You are on page 1of 9

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA DAN


SYARAT - SYARAT (RKS)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN TANGGUL
PENAHAN ABRASI SUNGAI MAHAKAM

PEMERINTAH KABUPATEN
KUTAI KERTANEGARA
DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

SPESIFIKASI TEKNIS
1.

Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi administrasi
teknis pelelangan dengan maksud agar dalam penilaian apakah penyedia jasa bisa
melaksanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Metode Pelaksanaan adalah suatu
rencana kerja yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan suatu
proyek konstruksi. Metode pelaksanaan mencakup pengelompokan kegiatan
berdasarkan aktivitas, alokasi waktu dan metoda kerja untuk pekerjaan pekerjaan
utama. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
adalah terwujudnya bangunan sesuai perencanaan dengan pertimbangan efektifitas
waktu dan efisiensi biaya. Metode Pelaksanaan ini berisi tentang uraian-uraian
mengenai strategi dari kontraktor dari pra pekerjaan s/d pasca pekerjaan (masa
pemeliharaan), untuk melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan gambar
perencanaan, persyaratan dan selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak.

2.

Referensi
2. 1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain, berlaku ketentuan di
bawah ini termasuk segala perubahannya.
1. Undang-undang/Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000.
2. Peraturan/Surat Keputusan dari Departemen/Instansi yang berwenang.
3. Peraturan Daerah.
4. Standar/Pedoman seperti :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
Peraturan Muatan Indonesia
Peraturan pembangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
berlaku yang ada hubungannya dengan pelaksanaan proyek ini.
Peraturan setempat.
2. 2. Apabila ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
persyaratan teknis umum/khusus maka Pelaksana harus mengajukan salah satu
persyaratan berikut ini guna mendapat persetujuan pengawas lapangan.
2. 2. 1. Standar/pedoman yang biasa diterapkan pada bagian pekerjaan yang
bersangkutan diterbitkan oleh Instansi, Asosiasi, Lembaga Pengujian
ataupun badan lain yang berwenang
2. 2. 2. Brosur Teknis dari Produsen yang dilengkapi dengan sertifikat dari
lembaga pengujian.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

3.

Penjelasan Gambar
Perbedaan Gambar
Bila gambar kerja tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat adalah RKS
atau ditentukan kemudian di lapangan secara bersama-sama antara Pengawas
dan Direksi Teknis serta yang terkait dalam pembangunan.
Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja, maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku/mengikat.
Bila ada beberapa gambar, maka gambar yang termuda/terbaru yang
mengikat/berlaku.

4.

Pekerjan Pekerjaan
PEMBANGUNAN TANGGUL PENAHAN ABRASI SUNGAI MAHAKAM
4. 1. Pekerjaan Pendahuluan
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
2. Pembuatan Pagar Lokasi Proyek
3. Perlindungan pada benda-benda yang berfaedah
4. Air Kerja
5. Listrik
4. 2. Pekerjaan Beton Bertulang
1. Syarat-syarat Umum
a. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, SNI-2 (selanjutnya
disebut PBI 1971)
PUBI NI-3 1970.
b. Mutu Beton
Beton memakai mutu K-225 dengan mutu baja U-24. Masing- masing
penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu
karakteristik merupakan syarat mengikat.
c. Campuran/adukan beton

Macam adukan
Macam adukan dengan campuran agregat kasar atau halus
dengan banyaknya tiap 50 kg Portland cement dan ukuran
nominal agregat kasar/halus.

Kontraktor harus membuat percobaan komposisi campuran


(beton mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta.

Pemakaian Jenis Adukan Beton


Jenis beton dengan mutu K-225 untuk pekerjan pembetonan
terbuat dari beton bertulang dengan mutu baja U-24.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana


dianggap perlu, dapat dipergunakan concrete admixture.

Pengadukan
Semua jenis pengadukan jenis beton dilakukan dengan mesin
pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali
membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan
kentalnya sama.

Takaran perbandingan Campuran


Semua bahan harus ditakar menurut volume/beratnya.

Temperatur adukan yang diizinkan 28o 30oC.


d. Pengawasan campuran adukan

Komposisi
Semua agregat, semen, air, volume/beratnya harus ditakar
dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan adalah
minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap
mengusahakan mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang
disyaratkan dalam PBI 1971.
2.

Bahan-bahan
a. Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui
dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh
Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Dalam pengangkutan, semen
harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru
harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
b. Agregat Halus dan Kasar
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh
mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang bentuk
atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya
terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala
hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahanbahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi
daya lekat semen.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

d. Baja tulangan

Jenis Tulangan
Batang tulangan besi beton harus terdiri dari baja sedang dengan
teganganleleh 2400 kg/cm2 (U-24). Bahan tersebut dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971.

Penyimpanan
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka
waktu yang panjang.

Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari
minyak,
kotoran, adukan beton yang melekat atau bahan-bahan lain yang
merusak harus dihilangkan dan dibersihkan dengan kompresor
sebelum pengecoran. Semua tulangan harus dipasang dengan
posisi yang tepat hingga tidak dapat berubah atau bergeser pada
waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi
beton adan penutup beton tingginya harus tepat.

Selimut Beton
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya
(tidak termasuk plesteran) adalah sebagai berikut :
- Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan
langsung dengan tanah minimal 3,5 cm
- Kolom dan balok beton minimal 2,5 cm
e. Bahan Campuran Tambahan (Additives)

Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete admixture /


Additives) kecuali yang disebut tegas dalam Gambar Kerja atau
RKS harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial


set) tidak boleh dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air di
bawah tanah (hydrostatic pressure) tidak boleh bahan kedap
air yang mengandung garam stearate.

Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim


tropis dan memenuhi AS1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D
sekaligus
sebagai
pengurang
air adukandan penunda
pengerasan awal.

Semua Admixture yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan


hasil pekerjaan benda uji / contoh-contoh yang dibuat dan
telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

f.

3.

Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu


pengecoran beton dipakai bahan perekat CALBOND sebelum
dicor
dengan
beton
baru,
serta permukaannya harus
dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 m adalah 0,3 liter calbond
dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25% nya dengan
cara ditaburkan.
Cetakan/Bekisting

Bahan
Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup
kering dansesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk,
garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus mampu untuk
menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya lain yang
diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari
papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal
minimum 3 cm.

Kontruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan
adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat
sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukanpenumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak
konstruksi.

Alat untuk membersihkan


Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan
perlengkapan perlengkapan untuk menyingkirkan kotorankotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan
lain-lain.

Ukuran
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan
sama di semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan
sama.

Pelapis Cetakan
Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari
merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas,
yang sudah dipakai tidak boleh digunakan.

Lingkup dan Macam Pekerjaan


Pekerjaan meliputi :

Pekerjaan Pipa Beton Pracetak

Pekerjaan Beton Bertulang K-225

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

4.

Syarat-Syarat Pelaksanaan
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan
beton yang hasilnya harus diketahui oleh pengawas.
a. Toleransi
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative).
Ukuran masing masing bagian harus seksama dalam 0,50 dan + 0,50
cm.
b. Pemberitahuan pelaksanaan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagianbagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus mendapat persetujuan.
Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah
dicor atas biaya sendiri.
c. Pengangkutan adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat dihindarkan
adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa
tinggi jatuh beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk
mempergunakan talang.
d. Pembersihan cetakan dan alat-alat
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus
dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton harud dibasahi dengan
air sebelum dicor.
e. Pengecoran
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30
menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu
hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah
kerusakan atau dengan izin dari Direksi.
f. Pemadatan Beton
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator)
yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1
menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan
dilanjutkan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator
harus dekat ke cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan
suatu permukaan beton yang baik. Dengan sudut kemiringan vibrator

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

antara 45-90 derajat. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung


menembus tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
g. Perawatan
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin
dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk
mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan
sebaga berikut :
Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan dibongkar.
Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14
hari berturut-turut.
h. Pembongkaran Cetakan
Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin dari pengawas
Lapangan (Direksi). Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada
bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada
beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tetap berlangsung. Perhatian pemborong mengenai pembong-karan
cetakan ditujukan ke PBI1971. Kontraktor harus memberitahu Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya.
4. 3. Pekerjaan Beton Pracetak
a. Umum
Mengenai pelaksanaan yang berkaitan dengan beton pracetak yang proses
percetakannya di lapangan/lokasi proyek, ada hal-hal yang perlu untuk
dipertimbangkan adalah :
Umur daripada proses produksi percetakan disesuaikan dengan usia
proyek.
Proses ini dimungkinkan untuk dilaksanakan dikarenakan standarisasi
hasil percetakan disesuaikan dengan keperluan proyek.
b. Tahap Produksi
Persiapan

Pabrikasi Tulangan dan Cetakan

Penakaran dan Pencampuran Beton

Penuangan dan Pengecoran

Pemadatan Beton

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

Finishing/Repairing Beton

Curing
c. Tahap Pasca Produksi
Pengangkutan Beton
Pemasangan Beton
d.
6.

4. 4.
Penutup
Hal-hal yang belum tercakup dalam penjelasan teknis pekerjaan, akan dilaksanakan
menurut kelaziman dan ketentuan - ketentuan yang berlaku dan akan diatur
kemudian.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT (RKS)

You might also like