada media yang tadinya berwarna merah pekat menjadi agak pudar dan
keruh. Terdapat juga endapan pada dasar tabung reaksi dan adanya gelembung gas
yang timbul pada tabung durham (indikator adanya gelembung gas). Dari data ini
kita dapat bahwa tabung ini positif berisi bakteri koliform. Jadi jagung beku yang
kita ambil sebagai sampel sudah terkontaminasi oleh bakteri koliform.
Bakteri koliform ada 2 yaitu fekal dan nonfekal. Bakteri yang disebut
koliform fekal merupakan flora normal yang terdapat pada saluran pencernaan
dan terdapat di dalam feses (Escherichia coli). Bakteri koliform fekal sering
digunakan sebagai indikator kontaminasi kotoran.

Bakteri koliform nonfekal

sering terdapat pada tanaman / hewan yang telah mati dan sering menimbulkan
lendir pada makanan (Escherichia aerogenes).

Kesimpulan
-

Medium LB-SS bisa digunakan untuk menandakan adanya bakteri

koliform pada suatu bahan pangan.

Sayuran yang telah dibekukan tidak menjamin bebas mikroorganisme.

Staphylococcus ada yang bersifat patogen ada yang tidak, staphylococcus

aureus bersifat patogen sedangkan staphylococcus epidermides tidak
bersifat patogen.

Bakteri koliform ada yang fekal (terdapat pada saluran pencernaan) yaitu
escherichia coli, ada yang nonfekal (terdapat pada tanaman / hewan yang
telah mati) yaitu escherichia aerogenes.

Sebaiknya sayuran jangan terlalu lama disimpan karena selain kandungan

gizinya yang menurun, sayuran menjadi lebih rentan terhadap kontaminasi
mikroorganisme.

Daftar Pustaka
-

Sukarminah, E.; dkk (2010). Mikrobiologi Pangan. Jurusan Teknologi

Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Jatinangor

Pelzcar, M. E.; 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta