Professional Documents
Culture Documents
Di Ajukan Kepada :
dr. Adi Pramono, Sp. OG
Disusun Oleh :
Dika Rezkiawan
(2008.031.0137)
BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RSUD TIDAR MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Tanggal :
2014
Disusun Oleh:
Dika Rezkiawan (2009.031.0137)
Telah dipresentasikan pada tanggal
dan telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
2014
I. IDENTITAS
Nama
: Ny. A
Umur
: 21 tahun
Pendidikan terakhir
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Suami
: Tn. A
Umur
: 25 tahun
Pendidikan terakhir
: SD
Pekerjaan
: Buruh bangunan
Alamat
Riwayat Haid :
Menarche
: 14 tahun
Siklus haid
: 28 hari
Jumlah
: 2-3 pembalut/hari
Lama haid
: 7 hari
: tidak
Riwayat Perkawinan :
Menikah 1 kali, dengan suami sekarang sudah 8 bulan
Riwayat Ginekologi :
No.
1
Umur sekarang
/ tgl lahir
Keadaan
anak
Riwayat Operasi :
Tidak ada riwayat operasi.
Riwayat KB :
Tidak ada riwayat KB
: TD : 130 / 90
N : 84 x/menit
S : 36,2C
RR : 20 x/menit
Berat Badan
: 54 kg
Tinggi Badan
: 155 cm
Gizi
: Baik
Kepala
Tempat
perawatan
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
2. Pemeriksaan Ginekologi :
Pemeriksaan Luar :
Inspeksi
: Tampak
perut
membulat,
memanjang
dengan
striae
Leopold II
: Kanan
Kiri
Leopold III
: presentasi kepala-bokong
Leopold IV
: konvergen
Auskultasi
: DJJ: I: 132x/menit
II: 141x/menit
Pemeriksaan Dalam :
Vaginal toucher: 1 cm, effacement 15%, konsistensi keras, portio
posterior, bagian terbawah janin masih tinggi
Diagnosa :
G1 P0 A0, umur ibu 21 tahun, hamil 34 minggu 3 hari
Janin II hidup intrauterin
Presemtasi kepala bokong
PPI dan gemelli
Sikap :
Konservatif
Nifedipin 3x10gr
Deksametason 2x6mg selama 2 hari
TINJAUAN PUSTAKA
PARTUS PREMATURUS IMMINENS
A. Definisi
Suatu ancaman pada kehamilan dimana akan timbul persalinan pada umur
kehamilan yang belum aterm (20 sampai 37 minggu) atau berat badan lahir kurang
dari 2500 gram.
B. Etiologi
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti persalinan preterm tidak diketahui. Namun
menurut Rompas (2004) ada beberapa resiko yang dapat menyebabkan partus
prematurus yaitu :
a.
minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus
pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.
C. Patogenesis
Terdapat beberapa teori antara lain:
1. Aktivasi aksis HPA (Hipotalamus Pituitari Adrenal) janin atau ibu
Stres aktivasi aksis HPA janin mensekresi kortisol dan menstimulasi
plasenta untuk mensintesis estriol dan prostaglandin kontraksi
2. Infeksi dan inflamasi
D. Kriteria Diagnosis
1) Usia gestasi 20-37 minggu
2) HIS 1kali/10menit /selama 30detik
3) Dilatasi serviks 2cm atau perubahan dilatasi pada waktu satu jam
4) Pendataran serviks >50-80%
E. Penatalaksanaan
a.
1)
2)
Demam ada/tidak
3)
4)
5)
b.
1)
2)
Tunda persalinan 2-3 hari untuk memberikan obat pematangan paru janin
3)
Bedrest
b.
c.
Tokolitik
GEMELLI
A. Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan kembar/ gemeli (2
janin), triplet (3 janin), kuadraplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan seterusnya
dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum hellin.
Kehamilan kembar yang berasal dari dua ovum yang terpisah yang terfertilisasi
disebut sebagai kembar dizigot atau fraternal twins, sedangkan kembar yang berasal
dari hasil pembelahan satu ovum yang terfertilisasi disebut kembar monozigot.
B. Etiologi
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilankembar yang berasal dari 2 telur. Faktor faktor tersebut dan mungkin
pula faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih
folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Pada
fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yangkemudian
dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada
kembar monozigotik, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu.
C. Jenis
a. Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang
dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masingmasing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang
terpisah. Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada
kapan pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
1) Apabila pembelahan terjadi di dalam 72 jam pertama setelah pembuahan,
maka dua embrio, dua amnion, serta dua chorion, akan terjadi kehamilan
D. Patofisiologi
Pada kehamilan kembar sering terjadi distensi uterus berlebihan, sehingga
melewati batas toleransi dan seringkali terjadi partus prematurus. Lama kehamilan
kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari.
Kembar monozigotik yang dihasilkan dari fertilisasi ovum tunggal dengan sperma
tunggal, selalu berjenis kelamin sama. Kehamilan monozigot ini kemudian dapat
menjadi monokoriotik monoamniotik, monokoriotik diamniotik atau dikoriotik
diamniotik tergantung pada tahap pembelahan apa zigot membagi menjadi dua
embrio.
Secara umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada
kehamilan kembar dibanding dengan kehamilan tunggal. Pada trimester I sering
mengalami mual dan muntah yang lebih sering daripada kehamilan-kehamilan
tunggal. Cardiac output juga meningkat sebagai akibat dari peningkatan denyut
jantung serta peningkatan stroke volume.
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada
kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai kehamilan 30 minggu
kenaikan berat badan janin kembar sama dengan janin kehamilan tunggal. Setelah itu,
kenaikan berat badan lebih kecil, mungkin karena regangan yang berlebihan
menyebabkan peredaran darah plasenta berkurang.
Selain itu, berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat
berbeda antara 50 sampai 1000g. Pada kembar dizigotik plasenta yang satu dapat
berimplantasi lebih menguntungkan pada dinding uterus yang terdapat banyak
pembuluh darah daripada plasenta yang lain. Dengan demikian, pertumbuhan
plasenta itu serta janinnya lebih baik daripada plasenta yang lain serta janinnya.
Demikian juga kehamilan kembar monozigotik. Pembagian darah pada plasenta
untuk kedua janin tidak sama, sehingga yang satu kurang bertumbuh dibandingkan
dengan yang lain. Pada kembar monozigotik tidak jarang pembuluh darah dalam
plasenta untuk janin yang satu beranostomosis dengan pembuluh darah untuk janin
yang lain. Anastomosis ini bisa antar pembuluh arteri, antara arteri dengan) atau antar
pembuluh vena. Hubungan vaskuler antar janin yang paling mengganggu adalah
hubungan arteri dengan vena (anastomosis arterivenosa).
Anastomosis arteriovenosa dapat terjadi cukup awal dalam kehamilan dan
mempunyai jumlah serta ukuran yang sangat beragam. Akibat anastomosis tersebut,
darah akan dipompakan dari arteri ke dalam vena, keluar dari janin yang satu ke
dalam janin yang lain. Efek yang timbul dari anostomosis arteriovenosa dapat sangat
menonjol. janin kembar monozigotik yang satu dapat berukuran jauh lebih kecil
daripada janin lainnya akibat malnutrisi intrauteri kronis. Perubahan anatomis pada
janin kembar yang perfusinya di bawah normal menyerupai keadaan yang dijumpai
pada janin tunggal dengan retardasi pertumbuhan karena plasenta mengalami infark
yang luas.
Bila tidak keseimbangan terjadi pada kehamilan yang lebih tua, dapat terjadi
sindrom tranfusi fetal ( twin-twin tranfusion syndrom ). Janin yang menerima darah
lebih
banyak
(hypertranfused
recipent)
adalah
lebih
besar,
hipervolemik,
Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema
atau obesitas.
Polihidramnion.
Palpasi satu atau lebih fetus pada fundus setelah melahirkan satu bayi.
F. Diagnosis
Diagnosis pasti terdapatnya gemelli adalah apabila ditemukan:
a. terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/dua punggung
b. terdengarnya dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
G. Penatalaksanaan
Pada kehamilan kembar, terdapat 3 kelompok yang dibuat berdasarkan presentasi
janin, yaitu:
a. Janin preterm dan kedua presentasi kepala-kepala
Apabila presentasi nya kepala-kepala maka dilahirkan secara pervaginam
b. Janin pertama presentasi kepala, janin kedua presentasi bukan kepala
Masih ada pro dan kontra mengenai terminasi kehamilan pada kelompok ini,
tetapi banyak yang menganjurkan untuk dilakukan seksio sesarea untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas.
c. Janin pertama bukan presentasi kepala
Apabila janin pertama bukan presentasi kepala dianjurkan seksio sesarea. Hal ini
untuk menghindari adanya interlocking, pada keadaan interlocking dimana janin
pertama lahir dengan presentasi bokong dan kepala janin kedua masuk rongga
panggul terlebih dahulu sebelu mkepala janin pertama masuk, terminasi nya
adalah seksio sesarea. Atau paling tidak jika menemukan hal ini, dapat dilakukan
manipulasi dengan cara memasukka 1 tangan kedalam jalan lahir diantara 2 dagu,
dan tangan yang lain mendorong kepala yang sudah masuk kedalam panggul
didorong ke uterus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG., Gant NF., Leveno KJ. Gilstrap LC., Hauth JC., Wenstrom KD. Obstetri
Williams. Hartanto H, dkk (eds). Edisi 21. Volume 2. Jakarta: EGC; 2005. hal: 1714-7
2. Zach T. Dalam: Multiple Births. Last updated: Desember 2004. Diunduh dari:
http://www.emedicine.com/ped/topic2599.htm. Diakses tanggal 12 desember 2012
3. Wiknjosastro, H, Saifuddin A B, Rachimhadi T (eds). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Cetakan 8.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. hal: 386-97
4. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Delfi Lutan (ed). Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1998. hal: 198-208; 255-8