Professional Documents
Culture Documents
BLOK BIOMEDIK II
Kelompok
Ketua
Sekretaris
Anggota
: B-6
: Nungki Pramita Sari
: Nur Zanirah
: Nidya Annisa Putri
Nita Widjaya
Nour Indah Ogita
Nourma Kusuma Winawan
Novia Eka Dewi Ramurti
Novita Sari
Nurul Astrid Rumbia
Yudha Kusuma Cahyadi
(1102013217)
(1102013218)
(1102013211)
(1102013212)
(1102013213)
(1102013214)
(1102013215)
(1102013216)
(1102013219)
(1102012313)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574
DAFTAR ISI
Daftar isi....
Skenario.....
kata-kata sulit..................................
Brainstroming............ 3
Analisis........ 4
Hipotesis...... 6
Sasaran belajar........... 7
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Peranan Oksigen di dalam Sel .......................... 8
LO.1.1. Definisi Oksigen.................................................................................................... 8
LO.1.2. Oksigen di dalam respirasi sel............................................................................... 8
SKENARIO
Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam
Desi, 19 tahun adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu
Desi mengikuti pelatihan tehnik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh Instruktur, bahwa
untuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada kondisi kesehatan yang prima.
Disamping itu untuk mendaki gunung diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan
tekanan oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas
permukaan laut (dpl). Pada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas
karena kekurangan oksigen. Oleh karena itu diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar
terhindar dari keadaan hipoksia seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan
kematian sel.
KATA-KATA SULIT
Hipoksia Seluler : Kondisi Sintoma kekurangan
Penurunan pemasukan
ke jaringan sampai kebawah fisiologis
meskipun perkusi jaringan oleh darah memadai.
Kelelahan Otot : Penggunaan otot yang dipaksakan sehingga menyebabkan berkurangnya
kekuatan otot dalam bekerja.
BRAINSTROMING
1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan hipoksia ?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya kelelahan otot ?
3. Bagaimana menghindari terjadinya hipoksia ?
4. Mengapa jika terjadi hipoksia seluler berlanjut dapat mengakibatkan kematian ?
5. Apa yang menyebabkan terjadinya kelelahan otot pernafasan ?
6. Apa saja penyakit yang muncul jika hipoksia seluler terjadi ?
7. Bagaimana hubungan antara
ANALISIS
1. Hipoksia seluler dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pemasukan
kadar
ke dalam tubuh rendah , kemampuan sel untuk mengikat
rendah , jumlah
hemoglobin sedikit , lingkungan ( pada daerah yang tinggi tekanan
berkurang), toksin
(sianida (HCN)), polusi udara (asap rokok, asap kendaraan bermotor (polusi udara).
2. Pada kondisi dimana hipoksia seluler terjadi akibat kekurangan pemasukan
sehingga
menyebabkan sel otot kekurangan
maka fisiologis terganggu oleh karena itu tubuh
beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan maka terjadilah kelelahan otot
pernafasan.
3. Hipoksia seluler dapat dihindari dengan cara Aklimatisasi pada kasus ini yaitu penyesuain
diri (adaptasi) dengan ketinggian (lingkungan) untuk memproduksi eritrosit lebih secara
bertahap.
4. Sel tubuh manusia membutuhkan
untuk mendapatkan energi , tubuh membutuhkan
sebagai bahan bakar agar dapat menghasilkan ATP. Apabila hipoksia seluler terjadi maka
peranan
yang disebutkan diatas akan terganggu, kekurangan
dapat menurunkan
cadangan energi tubuh dan akan menyebabkan ATP berkurang oleh karena itu sel-sel
tubuh tidak dapat melaksanakan metabolisme karena kekurangan
tersebut , sehingga
mengakibatkan ketidak normalan pada sel (sel rusak).
5. Akibat kekurangan pemasukan
menyebabkan sel otot kekurangan
kemudian tubuh
mengatasi hal tersebut dengan memperpendek jalur pembentukan energi melalui proses
respirasi anaerob namun ATP yang dihasilkan hanya 2ATP , kekurangan ATP dapat
menggangu sinyal elektris dari otak ke otot maka fisiologis terganggu oleh karena itu
tubuh beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan kemudian terjadi kelelahan
otot pernafasan.
6. Karena metabolisme sel terganggu penyakit yang memungkinkan dapat muncul adalah
penyakit anemia karena pada kondisi tersebut HB dalam eritrosit rendah oksigen yang
masuk juga rendah.
7. Hubungan keterkaitan antara , kelelahan otot dan hipoksia seluler, sel tubuh manusia
membutuhkan
untuk mendapatkan energi , tubuh membutuhkan
sebagai bahan
bakar agar dapat menghasilkan ATP. Pada kondisi dimana hipoksia seluler terjadi akibat
kekurangan pemasukan
menyebabkan sel otot kekurangan
maka fisiologis
terganggu oleh karena itu tubuh beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan
maka terjadilah kelelahan otot pernafasan.
8. Hipoksia seluler dapat terjadi karena adanya penurunan suplai oksigen ke jaringan sampai
dibawah tingkat fisiologis. Hipoksia seluler yg berdampak pada tingkat sel apabila kadar
oksigen yang rendah mengakibatkan hemoglobin dalam darah sedikit mengikat oksigen
hal ini berdampak pada sel-sel otot kekurangan oksigen otomatis fisiologis tubuh akan
terganggu , tubuh akan melakukan adaptasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan
yang lama kelamaan akan menimbulkan kelelahan pada otot-otot pernafasan.
9. Oksigen mempengaruhi terjadinya sesak nafas karena ketika kadar oksigen rendah untuk
di suplai ke dalam tubuh maka dapat berpengaruh pada sel-sel yang berada di otot
pernafasan, sel-sel tubuh tidak dapat melaksanakan metabolisme karena kekurangan
oksigen sebagai bahan bakar untuk membuat energi akibatnya sel pada bagian otot
pernafasan akan kekurangan oksigen kemudian frekuensi nafas akan bertambah atau
semakin cepat hal tersebut mengakibatkan otot pernafasan menjadi lemah , apabia
frekuensi pernafasannya terus meningkat maka akan menimbulkan sesak nafas.
10. Perubahan ketinggian menyebabkan molekul oksigen semakin kecil dan semakin
menyebar luas
sehingga pada daerah ketinggian tekanan oksigen lebih rendah
dibandingkan di daratan , apabila tekanan oksigen rendah maka oksigen yang masuk juga
sedikit dan dapat berpengaruh dan memicu terjadinya hipoksia seluler.
HIPOTESIS
Hipoksia terjadi karena kadar Oksigen dalam jaringan rendah menyebabkan sel tidak dapat
melakukan metabolisme secara normal, sehingga sel rusak. Otak mengkompensasi hal ini
dengan cara meningkatkan frekuensi nafas agar oksigen dalam jaringan tetap terpenuhi,
namun jika hal tersebut terjadi terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan otot terutama
otot pernafasan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipoksia seperti pemasukan kadar
ke dalam tubuh rendah , kemampuan sel untuk mengikat
rendah , jumlah hemoglobin
sedikit , lingkungan ( pada daerah yang tinggi tekanan
berkurang), toksin (sianida
(HCN)), polusi udara (asap rokok, asap kendaraan bermotor (polusi udara) .
SASARAN BELAJAR
Reaksi Aerob.
Reaksi aerob, merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara
sempurna menjadi
,
, dan menghasilkan energi 38 ATP. Pada pernapasan ini,
pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari udara. Zat organik terutama karbohidrat
terpecahkan. Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oksigen, dan reaksi kimianya dapat
digambarkan sebagai berikut :
+
O+6
+ 12
O + 675 kal.
Dalam kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan reaksi yang
terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Sel harus bisa menghasikan energi untuk dapat
digunakan untuk kebutuhan sel itu sendiri. Energi tersebut didapat dari hasil ekstraksi energi
yang terkandung dalam ikatan kimia pada molekul makanan dengan cara mengombinasikan
molekul makanan dengan oksigen didalam mitokondria sel yang di sebut fosforilasi
oksidatif.(j.Corwin,elizabeth:2009).
Respirasi selular menggunakan oksigen dan glukosa untuk memproduksi karbon dioksida, air
dan energi berupa ATP.
Terjadi oksidasi dan reduksi. Oksidasi adalah kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan reduksi
adalah penurunan bilangan oksidasi.
Kehilangan hidrogen
mendapat hidrogen
sumber : http://www.google.com
Glikolisis
ASAM PIRUVAT
Berikatan dengan
Hidrogen
SIKLUS KREBS
ASAM LAKTAT
36 ATP
2 ATP
Asam piruvat
Jika tersedia o2
10
Meskipun glikolisis anaerob akan menghasilkan sedikit ATP , tetapi ATP hasil dari
proses ini bukan merupakan hasil yang efisien , dan tidak dapat menunjang kebutuhan energi
sel apbila terjadi hipoksia secara terus menerus. ( j. Corwin, elizabeth:2009 )
Meskipun glikolisis anaerob akan menghasilkan sedikit ATP , tetapi ATP hasil dari
proses ini bukan merupakan hasil yang efisien , dan tidak dapat menunjang kebutuhan energi
sel apbila terjadi hipoksia secara terus menerus. ( j. Corwin, elizabeth:2009 )
Dekarboksilasi Oksidatif
CO2
Perubahan asam piruvat menjadi asetil coa, asetil coa ini lah yang dapat masuk kedalam
siklus krebs. Pada dekarboksilasi oksidatif reduksi NAD+ menjadi NADH + H+. pelepasan
CO2 keudara.
Siklus Krebs
Siklus krebs adalah jalur aerobik utama bagi degradasi oksidatif produk produk
glikolisis. Terjadi reaksi redoks yaitu reaksi oksidasi dan reduksi dalam siklus krebs ini.
11
Transpor Elektron
Menghasikan 36 ATP. 1 molekul NADH = 3 ATP dan 1 molekul FADH = 2 ATP
Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron melalui proses reaksi
redoks. Hidrogen yang terdapat dalam molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam
serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim,sitrokom,quinon, pirodoksin dan
flavoprotein. Pada akhir transpor elektron, oksigen akan mengoksidasi elektron dari ion H
menghasilkan air
. Transpor elektron terjadi pada membran dalam mitokondria.
12
Respirasi Anaerob.
Respirasi Anaerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa
secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Pada manusia, respirasi anaerob
menghasilkan asam laktat sehingga menyebabkan rasa lelah, sedangkan pada
tumbuhunan,ragi,reaksi ini menghasilkan
dan alkohol. Respirasi anaerob hanya
menhasilkan 2 ATP. Respirasi anaerob, disebut fermentasi atau peragian. Pada umumnya
respirasi ini terjadi pada tumbuhan,fungi, dan bakteri, misalnya : fermentasi alkohol bila hasil
akhir fermentasi berupa alkohol.
Menurut hasil samping yang terbentuk maka fermentasi dibedakan atas :
a.
b.
c.
Fermentasi Alkohol
Sumber: themedicalbiochemistrypage.org
Hemoglobin ditemukan hanya di sel darah merah.Molekul hemoglobin memiliki dua bagian :
1. Bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida yang sangat
berlipat-lipat.
2. Empat gugus nonprotein yang mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem, dengan
masing-masing terikat ke salah satu polipeptida di atas.
Masing-masing dari keempat atom besi dapat berikatan secara reversible dengan satu
molekul
karena itu, setiap molekul hemoglobin dapat mengambil empat penumpang
di
paru. Karena
tidak mudah larut dalam plasma maka 98,5%
yang terangkut dalam darah
terikat ke hemoglobin.
Hemoglobin adalah suuatu pigmen (yang berwarna secara alami). Karena kandungan
besinya maka hemoglobin tampak kemerahan jika berikatan dengan
dan keunguuan jika
mengalamai deoksigenasi. Karena itu, darah arteri yang teroksigenasi penuh akan berwarna
merah dan darah vena yang telah kehilangan sebagian dari kandungan
nya di tingkat
jaringan, memiliki rona kebiruan. Selain mengangkut
, hemoglobin juga dapat berikatan
dengan yang berikut :
Karbon dioksida. Hemoglobin membantu mengangkut gas ini dari sel jaringan
kembali ke paru.
Bagian ion hidrogen asam ( ) dari asam karbonat terionisasi, yang dihasilkan di
tingkat jaringan
. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak
banyak menyebabkan perubahan ph darah.
Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam
darah, tetapi jika terhirup maka gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin
yang berikatan dengan
sehingga terjadi keracunan CO.
Nitrat oksida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat vasodilator berikatan
dengan hemoglobin. NO ini dibebaskan di jaringan, tempat zat ini melemaskan dan
melebarkan arteriol lokal. Vasodilatasi ini membantu menjamin bahwa darah kaya
dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu menstabiilkan tekanan darah.
14
Pada pusat molekul terdiri dari cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang
menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen. Porfirin yang
mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan
globin, globin sebagai istilah generik untuk protein globular. Ada beberapa protein
mengandung heme dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan banyak dipelajari.
15
16
Kombinasi oksigen dan molekul hemoglobin (Hb) yang membawa oksigen melalui darah
merupakan reaksi kompleks.
Hb(aq) +
(aq)
Hb
Kurva kurva tersebut memperlihatkan bahwa bila pO2 tinggi, mioglobin mengandung lebih
banyak oksigen dibandingkan hemoglobin. Oleh karena itu, hemoglobin berfungsi sebagai
pengangkut oksigen yang efektif. Hemoglobin akat mengikat oksigen di paru tempat pO2
tinggi dan melepaskan oksigen di jaringan tempat pO2 rendah. Dipihak lain, mioglobin tetap
jenuh oleh oksigen pada pO2 jaringan, Dengan demikian, pada sel otot yang beristirahat,
mioglobin mengikat oksigen yang dilepaskan dalam darah oleh hemoglobin. Sewaktu otot
beraktivitas dan tekanan oksigen turun, mioglobin mmelepaskan oksigen.
17
Perbedaan fungsi antara mioglobin dan hemoglobin ini berasal dari perbedaan struktur.
Molekul oksigen berikatan secara bebas satu sama lain dengan rantai polopeptida tunggal dari
mioglobin. Di pihak lain, keempat subunit hemoglobin dapat bekerja sama mengikat oksigen.
Hemolobin dapat berada dalam keadaan kuat atau tegang yang inaktif atau keadaan
rileks atau aktif. Dalam keadaan tegang, hemoglobin menolak pengikatan oksigen.
Dalam keadaan rileks, oksigen mudah berikatan dengan hemoglobin. Pengikatan oksigen
pertama ke subunit hemoglobin deoksigenasi (yang berada dalam keadaan tegang)
memerlukan energi cukup banyak untuk mematahkan ikatan elektrostatik (garam) antara
subunit-subunit. Namun, apabila salah satu subunit telah mengikat oksigen, terjadi perubahan
konformasional yang memungkinkan subunit lain lebih mudah mengikat oksigen. Fenomena
ini, yang dikenal sebagai kerja sama positif (positive cooperativity),menentukan kurva
saturasi oksigen hemoglobin yang berbentuk sigmoid.
Apabila jumlah oksigen dalam darah (pO2) rendah, pO2 harus mengikat cukup banyak agar
hemoglobin dapat mengikat oksigen pertama. Namun, apabila beberapa oksigen telah terikat,
hamya diperlukan sedikit peningkatan pO2 agar persen saturasi hemoglobin oleh oksigen
banyak meningkat. Hasilnya adalah kurva saturasi oksigen yang berbentuk sigmoid.
(Dawn b. Marks :2010)
18
Kemudian sel tubuh membentuk respon efisien secara normal, yaitu aklimatisasi. Sel
darah merah dan kapiler lebih banyak diproduksi untuk membawa oksigen lebih banyak.
Paru-paru akan bertambah ukurannya untuk memfasilitasi osmosis oksigen dan
karbondioksida lebih banyak. Terjadi pula peningkatan vaskularisasi otot atau kontraksi otot
pernafasan untuk memperkuat transfer gas.
19
Akan tetapi, perubahan fisiologi kini hanya berlangsung singkat .Dalam beberapa minggu
tubuh akan kembali pada kondisi normal setelah kembali dari ketinggian.
Pada level seluler, hipoksia dapatmengakibat kan stres oksidatif pada sel. Sel
menghasilkan energi melalui reduksi molekul Oksigen menjadi H2O. Dalam proses
metabolisme normal, molekul-molekul oksigen reaktif yang tereduksi dihasilkan dalam
jumlah kecil sebagai produk sampingan respirasi mitokondria. Molekul-molekul oksigen
reaktif tereduksi dihasilkan dalam jumlah kecil sebagai produk sampingan respirasi
mitokondrial. Molekul-molekul oksigen reaktif tereduksi ini dikenal sebagai spesies oksigen
reaktif (ROS).
Sel memiliki sistem pertahanan untuk mecegah kerusakan akibat moleku lini, yang
dikenal sebagai antioksidan. Kesetimbangan antara proses pembentukandan eliminasi
(scavenging) radikal bebas berakibat pada stres oksidatif.
20
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan
sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
(Asmadi:2008)
21
11. Jika hipoksia bertambah parah, pusat batang otak terkena, dan kematian biasanya
disebabkan oleh gagal pernapasan.
12. Hipoksia juga menyebabkan konstriksi arteripulmonalis.
13. Mengganggu fungsi hepar dan ginjal.
14. Hipoksia yang kurang berbahaya menyebabkan berbagai gangguan mental yang sama
seperti gangguan yang ditimbulkan oleh alcohol :kegagalan mengambil keputusan,
mengantuk, gelisah, sakit kepala, muntah.
15. Gangguan kesadaran yang berkembang menjadi koma dan kematian apabila terjadi
hipoksia serebrum (otak) yang berkepanjangan.
16. Pembentukan asam laktat yang terjadi selama glikolisis anaerob. Glikolisis anaerob
terjadi karena jumlah oksigen sedikit. Jika asam laktat yang terbentuk berlebih, maka
akan menimbulkan kelelahan otot.
17. Kegagalan organ, termaksud sindrom distres pernapasan organ dewasa (ARDS), gagal
jantung, atau gagal ginjal dapat terjadi apabila hipoksia memanjang.
LO.3.7. Pencegahan dan penanganan
Pertolongan pertama ketika menghadapi kondisi ini tentu saja dengan memberikan
oksigen. Tidak ada salahnya para pendaki melengkapi diri dengan tabung oksigen ukuran
kecil. Jika tabung oksiggen belum menolong kerah baju harus dibuka, ikat pinggang di lepas
dan juga bra pada perempuan mau tidak mau harus dilepas supaya saluran nafas tidak sesak.
Kemudian membawa si penderita ke lokasi yang lebih rendah supaya mendapat oksigen lebih
banyakdari udara pernapasan.
Semakin lama berada dalam kondisi hipoksia, makin besar resiko kerusakan organ karena
tidak mendapat suplai oksigen.
Pencegahan hipoksia dapat dilakukan dengan beberapa cara mulai dari penggunaan oksigen
yang sesuai dengan ketinggian tempat kita berada, pernapasan dengan tekanan dan
penggunaan pressure suit.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad H, Asdie.1999. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta : EGC
Asmadi.2008.Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta:Salemba Medika.
Brooker,Chriss.2008.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta:EGC.
Corwin, j elizaberh. 2009. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Dawn b. Marks,.et al.2010.Biokimia Dasar Kedokteran.Jakarta:EGC
Sutresna,Nana.2008.KIMIA.Jakarta:Grafindo Media Pratama.
Murray Robert K,.et al.2003.Biokimia Harper jilid 25.Jakarta. EGC
Sherwoood,Lauralee2012.Fisiologi Manusia.Jakarta:EGC.
24