You are on page 1of 25

WRAP UP SKENARIO 1

BLOK BIOMEDIK II

Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam

Kelompok
Ketua
Sekretaris
Anggota

: B-6
: Nungki Pramita Sari
: Nur Zanirah
: Nidya Annisa Putri
Nita Widjaya
Nour Indah Ogita
Nourma Kusuma Winawan
Novia Eka Dewi Ramurti
Novita Sari
Nurul Astrid Rumbia
Yudha Kusuma Cahyadi

(1102013217)
(1102013218)
(1102013211)
(1102013212)
(1102013213)
(1102013214)
(1102013215)
(1102013216)
(1102013219)
(1102012313)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574

DAFTAR ISI

Daftar isi....

Skenario.....

kata-kata sulit..................................

Brainstroming............ 3
Analisis........ 4
Hipotesis...... 6
Sasaran belajar........... 7
LO.1. Memahami dan Menjelaskan Peranan Oksigen di dalam Sel .......................... 8
LO.1.1. Definisi Oksigen.................................................................................................... 8
LO.1.2. Oksigen di dalam respirasi sel............................................................................... 8

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Peranan Hemoglobin di dalam Sel..................... 14


LO.2.1. Definisi Hemoglobin............................................................................................... 14
LO.2.2. Struktur Hemoglobin.............................................................................................. 15
LO.2.3. Kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemglobin............................................. 16

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia................................................................ 19


LO.3.1. Definisi Hipoksia................................................................................................... 19
LO.3.2. Gejala Hipoksia...................................................................................................... 19
LO.3.3. Mekanisme terjadinya Hipoksia............................................................................ 19
LO.3.4. Jenis-jenis Hipoksia............................................................................................... 21
LO.3.5. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Hipoksia................................................. .. 22
LO.3.6. Pengaruh Hipoksia terhadap tubuh........................................................................ 22
LO.3.7. Pencegahan dan penanganan................................................................................. 23
Daftar pustaka....................... 24

SKENARIO
Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam
Desi, 19 tahun adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu
Desi mengikuti pelatihan tehnik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh Instruktur, bahwa
untuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada kondisi kesehatan yang prima.
Disamping itu untuk mendaki gunung diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan
tekanan oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas
permukaan laut (dpl). Pada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas
karena kekurangan oksigen. Oleh karena itu diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar
terhindar dari keadaan hipoksia seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan
kematian sel.

KATA-KATA SULIT
Hipoksia Seluler : Kondisi Sintoma kekurangan

pada jaringan tubuh

Penurunan pemasukan
ke jaringan sampai kebawah fisiologis
meskipun perkusi jaringan oleh darah memadai.
Kelelahan Otot : Penggunaan otot yang dipaksakan sehingga menyebabkan berkurangnya
kekuatan otot dalam bekerja.

BRAINSTROMING
1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan hipoksia ?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya kelelahan otot ?
3. Bagaimana menghindari terjadinya hipoksia ?
4. Mengapa jika terjadi hipoksia seluler berlanjut dapat mengakibatkan kematian ?
5. Apa yang menyebabkan terjadinya kelelahan otot pernafasan ?
6. Apa saja penyakit yang muncul jika hipoksia seluler terjadi ?
7. Bagaimana hubungan antara

, kelelahan otot dan hiposia seluler ?

8. Bagaimana mekanisme terjadinya hipoksia seluler ?


9. Mengapa hiposia dapat menyebabkan sesak nafas ?
10. Mengapa perubahan ketinggian mempengaruhi tekanan

ANALISIS

1. Hipoksia seluler dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pemasukan
kadar
ke dalam tubuh rendah , kemampuan sel untuk mengikat
rendah , jumlah
hemoglobin sedikit , lingkungan ( pada daerah yang tinggi tekanan
berkurang), toksin
(sianida (HCN)), polusi udara (asap rokok, asap kendaraan bermotor (polusi udara).
2. Pada kondisi dimana hipoksia seluler terjadi akibat kekurangan pemasukan
sehingga
menyebabkan sel otot kekurangan
maka fisiologis terganggu oleh karena itu tubuh
beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan maka terjadilah kelelahan otot
pernafasan.
3. Hipoksia seluler dapat dihindari dengan cara Aklimatisasi pada kasus ini yaitu penyesuain
diri (adaptasi) dengan ketinggian (lingkungan) untuk memproduksi eritrosit lebih secara
bertahap.
4. Sel tubuh manusia membutuhkan
untuk mendapatkan energi , tubuh membutuhkan
sebagai bahan bakar agar dapat menghasilkan ATP. Apabila hipoksia seluler terjadi maka
peranan
yang disebutkan diatas akan terganggu, kekurangan
dapat menurunkan
cadangan energi tubuh dan akan menyebabkan ATP berkurang oleh karena itu sel-sel
tubuh tidak dapat melaksanakan metabolisme karena kekurangan
tersebut , sehingga
mengakibatkan ketidak normalan pada sel (sel rusak).
5. Akibat kekurangan pemasukan
menyebabkan sel otot kekurangan
kemudian tubuh
mengatasi hal tersebut dengan memperpendek jalur pembentukan energi melalui proses
respirasi anaerob namun ATP yang dihasilkan hanya 2ATP , kekurangan ATP dapat
menggangu sinyal elektris dari otak ke otot maka fisiologis terganggu oleh karena itu
tubuh beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan kemudian terjadi kelelahan
otot pernafasan.
6. Karena metabolisme sel terganggu penyakit yang memungkinkan dapat muncul adalah
penyakit anemia karena pada kondisi tersebut HB dalam eritrosit rendah oksigen yang
masuk juga rendah.
7. Hubungan keterkaitan antara , kelelahan otot dan hipoksia seluler, sel tubuh manusia
membutuhkan
untuk mendapatkan energi , tubuh membutuhkan
sebagai bahan
bakar agar dapat menghasilkan ATP. Pada kondisi dimana hipoksia seluler terjadi akibat
kekurangan pemasukan
menyebabkan sel otot kekurangan
maka fisiologis
terganggu oleh karena itu tubuh beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan
maka terjadilah kelelahan otot pernafasan.
8. Hipoksia seluler dapat terjadi karena adanya penurunan suplai oksigen ke jaringan sampai
dibawah tingkat fisiologis. Hipoksia seluler yg berdampak pada tingkat sel apabila kadar
oksigen yang rendah mengakibatkan hemoglobin dalam darah sedikit mengikat oksigen
hal ini berdampak pada sel-sel otot kekurangan oksigen otomatis fisiologis tubuh akan
terganggu , tubuh akan melakukan adaptasi dengan meningkatkan frekuensi pernafasan
yang lama kelamaan akan menimbulkan kelelahan pada otot-otot pernafasan.

9. Oksigen mempengaruhi terjadinya sesak nafas karena ketika kadar oksigen rendah untuk
di suplai ke dalam tubuh maka dapat berpengaruh pada sel-sel yang berada di otot
pernafasan, sel-sel tubuh tidak dapat melaksanakan metabolisme karena kekurangan
oksigen sebagai bahan bakar untuk membuat energi akibatnya sel pada bagian otot
pernafasan akan kekurangan oksigen kemudian frekuensi nafas akan bertambah atau
semakin cepat hal tersebut mengakibatkan otot pernafasan menjadi lemah , apabia
frekuensi pernafasannya terus meningkat maka akan menimbulkan sesak nafas.
10. Perubahan ketinggian menyebabkan molekul oksigen semakin kecil dan semakin
menyebar luas
sehingga pada daerah ketinggian tekanan oksigen lebih rendah
dibandingkan di daratan , apabila tekanan oksigen rendah maka oksigen yang masuk juga
sedikit dan dapat berpengaruh dan memicu terjadinya hipoksia seluler.

HIPOTESIS
Hipoksia terjadi karena kadar Oksigen dalam jaringan rendah menyebabkan sel tidak dapat
melakukan metabolisme secara normal, sehingga sel rusak. Otak mengkompensasi hal ini
dengan cara meningkatkan frekuensi nafas agar oksigen dalam jaringan tetap terpenuhi,
namun jika hal tersebut terjadi terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan otot terutama
otot pernafasan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipoksia seperti pemasukan kadar
ke dalam tubuh rendah , kemampuan sel untuk mengikat
rendah , jumlah hemoglobin
sedikit , lingkungan ( pada daerah yang tinggi tekanan
berkurang), toksin (sianida
(HCN)), polusi udara (asap rokok, asap kendaraan bermotor (polusi udara) .

SASARAN BELAJAR

LO.1. Memahami dan Menjelaskan Peranan Oksigen di dalam Sel


LO.1.1. Definisi Oksigen
LO.1.2. Oksigen di dalam respirasi sel

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Peranan Hemoglobin di dalam Sel


LO.2.1. Definisi Hemoglobin
LO.2.2. Struktur Hemoglobin
LO.2.3. Kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemglobin

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia


LO.3.1. Definisi Hipoksia
LO.3.2. Gejala Hipoksia
LO.3.3. Mekanisme terjadinya Hipoksia
LO.3.4. Jenis-jenis Hipoksia
LO.3.5. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Hipoksia
LO.3.6. Pengaruh Hipoksia terhadap tubuh
LO.3.7. Pencegahan dan penanganan

LO.1. Memahami dan Menjelaskan Peranan Oksigen di dalam Sel


LO.1.1. Definisi Oksigen
Oksigen adalah unsur gas yang tidak berwarna ,tidak berbau, dan diperlukan untuk
kehidupan serta menunjang pembakaran. Oksigen membentuk 20-21% dari udara atmosfer.
Oksigen diangkut ke jaringan oleh oksihemoglobin (hemoglobin jenuh disertai oksigen).
Masing-masing dari keempat gugus heme di sebuah molekul hemoglobin memiliki afinitas
yang berbeda terhadap oksigen, yang menyebabkan kurva disosiasi oksigen berbentuk
sigmoid hal ini menunjukkan betapa mudahnya gugus heme menyerahkan oksigen ke
jaringan, yang juga bergantung pada suhu,Ph,dan tekanan karbon dioksida. (Brooker:2008)
Oksigen adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa yang mengisi 20%
dari udara yang kita hirup (dan setidaknya setengah dari berat seluruh kerak bumi yang
padat). Oksigen bergabung dengan sebagian besar unsur-unsur lain untuk
membentuk oksida. Oksigen sangat penting untuk manusia, hewan dan tumbuhan. Oksigen
merupakan gas dengan rumus
dan unsur dengan nomor atom 8 berlambang O dan bobot
atom 15,9994. Oksigen tidak berwarna,tidak berasa,dan tidak berbau, merupakan komponen
dari kerak bumi.(KBBI)

LO.1.2. Oksigen di dalam respirasi sel


Respirasi sel adalah proses di mana energi potensial dari nutrisi berubah menjadi energi
yang dapat digunakan oleh tubuh atau organisme dimana sel berada, dengan kata lain
respirasi sel merupakan jalur metabolisme yang menghasilkan energi (ATP) dari molekulmolekul bahan bakar seperti karbohidrat,lemak,protein.
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasii internal dibagi menjadi :
Respirasi aerob (aerobic respiration) di dalam reaksinya membutuhkan oksigen
Respirasi anaerob (anaerobic respiration) di dalam reaksinya tidak membutuhkan
oksigen.

Reaksi Aerob.
Reaksi aerob, merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara
sempurna menjadi
,
, dan menghasilkan energi 38 ATP. Pada pernapasan ini,
pembebasan energi menggunakan oksigen bebas dari udara. Zat organik terutama karbohidrat
terpecahkan. Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oksigen, dan reaksi kimianya dapat
digambarkan sebagai berikut :
+

O+6

+ 12

O + 675 kal.

Dalam kenyataan, reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan reaksi yang
terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Sel harus bisa menghasikan energi untuk dapat
digunakan untuk kebutuhan sel itu sendiri. Energi tersebut didapat dari hasil ekstraksi energi
yang terkandung dalam ikatan kimia pada molekul makanan dengan cara mengombinasikan
molekul makanan dengan oksigen didalam mitokondria sel yang di sebut fosforilasi
oksidatif.(j.Corwin,elizabeth:2009).

Respirasi selular menggunakan oksigen dan glukosa untuk memproduksi karbon dioksida, air
dan energi berupa ATP.

Terjadi oksidasi dan reduksi. Oksidasi adalah kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan reduksi
adalah penurunan bilangan oksidasi.

Kehilangan hidrogen

mendapat hidrogen

Proses oksigen dalam respirasi sel terbagi menjadi :

sumber : http://www.google.com

Glikolisis

Glikosis merupakan merupakan awal mula pemecahan glukosa sebelum terjasinya


fosforisasi oksigen proses glikolisis berlangsung anaerob. Selama glikolisis enzim-enzim di
sitoplasma mengubah glukasa menjadi asam piruvat. Proses ini memerlukan 2 ATP dan
menghasilkan 4 ATP. Pada saat terjadi kekurangan oksigen, glikolisis berperan penting tetapi
terbatas dalam menyuplai ATP ke sel.
Apabila tidak tersedia oksigen , maka asampiruvat yang dihasilkan oleh glikolisis tidak
masuk ke siklus krebs, tetapi berikatan dengan hidrogen dalam sitoplasma untuk membentuk
asam laktat. 2 molekul ATP yang terbentuk dari penguraian 1 molekul glukosa menjadi asam
piruvat disediakan untuk menjaga sel tetap hidup. Meski demikian, penggunaan glukosa ini
menjadi sia sia karena menyebabkan hilangnya 36 ATP yang seharus terbentuk apabila asam
piruvat masuk ke siklus krebs.
GLIKOLISIS

ASAM PIRUVAT

Berikatan dengan
Hidrogen

Berdifusi keluar sel dan masuk


kedalam peredaran darah dan
menyebabkan penurunan pH
plasma

SIKLUS KREBS

ASAM LAKTAT

36 ATP

2 ATP

Asam piruvat
Jika tersedia o2

10

Meskipun glikolisis anaerob akan menghasilkan sedikit ATP , tetapi ATP hasil dari
proses ini bukan merupakan hasil yang efisien , dan tidak dapat menunjang kebutuhan energi
sel apbila terjadi hipoksia secara terus menerus. ( j. Corwin, elizabeth:2009 )
Meskipun glikolisis anaerob akan menghasilkan sedikit ATP , tetapi ATP hasil dari
proses ini bukan merupakan hasil yang efisien , dan tidak dapat menunjang kebutuhan energi
sel apbila terjadi hipoksia secara terus menerus. ( j. Corwin, elizabeth:2009 )
Dekarboksilasi Oksidatif

CO2

Perubahan asam piruvat menjadi asetil coa, asetil coa ini lah yang dapat masuk kedalam
siklus krebs. Pada dekarboksilasi oksidatif reduksi NAD+ menjadi NADH + H+. pelepasan
CO2 keudara.
Siklus Krebs

Siklus krebs adalah jalur aerobik utama bagi degradasi oksidatif produk produk
glikolisis. Terjadi reaksi redoks yaitu reaksi oksidasi dan reduksi dalam siklus krebs ini.

11

Siklus krebs dapat dirangkum sebagai berikut :


1) pembentukan sebuah molekul 6-karbon melalui penggabungan sebuah molekul 4karbon dengan sebuah molekul 2-karbon : asetil-Koa sangat reaktif , dan gugus 2karbon asetil berkombinasi dengan molekul 4-karbon, asam oksaloasetat , untuk
membentuk asam sitrat, sebuah senyawa 6-karbon.
2) Oksidasi molekul 6-karbon untuk membentuk molekul 5-karbon: asam sitrat di oksidasi.
serta hilangnya CO2menjadi suatu zat 5-karbon , asam -ketoglutarat.
3) Oksidasi molekul 5-karbon untuk membentuk moleku 4-karbon: asam -ketoglutarat di
oksidasi, serta hilangnya CO2 menjadi molekul 4-karbon, asam suksinat.
4) Penyusunan ulang molekul untuk membentuk molekul 4-karbon awal: dalam reaksi
reaksi yang terjasi berikutnya, asam oksaloasetat diregenerasi, dan siklus kembali
dimulai dengan dihasilkannya asetil-KoA dari asam piruvat.

Dihasilkan 4 CO2 , 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH. ( H Fread and J. Hademenos :2005)

Transpor Elektron
Menghasikan 36 ATP. 1 molekul NADH = 3 ATP dan 1 molekul FADH = 2 ATP

Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron melalui proses reaksi
redoks. Hidrogen yang terdapat dalam molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam
serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim,sitrokom,quinon, pirodoksin dan
flavoprotein. Pada akhir transpor elektron, oksigen akan mengoksidasi elektron dari ion H
menghasilkan air
. Transpor elektron terjadi pada membran dalam mitokondria.

12

Respirasi Anaerob.
Respirasi Anaerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa
secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Pada manusia, respirasi anaerob
menghasilkan asam laktat sehingga menyebabkan rasa lelah, sedangkan pada
tumbuhunan,ragi,reaksi ini menghasilkan
dan alkohol. Respirasi anaerob hanya
menhasilkan 2 ATP. Respirasi anaerob, disebut fermentasi atau peragian. Pada umumnya
respirasi ini terjadi pada tumbuhan,fungi, dan bakteri, misalnya : fermentasi alkohol bila hasil
akhir fermentasi berupa alkohol.
Menurut hasil samping yang terbentuk maka fermentasi dibedakan atas :
a.

Fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dan bakteri anaerobik

b.

Fermentasi asam laktat pada umumnya di sel otot

c.

Fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof

Fermentasi As. Laktat

Fermentasi Alkohol

Perbedaan antara Reaksi Aerob dan Reaksi Anaerob


Reaksi Aerob
Reaksi Anaerob
Membutuhkan
dari udara bebas untuk Tidak membutuhkan
oksidasi makanan
Menghasilkan 38 ATP
Menghasilkan 2 ATP tiap-tiap
tahapannya
Membebaskan
dan
(sempurna) Tidak sempurna memecah glukosa
menjadi
dan
Hidrogen yang dibebaskan akan
Hidrogen yang dilepaskan akan
bergabung dengan produk antara (asam
bergabung dengan
membentuk
piruvat / asetaldehida) membentuk
asam laktat dan etanol.
13

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Peranan Hemoglobin di dalam Sel


LO.2.1. Definisi Hemoglobin

Sumber: themedicalbiochemistrypage.org

Hemoglobin ditemukan hanya di sel darah merah.Molekul hemoglobin memiliki dua bagian :
1. Bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida yang sangat
berlipat-lipat.
2. Empat gugus nonprotein yang mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem, dengan
masing-masing terikat ke salah satu polipeptida di atas.
Masing-masing dari keempat atom besi dapat berikatan secara reversible dengan satu
molekul
karena itu, setiap molekul hemoglobin dapat mengambil empat penumpang
di
paru. Karena
tidak mudah larut dalam plasma maka 98,5%
yang terangkut dalam darah
terikat ke hemoglobin.
Hemoglobin adalah suuatu pigmen (yang berwarna secara alami). Karena kandungan
besinya maka hemoglobin tampak kemerahan jika berikatan dengan
dan keunguuan jika
mengalamai deoksigenasi. Karena itu, darah arteri yang teroksigenasi penuh akan berwarna
merah dan darah vena yang telah kehilangan sebagian dari kandungan
nya di tingkat
jaringan, memiliki rona kebiruan. Selain mengangkut
, hemoglobin juga dapat berikatan
dengan yang berikut :

Karbon dioksida. Hemoglobin membantu mengangkut gas ini dari sel jaringan
kembali ke paru.

Bagian ion hidrogen asam ( ) dari asam karbonat terionisasi, yang dihasilkan di
tingkat jaringan
. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga asam ini tidak
banyak menyebabkan perubahan ph darah.

Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam
darah, tetapi jika terhirup maka gas ini cenderung menempati bagian hemoglobin
yang berikatan dengan
sehingga terjadi keracunan CO.

Nitrat oksida (NO). Di paru, nitrat oksida yang bersifat vasodilator berikatan
dengan hemoglobin. NO ini dibebaskan di jaringan, tempat zat ini melemaskan dan
melebarkan arteriol lokal. Vasodilatasi ini membantu menjamin bahwa darah kaya
dapat mengalir dengan lancar dan juga membantu menstabiilkan tekanan darah.

14

Karena itu, hemoglobin berperan kunci dalam transpor


sekaligus memberi
kontribusi signifikan pada transpor
dan kemampuan darah menyangga pH. Selain itu,
dengan mangangkut vasodilatornya sendiri, hemoglobin membantu menyalurkan
yang
dibawanya. (Sherwood:2012)
Hemoglobin berfungsi untuk mmengangkut oksigen dari paru paru ke jaringan kapiler
sehingga oksigen tersedia untuk oksidasi bahan bakar. Fungsi fisiologi utama hemoglobin
adalah mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam jaringan tubuh.
Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh tubuh untuk dipakai sebagai
bahan bakar. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (DepKes RI., 1989).
Kadar hemoglobin
Anak balita
Anak usia sekolah
Wanita dewasa
Pria dewasa
Ibu hamil
Ibu menyusui > 3 bl.

: <11 gram /dl


: <12 gram / dl
: <12 gram / dl
: <13 gram / dl
: <11 gram / dl
: <12 gram / dl

(Sumber : SK Menkes RI Nomor : 736a/Menkes/XI/1989)


LO.2.2. Struktur Hemoglobin
Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam
sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin adalah suatu protein dalam
sel darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan di seluruh tubuh dan
mengambilkarbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru untuk dibuang ke udara
bebas ( Evelyn, 2000 )

Pada pusat molekul terdiri dari cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang
menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen. Porfirin yang
mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan
globin, globin sebagai istilah generik untuk protein globular. Ada beberapa protein
mengandung heme dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan banyak dipelajari.

15

Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 submit protein),


yang terdiri dari dari masing-masing dua sub unit alfa dan beta yang terikat secara non
kovalen. Sub unitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit
memiliki berat molekul kurang lebih 16.000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya
menjadi 64.000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara
keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen.
Kapasitas hemoglobin untuk mengikat oksigen bergantung pada keberadaan gugus
prastitik yang disebut heme. Gugus heme yang menyebabkan darah berwarna merah.
GugusHeme terdiri dari komponen anorganik dan pusat atom besi. Komponen organik yang
disebut protoporfirin terbentuk dari empat cincin pirol yang dihubungkan oleh jembatan
meterna membentuk cincin tetra pirol . Empat gugus mitral dan gugus vinil dan dua sisi rantai
propionol terpasang pada cincin ini ( Nelson dan Cox, 2005 )
Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah yang
bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah merah
dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa
kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia.( Evelyn, 2000 ).
Struktur Mioglobin
Mioglobin (BM 16700, disingkat Mb) merupakan protein pengikat oksigen yang relatif
sederhana, ditemukan dalam konsentrasi yang besar pada tulang dan otot jantung, membuat
jaringan ini berwarna merah yang berfungsi sebagai penyimpan oksigen dan sebagai pembawa
oksigen yang meningkatkan laju transpor oksigen dalam sel otot.Protein seperti mioglobin juga
banyak ditemukan pada organisme sel tunggal. Mioglobin merupakan polipeptida tunggal dengan
153 residu asam amino dan satu molekul heme. Komponen protein dari mioglobin yang disebut
globin, merupakan rantai polipeptida tunggal yang berisi delapanheliks.Sekitar78%residu asam
amino dari protein ditemukan dalam -heliks ini.
Lipatan rantai globin membentuk celah yang hampir terisi gugus heme . Heme bebas [Fe 2+]
mempunyai afinitas tinggi terhadap O2 dan dioksidasi searah membentuk hematin [Fe 3+].
Hematintidak dapat mengikat O2.( Nelson dan Cox, 2005).

LO.2.3. Kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemglobin


Dalam tubuh manusia, terjadi kesetimbangan kimia yang jumlahnya tak terhitung.
Kesetimbangan kimia ini diperlukan untuk untuk mempertahakan fungsi fisiologis tubuh.
Jika lingkungan berubah, tubuh harus mampu beradaptasi agarr fungsi fisiologis tetap
berjalan. Contohnya adalah perubahan tempat dari dataran rendah ke dataran tinggi yang
terjadi tiba-tiba. Jika anda tinggal di tempat yang tingginya tepat pada permukaan laut
kemudian anda pergi ke pegunungan dengan ketinggian sekitar 2,3km atau 3km di atas
permukaan laut, pasti akan merasakan gejala hipoksia seperti pusing, mual,haus,dan gejala
lainnya. Hal tersebut terjadi karena kakurangan jumlah oksigen pada jaringan tubuh.pada
kasus yang parah penderita dapat mengalami kooma dan kematian jika tidak ditangani
dengan cepat.
Pada kasus lain, manusia dapat hidup pada ketinggian tersebut selama beberapa minggu
atau bulan, ia akan mengalami adaptasi secarra perlahan dengan sedikitnya oksigen di udara
sehingga fungsi tubuhnya dapat berjalan baik.

16

Kombinasi oksigen dan molekul hemoglobin (Hb) yang membawa oksigen melalui darah
merupakan reaksi kompleks.
Hb(aq) +

(aq)

Hb

Hb merupakan oksihemoglobin (molekul kompleks) yang membawa oksigen ke seluruh


jaringan tubuh.
Pada ketinggian 3km (3000 m), tekanan parsial oksigen sekitar 0,14 atm, sedangkan
pada permukaan laut adalah 0,2 atm. Menurut hukum Le Chatelier, penurunan konsentrasi
oksigen akan menggeser kesetimbangan reaksi ke kiri, perubahan inilah yang menyebabkan
oksihemoglobin menjadi lebih sedikit sehingga menyebabkan hipoksia.
Pada waktu yang cukup lama, tubuh dapat mengatasi masalah ini dengan memproduksi
lebih banyak molekul hemoglobin. Banyaknya molekul hemoglobin yang dihasilkan akan
menggeser kesetimbangan ke arah kanan (pembentukan oksihemoglobin). Hal ini
membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu bahkan bertahun-tahun.
Penelitian membuktikkan bahwa penduduk yyang tinggal di dataran tinggi memiliki
jumlah hemoglobin sekitar 50% llebih banyak dibandingkan orang yang yang hidup pada
ketinggian permukaan laut.
Asas le chatelier menyatakan bahwa jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada
suatu sistem yang setimbang, sistem ini akan menyesuaikan diri sedemikian rupa untuk
mengimbanggi sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba setimbang kembali. Kata
tekanan stress disini berarti perubahan konsentrasi,tekanan,volume atau suhu yang
menggeser sistem dari keadaan setimbangnya.(Sutresna,Nana:2008)
Apabila jumlah oksigen yang terikat ke protein digambarkan dalam sebuah grafik terhadap
tekanan parsial oksigen (pO2), untuk mioglobin akan diperoleh kurva hiperbolik sedangkan
untuk hemoglobin akan diperoleh kurva sigmoidalis .

Kurva kurva tersebut memperlihatkan bahwa bila pO2 tinggi, mioglobin mengandung lebih
banyak oksigen dibandingkan hemoglobin. Oleh karena itu, hemoglobin berfungsi sebagai
pengangkut oksigen yang efektif. Hemoglobin akat mengikat oksigen di paru tempat pO2
tinggi dan melepaskan oksigen di jaringan tempat pO2 rendah. Dipihak lain, mioglobin tetap
jenuh oleh oksigen pada pO2 jaringan, Dengan demikian, pada sel otot yang beristirahat,
mioglobin mengikat oksigen yang dilepaskan dalam darah oleh hemoglobin. Sewaktu otot
beraktivitas dan tekanan oksigen turun, mioglobin mmelepaskan oksigen.
17

Perbedaan fungsi antara mioglobin dan hemoglobin ini berasal dari perbedaan struktur.
Molekul oksigen berikatan secara bebas satu sama lain dengan rantai polopeptida tunggal dari
mioglobin. Di pihak lain, keempat subunit hemoglobin dapat bekerja sama mengikat oksigen.
Hemolobin dapat berada dalam keadaan kuat atau tegang yang inaktif atau keadaan
rileks atau aktif. Dalam keadaan tegang, hemoglobin menolak pengikatan oksigen.
Dalam keadaan rileks, oksigen mudah berikatan dengan hemoglobin. Pengikatan oksigen
pertama ke subunit hemoglobin deoksigenasi (yang berada dalam keadaan tegang)
memerlukan energi cukup banyak untuk mematahkan ikatan elektrostatik (garam) antara
subunit-subunit. Namun, apabila salah satu subunit telah mengikat oksigen, terjadi perubahan
konformasional yang memungkinkan subunit lain lebih mudah mengikat oksigen. Fenomena
ini, yang dikenal sebagai kerja sama positif (positive cooperativity),menentukan kurva
saturasi oksigen hemoglobin yang berbentuk sigmoid.
Apabila jumlah oksigen dalam darah (pO2) rendah, pO2 harus mengikat cukup banyak agar
hemoglobin dapat mengikat oksigen pertama. Namun, apabila beberapa oksigen telah terikat,
hamya diperlukan sedikit peningkatan pO2 agar persen saturasi hemoglobin oleh oksigen
banyak meningkat. Hasilnya adalah kurva saturasi oksigen yang berbentuk sigmoid.
(Dawn b. Marks :2010)

18

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Hipoksia


LO.3.1. Definisi Hipoksia
Hipoksia adalah penurunan konsentrasi oksigen di dalam jaringan. Konsentrasi oksigen
dalam jaringan mencerminkan konsentrasi oksigen dalam darah. Yang bergantung pada
jumlah oksigenyang masuk paru dan jumlah yang dibawa darah , baik terlarut atau terikat
dengan hemoglobin. (corwin : 2009)
Hipoksia merupakan keadaan dimana terjadi difensiasi oksigen, yang mengakibatkan
kerusakan sel akibat penurunan respirasi oksidatif aerob sel. Hipoksia merupakan penyebab
penting dan umum dari cidera kematian sel.tergantung pada beratnya hipoksia, sel dapat
mengakami adaptasi, cedera atau kematian. (lontar.ui.ac.id)
LO.3.2. Gejala Hipoksia
Rasa cemas, gelisah, tidak mampu berkonsentrasi, penurunan tingkat kesadaran,
pusing, perubahan perilaku, rasa takut, ansietas, disorientasi, peningkatan keletihan,
peningkatan frekuensi nadi, peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan, eningkatan
tekanan darah, disritmia jantung, pucat, sianosis. Sianosis adalah suatu perubahan warna
kulit dan membran mukosa menjadi kebiruan akibat adanya hemoglobin yang tersaturasi di
kapiler, merupakan tanda hipoksia tahap lanjut.
LO.3.3. Mekanisme terjadinya Hipoksia
Ketika kita berpergian kedaerah yang tinggi, tubuh kita membentuk respon fisiologi
yang inefsien. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat karena jantung memompa lebih
kuat untuk mendapatkan lebih banyak oksigen.

Kemudian sel tubuh membentuk respon efisien secara normal, yaitu aklimatisasi. Sel
darah merah dan kapiler lebih banyak diproduksi untuk membawa oksigen lebih banyak.
Paru-paru akan bertambah ukurannya untuk memfasilitasi osmosis oksigen dan
karbondioksida lebih banyak. Terjadi pula peningkatan vaskularisasi otot atau kontraksi otot
pernafasan untuk memperkuat transfer gas.

19

Akan tetapi, perubahan fisiologi kini hanya berlangsung singkat .Dalam beberapa minggu
tubuh akan kembali pada kondisi normal setelah kembali dari ketinggian.

Pada level seluler, hipoksia dapatmengakibat kan stres oksidatif pada sel. Sel
menghasilkan energi melalui reduksi molekul Oksigen menjadi H2O. Dalam proses
metabolisme normal, molekul-molekul oksigen reaktif yang tereduksi dihasilkan dalam
jumlah kecil sebagai produk sampingan respirasi mitokondria. Molekul-molekul oksigen
reaktif tereduksi dihasilkan dalam jumlah kecil sebagai produk sampingan respirasi
mitokondrial. Molekul-molekul oksigen reaktif tereduksi ini dikenal sebagai spesies oksigen
reaktif (ROS).
Sel memiliki sistem pertahanan untuk mecegah kerusakan akibat moleku lini, yang
dikenal sebagai antioksidan. Kesetimbangan antara proses pembentukandan eliminasi
(scavenging) radikal bebas berakibat pada stres oksidatif.

20

LO.3.4. Jenis-jenis Hipoksia


Hipoksia hipoksik : Rendahnya Po2 darah arteri disertai dengan kurang adekuatnya
saturasi Hb. Hal ini disebabkan oleh malfungsi pernafasan yang menyebabkan
pertukaran gas kurang memadai dan berada pada ketinggian yang menyesakkan atau
tekanan atmosfer berkurang sehingga tekanan alveolus dan arteri juga berkurang.
Terbagi atas dua jenis yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksia
isotonik (hipoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan oksigen
darah arteri rendah karena karbondioksida dalam darah tinggi dan hipoventilasi.
Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang
dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat pada kondisi anemia,keracunan
karbondioksida. (Sherwood:2012)
Hipoksia anemik : Berkurangnya kapasitas darah mengangkut O2. penyebabnya adalah
penuaan eritrosit, kurangnya jumlah Hb, keracunan CO. Tekanan arteri normal tetapi
kandungan O2 arteri lebih rendah karena kurangnya ketersediaan Hb. (Sherwood:2012)
Hipoksia sirkulasi : Jika darah beroksigen yang dialirkan ke jaringan terlalu sedikit.
Hipoksia ini terjadi karena spasme atau sumbatan pembuluh darah dan akibat gagal
jantung kongestif. (Sherwood:2012)
Hipoksia histotoksik : Penyaluran O2 ke jaringan normal tetapi sel tidak dapat
menggunakan O2 yang tersedia. Contoh : keracunan sianida. Sianida menghambat
enzin-enzim sel yang essensial bagi respirasi internal. (Sherwood:2012)
Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya bendungan atau
sumbatan. Hipoksia hipokinetik dibagi ke dalam dua jenis yaitu hipoksia hipokinetik
ischemic dan hipoksia hipokinetik kongestif. Hipoksia hipokinetik ischemic terjadi
dimana kekurangan oksigen pada jaringan disebabkan karena kurangnya suplai darah
ke jaringan tersebut akibat penyempitan arteri. Hipoksia hipokinetik kongestif terjadi
akibat penumpukan darah secara berlebihan atau abnormal baik lokal maupun umum
yang mengakibatkan suplai oksigen ke jaringan terganggu,sehingga jaringan
kekurangan oksgen. (Asmadi:2008)

Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang berlebihan
sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
(Asmadi:2008)

21

LO.3.5. Faktor yang mempengaruhi terjadinya Hipoksia


Faktor internal :
Jumlah hemoglobin dalam darah
Jumlah eritrosit
Kelainan eritrosit
Umur
Jenis kelamin
Faktor eksternal:
Lingkungan ketinggian tempat
Kadar oksigen
Adanya toksin seperti asam sianida
Polusi udara
Ketersediaan oksigen mempengaruhi terjadinya gangguan yaitu hipoksia yang disebabkan
oleh bebarapa hal, antara lain :
1) Penghirupan asap rokok
2) Adanya racun karbon monoksida
3) Adanya gangguan yang menyebabkan terhalanginya kerja dari otot pernapasan seperti
Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
4) Adanya tekanan pada trakea
5) Cekikan
Pada kasus lain, nutrisi dan oksigen dapat terhenti karena:
1) Perhentian jantung
2) Cardiac arrythmia
3) Overdosis obat
4) Stroke
5) Tekanan darah yang sangat rendah
LO.3.6. Pengaruh Hipoksia terhadap tubuh
1. Penurunan fungsi sel. Apabila sumber hipoksia adalah kegagalan pernapasan atau
infark miokardium, maka semua jaringan akan terkena, dan kematian sel dapat terjadi.
2. Perubahan pada system saraf, khususnya di pusat-pusat otak yang lebih tinggi,
merupakan akibat yang penting artinya. Hipoksia akut akan mengakibatkan gangguan
jundgement, inkoordinasi motorik dan gambaran klinis yang menyerupai gambaran
pada alkoholisme akut.
3. Peningkatan kecepatan denyut jantung.
4. Peningkatan frekuensi penapasan.
5. Kelemahan otot
6. Penurunan tingkat kesaadaran
7. Keracunan sianida : perasaan tersedak disertai pecepatan pernapasan, kemudian
terengah-engah.
8. Keracunan karbon monoksida : percepatan pernapasan diikuti oleh rasa berdenging
ditelinga, mengatuk, dan konfusi. Pernapasan dengan cepat berhenti dan timbul
keadaan tidak sadar.
9. Keracuna timah : kram perut, hiperaktivitas, anoreksia, adanya garis timah di gusi,
dan kram otot.
10. Jika hipoksia berlangsung lama, gejala keletihan, pusing, apatis, gangguan daya
konsentrasi, kelambatan waktu reaksi, penurunan kapasitas kerja.
22

11. Jika hipoksia bertambah parah, pusat batang otak terkena, dan kematian biasanya
disebabkan oleh gagal pernapasan.
12. Hipoksia juga menyebabkan konstriksi arteripulmonalis.
13. Mengganggu fungsi hepar dan ginjal.
14. Hipoksia yang kurang berbahaya menyebabkan berbagai gangguan mental yang sama
seperti gangguan yang ditimbulkan oleh alcohol :kegagalan mengambil keputusan,
mengantuk, gelisah, sakit kepala, muntah.
15. Gangguan kesadaran yang berkembang menjadi koma dan kematian apabila terjadi
hipoksia serebrum (otak) yang berkepanjangan.
16. Pembentukan asam laktat yang terjadi selama glikolisis anaerob. Glikolisis anaerob
terjadi karena jumlah oksigen sedikit. Jika asam laktat yang terbentuk berlebih, maka
akan menimbulkan kelelahan otot.
17. Kegagalan organ, termaksud sindrom distres pernapasan organ dewasa (ARDS), gagal
jantung, atau gagal ginjal dapat terjadi apabila hipoksia memanjang.
LO.3.7. Pencegahan dan penanganan
Pertolongan pertama ketika menghadapi kondisi ini tentu saja dengan memberikan
oksigen. Tidak ada salahnya para pendaki melengkapi diri dengan tabung oksigen ukuran
kecil. Jika tabung oksiggen belum menolong kerah baju harus dibuka, ikat pinggang di lepas
dan juga bra pada perempuan mau tidak mau harus dilepas supaya saluran nafas tidak sesak.
Kemudian membawa si penderita ke lokasi yang lebih rendah supaya mendapat oksigen lebih
banyakdari udara pernapasan.
Semakin lama berada dalam kondisi hipoksia, makin besar resiko kerusakan organ karena
tidak mendapat suplai oksigen.
Pencegahan hipoksia dapat dilakukan dengan beberapa cara mulai dari penggunaan oksigen
yang sesuai dengan ketinggian tempat kita berada, pernapasan dengan tekanan dan
penggunaan pressure suit.

23

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad H, Asdie.1999. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta : EGC
Asmadi.2008.Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta:Salemba Medika.
Brooker,Chriss.2008.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta:EGC.
Corwin, j elizaberh. 2009. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Dawn b. Marks,.et al.2010.Biokimia Dasar Kedokteran.Jakarta:EGC
Sutresna,Nana.2008.KIMIA.Jakarta:Grafindo Media Pratama.
Murray Robert K,.et al.2003.Biokimia Harper jilid 25.Jakarta. EGC
Sherwoood,Lauralee2012.Fisiologi Manusia.Jakarta:EGC.

http://repository.usu.ac.id diakses pada kamis, 12 Desember 2013


http://lampung.tribunnews.com diakses pada kamis, 12 Desember 201
http://www.nlm.nih.gov (cerebral hypoxia : David C. Dugdale, 2012) diakses pada jumat, 13
Desember 2013
http://medisato.com/id/hipoksia-gejala diakses pada jumat,13 Desember 2013
http://lontar.ui.ac.id diakses pada jumat, 13 Desember 2013

24

You might also like